• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipertensi

N/A
N/A
Maitri Karuna

Academic year: 2024

Membagikan " Hipertensi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HIPERTENSI

Kelompok I

1. Abimanyu Sastrodihardjo 2. David Chandra

3. Fatimah 4. Rina Nuryanti

5. Anthonius Setia Wijaya 6. Titis Sulistyowati 7. Maitri Karuna Rahardjo Pengertian

Hipertensi bersal dari kata hiper dan tensi. Hiper = berlebihan, Tensi = tekanan (darah).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri lebih tinggi dari normal secara konsisten. Seseorang bisa dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan lebih atau sama dengan 140/90 (JNC7).

Hipertensi terbagi jadi 2 kategori utama, yaitu:

1. Hipertensi Esensial: merupakan jenis hipertensi yang paling umum dan tidak memiliki penyebab tunggal yang jelas. 95% penderita hipertensi adalah tipe ini.

2. Hipertensi Non Esensial: merupakan hipertensi yang disebabkan keadaan medis tertentu.

Antara lain: Hipertensi renovaskular, Hipertensi penyakit ginjal kronik, Hipertensi pada kehamilan, Hipertensi pada Feokrositoma, Hipertensi karena aldosteronisme primer.

Etiologi

Etiologi hipertensi dibagi berdasar jenis hipertensi:

1. Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial adalah jenis hipertensi yang paling umum dan tidak memiliki penyebab tunggal yang jelas. Penyebabnya kemungkinan melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi primer antara lain:

 Genetika: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan orang dengn usia yang sama yang tidak memiliki genetik hipertensi.

 Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring pertambahan usia, karena pembuluh darah cenderung lebih kaku yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

 Obesitas: Lemak tubuh yang berlebih, terutama di area perut, dapat meningkatkan beban pada jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah.

 Gaya hidup tidak sehat: Kebiasaan seperti konsumsi garam yang berlebihan, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok dapat

(2)

meningkatkan tekanan darah.

 Stres: Stres yang berlangsung lama dapat berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.

 Konsumsi alkohol berlebihan: Alkohol dalam jumlah besar dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

 Kurang tidur: Tidur yang tidak cukup atau gangguan tidur, seperti sleep apnea, dapat memengaruhi kontrol tekanan darah.

2. Hipertensi Sekunder

Kondisi/penyakit yang menyebabkan hipertensi sekunder antara lain:

Penyakit ginjal kronis: Terjadinya retensi natrium dan air dalam tubuh akibat fungsi ginjal yang terganggu akan meningkatkan tekanan darah.

Gangguan hormonal: Beberapa gangguan endokrin dapat menyebabkan hipertensi, seperti:

o Sindrom Cushing

o Hipertiroidisme.

o Pheochromocytoma

o Sindrom Conn.

Obstruksi saluran kemih: Penyumbatan atau gangguan pada saluran kemih, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat, dapat memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan tekanan darah.

Obat-obatan: Beberapa obat dapat menyebabkan hipertensi sebagai efek samping, seperti NSAID, obat dekongestan, pil KB, obat-obatan yang mengandung kortikosteroid.

Kepentingan Klinis

Diperkirakan 1,28 miliar dewasa dengan usia 30 – 79 tahun di seluruh dunia memiliki hipertensi, dua pertiganya hidup di negara miskin dan berkembang. Diperkirakan 46%

penderita hipertensi tidak menyadari kondisinya. Baru sekitar 42% pasien hipertensi didiagnosa dan dirawat dan hanya sekitar 21% yang terkontrol. Padahal Hipertensi merupakan penyebab utama kematian muda di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kerusakan yang umum ditemui pada penderita hipertensi:

 Jantung: Hipertrofi ventrikel kiri, angina dan infark miokardium, gagal jantung

 Otak: TIA (Transient Ischermic Attack), Stroke

 Ginjal: penyakit ginjal kronis

 Pembuluh Darah: Penyakit arteri perifer

 Mata: Retinopati

Patofisiologi

(3)

Secara garis besar, Patofisiologi Hipertensi adalah peningkatan curah jantung dan tahanan perifer. Kedua hal inilah yang membentuk tekanan darah. Makin tinggi Curah Jantung dan Tahanan Perifer, makin tinggi tekanan darahnya. Salah satu mekanisme yang sangat berpengaruh pada hal ini adalah sistem RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron). Sistem RAA adalah sebuah sistem yang mengatur volume darah, keseimbangan elektrolit dan tekanan darah. Organ yang terlibat dalam sistem RAA antara lain: ginja dan, paru-paru, sistem pembuluh darah, cortex adrenal dan otak. Sistem RAA terdiri dari 3 komponen yaitu:

1. Renin

Hormon yang dihasilkan oleh ginjal, tepatnya pada sel juxtaglomerulus dalam bentuk prorenin, yang akan diaktifkan oleh enzym proconvertase I dan cathepsin pada ginjal menjadi renin. Renin disimpan di granul pada sel juxtaglomerulus, akan disekresi pada perubahan perfusi ginjal, ditangkap oleh mekanisme transduser tekanan pada arteriol ginjal. Pengiriman natrium dan clorida pada tubulus convulus distal dipantau oleh makula densa. Peningkatan arus simpatis beta melalui reseptor beta adrenergik I, terutama pada postur tegak. Feedback negatif dari faktor humoral seperti Angiotensin I, Kalium (meningkat pada hipokalemia dan menurun pada hiperkalemia). Renin merupakan enzym yang terbatas aktivasinya di tubuh, waktu paruh aktifnya renin antara 10-15 menit.

2. Angiotensin II

Angiotensin II terjadi aktivasi angiotensinogen (dihasilkan oleh Liver) oleh renin menjadi Angiotensin I dan diubah oleh ACE (Angiotensin Converting Enzymne) yang dihasilkan oleh endothel pembuluh darah terutama pada paru-paru. Angiotensi II merupakan efektor utama dalam sistem RAA termasuk tekanan darah, pengaturan volume darah, sekresi Aldosteron. Waktu aktivasi Angiotensi sangat singkat, yaitu kurang dari 60 detik. Efek fisiologis Angiotensin II:

 Vasokonstriksi oleh karena kontraksi otot polos pada arteri

 Sekresi Aldosteron pada Cortex Adrenal pada zona glomerolusa

 Peningkatan reabsorbsi Natrium pada tubulus proximal

 Meningkatkan kerja saraf simpatis pada sistem saraf pusat

 Melepaskan vasopresin pada hypothalamus 3. Aldosteron

Hormon ini disintesis ada di zona glomerolusa pada cortex adrenal. Sintesis dan sekresi hormon ini dipengaruhi oleh Angiotensin II, ACTH dan konsentrasi kalium ekstraseluler.

Aldosteron bekerja pada reseptor nukleus sitosolik dan memiliki waktu paruh kurang dari 20 menit dalam aliran darah. Aldosteron mempengaruhi reabsorbsi natrium pada tubulus kolektif ginjal meningkatkan transpor natrium pada ruang ekstraseluler dan pengambilan kalium pada sel apical, yang mengatur reflek haus dan ingin garam dengan mempengaruhi reseptor mineralokortikoid pada berbagai daerah di otak

Penanganan Hipertensi

 Mengevaluasi pola hidup penderita Hipertensi dan faktor resiko Hipertensi.

 Mencari pemicu naiknya tekanan darah.

 Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan mengatasi kerusakan target organ yang sudah terjadi.

(4)

 Obat Anti HIpertensi

Obat yang biasa diberikan pada pasien hipertensi: Diuretika, Beta Blocker, Calcium Channel Blocker, ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor Blocker

Tinjauan Hipertensi dari Sisi TCM

Dari sudut pandang kedokteran China Konvensional ada tiga organ yang paling terlibat dalam kejadian Hipertensi, yaitu: Hati, Ginjal dan Limpa. Tetapi menurut pandangan G.

Maciocia Jantung juga terlibat dalam kasus-kasus Hipertensi.

Pola yang terjadi dalam hipertensi adalah:

• Defisiensi Yin Ginjal dan Liver

• Naiknya Yang Liver atau Api Liver

• Defisiensi Limpa

• Dahak

• Stasis Darah (dalam kasus-kasus lanjut)

Terjadinya Hipertensi menurut Kedokteran China

(5)

Etiologi Hipertensi menurut Kedokteran China:

Stress/Emosi → menyebabkan stagnasi qi hati →Api Hati → naik ke atas menyebabkan hipertensi

Kerja berlebihan → Menghabiskan Yin hati dan Ginjal → Yang naik ke atas → Hipertensi

Usia Tua → turunnya Esence ginjal → Api Hati atau Angin Hati → hipertensi

Pola makan yang tidak benar → melemahkan limpa → membentuk dahak → hipertensi

Diferensiasi Sindrom untuk Hipertensi menurut Kedokteran China adalah sebagai berikut:

Tipe Yang Naik ke Atas

Gejala Hipertensi, sakit kepala pada Sisi kepala (temple), mata dan kepala lateral, dizziness, tinnitus, ketulian, mata kabur, mulut dan tenggorokan kering, insomnia, mudah tersinggung, leher kaku

Lidah Jika terjadinya karena defisiensi darah hati : Pucat Jika terjadinya karena defisiensi yin Liver : sedikit merah di sisi tanpa selaput

Nadi Wiry (liat)

Prinsip Menurunkan yang Hati

Titik Akupuntur LV 3, TB 5, LI 4, GB 20, Taiyang, GB 9.

Untuk Def Darah Hati atau Def Yin Hati: SP 6, LV 8, ST 36, KI 3, KI 6

(6)

Tipe Angin Hati

Gejala Hipertensi, sakit kepala di sisi, mata, sisi kepala lateral, dizziness, vertigo, pandangan kabur, baal pada ekstermitas, insomnia, leher kaku

Lidah Karena Defisiensi Darah Hati: Pucat

Karena Defsiensi Yin Hati: sedikit merah di pinggir tanpa selaput

Nadi Wiry (liat)

Prinsip Menghilangkan Angin Hati

Titik Akupuntur LV 3, TB 5, LI 4, GB 20, DU 16, Taiyang, GB 9

Untuk Def Darah Hati atau Def Yin Hati: SP 6, LV 8, ST 36, KI 3, KI 6.

Metoda sedasi pada titik yang bertujuan menghilangkan angin hati, dan tonifikasi pada titik Yang menyuburkan Yin dan Darah

Tipe Api Hati

Gejala Hipertensi, Sistolik tinggi, mudah tersinggung, mudah untuk meledak marah, tinnitus, ketulian, nyeri kepala temporal, dizziness, mata dan wajah merah, haus, rasa pahit, tidur terganggu mimpi, konstipasi dengan feses kering, urin kuning gelap, mimisan.

Lidah Badan lidah merah di pinggir, selaput kuning kering Nadi Wiry (liat), Penuh, Cepat

Prinsip Membersihkan Api Hati

Titik Akupuntur LV 2, LV 3, GB 20, Taiyang, GB 13, LI 11, GB1, GB 9, GB 8, GB 6, SP 6, LV 1

Tipe Stagnasi Qi Hati, Darah naik ke Atas

(7)

Gejala Pusing, Sistolik tinggi, dizziness, mimisan, sakit hipokondrium, depresi, moody, nafsu makan kurang

Lidah Badan lidah merah di pinggir

Nadi Wiry (liat)

Prinsip Menghaluskan hati, menghilangkan Stagnasi

Titik Akupuntur PC 6, TB 6, GB 34, LV 3, SP 10, LI 4 semuanya disedasi

Tipe Hati Menindas Limpa

Gejala Pusing, Sakit hipokondrium, perasaan distensi ke dada, mudah marah, moody, kelelahan, nafsu makan kurang, dahak di tenggorokan, keinginan untuk berbaring, feses tidak berbentuk

Lidah Badan lidah merah di pinggir, pucat di tengah Nadi Wiry (liat) di kiri, lemah di kanan

Prinsip Menghaluskan hati, menghilangkan stagnasi, menggerakkan qi, menguatkan limpa, membersihkan dahak

Titik Akupuntur PC 6, TB 6, GB 34, LV 3, LI 4, ST 40, Ren 12, ST 36, SP 6 dikombinasikan Sedasi dan Tonifikasi.

Tipe Dahak menghalangi Permukaan dan Pembuluh Darah

(8)

Gejala Hipertensi, diastolik tinggi, fuzziness, kepala berat, kolesterol tinggi, dada rasa terterkan, pandangan kabur, tinnitus, mual, badan terasa berat, ekstremitas baal, kegemukan

Lidah Bengkak dengan selaput lengket

Nadi Licin

Prinsip Membersihkan dahak, membuka permukaan di kepala dan Ciao tengah Titik Akupuntur PC 6, PC 5, Ren 9, ST 40, SP 6, LI 4, LU 7, BL 20, CV 12, ST 8.

Semuanya reduksi kecuali BL 20 dan CV 12 ditonifikasi

Tipe Defisiensi Yin Liver dan Ginjal

Gejala Hipertensi kronis, dizziness, pandangan kabur, tinnitus, tenggorokan kering, punggung bawah sakit, mata kering, keringat malam, ingatan lemah

Lidah Tanpa selaput, Merah jika ada panas kosong

Nadi Halus, atau mengambang kosong

Prinsip Menyuburkan Yin Hati dan Ginjal Titik Akupuntur LV 8, Ren 4, SP 6, KI 3, KI 6 tonifikasi.

Tipe Qi dan Yin Defisiensi

(9)

Gejala Hipertensi kronis, palpitasi, nafas pendek, dizziness, pandangan mata kabur, pusing, tinnitus, feses tidak berbentuk, kelelahan

Lidah Pucat tanpa selaput lidah

Nadi Lemah atau mengambang kosong

Prinsip Menyuburkan Yin hati dan Ginjal serta mentonifikasi qi Limpa

Titik Akupuntur LV 8, Ren 4, SP 6, KI 3, KI 6 ditonifikasi., Ren 12, ST 36, BL 20 dengan metoda tonifikasi

Tipe Defisiensi Yang Limpa dan Ginjal

Gejala Hipertensi kronis, sakit punggung bawah, lutut dingin dan lemah, rasa dingin di punggung, merasa dingin, kaki lemah, kompleksi wajah putih terang, impotensi, libido menurun, kelelahan, urine jernih, kencing malam hari, feses tidak berbentuk, tidak subur pada wanita, ingin berbaring, diare pagi hari dan diare kronis

Lidah Pucat dan basah

Nadi Dalam lemah

Prinsip Menguatkan dan menghangatkan Limpa dan Yang Ginjal

Titik Akupuntur BL 23, DU 4, REN 4, Ren 6, KI 3, KI 7, BL 52, CV 12, ST36, SP 3, BL 20, BL 21, Ren 9, ST 37, ST 25, BL 23 dengan manipulasi tonifikasi dan mempergunakan moxa

Sumber Referensi:

Buku ajar penyakit dalam jilid 1 edisi VIII

(10)

Buku Ajar fisiologi Kedokteran Guyton & Hall

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470410/

G, Macciocia; The Practice of Chinese Medicine

Referensi

Dokumen terkait

Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di

Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan

Hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor

*ambaran klinis krisis hipertensi berupa tekanan darah yang sangat tinggi (umumnya *ambaran klinis krisis hipertensi berupa tekanan darah yang sangat tinggi (umumnya tekanan darah

Hal ini disebabkan auto regulasi aliran darah pada penderita hipertensi kronik terjadi pada tekanan yang lebih tinggi pada orang dengan tekanan darah normal, sehingga

Pengertian Hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit tertentu.. Penyebab Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg Hidayati et al., 2022 Hipertensi