Hubungan Kemampuan Menyimak dengan Keterampilan Meringkas Cerita Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 127 Barru Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan menyimak cerita dengan keterampilan merangkum cerita pada bahasa Indonesia kelas IV SDN 127 Barru Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan merangkum cerita pada bahasa Indonesia kelas IV SDN 127 Barru.
Rumusan Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan guru dalam menghadapi kesulitan belajar di kelas.
KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Jadi, jika disimpulkan, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat perubahan yang terjadi bukan disebabkan oleh kedewasaan atau perubahan yang bersifat sementara karena sebab apa pun. Secara umum tujuan pembelajaran ada tiga macam, yaitu 1) memperoleh pengetahuan yang bercirikan kemampuan berpikir. Dengan kata lain keterampilan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa pengetahuan materi, sebaliknya keterampilan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Kemampuan Menyimak
Selain itu dalam kegiatan menyimak juga perlu memperhatikan unsur menyimak, unsur menyimak merupakan unsur yang pada dasarnya mewujudkan adanya kegiatan menyimak. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang agak kompleks karena sangat bergantung pada berbagai unsur pendukung. Apabila pendengar mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas dan luas maka ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik.
Keterampilan Meringkas
Kemudian pendengar harus memahami atau menghayati makna tersebut dan harus dibawa ke tahap selanjutnya yaitu penilaian. Berdasarkan dua pendapat ahli di atas, setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah keterampilan, yaitu: menyimak, mengidentifikasi, menafsirkan, memahami, mengevaluasi, dan merespons. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan merangkum suatu cerita merupakan suatu keterampilan dalam memahami suatu cerita yang memerlukan perhatian lebih dan kemampuan intelektual yang selalu berubah dan sangat diperhatikan oleh individu.
Sebagai pedoman sederhana, keterampilan merangkum adalah keahlian mengubah keseluruhan karangan, dirangkum menjadi sepertiga atau seperempat, yang cukup baik jika bunyi aslinya dapat dipertahankan. Langkah pertama dalam membuat ringkasan adalah membaca teks asli satu atau dua kali untuk memahami kesan umum, maksud, dan sudut pandang penulis. Dengan menggunakan catatan yang diperoleh pada langkah kedua dan kesan umum yang diperoleh pada langkah pertama, penulis siap membuat ringkasan.
Yang harus disadari oleh penulis adalah ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkai semua gagasan menjadi sebuah wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat.
Hubungan Menyimak Cerita dengan Meringkas Cerita
Penelitian Relevan
Penelitian perbandingan dilakukan oleh Rahmat (2017) dan peneliti menggunakan teknik korelasi untuk menguji hubungan antar variabel. Perbedaannya terletak pada hubungan yang diteliti.Penelitian Rahmat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan bercerita cerita rakyat. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan merangkum cerita.
Menurut hasil penelitian Warsito (2009), terdapat hubungan antara motivasi belajar dan keterampilan menyimak dengan keterampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Girimarto. Terdapat hubungan yang positif antara keterampilan menyimak dengan keterampilan menulis, hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik keterampilan menyimak siswa maka akan semakin baik pula keterampilan menulisnya. Perbedaannya terletak pada hubungan yang diteliti, penelitian Tri Wasito bertujuan untuk mencari hubungan antara motivasi belajar dengan kemampuan menyimak dan keterampilan menulis dengan menggunakan tiga variabel, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan menyimak dengan keterampilan rangkuman.
Persamaan penelitian yang dilakukan Suryani dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama menggunakan teknik korelasional untuk menguji hubungan pemahaman struktur bahasa dengan motivasi belajar dan keterampilan menulis dengan menggunakan tiga variabel, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan kemampuan merangkum cerita. Menurut hasil penelitian Sukari (2007) yang bertajuk, hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan minat membaca dengan kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonogiri mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. antara pemahaman kalimat efektif dan kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri kecamatan Sukoharjo. Kabupaten Wonogiri mempunyai persamaan penelitian yang dilakukan Sulit dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan teknik korelasi untuk menguji antar variabel, sedangkan perbedaannya terletak pada hubungan yang diteliti, penelitian yang dilakukan. by Sulit bertujuan untuk menguji hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan minat membaca dengan keterampilan menulis menggunakan tiga variabel sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan merangkum.
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Keempat jenis penelitian tersebut adalah “pre-experimental design, true eksperimental design, faktorial design dan quasi-experimental design”. Peneliti menggunakan jenis penelitian pre-experimental design dengan tipe group before test-post test design. Pengukuran pertama (pre-test) dilakukan untuk melihat kondisi sampel sebelum diberikan perlakuan yaitu tingkat hasil belajar mengenai kemampuan mendengarkan cerita siswa kelas IV sebelum digunakan untuk pembelajaran. peneliti.
Populasi dan sampel 1. Populasi
- Sampel
Untuk teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling Menurut Sugiono purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel
- Desain penelitian
Pengukuran pertama (pre-test) dilakukan untuk melihat kondisi sampel sebelum diberikan perlakuan, yaitu tingkat hasil belajar kemampuan menyimak cerita dengan keterampilan merangkum cerita siswa IV. kelas dan pengukuran lain (setelah tes) dilakukan peneliti guna mengetahui tingkat hasil belajar merangkum cerita siswa IV. kelas setelah pembelajaran terapan. Definisi operasional suatu variabel merupakan penjelasan tentang apa arti istilah-istilah kunci yang menjadi judul dalam penelitian ini.
Instrumen penelitian
Teknik Pengumpulan data
Tes awal dilakukan sebelum perlakuan, pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran kemampuan mendengarkan cerita. Setelah diberikan perlakuan, tindakan selanjutnya adalah post test untuk mengetahui mendengarkan dongeng yang dibacakan setelah itu siswa diberi tugas untuk merangkum cerita yang dibacakan peneliti.
Teknik Analisis Data
- Analisis Data Statistik Deskriptif
- Hasil Statistis Deskriptif
Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan antara kemampuan menyimak cerita dengan peringkasan cerita pada siswa IV. Kelas bahasa Indonesia di SDN 127 Barru Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima H1 diterima yang berarti tidak ada hubungan antara kemampuan menyimak cerita dengan kemampuan merangkum cerita pada siswa kelas IV bahasa Indonesia di SDN 127 Barru Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru c. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kemampuan menyimak cerita dengan peringkasan cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 127 Barru Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru.
Penelitian ini dilaksanakan pada topik kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas IV SDN 127 Barru Kabupaten Barru. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen pre test dan post test dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara keterampilan menyimak dengan keterampilan merangkum cerita pada siswa kelas IV SDN 127 Barru kabupaten Barru. Hasil pre-test hubungan kemampuan menyimak dengan keterampilan merangkum cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat memperoleh data yang dikumpulkan melalui instrumen pre-test tertulis sehingga dapat terlihat hasil hubungan antara kemampuan menyimak dengan kemampuan merangkum cerita siswa IV. kelas di SDN 127 Kabupaten Barru. Hasil post-test hubungan kemampuan menyimak dengan keterampilan merangkum cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil penentuan hubungan kemampuan menyimak dengan keterampilan merangkum cerita siswa kelas IV SDN 127 Barru Kabupaten Barru setelah penerapan keterampilan merangkum cerita (posttest) dapat dilihat sebagai berikut.
Sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu “Hubungan Kemampuan Mendengarkan Cerita Dengan Keterampilan Meringkas Cerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 127 Barru.
Pembahasan
Pemberian tes sebelum diberikan perlakuan (pretest) kepada siswa untuk mengetahui hasil analisis tanpa menggunakan kemampuan mendengarkan cerita, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menggunakan kemampuan mendengarkan cerita yang diberikan langsung oleh guru kepada siswa. . Kemudian guru kembali memberikan tes setelah diberikan treatment (posttest) untuk mengetahui hasil analisis menggunakan kemampuan mendengarkan cerita. Memberikan perlakuan dengan menggunakan kemampuan mendengarkan cerita agar siswa dapat mengemukakan gagasan, menarik perhatian siswa, termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat dijadikan sumber belajar.
Berdasarkan hasil penelitian analisis data, hasil kemampuan mendengarkan cerita siswa kelas IV SDN 127 Barru Kabupaten Barru secara deskriptif menggunakan kemampuan mendengarkan cerita. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan merangkum cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan. Hal ini terlihat pada pertemuan pertama siswa yang melakukan kegiatan lain sebanyak kurang dari 10 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 5 siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan materi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat banyak siswa yang memberikan respon ketika ada pertanyaan yang diajukan dan siswa yang dengan sukarela menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kemampuan mendengarkan cerita berpengaruh terhadap kemampuan menentukan keterampilan merangkum cerita. . pada siswa bahasa Indonesia kelas IV SDN 127 Barru Kabupaten Barru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan mendengarkan cerita siswa mempunyai rata-rata pretest sebesar 78,85.
Hubungan kemampuan mendengarkan cerita dengan keterampilan merangkum cerita pada Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 127 Kabupaten Barru Barru memperoleh skor 8,35.
Saran
Bagi para guru sekolah dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, semoga dapat menjadi bahan referensi dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada keterampilan menyimak dan merangkum. Hubungan Kemampuan Menyimak Cerita dengan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Rakyat Bahasa Indonesia Kelas V SDN Mangasa Kabupaten Gowa. Hubungan Pemahaman Struktur Bahasa Dan Motivasi Belajar Dengan Keterampilan Menulis Siswa Kelas V SDN Se-Gugus Anggrek Sukoharjo.
Hubungan motivasi belajar dan kemampuan menyimak dengan keterampilan menulis siswa kelas V SDN Sekecamatan Girimarto. Setelah belajar, siswa dapat membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, yang ditulis dalam bahasanya sendiri. Guru meminta siswa mengamati teks tentang materi pada kegiatan Ayo Membaca yaitu tentang materi “Kapitan Pattimura”.
Guru meminta siswa menuliskan kalimat utama pada teks “Kapten Pattimura” dalam kegiatan membaca. Guru meminta siswa mengamati teks pelajaran pada kegiatan membaca yang membahas tentang materi “Bung Tomo”. Guru meminta siswa menuliskan kalimat utama pada teks “Bung Tomo” dalam kegiatan membaca.
Guru meminta siswa mengamati teks tentang materi pembelajaran pada kegiatan ayo observasi yaitu tentang materi “Sultan Iskandar Muda”. Guru meminta siswa membaca teks tentang materi “Sultan Iskandar Muda” pada kegiatan Ayo Amati. Guru meminta siswa menuliskan kalimat utama teks “Sultan Iskandar Muda” pada kegiatan Ayo Mengamati.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP