PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI
PEMULASARAAN JENAZAH RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014
RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul...
Daftar Isi...
BAB I. Pendahuluan...
1.1. Latar Belakang ...
1.2. Tujuan Pedoman...
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan ...
1.4. Batasan Operasional...
1.5. Landasan Hukum ...
BAB II. Standar Ketenagaan...
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...
2.2. Pola Ketenagaan Pemulasaraan Jenazah ...
2.3. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga ...
BAB III. Standar Fasilitas ...
3.1. Denah Ruang ...
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan ...
4.1. Manajemen Pemulasaraan Jenazah ...
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan ...
4.1.2. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah ...
4.1.3. Staf Pemulasaraan Jenazah ...
4.2. Alur masuk dan keluar ...
4.3. Pembersihan ruang ...
4.4. Pelaporan...
4.5. Perawatan gedung ...
4.6. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah ...
BAB V. LOGISTIK ...
5.1. Pengadaan Alat Dan bahan ...
5.2. Persediaan Barang ...
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN DAN PETUGAS...
6.1. Pengertian...
6.2. Tujuan ...
i ii 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 5 5 6 6 6 6 7 7 8 8 8 8 9 9 9 10 10 10
6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien Dan Petugas kesehatan ...
BAB VII. KESELAMATAN KERJA...
7.1. Pengertian...
7.2. Tujuan ...
7.3. Tata Laksana ...
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU...
BAB IX. PENUTUP ...
iii
10 11 11 11 11 13 14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam pelayanan paripurna (pelayanan sampai pasien meninggal), pelayanan yang terbaik bagi keluarga pasien terutama karena meningkatnya kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berfikir kritis dan rasional. Selain itu untuk memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya pada jenazah sebelum dikubur atau diserahkan pada keluarganya sebagai penghormatan terakhir.
1.2 Tujuan Pedoman.
Tujuan pedoman ini dibuat sebagai acuan/ standar bagi Unit Pemulasaraan Jenazah dalam melakukan pelayanan Pemulasaraan Jenazah di Rumah Sakit.
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.
Unit Pemulasaraan Jenazah di Rumah Sakit Baptis Batu memberikan
pelayanan yang berupaya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada klien/
pasien/ jenazah. Pelayanan yang diberikan meliputi : 1. Memandikan jenazah
2. Penitipan jenazah dengan waktu terbatas (kecuali bila jenazah diformalin)
3. Merias jenazah
4. Penyediaan peti jenazah dan perlengkapan 5. Formalin jenazah
6. Transporasi ke pemakaman / tempat kremasi 7. Pelayanan rumah duka
1.4 Batasan Operasional.
Pelayanan jasa yang terkait dengan pemulasaraan jenazah dapat dikelompokkan dalam kategori:
1. Pelayanan jenazah purna – pasien.
Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan kesehatan yang dilakukan di RS setelah pasien dinyatakan
meninggal, sebelum jenazah diserahkan ke pihak keluarga atau pihak yang berkepentingan lainnya.
2. Pelayanan sosial.
Pelayanan diberikan melalui penitipan jenazah dalam batas waktu tertentu, kecuali bila jenazah diformalin bisa lebih lama dan pelayanan rumah duka.
1.5 Landasan Hukum.
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN 1
2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.
Kualifikasi tenaga : bersifat koordinasi, tenaga didapat dari sistem koordinasi dengan unit lain.
1.
2.
3.
4.
Tenaga medis : dokter spesialis anestesi (formalin jenazah) Tenaga perawat : minimal SPK
Tenaga non medis : minimal pendidikan SMU
Tenaga penunjang : minimal SMU ( Petugas Pembersihan/ cleaning service )
2.2. Pola Ketenagaan Pemulasaraan Jenazah.
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN Ka. Unit Pemulasaraan
Jenazah
Minimal D3 Keperawatan
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
1
Tenaga Perawat Minimal SPK Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3
Tenaga non medis Minimal SMU - Pelatihan interna
- Minimal kerja 3 tahun
3
Tenaga penunjang Minimal SMU - Pelatihan interna
1
No. Jenis Pendidikan Pendidikan/sertifikasi Jumlah Tenaga 1. Ka. Unit Pemulasaraan
Jenazah Minimal D3 Keperawatan 1
2. Tenaga Perawat Pendidikan minimal SPK 3
3. Tenaga non medis Minimal SMU 3
4. Tenaga penunjang Minimal SMU 1
2.3.
Distribusi Ketenagaan& pengaturan Jaga
Petugas Instalasi Pemulasaraan Jenazah, terdiri dari tim yang diambil dari perawat dan pekerja di unit dan bagian dari RS Baptis Batu. Bila tidak ada kegiatan di Instalasi Pemulasaraan Jenazah, tim bekerja di unit dan bagian masing-masing.
No. Jabatan Fungsi Jadwal kerja
1.
Ka. Unit Pemulasaraan
Jenazah Manajerial
Senin Jam 07.00 – 15.00 Selasa – jumat jam -8.00 – 15.00
Sabtu jam 7.00 – 14.000 2.
Tenaga perawat
Pelaksana Senin – minggu pagi Jam 7.00 – 14.00
Siang jam 14.00 – 21.00 Malam jam 21.00 – 07.00
3. Tenaga non medis Pelaksana Senin – minggu
Pagi Jam 7.00 – 14.00 Siang Jam 14.00 – 21.00 Malam Jam 21.00 – 07.00 4. Tenaga penunjang Cleaning service Tenaga dari luar
BAB III
STANDAR FASILITAS 3.
3.1. Denah Ruang.
Lorong
Dapur persiapan Teras Toilet
Toilet
Keterangan:
Ruangan yang dipakai :
1. R. Otopsi : dipakai untuk memandikan dan pemberian formalin 2. R. Jenazah : dipakai untuk tempat penyimpanan peti jenazah dan
jenazah
3. Teras : dipakai untuk tempat duka ( ibadah )
R.
ma ndi jen aza h
R.
jen aza h
R.
Oto Gu psi
dan g
Gu dan g
Gu dan g Perl eng kap ann
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN 3.
4.1 Menejemen Pemulasaraan Jenazah.
4.1.1
4.1.2
Administrasi Dan Pengelolaan.
a. Rumah sakit menetapkan Instalasi Pemulasaraan Jenazah sebagai koordinator pelayanan pemulasaraan jenazah
b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi pemulasaraan jenazah
c. Pelayanan di intalasi pemulasaraan jenazah dikoordinasi dan dikepalai oleh perawat
Pelayanan Pemulasaraan Jenazah.
a.
b.
c.
d.
Koordinator pemulasaraan jenazah bertanggung jawab terhadap pengembangan implementasi dan memelihara atau menegakkan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
Penanggung jawab koordinator pemulasaraan jenazah mempunyai tanggung jawab untuk memelihara atau mempertahankan program pengendalian mutu yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayanan pemulasaraan jenazah yang ditetapkan dan dilaksanakan.
Bilamana penanggung jawab pemulasaraan jenazah berhalangan maka ditunjuk koordinator dari tenaga / petugas pemulasaraan jenazah 1) Tugas
(a) Mengkoordinasi kegiatan pelayanan pemulasaraan jenazah sesuai dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia
(b) Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait.
(c) Mengawasi pelaksanaan pelayanan pemulasaraan jenazah setiap hari.
(d) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan pemulasaraan jenazah
(e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.
2) Tanggung Jawab
(a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan pemulasaraan jenazah
(b) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan standar.
(c) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan pemulasaraan jenazah
(d) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pelayanan pemulasaraan jenazah secara berkesinambungan.
(e) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan di dalam rumah sakit.
(f) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan pemulasaraan jenazah dan keselamatan pasien di dalam rumah sakit.
4.1.3 Staf Pemulasaraan Jenazah.
(a) Untuk semua staf pemulasaraan jenazah harus disiplin tinggi terhadap ketaatan peraturan yang ada di pemulasaraan jenazah
(b) Menjaga kesehatan dan kebersihan diri
(c) Petugas pemulasaraan jenazah harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan ( karena sangat sulit ditentukan).
(d) Perlengkapan petugas pemulasaraan jenazah ( baju kerja dan APD lengkap)
4.2 Alur Masuk Dan Keluar Ruang Pemulasaraan Jenazah.
1. Alur Masuk untuk Petugas
a. Petugas masuk lewat pintu depan b. Masuk ruang ganti
c. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus di ruang pemulasaraan jenazah
d. Mengenakan topi / penutup kepala 2. Alur Keluar untuk Petugas
Untuk alur keluar petugas sesuai dengan alur masuk petugas
4.3 Pembersihan Ruang.
1. Pembersihan mingguan
Pembersihan rutin yaitu pembersihan dilakukan setiap 1 minggu sekali oleh petugas cleaning service
2. Pembersihan sewaktu
Pembersihan bila ada pemakaian ruang pemulasaraan jenazah
4.4 Pelaporan.
Pelaporan hasil pemulasaraan jenazah dalam bentuk hard copy dan soft copy. Dibuat dalam laporan kinerja pemulasaraan jenazah dan laporan bulanan
4.5 Perawatan Gedung.
Perawatan dan perbaikan dilakukan oleh BPS
4.6 Pelayanan Pemulasaraan Jenazah.
Melayani kebutuhan pasien dalam Rumah Sakit dan luar Rumah Sakit.
Pelayanan 24 jam, bekerja sama dengan Yayasan Bunda Teresa dalam pelayanan kebutuhan dan perlengkapan untuk pelayanan pemulasaraan jenazah.
BAB V LOGISTIK
5.1 Pengadaan Alat Dan Bahan.
1. Pengadaan barang medis
Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan kemudian dibawa ke bagian inventory.
Bila pemakaian barang/ alkes rutin bisa langsung di order dari farmasi.
Barang medis : masker, apron, dll 2. Pengadaan barang non medis
Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan kemudian dibawa ke bagian inventory.
Bila pemakaian barang rutin bisa langsung di order dari gudang logistik.
Barang non medis medis : alat tulis, barang cetakan, keperluan rumah tangga, sabun
5.2 Persediaan Barang.
1.
2.
3.
Perlengkapan mandi (sabun, shampoo, handuk) Bahan untuk pengawetan jenazah (formalin 40%) Perlengkapan alat tulis
4. Perlengkapan untuk pemulasaraan jenazah (peti, hiasan dan kelengkapan lainnya)
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN DAN PETUGAS
6.
6.1. Pengertian.
7. Di Instalasi Pemulasaraan Jenazah , keselamatan pasien lebih difokuskan pada petugas dan keluarga yang mendampingi, supaya tidak terjadi penularan dari jenazah kepada petugas.
6.2. Tujuan.
Memenuhi standar keselamatan petugas kesehatan saat melakukan perawatan jenazah melalui pemakaian APD yang benar.
6.3.Tata Laksana Keselamatan Pasien Dan Petugas Kesehatan.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit : a.
b.
c.
d.
e.
Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO) Melakukan SPO di semua segi pelayanan pemulasaraan jenazah Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut
Melaporkan Indikator keselamatan pasien dan petugas kesehatan setiap bulan dalam rapat kerja bulanan dengan direksi yaitu :
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja .
Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) dan Kecelakaan Kerja ( KK ) di kalangan petugas kesehatan belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju dari beberapa pengamatan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai factor penyebab adalah kurangnya kesadaran pekerja, serta kualitas ketrampilan pekerja yang kurang memadai , sehingga meremehkan resiko kerja, contohnya tidak menggunakan APD pada saat perawatan jenazah.
7.2 Tujuan.
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap pekerja pemulasaraan jenazah aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.
7.3 Tata Laksana.
1. Bangunan a.
b.
c.
d.
Area tertutup, harus benar-benar tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
Dinding keramik, berlantai tidak berpori.
Memiliki sistem pembuangan limbah, sirkulasi udara dan sistem pendingin
Instalasi Pemulasaraan Jenazah harus mempunyai alat pemadam api
11
Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin
2. Peralatan a.
b.
c.
d.
e.
Mobile jenazah/ ambulance jenazah dan brankar angkat Sistem komunikasi (telepon)
APD
Peralatan memandikan
Peralatan pemulasaraan jenazah 3. Alat Pengaman Diri.
a.
b.
Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap melakukann pekerjaan di Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Penggunaan Alat pengaman diri wajib dilakukan.
4. Monitoring Kesehatan a.
b.
Monitoring Kesehatan pekerja Instalasi Pemulasaraan Jenazah dilakukan setiap 1 tahun sekali
Bila terjadi luka tusuk, setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan / tes Panel Hepatitis dan HIV.
12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
PENGUKURAN STANDAR
1. Ketersediaan pelayanan pemulasaraan jenazah
24 jam
2. Ketersediaan fasilitas kamar jenazah Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
3. Ketersediaan tenaga di instalasi perawatan jenazah
Ada SK Direktur
4. Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
≤15 menit setelah di kamar jenzah
5. Perawatan jenazah sesuai standar universal precaution
100%
6. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi jenazah
100 %
7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelayanan pemulasaraan jenazah mempunyai peranan penting untuk pedoman kerja bagi tim pemulasaraan jenazah dalam memberikan pelayanan kepada keluarga pasien. Pedoman ini dapat digunakan juga sebagai acuan kerja bagi tenaga pemulasaraan jenazah.
Penyusunan pedoman pelayanan pemulasaraan jenazah ini adalah
merupakan langkah awal sebagai suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk
mencapai tujuan pemulasaraan jenazah dan tujuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan sampai paripurna.