• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN

PEKERJA PADA BAGIAN PENGECORAN DI PT. WIRATMAN CIPTA MANGGALA JAKARTA SELATAN

JAKARTA 2018

SKRIPSI

Oleh:

Iqbal Hardio NIM. 031411022

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN

JAKARTA 2018

(2)

ii HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN

PEKERJA PADA BAGIAN PENGECORAN DI PT. WIRATMAN CIPTA MANGGALA JAKARTA SELATAN

JAKARTA 2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Oleh : Iqbal Hardio NIM.031411022

PROGAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN

JAKARTA 2018

(3)

i LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Kesehatan Binawan, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Iqbal Hardio

NIM : 031411022

Progam Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jenis Karya : Tugas Akhir Riset

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan Hak Bebas Royalti Non- eksklusif(Non-Ekclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA PADA BAGIAN PENGECORAN DI PT WIRATMAN CIPTA MANGGALA JAKARTA SELATAN,JAKARTA 2018

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/

Non-eksklusif ini maka STIKes Binawan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian peryantaan ini saya buat dengan sebenernya Di buat di Jakarta

Pada tanggal 26 Juli 2018

Yang menyatakan

(iqbal hardio)

(4)

ii LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Iqbal Hardio

NIM : 031411022

Progam Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Hubungan Antara Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman Pekerja Pada Bagian Pengecoran Di PT.

Wiratman Cipta Manggala Jakarta Selatan,Jakarta 2018.

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk dipertahankan panitia penguji.

Jakarta, 29 Juni 2018 Pembimbing

(Ratnasartika Aprilyani, M.Si.,Psi.)

(5)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Iqbal Hardio

NIM : 031411022

Progam Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA PADA BAGIAN

PENGECORAN DI PT. WIRATMAN CIPTA

MANGGALA JAKARTA SELATAN, JAKARTA 2018 Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji skripsi

Progam Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja STIKes BINAWAN Jakarta pada Tanggal 10 Juli 2018 dan telah diperbaiki sesuai masukan Dewan Penguji.

Jakarta, 24 Juli 2018 Penguji I

(Dr.M.Toris Z.MPH.SpKL)

Penguji II

(Sari Narulita S.Kp. M.Si. )

Pembimbing

(Ratnasartika Aprilyani, M.Si.,Psi.)

(6)

iv LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Iqbal Hardio

NIM : 031411022

Progam Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dengan menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA PADA BAGIAN PENGECORAN DI PT.WIRATMAN CIPTA MANGGALA JAKARTA SELATAN, JAKARTA 2018.

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi orang lain. Apabila pada kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dari kesarjanaannya)

Jakarta, 24 Juli 2018 Mahasiswa

(Iqbal Hardio)

(7)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

i. Data Pribadi

Nama : Iqbal Hardio Tanggal Lahir : 24 Oktober 1996 Tempat Lahir : Duri,Riau

Alamat : Jl.T.Tambusai No.29 Rt/Rw 007/004 Kel.

Simpang Padang Kec.Mandau Kode Pos : 2884

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

E-Mail : [email protected] Handphone : 0852-7102-2254

ii. Riwayat Pendidikan Formal

2011-2014 : Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 3 Mandau 2008-2011 : Sekolah Menegah Pertama Smp Negeri 3 Mandau 2002-2008 : Sekolah Dasar

SDN 32 Mandau

(8)

vi KATA PENGANTAR

Diawali dengan menyebut nama Allah SWT. dan memuji kebesarannya, dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya peneliti dapat merangkai dan menyelesaikan laporan skripsi ini yang berjudul

”Hubungan Antara Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman Pekerja Pada Bagian Pengecoran PT Wiratman Cipta Manggala Jakarta Selatan,Jakarta 2018.”. Semoga karya ini merupakan bagian dari upaya memajukan ilmu pengetahuan, pengabdian kepada bangsa, dan ibadah kepada Yang Maha Memiliki Segalanya.

Tulisan ini merupakan hasil karya penulis dengan proses yang panjang peneliti yang di lakukan di PT Wiratman Cipta Manggala pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 bulan. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti banyak mendapat pengarahan, serta dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas berkah dan rahmatnya penulis diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

2. Kepada keluargaku ibu Artati dan Bapak Maswardi, kakak laki-laki saya Evo, Yolga, dan adik perempuan satu-satunya Finola, yang selalu memberikan nasehat dan doanya kepada saya serta menjadi penyemangat saya dalam menyusun skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Toris Z, MPH, SP. KL.,selaku kepala progam Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) STIKes Binawan.

4. Ibu Ratnasartika Aprilyani, M.Si.,Psi.,sebagai dosen pembimbing skripsi saya yang telah memberikan saran, dan kritik kepada penulis.

5. Bapak Adi Setiawan ST.,selaku Project Manager PT Wiratman Cipta Manggala proyek Southgate jakarta selatan.

6. Bapak Hardiansyah Putra selaku Chief HSE PT Wiratman Cipta Manggala proyek Southgate jakarta selatan.

(9)

vii 7. Seluruh dosen, staff dan karyawan STIKes Binawan yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat saya Ilham, kak Yovi dan seluruh rekan-rekan Progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja STIKes Binawan.

(10)

viii ABSTRAK

Nama : Iqbal Hardio

Program Studi : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman Pekerja Bagian Pengecoran Di PT. Wiratman Cipta Manggala

Kecelakaan kerja dapat diakibatkan karena adanya perilaku tidak aman pekerja yang disebabkan kesalahan persepsi,dari data sekunder yang terdapat di PT. Wiratman Cipta Manggala sepanjang tahun 2017 kecelakaan kerja bagian pengecoran terdapat 3 kasus kecelakaan yang disebabkan oleh perilaku tidak aman pekerja yang diakibatkan kesalahan persepsi.Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian cros sectional, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan menghubungkan variabel dependent didalam penelitian ini yaitu perilaku tidak aman dan variabel independent yaitu persepsi.

Penelitian ini dilakukan di Wiratman Cipta Manggala tahun 2018 di bagian pengecoran. Berdasarkan hasil uji spss dari total keseluruhan pekerja pengecoran sebanyak 33 orang pekerja,ditemukan pekerja yang berpersepsi buruk ada sebanyak 11 orang (33,3) dan pekerja yang berpersepsi baik ada sebanyak 22 orang (66,7),pekerja yang berperilaku tidak aman ada sebanyak 10 orang (30,3) dan pekerja yang berperilaku aman ada sebanyak 23 orang(69,7).Hasil uji bivariat didapat Hasil p value sebesar 0,032 (<0,05) dengan ini dinyatakan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dengan perilaku tidak aman.

Kata kunci: persepsi, perilaku tidak aman.

(11)

ix ABSTRACT

Name : Iqbal Hardio

Study Program : Occupational safety and health

Title : Relationship perceptions of unsafe behavior workers at the foundry in PT. WIRATMAN CIPTA MANGGALA

Work accidents can be caused due to workers 'unsafe behavior caused by misperception, from secondary data contained in PT. Wiratman Cipta Manggala throughout 2017, casting work accidents, there are 3 cases of accidents caused by workers' unsafe behavior caused by misperceptions. This research method using cros sectional study design, the type of research used is quantitative research that is by connecting the dependent variable in this research is unsafe behavior and independent variable that is perception. This research was conducted at Wiratman Cipta Manggala in 2018 at foundry. Based on the result of spss test from total of casting worker as much as 33 workers, found there are 11 people (33,3) bad perception worker and good worker there are 22 people (66,7), unsafe employee there are 10 people (30,3) and safe worker there are 23 person (69,7).Result of bivariate test obtained result p value of 0.032 (<0.05) is hereby stated that there is a significant relationship between perception and unsafe behavior.

Keywords: perception, unsafe behavior.

(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...

HALAMAN JUDUL...

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI...I

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iiI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...v

KATA PENGANTAR...vi

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

Daftar Isi...x

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.3.1 Tujuan Umum...5

1.3.2 Tujuan Khusus...6

1.4 Manfaat Penelitian...6

1.4.1 Untuk Peneliti...6

1.4.2 Untuk Perusahaan...6

1.4.3 Untuk Institusi Pendidikan...6

1.5 Ruang Lingkup...7

(13)

xi

BABII...8

TINJAUAN PUSTAKA...8

2.1 Kecelakaan Kerja...8

2.1.1 Teori Kecelakaan...8

2.2 Perilaku...10

2.3.1. Pengertian Perilaku...10

2.2.2. Perilaku Aman...10

2.2.3. Perilaku Tidak Aman...11

2.2.4. Batasan Perilaku...12

2.3. Persepsi...14

2.3.1 Pengertian Persepsi...14

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang...15

2.4Tindakan Tidak Aman...17

2.5 Kerangka Teori...19

BAB III...20

METODE PENELITIAN...20

3.1 Kerangka Konsep...20

3.2 Definisi Operasional...21

3.3 Hipotesis Penelitian...22

3.4 Metode Penelitian...22

3.6 Instrumen Penelitian...23

3.7 Sumber Data...23

3.8 Pengolahan Data...23

3.8.1 Editing...23

3.8.2 Coding...24

(14)

xii

3.8.3 Cleaning...24

3.8.4 Processing...24

3.9 Analisa Data...24

3.9.1 Univariat...24

3.9.2Bivariat...24

BAB IV...25

Hasil Dan Pembahasan...25

4.1 Profil Perusahaaan...25

4.2 Struktur Organisasi...26

4.2 Visi Misi Perusahaan...26

4.2.1 Visi Perusahaan...26

4.2.2 Misi Perusahaan...26

4.3 Hasil Penelitian...27

4.3.1 Analisa Data Case Procesing Summary...27

4.4 Analisa data Univariat...27

4.4.1 Analisa data frequency persepsi...27

4.4.2 Analisa data frequency perilaku...28

4.5 Analisa Bivariat...28

4.5.1 Analisa Data Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman...28

4.5.2 Analisa Hubungan Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman...29

4.6 Analisa data risk estimate...29

4.7 Perilaku Tidak Aman Pekerja Pengecoran...31

BAB V...34

Kesimpulan Dan Saran...34

(15)

xiii

5.1 Kesimpulan...34

5.2 Saran...34

DAFTAR PUSTAKA...35

LAMPIRAN...37

(16)

xiv

Daftar tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional...21

Tabel 4.1 tabel case processing summary...27

Tabel 4.2 analisa data frequency persepsi...28

Tabel 4.3 analisa data frequency perilaku...30

Tabel 4.4 analisa data persepsi dengan perilaku tidak aman...29

Tabel 4.5 analisa data hubungan persepsi dengan perilaku tidak aman...29

Tabel 4.6 analisa data risk estimate...29

(17)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 The Domino Theory......8

Gambar 2.2 Faktor internal dan eksternal yang menentukan seseorang untuk berperilaku aman...14

Gambar 2.3 Kerangka Teori...19

Gambar 2.4 Kerangka konsep...20

Gambar 4.1. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran...31

Gambar 4.2. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran...32

Gambar 4.3. Perilaku Tidak Aman Di Pengecoran...32

Gambar 4.4. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran...33

Gambar 4.5. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran...33

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor konstruksi menempati posisi ketiga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sepanjang 2016, dengan kontribusi 0,51% setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia padatahun 2016 tumbuh sebesar 5,02%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 4,88%. Kontribusi sektor konstruksi bagi pembentukan produk domestik bruto (PDB) pun cukup signifikan, yakni 10,38%.

Sementara itu pada kuartal I-2017, sektor kontruksi tumbuh 6,26% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi secara umum yang sebesar 5,01%. Sedangkan distribusinya terhadap PDB mencapai 10,25, angka ini menjadikannya di urutan ke-4 setelah sektor industri, pertanian, dan perdagangan.

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada tahun 2017 masih menjadi salah satu tumpuan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2-5,4% dan pemerataan kesejahteraan secara nasional1.

Meningkatnya pembangunan konstruksi dalam peningkatan ekonomi sehingga menimbulkan banyak terjadinya kecelakaan kerja disektor konstruksi, angka kecelakaan kerja sektor konstruksi menurut data BPJS Ketenagakerjaan selalu berada di angka 32 persen, bersaing ketat dengan industri manufaktur yang juga selalu berada di kisaran angka 31 persen. Kasus kecelakaan kerja disektor konstruksi yang terjadi pada 2016 (hingga November) tercatat 101.367 kejadian dengan korban

(19)

2 meninggal dunia 2.382 orang, sedangkan pada 2015 tercatat 110.285 dengan korban meninggal dunia 2.375 orang2.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah kecelakaan kerja yang dialami pekerja konstruksi relatif tinggi yaitu 31,9 persen dari total kecelakaan.Kepala subdirektorat Pengawasan Konstruksi Bangunan Instalasi Listrik dan Penanggulangan Kebakaran Kemenaker Indonesia menyatakan jumlah pekerja konstruksi yangjatuh dari ketinggian sebesar (26 %), terbentur (12 %), dan tertimpa (9 %)3.

PT Wiratman merupakan Konsultan Multidisiplin yang inovatif dan unggul bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan umat manusia yang mengedepankan perbaikan dan pengembangan mutu & Keselamatan Dan Kesehatan Kerja secara berkesinambungan dengan kebijakan Mutu Perusahaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja perusahaan ini sedang melakukan proyek yang dinamakan Southgate yaitu merupakan proyek konstruksi dengan pembangunan kantor, mall, apartemen dan fasilitasnya.

Proses pengerjaan konstruksi yang dilakukan dalam pengerjaan proyek Southgate dapat memiliki risiko yang sangat tinggi seperti terjatuh dari ketinggian, penggunaan mesin yang dapat menimbulkan suara bising dan dapat mencederai pekerja, penggunaan las baik listrik ataupun gas yang dapat menyebabkan potensi terjadinya kebakaran, pekerja juga dapat tertimpa material kerja, tergores, dsb. Selain bahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja terdapat juga bahaya yang mengancam kesehatan pekerja seperti debu dari semen ataupun pengeboran dinding untuk instalasi kebakaran.

Menurut H.W Heinrich dalam bukunya the Accident Prevention,terungkap bahwa 88% penyebab suatu kecelakaan adalah faktor manusia, yaitu tindakan tidak aman (unsafe act),

(20)

3 sedangkan 10 % lainnya disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe condition) dan 2% sisanya adalah faktor lain yang tidak dapat diperhitungkan (act of GOD)4.Hal ini menunjukan bahwa faktor perilaku sangat menetukan manusia untuk melakukan tindakan aman (safe act) atau tindakan tidak aman (unsafe act) dalam pekerjaanya.Frank E. Bird mengemukakan bahwa faktor manusia merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan setelah manajemen (Bird & Germain)5. Secara spesifik Geller dalam bukunya The Psychology of Safety Handbook membahas tentang perilaku keselamatan kerja, yaitu terdapat tiga faktor domain yang saling berhubungan,ketiga faktor tersebut adalah individu , Perilaku dan Lingkungan.6

Teori-teori tentang penyebab kecelakaan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor manusia merupakan faktor utama yang berperan dalam kecelakaan kerja yang pada dasarnya adalah perilaku tidak aman. Reason menguraikan kesalahan yang dilakukan pekerja / human factor menjadi 4 yaitu:kesalahan yang dilakukan berhubungan dengan keahlian yang dimiliki (Skill Based Error (Slips And Lapses)), kesalahan dalam memenuhi standard dan prosedur yang berlaku (Rule Based Error(Mistakes)), kurangnya pengetahuan sehingga menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan dan asumsi-asumsi / persepsi seseorang, (Knowledge-Based Error(Mistake)), kesalahan yang dilakukan dengan sengaja (Violation)7. Dari faktor tersebut dapat diketahui bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi yang diambil yaitu merupakan perasaan setuju ataun tidak setuju berdasarkan dari dorongan diri sendiri atau berdasarkan dorongan keikutsertaan orang lain,Notoatmojo8.Salah satu aspek yang menentukan pekerja berperilaku aman dan tidak aman yaitu persepsi pekerja itu sendiri. Menurut pernyataan Philip Kotler persepsi merupakan

(21)

4 suatu proses seseorang tahu bagaimana menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Presepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif.Persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor karakterikstik dan situasional yang menentukan persepsi seseorang13.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan untuk mengurangi angka kecelakaan adalah terdapat tenaga kerja yang memahami keselamatan dan kesehatan kerja (K3), salah satu tugas keselamatan dan kesehatan kerja adalah mengingatkan dan menegur pekerja yang berperilaku tidak aman saat bekerja seperti tidak memakai APD saat bekerja dan pekerja yang meletakan material kerja dengan sembarangan yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja

Hasil observasi yang peneliti lakukan terdapat data kecelakaan bagian pengecoran di proyek Southgate sebanyak 3 kasus, peneliti menemukan pekerja yang bekerja dipengecoran pada saat bekerja para pekerja tersebut berpotensi mengalami kecelakan kerja yang diakibatkan persepsi yang salah, sehingga pekerja berperilaku tidak aman saat bekerja seperti tidak menggunakan APD ketika mereka bekerja, tindakan saat bekerja dan mengobrol ketika bekerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dharief dahlawy diperoleh adanya hubungan antara tingkat persepsi dengan perilaku K3 sebanyak 4 (40%) orang dari 10 (100%)orang responden memiliki persepsi negatif dan perilaku K3 negatif,dan diperoleh bahwa sebanyak 6 (60%) orang dari 10 (100%) responden memiliki persepsi positif namun berperilaku K3 negatif,dan sebanyak 60 (95%)yang memiliki persepsi positif dan perilaku K3 positif.Hasil penelitian Ahmad dharief dahlawy

(22)

5 disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi perilaku K3 antara responden berpersepsi negatif dan positif(ada hubungan antara persepsi dengan perilaku K3)9.

Dilihat dari masalah yang ada di PT.WIRATMAN CIPTA MANGGALA dan dari hasil penelitian terdahulu yang memperkuat bahwa adanya hubungan antara persepsi dengan perilaku pekerja, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di PT.WIRATMAN CIPTA MANGGALA jakarta selatan tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran persepsi pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

2. Bagaimana gambaran perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

3. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja pada pekerjaan pengecoran di proyek Southgate

(23)

6 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran persepsi pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

2. Diketahui gambaran perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

3. Diketahui hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Peneliti

Sebagai sarana dalam menambah wawasan peneliti dan kemampuan merealisasikan ilmu yang di dapat.

1.4.2 Untuk Perusahaan

Sebagai masukan untuk perusahaan, pekerja, dan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan program K3 sekaligus memberi solusi terbaik bagi pekerja setelah mengetahui masalah yang ada di lapangan.

1.4.3 Untuk Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah referensi bagi mahasiswa/i khususnya jurusan keselamatan dan kesehatan kerja.

(24)

7 1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan tertanggal 16 April hingga tanggal 25 Mei 2018.Penelitian ini dilakukan di PT. Wiratman Cipta Manggala selaku manajemen konstruksi pembangunan proyek Southgate 2018 pada pekerjaan ketinggian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross sectional, yaitu metode penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu waktu. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja pada bagian pengecoran di proyek Southgate”.

(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Kerja 2.1.1 Teori Kecelakaan

Ada beberapa teori tentang permasalahan kecelakaan kerja, antara lain:

Menurut teori sequential kecelakaan kerja yang dikemukakan oleh H.W.Heinrich dikenal dengan teori domino yang mengungkapkan bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar adalah unsafe act 88%, 10% unsafe condition dan 2%

faktor yang tidak bisa dihindari4

Gambar 2.1 the Domino Theory (Heinrich)

Menurut pernyataan Frank Bird Jr. dalam bukunya Management Guide to Loss Control mengemukakan tentang penyebab terjadinya kecelakaan yaitu adanya kekurangan pada sistem pengawasan manajemen5.

(26)

9 Teori kecelakaan dengan sequential model yang diperkenalkan oleh Ramsey dalam Industril and Organizational Psychology Mc Cormick dan llsen, menyatakan, yaitu bahwa kemampuan yang dimiliki oleh pekerja dapat menghindarkan pekerja tersebut dari kecelakaan pada suatu potensial bahaya.

Kemampuan ini diawali dengan tahap munculnya persepsi terhadap risiko kerja, pengetahuan hazard di tempat kerja, sikap terhadap hazard di tempat kerja dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja untuk menerima dan menghindari hazard di tempat kerjanya. Bila setiap tahap pada diri individu tidak dipenuhi dengan baik akan memperlihatkan tindakan tidak aman dan berdampak pada kecelakaan kerja10.

Reason membagi penyebab kecelakaan kerja menjadi dua, yang pertama karena tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja dan yang kedua disebabkan oleh kondisi tidak aman pada lingkungan kerja. Reason menyatakan bahwa pendorong utama timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman adalah faktor organisasi, yang selanjutnya mempengaruhi faktor lingkungan kerja7.

Faktor lingkungan kerja dapat menyebabkan kecelakaan pekerja dalam melakukan pekerjaan meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proses kerja secara langsung, seperti tekanan yang berlebihan terhadap jadwal pekerjaan, peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja yang diberikan pada pekerja, kurangnya pengawasan terhadap keselamatan kerja pekerja. Faktor lingkungan kerja dapat mendorong munculnya kesalahan dan pelanggaran oleh pihak pekerja. Kesalahan dan pelanggaran tersebut dapat berupa tindakan tidak aman dari pekerja, dan salah satu hasil dari tindakan tidak aman adalah munculnya kecelakaan kerja pada pihak pekerja.

(27)

10 Faktor organisasi dan faktor lingkungan kerja juga dapat menyebabkan munculnya kondisi tidak aman yang berupa kondisi laten. Kondisi laten yaitu kondisi tidak aman yang muncul pada lingkungan kerja jika berinteraksi dengan tindakan tidak aman dari pihak pekerja, yang kemudian dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

2.2. Perilaku

2.3.1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah segala sesuatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan makhluk hidup dan pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun demikian tidak berarti bahwa perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan presepsidan tindakan11. 2.2.2. Perilaku Aman

Pernyataan dari Bird dan Germain didalam teori Loss Caution Model tentang perilaku aman yaitu ,merupakan perilaku yang tidak dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden.Dalam teori Loss Caution Model Bird dan Germain menyatakan bahwa jenis-jenis perilaku aman yaitu5:

a) Dapat melakukan pekerjaan yang sesuai wewenang yang diberikan

b) Berhasil dalam memberikan peringatan terhadap adanya bahaya

c) Berhasil dalam mengamankan area kerja dan orang- orang disekitarnya

d) Dapat bekerja sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan

(28)

11 e) Menjaga alat pengaman tetap berfungsi dengan baik f) Tidak menghilangkan alat pengaman keselamatan g) Menggunakan peralatan yang seharusnya

h) Menggunakan peralatan yang sesuai i) Menggunakan APD yang benar

j) Pengisian alat atau mesin yang sesuai dengan aturan

k) Penempatan material atau alat-alat yang sesuai dengan tempatnya dan cara mengangkat yang benar l) Memperbaiki peralatan dalam kondisi alat yang

dimatikan

m) Tidak bersenda gurau atau bercanda ketika bekerja

2.2.3. Perilaku Tidak Aman

Pernyataan menurut Reason menyatakan tindakan tidak aman dapat disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian manusia (Human Error) dalam melakukan pekerjaanya.

Reason menguraikan kesalahan yang dilakukan oleh pekerja menjadi empat yaitu7:

1.Skill Based error (Slips and Lapses), Kesalahan yang dilakukan berhubungan dengan keahlian yang dimiliki.

Pekerja yang telah terbiasa dalam melakukan suatu pekerjaan suatu saat dapat melakukan kesalahan tanpa disadari (slips) karena tidak sesuai dengan kebiasaan, selain itu pekerja dapat melakukan kesalahan karena lupa(Lapses)

2.Rule based error (mistakes), meliputi kesalahan dalam memenuhi standar dan prosedur yang berlaku, menggunakan peraturan dan prosedur yang salah, menggunakan peraturan dan prosedur lama

(29)

12 3.Knowledge-based error (mistake), disebabkan kurangnya pengetahuan sehingga menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan dan asumsi- asumsi

4.Violation atau pelanggaran, merupakan kesalahan yang dilakukan dengan sengaja seperti melanggar peraturan keselamatan kerja dengan tidak menggunakan pelindung.

Tindakan tidak aman sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Tindakan tidak aman ini dapat dianggap sebagai hasil dari kesalahan yang dilakukan baik oleh pekerja yang terlibat secara langsung maupun kesalahan yang dilakukan oleh organisasi pihak manajemen.

2.2.4. Batasan Perilaku

Teori Skinner, dalam Shinta Dwi Pratiwi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku ini disebut teori “S-O-R” atau “Stimulus-Organism- Respon” dikarenakan terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organism, kemudian organism tersebut merespon.

Perilaku seseorang dapat dibedakan menjadi dua,yaitu12: 1.Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus masih dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon dan reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.

(30)

13 2.Perilaku tertutup (Overt Behavior)

Respon terhadap stimulus telah diaplikasikan dalam tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas bentuk dalam tindakan atau praktek yang dapat mudah diamati dan dilihat oleh orang lain, Notoatmodjo.

Ada 2 faktor penentu perilaku seseorang yaitu faktor internal dan eksternal;

1. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. Aliran ini disebut negatisme yang ditokohi oleh Schopenhower (Jerman) yang mengatakan bahwa perilaku manusia itu sudah dibawa sejak lahir.

2. Sedangkan faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan mewarnai perilaku seseorang.

Hal ini sesuai dengan aliran positivisme yang dikemukakan oleh John Locke yang mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan Notoadmodjo.

perubahan perilaku seseorang dapat dilakukan dengan secara internal yaitu dengan berusaha mengubah cara berpikir sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku, atau secara eksternal yaitu dengan berusaha mengubaha perilaku sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan cara berpikir menurut Geller6, dapat dilihat pada gambar:

(31)

14 Sumber ; Geller, E. Scott,. The Psychology of Safety Handbook. Lewis Publisher. Boca Raton London. New York Washington, D.C, hlm.2.2

Gambar 2.2 Faktor internal dan eksternal yang menentukan seseorang untuk berperilaku aman (Geller, E. Scott)6

Pendekatan ini merupakan gabungan dari pendekatan perilaku dan pendekatan individu, dimana tindakan aman seorang pekerja sangat dipengaruhi oleh internal maupun faktor eksternal.

2.3. Persepsi

2.3.1 Pengertian Persepsi

Notoatmojo menyatakan persepsi merupakan perasaan setuju atau tidak setuju berdasarkan dari dorongan diri sendiri atau berdasarkan dari dorongan keikutsertaan orang lain. Persepsi ini melekat kepada orang-orang yang memiliki sifat perasa8.

Internal :

Keadaan atau sifat;

Sikap

Kepercayaan Perasaan Pemikiran Kepribadian Persepsi Nilai-nilai

Eksternal :

Perilaku;

Pelatihan Pengenalan Pemenuhan

Pengkomunikasikan Perhatian aktif Pengakuan pengawasan

Manusia

(32)

15 Suatu persepsi terbentuk di mulai dengan pengamatan dengan melalui proses hubungan melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, dan menerima sesuatu hal yang kemudian seseorang menseleksi, mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi yang diterimanya menjadi suatu gambaran yang berarti. Terjadinya pengamatan ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan sikap seseorang dari individu. Dan biasanya persepsi ini hanya berlaku bagi dirinya sendiri dan tidak bagi orang lain.

Menurut pernyataan Philip Kotler persepsi merupakan proses dimana seseorang tahu bagaimana menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Presepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif,persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor karakterikstik dan situasional13.

2.3.2.Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang

Pernyataan yang dikemukakan oleh stephen P. Robins, yaitu terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu14 :

1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)

apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karaketristik individual yang dimilikinya seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, pengetahuan, dan harapannya 2. Sasaran dari persepsi

Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Persepsi terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu yang

(33)

16 dilihat secara teori melainkan dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung mengelompokan orang, benda, ataupun peristiwa sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.

3. Situasi

Persepsi harus dilihat secara konstektual yang berarti situasi dimana persepsi tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam proses pembentukan persepsi seseorang.

Menurut pernyataan lain yang dikemukakan oleh Miftah Toha persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu15:

a. Faktor internal yaitu terdiri dari perasaan, sikap, dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi sesorang.

b. Faktor eksternal yaitu dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan, dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek .

Pernyataan Petersen bahwa seseorang/pekerja cenderung melakukan perilaku tidak selamat atau tindakan tidak aman karena bebebrapa hal, yaitu16:

1. Tingkat persepsi yang buruk terhadap adanya bahaya/risiko di tempat kerja

2. Menganggap remeh kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

(34)

17 3. Menganggap rendah biaya yang harus dikeluarkan jika

terjadi kecelakaan kerja 2.4Tindakan Tidak Aman

Perilaku pekerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu perilaku aman yang berupa tindakan yang tidak beresiko menimbulkan cedera baik pada pekerja lain maupun pekerja itu sendiri, dan yang kedua adalah membentuk perilaku tidak aman yaitu tindakan pekerja yang dapat menimbulkan risiko cidera atau kecelakaan.

Menurut DNV Modern Safety Management 1996 mendiskripsikan faktor-faktor yang termasuk dalam perilaku tidak aman, diantaranya adalah17:

1. Menjalankan peralatan tanpa wewenang 2. Tidak memberi peringatan

3. Tidak mengunci peralatan

4. Menjalankan mesin pada kecepatan yang tidak semestinya 5. Membuat alat keselamatan tidak dapat dioperasikan

6. Menuggunakan peralatan yang cacat

7. Menggunakan peralatan tidak sebagaimana mestinya 8. Menggunakan peralatan pelindung diri secara tidak benar 9. Pemuatan yang tidak benar

10. Penempatan yang tidak benar 11. Pengangkatan yang tidak benar

12. Posisi salah dalam menjalankan tugas

13. Membetulkan mesin dalam keadaan masih nyala 14. Bercanda saat bekerja

15. Dipengaruhi alkohol (mabuk) dan atau obat-obatan

(35)

18 16. Tidak mengikuti prosedur /kebijakan/praktek yang berlaku 17. Tidak melakukan pengidentifikasian bahaya /risiko

18. Tidak melakukan pengecekan/pemantauan 19. Tidak melakukan tindakan ulang/pembetulan 20. Tidak melakukan komunikasi/kordinasi

(36)

19 2.5 Kerangka Teori

2.3 Gambar Kerangka teori

Perilaku Tidak Aman:

Tindakan pekerja yang dapat menimbulkan risiko cidera atau kecelakaan.

(DNV Modern Safety Management )17

Kecelakaan (H.W Heinrich)4 Faktor yang mempengaruhi

persepsi:

1.Individu yang bersangkutan (pemersepsi)

2.Sasaran dari persepsi 3.Situasi

(P. Robins)14

(37)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang diperoleh maka dibuatlah suatu kerangka konsep penelitian, adalah sebagai berikut.

2.4 Gambar Kerangka konsep Variabel bebas

Persepsi:

- baik - buruk

Variabel terikat Perilaku tidak aman

(38)

21 3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil ukur

Skala ukur 1 Persepsi suatu proses

kategorisasi dan

interpretasi yang bersifat selektif,diukur dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh pekerja pengecoran di proyek Southgate

Kuisioner,dengan pernyataan:

5.Sangat setuju 4.Setuju

3.Ragu-ragu 2.Tidak setuju

1.Sangat tidak setuju

Persepsi baik >

mean

Persepsi buruk ≤ mean

Ordinal

2 Perilaku Tidak Aman

Tindakan tidak aman sebagai tindakan yang dilakukan oleh

seseorang sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan,diukur mennggunkan kuisioner yang diisi oleh pekerja pengecoran di proyek Southgate

Kuisioner,dengan pernyataan:

5.Sangat setuju 4.Setuju

3.Ragu-ragu 2.Tidak setuju

1.Sangat tidak setuju

Perilaku aman >

mean

Perilaku tidak aman ≤ mean

Ordinal

(39)

22 3.3 Hipotesis penelitian

1.Ha: Adanya hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman

2.Ho: Tidak adanya hubungan antara persepsi dengan perilaku tidak aman

3.4 Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional, yaitu metode penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu kali pada satu waktu.

Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan menyebarkan kuesioner kepada seluruh populasi pekerja bagian pengecoran di PT. WIRATMAN CIPTA MANGGALA

3.5.Populasi dan sampel

1. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan total keseluruhan populasi. Perhitungan jumlah sampel berdasarkan populasi dilapangan, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja pada bagian pengecoran di PT.WIRATMAN CIPTA MANGGALA sebanyak 33 orang.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja pada bagian pengecoran sebanyak 33 orang.

3. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja pada bagian pengecoran sebanyak 33 orang atau menggunakan total sampling.

(40)

23 3.6 Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Kamera

Kamera dalam penelitian ini sebagai alat yang digunakan untuk dokumentasi foto perilaku pekerja yang berprilaku tidak aman saat bekerja di pekerjaan pengecoran sebagai lampiran.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap perilaku tidak aman pekerja pengecoran diketahui dari hasil olahan data kuisioner yang berisi pertanyaan tentang persepsi dan perilaku tidak aman.

3.7 Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a) Data primer penelitian ini diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada pekerja pengecoran di proyek Southgate.

Berupa data kuesioner berisi data nama.

b) Data sekunder dapat diambil dari data arsip perusahaan, literature, dan hasil penelitian terdahulu.

3.8 Pengolahan data 3.8.1 Editing

Kuesioner yang telah diisi oleh responden, sebelum ditabulasi terlebih dahulu dilakukan editing untuk mengecek kebenaran dan kelengkapan isian data yang diberikan responden.

Data yang tidak lengkap, dikembalikan ke responden untuk diisi saat itu juga.

(41)

24 3.8.2 Coding

Coding memberikan kode pada data yang masih berbentuk huruf menjadi angka. Kegunaan coding adalah agar lebih mudah dalam memasukan data dan mengolah data.

3.8.3 Cleaning

Cleaning adalah melakukan proses pembersihan data, langkah ini merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang telah dimasukkan, apabila ditemukan kesalahan pada saat data dapat segera diperbaiki sehingga nilai yang ada sesuai hasil pengumpulan data.

3.8.4 Processing

Kegiatan memasukan data dari kuesioner ke komputer yang sudah dilengkapi dengan progam statistik. Proses tabulasi dilakukan dengan cara pemberian skor pada setiap pernyataan dan kemudian dijumlahkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap perilaku tidak aman pekerja dipekerjaan pengecoran.

3.9 Analisa Data

3.9.1 Univariat

Analisa data dapat dilakukan dengan cara komputerisasi pada program SPSS 17 untuk melihat sebaran data dengan mean, median, modus dan standar deviasi.

3.9.2 Bivariat

Analisa dilakukan dengan SPSS 17 dengan menggunakan uji chi-square untuk melihat persepsi, dengan perilaku tidak aman ketika melakukan pekerjaan pengecoran.

(42)

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan

Wiratman Cipta Manggala adalah sebuah perusahaan Konsultan nasional yang sudah memiliki legalitas dan bergerak dibidang Konsultan Manajemen Konstruksi yang berkantor pusat di Jakarta - Indonesia, yang sebelumnya merupakan Divisi dari PT Wiratman yang khusus menangani bidang Manajemen Konstruksi, bersama kepercayaan yang diberikan telah berkontribusi membangun negeri.

Wiratman Cipta Manggala berkomitmen untuk memberikan pelayanan jasa konstruksi terutama dibidang Manajemen Konstruksi bangunan dengan ketekunan, ketelitian dan disiplin kerja guna memberikan jaminan mutu dalam pengendalian konstruksi.

Berbagai jenis pekerjaan Manajemen Konstruksi telah kami lakukan dari periode tahun 1990-2000, tahun 2001-2010, dan 2010- 2015, dalam pembangunan: Gedung perkantoran, Apartemen, Hotel, Pusat perbelanjaan, Kawasan, Bandar udara, Jalan & Jembatan dan bangunan lainnya, ditahun 2017 sampai saat ini sedang membangun proyek Southgate yaitu pembangunan Mall, Office, dan Apartement.

Seiring berjalannya waktu, Wiratman Cipta Manggala akan terus meningkatkan sistem & kualitas Sumber Daya Manusia yang kami miliki, sehingga dapat menjadikan perusahaan yang unggul dibidangnya.

(43)

26 4.2 Visi Dan Misi Perusahaan

4.2.1. Visi perusahaan

PT Wiratman merupakan Konsultan Multidisiplin yang inovatif dan unggul bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan umat manusia yang mengedepankan perbaikan dan pengembangan mutu & K3 secara berkesinambungan dengan kebijakan sebagai berikut :

1. Menjadi holding company yang mengedepankan inovasi dan kualitas untuk kepuasan stakeholder.

2. Menerapkan elemen-elemen Sistem Manajemen Mutu & K3 dalam seluruh aktivitas kerja agar dapat memberikan layanan yang terbaik kepada Stakeholder

3. Melaksanakan semua ketentuan dan standar mutu & K3 yang berlaku serta semua perbaikan dan pengembangannya

4. Membudayakan dan mengadakan pembinaan aspek mutu &

K3, terhadap karyawan, mitra kerja dan Pemberi Tugas sehingga semua pihak dapat berperan aktif dalam mendukung peningkatan mutu & K3.

4.2.2. Misi Perusahaan

Meningkatkan sasaran mutu proyek adalah ditujukan kepada tercapainya mutu dari hasil pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan pemberi tugas yang diuraikan didalam spesifikasi pekerjaan (Term Of Reference) dengan melaksanakan kebijakan mutu perusahaan yang diterapkan kepada seluruh kegiatan / pekerjaan layanan jasa pekerjaan prasarana yang ditangani sehingga dapat meyakinkan pemberi tugas bahwa kebutuhan mutu yang dikehendaki dapat tercapai.

(44)

27 4.3.Hasil Penelitian

4.3.1.Analisa Data Case Processing Summary Tabel 4.1 Tabel Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Persepsi* 33 100.0% 0 0% 33 100.0%

Perilaku

Tidak Aman .

Berdasarkan hasil uji distribusi frekuensi diatas dinyatakan bahwa data valid sesuai dengan total keseluruhan responden yaitu sebanyak 33 responden dan data tidak ada yang kurang, dilihat dari nilai N 33.

4.4. Analisa Data Univariat

4.4.1. Analisa Data Frequency Persepsi

Tabel 4.2 Tabel Analisa Data Frequency Persepsi

Frequency percent Valid Percent Cumulative Percent Persepsi buruk 11 33,3 33,3 33,3 Persepsi baik 22 66,7 66,7 100,0 Total 33 100,0 100,0

Hasil data frequency persepsi diatas ditemukan ada sebanyak 11 orang (33,3) pekerja pengecoran yang berpersepsi buruk, dan pekerja yang berpersepsi baik ditemukan ada sebanyak 22 orang (66,7).

(45)

28 4.4.2. Analisa Data Frequency Perilaku

Tabel 4.3 Analisa Data Frequency Perilaku

Frequency percent Valid Percent Cumulative Percent Perilaku tidak aman 10 30,3 30,3 30,3 Perilaku aman 23 69,7 69,7 100,0 Total 33 100,0 100,0

Hasil data frequency perilaku diatas ditemukan ada sebanyak 10 orang (30,3) pekerja pengecoran yang berperilaku tidak aman, dan pekerja yang berperilaku aman ditemukan ada sebanyak 23 orang (69,7).

4.5. Analisa Data Bivariat

4.5.1. Analisa Data Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman

Tabel 4.4 Analisa Data Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman Perilaku Tidak Aman

Ya Tidak Total Persepsi Tidak Baik 6 5 11

3,3 7,7 11,0 Percent 54,5% 45,5% 100,0%

Persepsi Baik 4 18 22 6,7 15,3 22,0 Percent 18,2% 81,8% 100,0%

Total 33

Berdasarkan hasil tabel frequency diatas ditemukan data distribusi persepsi tidak baik ada sebanyak 11 orang dengan rincian yang berperilaku tidak aman sebanyak 6 orang (54,5%) dan perilaku aman 5 orang (45,5%). Data distribusi persepsi baik

(46)

29 sebanyak 22 orang dengan rincian yang berperilaku tidak aman 4 orang (18,2%) dan perilaku aman18 orang (81,8%).

4.5.2. Analisa Hubungan Persepsi Dengan Perilaku Tidak Aman Tabel 4.5 Analisa Hubungan Persepsi Dengan Perilaku

Tidak Aman

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value Df Sided ) Sided ) Sided) Person Chi-Square 4.591 1 .032

Continuity Correction 3.031 1 .082 Likelihood Ratio 4.455 1 .035

Fisher’s Exact Test .049 .042 Linear-By-Linear 4.452 1 .035

Association

N Of Valid Case 33

Berdasarkan hasil analisa data ditemukan persepsi tidak baik ada 11 orang, dengan rincian berperilaku tidak aman sebnayak 6 orang (54,5%) dan perilaku aman 5 orang (45,5%) dan dari data frekuensi menunjukkan yang berpersepsi baik sebanyak 22 orang dengan rincian berperilaku tidak aman sebanyak 4 orang (18,2%) dan perilaku aman 18 orang (81,8%).

Dilihat dari uji chi-square diatas didapat hasil p value sebesar 0,032 (<0,05) dengan ini dinyatakan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dengan perilaku tidak aman.Hasil penelitian ini didukung oleh hasil peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad Dharif Dahlawy yang menyebutkan bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000, yang berarti terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku K39.

(47)

30 Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan jumlah persepsi positif lebih besar yaitu 90 % dibanding dengan persepsi negatif yaitu sebesar 10%. Melihat hasil penelitian tersebut masih adanya responden yang memiliki persepsi tidak baik terhadap keberadaan K3.

4.6. Analisa Data Risk Estimate

Tabel 4.6 Analisa Data Risk Estimate

95% Confidence Interval Value Lower Upper

Persepsi 5.400 1.083 26.993 (Baik/Tidak Baik}

Perilaku Tidak Aman 3.000 1.063 8.468 Perilaku Aman .556 .282 1.092 N Valid Cases 33

Berdasarkan hasil data analisa risk estimate diatas ditemukan bahwa responden berpersepsi tidak baik memiliki risiko 3 kali berperilaku tidak aman dari pada responden berpersepsi baik sehingga berkemungkinan terjadinya kecelakaan. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor salah satunya karena sudut pandangan dan penilaian yang salah pekerja dalam mengambil keputusan saat melakukan pekerjaan.

(48)

31 4.7. Perilaku Tidak Aman Pekerja Bagian Pengecoran

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada bagian pengecoran di proyek Southgate jakarta selatan, masih terdapat pekerja yang berperilaku tidak aman ketika bekerja, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.1. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran

(49)

32 Gambar 4.2. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran

Gambar 4.3. Perilaku Tidak Aman Di Pengecoran

(50)

33 Gambar 4.4. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran

Gambar 4.5. Perilaku Tidak Aman Dipengecoran

(51)

34 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Hasil data analisis ditemukan bahwa pekerja yang berpersepsi tidak baik pada bagian pengecoran ada sebanyak 11 orang (33,3) dan pekerja yang berpersepsi baik ditemukan ada sebanyak 22 orang (66,7) dari total keseluruhan 33 orang pekerja bagian pengecoran

2. Hasil data analisis ditemukan bahwa pekerja yang berperilaku tidak aman ada sebanyak 10 orang (30,3) dan pekerja yang berperilaku aman ditemukan ada sebanyak 23 orang (69,7) dari total keseluruhan 33 orang pekerja bagian pengecoran.

3. Dilihat dari hasil uji Chi-Square didapat hasil p value sebesar 0,032 (<0,05) dengan ini dinyatakan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dengan perilaku tidak aman.

5.2. Saran

1. Perlunya upaya meningkatkan persepsi baik dan perilaku aman saat bekerja, dapat dilakukan dengan menerapkan progam Behaviour Based Safety,Safety induction,dan harus diadakan secara teratur dan berkesinambungan untuk meningkatkan persepsi yang baik dan berperilaku aman saat bekerja.

2. Perlu diadakannya pelatihan dan pembinaan secara khusus tentang K3,diharapkan agar pekerja dapat berpersepsi baik dan berperilaku aman saat bekerja.

3. Harus memperhatikan pengawasan dan aturan yang ada (SOP) sudah berjalan dengan baik dan efektif, agar pekerja dapat terhindar dari bahaya kecelakaan ditempat kerja.

(52)

35 DAFTAR PUSTAKA

1. http://analisis.kontan.co.id/news/awas-ngebut-benjut Diakses tanggal 16 April 2018

2. Angka kecelakaan pekerja konstruksi di indonesia

http://republika.co.id/berita/nasional/umum/15/06/29/nqplkta-angka- kecelakaan-pekerja-konstruksi-319-persen

Diakses tanggal 18 April 2018

3. Angka kasus kecelakaan kerja disektor konstruksi menurut bpjs ketenagakerjaan

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/2943/Angka-Kasus- Kecelakaan-Kerja-Menurun.html

Diakses tanggal 20 April 2018

4. Heinrich, H.W. 1980 Industrial Accident Prevention, A Safety Management Approach. McGraw Hill Book Company

5. Bird, E, F and Germain, G, L. 1996. Pratical Loss Control Leadership. Edisi revisi. USA : Division Of international Loss Control Institute

6. Geller, E. Scott, 2001. The Psychology of safety Hanbook. Lewis Publissher , Boca Raton London. New York Washington, D.C.

7. Reason, James. (1990). Human Error. Cambridge University Press.

New York

8. Notoatmodjo,S.(2007).PromosiKesehatandanIlmuPerilaku. Jakarta:

RinekaCipta

9. Ahmad Dharif Dahlawy. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan dan kesehatan kerja (k3) di area pengolahan PT.

Antam Tbk unit bisnis emas Pongkor. Tahun 2008 (skrispsi S1) Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

10. Earnest J Mc Cormick, Daniel L Ilsen. 1984. Industrial Psychology, Prentice Hall.

(53)

36 11. Notoatmojo, soekidjo 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan.

Rineka cipta kerja.

12. Pratiwi, Shinta Dwi. (2009). Tinjauan Faktor Perilaku Kerja Tidak Pada Pekerja Konstruksi Bagian Finishing PT Waskita KaryaProyek Pembangunan Fasilitas dan Sarana Gelanggang Olahraga (GOR) Boker, Ciracas, Jakarta Timur Tahun 2009. Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

13. Kotler, philip. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation & Control. Prentice Hall Int, 1995

14. Robbins, Stephen P..(2014). Perilaku Organisasi (Hadyana Pujaatmaka,penerjemah).Jakarta : PT Prenhalindo

15. Miftah Toha. 2003. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: Grafindo Indonesia.

16. Petersen, dan H.W Heinrich, & Nestor Ross. (1980). Industrial Accident Prevention : A safety Management Approach 5th Edition.

McGraw-Hill Book Company

17. DNV Modern Safety Management, 1996, Loss Control Management Training, Revised edition, United State of America.

(54)

37

LAMPIRAN

(55)

38 4.2 Struktur Organisasi

HEAD OFFICE SITE OFFICE

Wiratman Cipta Manggala adalah sebuah perusahaan Konsultan nasional yang bergerak dibidang Konsultan Manajemen Konstruksi yang berkantor pusat di Jakarta - Indonesia, yang sebelumnya merupakan Divisi dari PT Wiratman yang khusus menangani bidang Manajemen Konstruksi.

struktuBersama kepercayaan yang diberikan telah berkontribusi membangun negeri.

Adalah komitmen kami memberikan pelayanan jasa konstruksi terutama dibidang Manajemen Konstruksi bangunan dengan ketekunan, ketelitian dan disiplin kerja guna memberikan jaminan mutu dalampengendalian konstruksi.

Berbagai jenis pekerjaan Manajemen Konstruksi telah kami lakukan, beberapa diantaranya : Gedung perkantoran, Ap

PROJECT DIRECTOR

PROJECT CORDINATOR

CONTRACTOR MANAGER PROJECT

ADMINISTRATOR Survivor eng

HSE SUPERVISOR

OFFICE BOY

SITE MANAGER

STRUKTUR ENGINEER

QC ENGINEER

R

ARCHITEC ENGINEER

MEP ENGINEER R

SUVEYOR ENG

STRUCTURE INSPECTOR

QC INSPECTOR

ARCHITEC INSPECTOR

M/E INSPECTOR TEAM

PHASE 1

TEAM PHASE 2

QC ENGINEER

STRUCTURE ENGINEER

GEOTHECNIC ENGINEER

ARCHITECT ENGINEER

MEP ENGINEER

DRAWING CONTROL &

LANSCAPE ENGINEER

STRUCTURE INSPECTOR

ARCHITECT INSPECTOR

M/E INSPECTOR

(56)

39 Lembar Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU TIDAK

AMAN PADA PEKERJAAN PENGECORAN DI PROYEK SOUTH

GATE JAKARTA SELATAN

PENGANTAR

 Kuesioner ini disusun untuk mengetahui persepsi dengan perilaku tidak aman pada pekerjaan pengecoran di proyek south gate jakarta selatan.

 Kuesioner ini dibuat semata-mata ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian progam akhir studi, oleh karena itu jawaban bapak/saudara berikan tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja anda.

 Untuk itu saya mohon kesedian bapak/saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap, jujur, sesuai dengan keadaan sebenarnya agar informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat di pertanggung jawabkan.

Atas perhatian dan partisipasi dari bapak/saudara, saya ucapkan terima kasih.

Salam, Iqbal Hardio 031411022 Mahasiswa,

Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja STIKes Binawan

(57)

40

I. DATA UMUM

Nama :………..

Umur :……….…tahun

Pendidikan :………

Masa kerja :……….…tahun

a. PETUNJUK PELAKSANAAN

Berikanlah penilaian terhadap pernyataan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang anda anggap benar.

Pilihlah salah satu jawaban dan beri tanda ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.

1. Pernyataan tentang persepsi

NO PERNYATAAN SS S RR TS STS

1 Menurut saya, terjadinya kecelakaan kerja disebabkan banyak hal,seperti: kondisi

fisik,mental manusia,metode kerja, mesin,prosedur,alat, material

2 Penyebab dasar terjadi kecelakaan kerja karena kondisi dan tindakan manusia yang tidak aman

Keterangan:

SS : SANGAT SETUJU S : SETUJU

RR : RAGU-RAGU TS : TIDAK SETUJU STS : SANGAT TIDAK SETUJU

(58)

41 3 Bekerja sesuai prosedur dapat

mengurangi dan menghindari risiko kecelakaan kerja

4 Menurut saya,perlu adanya pengawasan terhadap prosedur kerja ditempat kerja akan

mengurangi risiko kecelakaan 5 Menurut saya,penggunaan rambu-

rambu keselamatan sangat penting dalam upaya mencegah

kecelakaan

6 Metode kerja yang aman dapat menghindari terjadinya risiko kecelakaan kerja

7 Menurut saya perlunya membuat ijin kerja sebelum memulai

pekerjaan

8 Tindakan tidak aman saat bekerja dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

9 Wajib menggunakan APD saat bekerja agar terhindar dari risiko terjadinya kecelakaan kerja 10 APD dapat melindungi saya dari

kecelakaan kerja

(59)

42 2. Pernyataan tentang perilaku tidak aman

NO PERNYATAAN SS S RR TS STS

1 Menurut saya,cara kerja yang salah dapat berakibat terjadinya

kecelakaan kerja

2 Menurut saya,tidak masalah jika bercanda dengan teman saat bekerja (untuk menghilangkan rasa bosan)

3 Menurut saya, melepaskan APD saat bekerja merupakan tindakan tidak aman

4 Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan SOP

5 Pekerja lalai saat melakukan pekerjaan

6 Benda atau material yang berantakan dapat menghalangi akses jalan

7 Rambu –rambu dengan gambar dan tulisan yang jelas dapat

membantu saya untuk mengetahui daerah yang berbahaya

8 Tidak melakukan tahapan kerja sesuai dengan isnstruksi kerja 9 Saya merasa lebih nyaman bekerja

bila terhindar dari bahaya dan risiko kecelakaan kerja

(60)

43 10 Saya merasa tidak perlu membaca

prosedur kerja sebelum melakukan pekerjaan

11 Menurut saya tidak masalah jika menggunakan APD tidak sesuai standard

(61)

44

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERSEPSI *

PERILAKU_TIDAK_AMAN

33 100.0% 0 .0% 33 100.0%

Persepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid buruk 11 33.3 33.3 33.3

baik 22 66.7 66.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak aman 10 30.3 30.3 30.3

aman 23 69.7 69.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

(62)

45

PERSEPSI * PERILAKU_TIDAK_AMAN Crosstabulation

PERILAKU_TIDAK_AMAN

Total

YA TIDAK

PERSEPSI TIDAK BAIK Count 6 5 11

Expected Count 3.3 7.7 11.0

% within PERSEPSI 54.5% 45.5% 100.0%

BAIK Count 4 18 22

Expected Count 6.7 15.3 22.0

% within PERSEPSI 18.2% 81.8% 100.0%

Total Count 10 23 33

Expected Count 10.0 23.0 33.0

% within PERSEPSI 30.3% 69.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2- sided)

Exact Sig. (2- sided)

Exact Sig. (1- sided)

Pearson Chi-Square 4.591a 1 .032

Continuity Correctionb 3.031 1 .082

Likelihood Ratio 4.465 1 .035

Fisher's Exact Test .049 .042

Linear-by-Linear Association 4.452 1 .035

N of Valid Cases 33

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,33.

Gambar

Gambar 2.1 the Domino Theory (Heinrich)
Gambar  2.2  Faktor  internal  dan  eksternal  yang  menentukan  seseorang  untuk berperilaku aman (Geller, E
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.3 Analisa Data Frequency Perilaku
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selain memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, yang perlu diperhatikan juga adalah lingkungan kerja, karena jika lingkungan kerjanya nyaman maka para

The aims of this study were to clarify the complexity in online learning, as well as the importance of interaction in English teaching and learning, the role of