• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan gaya hidup, status gizi dengan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan gaya hidup, status gizi dengan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam hal ini adalah apakah ada hubungan gaya hidup, status gizi dengan kolesterol ASN di Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2020?

Manfaat Penelitian

  • Bagi Dinas Kesehatan
  • Bagi Puskesmas
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Peneliti

Sebagai masukan kepada masyarakat agar dapat menjaga pola konsumsi yang baik disertai dengan olahraga teratur untuk mencegah penyakit degeneratif. Sebagai pengalaman dalam menganalisis suatu masalah secara ilmiah dengan menggabungkan teori yang ada dengan teori yang dipelajari selama perkuliahan.

Ruang Lingkup

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Fungsi Kolesterol

Pembentukan Kolesterol

Transpor Kolesterol

Metabolisme Kolesterol

Pengukuran Kolesterol

Hiperkolesterolemia

Batasan Nilai Kolesterol

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Status Gizi

  • Pengertian Status Gizi
  • Pengertian Body Mass Index (BMI)
  • Pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap Penyakit

Hubungan Kolesterol dengan Body Mass Index (BMI)

Gaya Hidup

  • Pengertian
  • Aktivitas Fisik
  • Manfaat Aktivitas Fisik
  • Hubungan Aktivitas Fisik dengan BMI
  • Pola Konsumsi
  • Hubungan Pola Konsumsi Sayur, Buah dan Lemak terhadap BMI

Kerangka Teori

Jenis Penelitian

Waktu dan Tempat

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Pengolahan Data

Analisis Data

  • Analisis Data Univariat
  • Analisis Data Bivariat

Etika Penelitian

Kerangka Konsep/Alur Penelitian

Hipotesis Penelitian

Defenisi Operasional

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan p = 0,038 (p>0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan p = 0,000 (p>0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara asupan buah dengan kadar kolesterol. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan p = 0,000 (p>0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara asupan sayur dengan kadar kolesterol.

Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan p = 0,000 (p>0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan kadar kolesterol. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan p = 0,001 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kadar kolesterol. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kejadian responden dengan aktivitas fisik ringan dengan kadar kolesterol normal lebih besar yaitu 30,0%.

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi responden yang asupan buah cukup dengan kadar kolesterol normal lebih besar yaitu 55,0%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan buah dengan kadar kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi responden dengan asupan sayur cukup dengan kadar kolesterol normal lebih besar yaitu 34,0%.

Berdasarkan hasil uji statistik terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan sayur dengan kadar kolesterol. Penelitian (Yoeantafara dan Martini, 2017) menyatakan bahwa pola konsumsi makanan yang banyak mengandung serat (buncis, timun, bayam, kangkung, kacang panjang, singkong, terong dan buah-buahan) memiliki korelasi dengan rendahnya kadar kolesterol dalam tubuh. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan asupan lemak sesuai kadar kolesterol normal lebih besar yaitu 34,0%.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan kadar kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan status gizi normal dengan kadar kolesterol normal lebih besar yaitu 36,0%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kadar kolesterol.

1  Foto Copy Kuesioner  Penggandaan  Rp     200.000  2  Famili Dr Strip Tes Kolesterol  Tes Kadar
1 Foto Copy Kuesioner Penggandaan Rp 200.000 2 Famili Dr Strip Tes Kolesterol Tes Kadar

Gambaran Umum Demografi

Gambaran Umum Responden

  • Umur Responden
  • Pendidikan Responden
  • Pekerjaan Responden

Dari tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar usia responden termasuk dalam kategori dewasa pertengahan (31-50 tahun) yaitu sebanyak 67 orang (67,0%). Dapat disimpulkan dari tabel 4.2 di atas bahwa sebagian besar usia pasangan responden juga termasuk dalam kategori dewasa pertengahan (31-50 tahun) yaitu 69 orang (69,0%). Dari tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan S1/sederajat yaitu tidak kurang dari 67 orang (67,0%).

Dari tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah pendidikan pasangan yang disurvei adalah S1/sederajat yaitu 59 orang (59,0%). Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pasangan suami istri yang disurvei sebagian besar juga PNS yaitu sebanyak 63 orang (63,0%).

Analisis Univariat

  • Distribusi Kadar Kolesterol
  • Distribusi Aktivitas Fisik
  • Distribusi Asupan Buah
  • Distribusi Asupan Sayur
  • Distribusi Asupan Lemak
  • Distribusi Status Gizi

Pada penelitian ini asupan buah diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu cukup jika asupannya ≥ 150 gram/hari dan kurang jika asupannya <150 gram/hari. Dari Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar buah yang dikonsumsi responden cukup, yaitu 69 orang (69,0%). Pada penelitian ini asupan sayuran digolongkan menjadi 2 kategori yaitu cukup jika asupannya ≥ 250 gram/hari dan kurang jika asupannya <250 gram/hari.

Dari Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa kurang dari separuh responden cukup makan sayur yaitu 40 orang (40,0%). Pada penelitian ini, asupan lemak diklasifikasikan menjadi 2 kategori, di bawah AKG jika ≤ 67 gram/kapita/hari dan di atas AKG jika > 67 gram/kapita/hari. Dari Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa kurang dari separuh responden yang asupan lemaknya di bawah AKG, yaitu 42 orang (43,0%).

Pada penelitian ini status gizi diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu normal jika ≤ 25, dan obesitas jika nilainya > 25. Dari Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 46 orang (46,0%) berstatus gizi normal.

Analisis Bivariat

  • Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak
  • Hubungan Asupan Buah dengan Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak
  • Hubungan Asupan Sayur dengan Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak
  • Hubungan Asupan Lemak dengan Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak
  • Hubungan Status Gizi dengan Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak
  • Distribusi Kadar Kolesterol ASN di Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten
  • Distribusi Aktivitas Fisik ASN di Kecamatan Siulak Mukai Kabupaten

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol normal lebih tinggi pada responden dengan asupan lemak di bawah AKG (34,0%) dibandingkan dengan responden dengan asupan lemak di atas AKG (27,0%). Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol normal lebih tinggi pada responden dengan status gizi normal (36,0%) dibandingkan dengan responden dengan status gizi obesitas (25,0%). Dari hasil penelitian diketahui bahwa kadar kolesterol responden normal adalah 61,0%, sedangkan responden yang tidak normal adalah 39,0%.

Kadar kolesterol total dalam tubuh dipengaruhi oleh usia (Almatsier, 2010; Mahan dan Escott-Stump, 2008). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan (Zuhroiyyah, Sukandar dan Sastradinanja, 2017) menyatakan bahwa aktivitas fisik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar kolesterol. Sehingga makanan yang dikonsumsi tidak banyak yang terbentuk menjadi kolesterol, akibatnya kadar kolesterol secara keseluruhan dalam tubuh menurun.

Hasil penelitian ini berbanding lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh (Evins dan M.Utari, 2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan buah dengan kadar kolesterol/K-HDL. Siulak Mukai memiliki pola konsumsi pangan yang banyak dari hasil pertanian dan perkebunan yang mungkin menjadi salah satu faktor penyebab kadar kolesterol total masyarakat masih berada dalam kisaran normal hiperkolesterolemia. Hal ini berbeda dengan penelitian (Putri, 2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol total.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatik Mulyati, dkk, yang menemukan adanya hubungan positif antara asupan lemak dengan kadar kolesterol total. Hal ini didukung oleh (Agustiyanti, 2017) menunjukkan adanya hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol darah pada keluarga nelayan usia 30-40 tahun di Tambak Lorok Semarang. Penelitian ini didukung oleh (Clarasinta, 2018) di Lampung yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian (Suatra, 2018) yang menetapkan bahwa terdapat korelasi positif yang tidak signifikan (p-value = 0,363) antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total di Dusun Tanjung, Kulon Progo, Yogyakarta. Hormon estrogen berperan dalam menyeimbangkan kadar kolesterol tubuh dengan membatasi mekanisme asam lemak bebas masuk kembali ke hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2017) “Hubungan Asupan Makanan, Aktivitas Fisik Dan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Kadar Kolesterol Darah (Studi Pada Keluarga Ikan Betina Umur 30 – 40 Tahun Di Tambak Lorok Semarang 2017)”, Journal of Public Health (e-Journal), hlm. 5(4).

Wicaksono dan Tien (2017) 'Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Staf dan Guru di SMA Negeri 1 Kendari', e-journal UHO, 4(2), hlm. http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/2813. 2014) 'Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan pegawai SMA Muhammadiyah 1 dan 2 Surakarta'. 2019) 'Asupan buah dan sayur, asupan lemak, aktivitas fisik terkait dengan rasio LDL/Hdl' orang dewasa', ARGIPA (Arsip Nutrisi dan Makanan), 4 (1), p. 2017) „Faktor yang mempengaruhi kejadian diabetes melitus pada wanita usia subur di RSUD Dr. Djoelham Binjai Viti hal.

Gambar

Tabel 2.1. Pengelompokan Kadar Kolesterol
Tabel 2.2.  Batas Ambang Indeks Massa Tubuh
1  Foto Copy Kuesioner  Penggandaan  Rp     200.000  2  Famili Dr Strip Tes Kolesterol  Tes Kadar
Gambar 1. Melakukan Wawancara dengan mengisi kuesioner
+4

Referensi

Dokumen terkait

asupan lemak dan natrium dengan status gizi di Posyandu Lansia,. Gonilan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, status penyakit, gaya hidup, asupan energi dan asupan protein dengan status gizi pada lansia di wilayah

Kesimpulan : Ada hubungan antara asupan lemak dan status gizi dengan status menarche dini pada siswi di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta... iv

Dilihat dari data tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak, asupan natrium dan status gizi dengan tekanan

Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Asupan Lemak Hubungannya dengan Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri Pondok Cina 1 Depok Tahun 2012.. Depok:

v HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERURISEMIA LITERATURE REVIEW ABSTRAK Hiperurisemia adalah keadaan dimana peningkatan kadar asam urat dalam

Status gizi buruk pada balita disebabkan kurangnya asupan makanan bergizi yang diberikan baik secara kualitas dan kuantitas, adanya keterbatasan pengetahuan tentang pangan yang bergizi

Menganalisa perbedaan status gizi berdasarkan pola konsumsi serealia dan umbi-umbian, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, susu, buah, sayuran, lemak, makanan jajanan, minuman, gula