• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP "

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan Universitas Binawan hak bebas Royalti non-eksklusif atas karya saya yang berjudul. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Musculoskeletal Disorders pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur beserta peralatan yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini, Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan berhak untuk menyimpan, mentransmisikan, mengelola, mendistribusikan dan menampilkan media/format dalam bentuk basis data (database) di Internet/publikasi atau media lain untuk kepentingan akademik tanpa meminta izin kepada saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai pencipta/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Dilarang mempublikasikan atau memperbanyak sebagian atau seluruh skripsi dalam bentuk apapun tanpa izin dari Universitas Binawan. Dinas Sosial Jakarta Timur yang mengeluarkan izin untuk melakukan penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur 8. 32 Tabel 5.9 Hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 institusi, Jakarta.

Gambar 2.1 Nordic Body Map ...................................................................................
Gambar 2.1 Nordic Body Map ...................................................................................
  • Latar Belakang
  • Rumusan masalah
  • Pertanyaan penelitian
  • TujuanpPenelitian
    • TujuansUmum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Teoritis
    • Manfaat Praktis

Massa otot perut juga berkurang selama proses penuaan, tetapi orang tua bukannya beristirahat di tempat tidur, otot perut justru bertambah besar tetapi kekuatannya menurun (Kehler et al, 2019). Program studi Fisioterapi Universitas Binawan terjalin dengan lansia dan menyebabkan gangguan pada olahraga (Uda, ermina. 2016). Untuk mengetahui apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan sistem muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia Cipayung.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi profesi fisioterapi guna memastikan adanya hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresnanwerdha Budi Mulia 1 Jakrata.

  • Lansia
    • Definisi Lansia
    • Epidemiologi Lansia
    • Klasifikasi Lanjut Usia
    • Proses Menua
    • Ciri – ciri Lansia
  • Aktivitas fisik
    • Definisi Aktivitas Fisik
    • Manfaat Aktivitas Fisik
    • Faktor Resiko aktifivitas fisik
    • Pengukuran Aktivitas Fisik
  • Muskuloskeletal
    • Definisi Muskuloskeletal
    • Jenis-Jenis Muskuloskeletal Disorder
    • Faktor Resiko Muskuloskeletal
  • Nordic Body Map

Keadaan ini merupakan akibat dari sistem pandangan sosial yang kurang baik bagi lansia dan dibentuk oleh perasaan yang menakutkan, misalnya lansia yang suka melindungi pemikirannya, karakter sosial di mata masyarakat menjadi sosial, tetapi ada juga yang orang tua , itu membutuhkan hal lain, itu perspektif yang ramah, jadi itu sosial. Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan setempat sebagai ketua RW, daerah tidak bisa memaafkan mereka yang lebih tua sebagai ketua RW mengingat usia mereka. Perlakuan yang kurang baik terhadap lansia berarti bahwa mereka pada umumnya mengembangkan citra diri yang buruk, sehingga mereka dapat menampilkan perilaku yang buruk.

Kegiatan olahraga dicirikan sebagai tindakan aktual yang diperoleh otot-otot tubuh yang membutuhkan pengeluaran energi. Ini termasuk tingkat metabolisme basal (jumlah energi yang dikeluarkan saat istirahat di bawah suhu lingkungan normal dan kondisi puasa), efek termal dari makanan, dan energi yang dikeluarkan selama latihan (Miles, 2007). Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan berada di luar ruangan, antara lain jalan kaki, bersepeda, dan kegiatan rekreasi lainnya.Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan santai yang dirancang untuk menjaga kesehatan.

Anak-anak dan remaja yang aktif secara fisik memiliki lebih sedikit tanda-tanda tekanan mental daripada anak-anak pada usia yang sama. Lamanya malposisi yang berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal sangat menjadi predisposisi terjadinya gangguan muskuloskeletal dengan frekuensi yang tinggi jika durasinya cukup lama dan postur dipertahankan selama beraktivitas. Gangguan muskuloskeletal adalah gangguan yang memengaruhi fungsi normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang terhadap berbagai faktor risiko di tempat kerja.

Menurut data WHO, gangguan muskuloskeletal merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada lansia. Jam kerja dapat memengaruhi kinerja baik secara positif maupun negatif, dengan jam kerja yang lebih lama berarti lebih banyak pengalaman melakukan pekerjaan dan berdampak positif pada kinerja.

Kerangka Konsep

DefinisiiOperasional

Hipotesa

  • Desain Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
    • Tempat Penelitian
    • Waktu Penelitian
  • Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
    • Populasi
    • Sampel dan teknik sampling
  • Kriteria Inklusi dan Eksklusi, Kriteria Drop Out
    • Kriteria Inklusi
    • Kriteria Eksklusi
  • Cara Analisa Data
    • Editing
    • Coding
    • Scoring
    • Entry Data
    • Cleaning
  • Uji Validitas & Reliabilitas
  • Etika Penelitian
  • AnalisisoData
    • Analisa Univariat
    • Uji Normalitas
    • Analisa Bivariat

Populasi lansia di Panti Sosial Tresnaw Werdha Budi Mulia 1 berjumlah 230 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan umpan balik terhadap semua tanggapan dari kuesioner yang diberikan. Untuk hasil checklist aktivitas fisik, jawaban pertanyaan “tidak” diberi nilai 0, dan “jarang” diberi nilai 1.

Uji instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan, variabel dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Penelitian ini dilakukan dengan persetujuan dari Principal Investigator, Tim Uji Etik URINDO dengan Surat Izin Nomor 072/SK.KEPK/UNR/III/2022 dan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan. Dokumen PSP atau Penjelasan Pre-Approval dan Informed Consent, Berisi pertanyaan tentang kesediaan partisipan untuk menjadi subjek atau responden penelitian ini dari awal sampai akhir.

Analisis digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi karakteristik frekuensi untuk variabel umur, jenis kelamin, program studi, dependen (Kegiatan Fisik) dan independen (Musculoskeletal Disorders). Untuk kategori dengan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, program studi, waktu studi, keluhan kaku leher dianalisis secara univariat dengan rerata, standar deviasi, nilai maksimal, skor maksimal dan tingkat kepercayaan 95%. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi keduanya berdistribusi normal atau tidak.

Salah satu cara untuk menguji normalitas data Anda adalah dengan menggunakan plot regresi normal standar untuk memeriksa variabilitas data Anda. Pada penelitian ini akan menganalisis hubungan antara lama waktu kuliah dengan keluhan kaku kuduk.

Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Aktivitas Fisik
Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Aktivitas Fisik
  • Deskrisi Tempat Penelitian
  • Analisis Penelitian Univariat
    • Karakteristik Data
  • Uji Normalitas
  • Analisa Bivariat

Berikut adalah gambaran tabel frekuensi (Tabel 5.3) berdasarkan jenis kelamin di Panti Sosial Budi Mulia 1 Tresna Werdha (PSTW). Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sumber jenis kelamin terbanyak adalah responden perempuan yaitu 72 orang (72%), sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki yaitu 28 orang (28%). Berikut adalah penjabaran tabel frekuensi (Tabel 5.4) berdasarkan skor aktivitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 berikut ini.

Dimana skor dengan jumlah frekuensi terbesar berada pada skor normal dengan jumlah 67 lansia (67%) dan jumlah frekuensi terkecil pada skor abnormal dengan jumlah 33 lansia (33%) dengan jumlah 100 lansia. . Berikut adalah penjabaran tabel frekuensi (Tabel 5.6) berdasarkan skor muskuloskeletal di Panti Sosial Tresnad Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 berikut ini. Dimana skor dengan jumlah frekuensi terbesar berada pada skor normal dengan jumlah 64 lansia (64%) dan jumlah frekuensi terkecil pada skor abnormal dengan jumlah 36 lansia (36%) dengan jumlah 100 lansia. .

Analisis bivariat dalam penelitian ini dicoba dengan menggunakan eksperimen Spearman Rho untuk mengetahui apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta pada Tabel 5.9 berikut. 9 Hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta. Hasil penelitian sesuai dengan Tabel w 5.9 yang menunjukkan bahwa dada responden yang mengeluhkan kekakuan leher mengalami masalah ringan dan sedang, sedangkan masalah berat tidak ada.

Hasil uji analisis korelasi Spearman Rho diperoleh nilai p-value 117 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta, r = - 0,158 dengan interpretasi korelasi negatif kuat dan lemah.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 tahun 2022
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 tahun 2022

Deskripsi Variabel Penelitian

  • Lansia
  • Aktivitas Fisik
  • Muskuloskeletal

Data aktivitas fisik yang dihasilkan dari analisis univariat pada sampel penelitian diperoleh hasil frekuensi hubungan seks dan aktivitas fisik lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta tahun 2022 dapat dilihat pada (Tabel 5.4) dan ( Tabel 5.5). Data muskuloskeletal hasil analisis univariat sampel pada penelitian ini diperoleh hasil frekuensi jenis kelamin dan aktivitas fisik lansia tahun 2022 yang dapat dilihat pada (Tabel 5.6) dan (Tabel 5.7). Dimana hasil dengan jumlah frekuensi terbanyak berada pada hasil normal dengan jumlah 64 lansia (64%) dan jumlah frekuensi paling sedikit berada pada hasil abnormal dengan jumlah 36 lansia (36%) dengan total. sampel 100 lansia.

Hasil Analisis Aktivitas Fisik dan Gangguan Muskuloskeletal

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Josephus pada tahun 2013 terhadap pekerja bengkel, yang menyatakan bahwa 66,67% pekerja mengalami gangguan muskuloskeletal ringan, 25,49% gangguan muskuloskeletal sedang, 7,84% gangguan muskuloskeletal berat dan 7,84% gangguan muskuloskeletal sangat berat. . gangguan muskuloskeletal yang serius. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal. Didukung penelitian tahun 2020, Universitas Aisyiyah Yogyakarta menyatakan adanya kelas sehat untuk gangguan muskuloskeletal pada lansia.

Kemudian, berdasarkan uji bivariat, ia menghipotesiskan hubungan masing-masing variabel menggunakan uji Spearman Rho dengan data variabel aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal. Berdasarkan (Tabel 5.6), hasil uji hipotesis Asymp.Sigi > 0,117, sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara baris dan kolom. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data aktivitas fisik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit muskuloskeletal.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian tahun 2021 di Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang menyatakan bahwa ada korelasi antara aktivitas fisik dengan sistem muskuloskeletal pada lansia dan juga setelah melengkapi formulir untuk gangguan muskuloskeletal dapat dilihat pada (tabel 5.6), bahwa jumlah frekuensi tertinggi berada pada skor normal dengan jumlah 64 lansia (64%) dan jumlah frekuensi terkecil pada skor abnormal dengan jumlah 36 lansia (36%) dengan jumlah dari 100 lansia. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya pada tahun 2021 Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan muskuloskeletal pada lansia, bahwa hasil analisis data hubungan kedua variabel menggunakan non parametrik Uji rank spearman diperoleh nilai P = 0,000 yang berarti ada hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal (MSDs) pada lansia. Prodi Fisioterapi Muskuloskeletal Universitas Binawan pada Lansia yang dicoba oleh Posyandu Ngeragen oleh Rina Kurnia memastikan bahwa hasil tanya jawab ini juga terbantu dengan hasil dengan angka signifikansi 0,001 yang artinya senam berpengaruh terhadap gangguan muskuloskeletal yang dirasakan oleh responden.

Keterbatasan Penelitian

Kesimpulan

Saran

Program Studi Fisioterapi Universitas Keilmuan Binawan, J., Batanghari, U., & Vol, J. DESKRIPSI KUALITAS HIDUP LANSIA DI WERDHA BUDI LUHUR GEMPA DAN BADAN SOSIAL LANSIA DI DESA PAAL V KOTA JAMBI Mila. 2019) 'Istirahat di tempat tidur dan penuaan yang dipercepat dalam hubungannya dengan sistem muskuloskeletal dan kardiovaskular dan biomarker kelemahan: ulasan', Gerontologi Eksperimental Istirahat di tempat tidur dan penuaan yang dipercepat dalam kaitannya dengan sistem muskuloskeletal dan kardiovaskular dan biomarker kelemahan: ulasan', Eksperimental Gerontologi, 124. Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia dengan Tingkat Kepuasan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut Kecamatan Paal Ii Kota Manado. Beliau bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan aktivitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Tahun 2022”.

Adik-adik (I) harus mengisi kuesioner yang meliputi pertanyaan tentang identitas, umur, program studi, jenis kelamin, dan kuesioner tentang lama pengaruh aktivitas fisik terhadap penyakit muskuloskeletal. Sanak saudara yang harus berhenti sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi saudara (I) di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA DI INSTITUT SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 1 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2022”.

Gambar

Gambar 2.1 Nordic Body Map ...................................................................................
Gambar 2.1 Nordic Body Map
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Aktivitas Fisik
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

2 sn 1…13 sn Sıcaklık gradyanı ≤ 250 K/dk Ortam sıcaklığı -20…+80 °C Ortam sıcaklığı -20…+70 °C Elektrik verileri Çalışma voltajı 19.2…28.8 VDC Akım tüketimi ≤ 100 mA Çıkış