• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Peserta Didik di Mts Ash-Shalihin Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Peserta Didik di Mts Ash-Shalihin Gowa"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KUALITAS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA PESERTA DIDIK DI MTs. ASH-SHALIHIN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pada

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUH. YUSRAN NIM: 20300116044

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIM

Tempat/Tanggal Lahir Jurusan/ Prodi

Fakultas Alamat Judul

: : : : : : :

Muh. Yusran 20300116044

Makassar, 20 Juli 1998 Manajemen Pendidikan Islam Tarbiyah dan Keguruan

Jl. Abd. Muthalib Dg Narang (Pao-pao)

Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Peserta Didik di Mts Ash- Shalihin Gowa.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 11 Agustus 2022 Penulis,

Muh. Yusran NIM: 20300116044

(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR Assalamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberkan kita limpahan rahmat dan ilmu-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta salam dan salawat senantiasa penulis curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw., sebagai teladan bagi kita semua atas perjuangannya dalam memperjuangkan agama Islam hingga sampai zaman Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah swt.

Skripsi dengan judul “Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Peserta Didik di Mts Ash-Shalihin Gowa. “ini penulis hadirkan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta ibunda St. Kamariah dan ayahanda Syamsuddin Muin yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta tidak pernah lelah terus mendoakan dan mendukung setiap langkahku. Semoga Allah swt. selalu melimpahkan Rahmat, kesehatan, karunia, dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang diberikan kepada penulis.

Serta ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis,.MA,Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II Prof. Dr. Wahyuddin Naro, M.Hum., Wakil Rektor III Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil

(5)

Rektor IV Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu UIN Alauddin Makassar.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Wakil Dekan I Dr. M. Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd.,M.Si., atas segala fasilitas yang diberikan serta senantiasa memberikan dorongan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis.

3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd., dan Dr. Mardhiah, S.Ag., M.Pd., selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam beserta staf yang selalu siap memberikan fasilitas, layanan, izin, dan kesempatan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

4. Dra. Hamsiah Djafar., M.Hum. dan Dr. H. Syamsuri., S.S., M.A. selaku pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini yang selalu siap meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta dorongan kepada penulis.

5. Dr. H. Syamsul Qamar., M. Th. I. dan Dr. Syamsuddin., M.Pd. I. selaku penguji I dan II yang telah memberikan arahan, pengetahuan baru, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua Dosen di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang telah mengajari kami kebaikan dan ilmu sekaligus menjadi orang tua kami selama kuliah di UIN Alauddin Makassar.

7. Seluruh staf Akademik dan Administrasi yang senantiasa membantu dan memberikan pelayanan yang maksimal sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(6)

iv

8. Teman seperjuangan mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2016 yang sama-sama menyelesaikan studi.

9. Para sahabat Fitriani Ramli, Abd Musawwir, Nur Hayati,Firmansyah, Rahmat Gusnadi dan Kasim Maloko yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh sahabat dekat yang tidak sempat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat menjadi sumbangsi dalam penyusunan skripsi dimasa mendatang, serta menjadi sesuatu yang bernilai ibadah di sisi-Nya Aamiin.

Wassalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Penulis

Muh. Yusran

(7)

v DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Hipotesis ... 7

D. Definisi Operasional Variabel ... 8

E. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu ... 9

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN TEORETIS ...... 14

A. Kualitas ... 14

B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ... 15

C. Minat Baca... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 36

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel... 37

C. Prosedur Penelitian ... 38

D. Instrumen penelitian ... 39

E. Teknik Analisis Data ... 40

(8)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan Penelitian ... 63

BAB V PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Implikasi Penelitian ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN...72

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Mts Ash-Shalihn Gowa ... 37

Tabel 4.1 Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan MTs Ash-Shalihin Gowa ... 47

Tabel 4.2 Peserta didik di MTs Ash-Shalihin Gowa ………...47

Tabel 4.3 Pengeloaan Perpustakaan MTs Ash-Shalihin Gowa ... 48

Tabel 4.4 Tabulasi Data untuk menghitung nilai rata-rata (Mean) ... 50

Tabel 4.5 Data Presentase Frekuensi ... 50

Tabel 4.6 Data Standar Deviasi ... 51

Tabel 4.7 Deskriptif Pengelolaan Perpustakaan... 51

Tabel 4.8 Kategorisasi ... 52

Tabel 4.9 Skor Minat Baca Peserta Didik di MTs Ash-Shalihin Gowa ... 53

Tabel 4.10 Tabulasi Data untuk Menghitung Nilai Rata-rata (Mean) ... 55

Tabel 4.11 Data Presentase Frekuensi ... 55

Tabel 4.12 Data Standar Deviasi ... 56

Tabel 4.13 Deskriptif Minat Baca ... 56

Tabel 4.14 Kategorisasi Minat Baca ... 57

Tabel 4.15 Tabulasi Data X dan Y ... 58

(10)

viii ABSTRAK Nama : Muh. Yusran

NIM : 20300116044

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Judul : Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Peserta Didik di Mts Ash-Shalihin Gowa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1)Bagaimana pengelolaan perpustakaan di MTs Ash-Shalihin Gowa; (2)Bagaimana minat baca minat baca di perpustakaan MTs Ash-Shalihin Gowa; (3)Bagaimana hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca di MTs Ash-Shalihin Gowa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode ‘ex post facto’. Teknik pengumpulan data melalui angket. Penelitian dan sampel ini adalah Kepala Sekolah, Staf Perpustakaan, dan Peserta Didik di MTs Ash-Shalihin Gowa yang berjumlah 32 orang dan menggunakan teknik sampling insidental. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan perpustakaan berada pada kategori sedang dengan persentase 62,5%dan minat baca peserta didik berada pada kategori sedang yaitu 62,5%. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial diperoleh thitug = 3,062 > ttabel = 0,349 dengan taraf signifikan α = 5%. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan perpustakaan berpengaruh secara signifikan minat baca peserta didik di MTs. Ash-Shalihin Gowa.

Adapun implikasi dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagi sekolah, kedepannya kualitas pengelolaan perpustakaan disarankan lebih ditingkatkan sehingga dapat menunjang minat baca peserta didik lebih maksimal lagi. (2) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian dengan cakupan materi lainnya berdasarkan kualitas pengelolaan perpustakaan maupun minat baca peserta didik yang peneliti lakukan.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha yang dapat membantu meningkatkan potensi dan kapasitas manusia sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka. Kegiatan untuk memajukan pengajaran itu sendiri di Indonesia telah banyak dilakukan, salah satunya melalui pembinaan lebih lanjut yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal satu menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar untuk menjadikan suasana belajar dan ukuran pembelajaran agar peserta didik siap secara efektif untuk mengembangkan kapasitas terpendamnya, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.1

Dalam berjalannya proses pendidikan tidak luput dari fasilitas pendorong untuk meningkatkan pendidikan itu sendiri, salah satunya dengan penyediaan fasilitas perpustakaan di Sekolah sebagai tempat untuk menambah referensi mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Perpustakaan adalah salah satu hal terpenting dalam dunia pendidikan yang harus ada di sekolah.

Perpustakaan sebagai tempat menyimpan buku, tetapi juga sebagai gudang ilmu bagi peserta didik untuk menambah literatur tambahan selain pelajaran yang diterima langsung di dalam kelas selama proses pembelajaran. Mengingat pentingnya perpustakaan, maka sekolah harus mengadakan sebuah pelayanan dan tata ruang perpustakaan dengan sebuah target ke depan untuk membantu peserta didik dalam

1Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet. V; Jakarta: Sinar Grafika,2013), h. 3.

(12)

2

meningkatkan pengetahuan.

Perpustakaan merupakan unit pembantu dalam iklim kelembagaan yang keberadaannya harus terwakili jika dapat membantu tercapainya kemajuan tujuan sekolah yang bersangkutan. Penonjolan kehadiran perpustakaan sekolah adalah pada segi edukatif dan reaktif. Sebagai aturan, perpustakaan sebagai sumber data akan sangat membantu jika perpustakaan dapat memberikan data secara efektif dan cepat.

Hal ini dapat diketahui apakah administrasi perpustakaan didukung oleh sarana dan prasarana, dana, sumber daya sesuai bidangnya agar dapat mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.2

Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam undang-undang perpustakaan no. 43 tahun 2007 pasal 23 ayat 1 yang membaca dengan seksama “Setiap Sekolah/Madrasah Wajib Menyelenggarakan Perpustakaan yang Memenuhi Standar Nasional Pendidikan”.3 Pengelolaan perpustakaan adalah tindakan untuk merencanakan bahan perpustakaan dengan kerangka kerja, sehingga sederhana dan cepat untuk melacak bahan perpustakaan yang diperlukan. Pengelolaan perpustakaan merupakan isu esensial dari latihan perpustakaan sekolah dan harus dilengkapi oleh petugas/staf perpustakaan. Pengelolaan akan memutuskan sejauh mana perpustakaan sekolah dapat berjalan dengan baik dan mendukung langkah-langkah pembelajaran kreatif di sekolah.

Tugas pokok perpustakaan adalah memberi, mengukur, mengikuti dan menggunakan berbagai bahan perpustakaan dan kegunaannya, serta melayani pengguna yang membutuhkan data dan pemahaman bahan. Pentingnya fungsi

2 Syihabuddin Qalbi, dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,2007), h. 8.

3 Indonesia ,Undang-undang dasar tentang perpustakaan, UU No. 43 Tahun 2007, h. 2.

(13)

perpustakaan agar sekolah menyusun perpustakaan dengan administrasi yang baik untuk membantu proses pengajaran, pembelajaran dan untuk memudahkan pendidik mengalokasikan tugas kepada peserta didik, kemudian menambah sekolah dengan perpustakaan dengan administrasi yang baik. Dengan ruang yang besar dan kenyamanan, peserta didik akan benar-benar ingin belajar, membaca dengan baik, sehingga pendapatan membaca peserta didik akan meningkat.4

Kehadiran perpustakaan juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat baca siswa yang ada di sekolah dengan penataan perpustakaan yang nyaman sehingga siswa dapat tertarik untuk tetap membaca buku di perpustakan. Keutamaan dalam membaca bukanlah sesuatu yang dibawah orang ke dunia tetapi diperoleh karena belajar dengan menciptakan pengalaman, melalui pelatihan dan arahan dari guru, kerjasama juga diperlukan oleh pengelola perpustakaan untuk memacu peserta didik untuk membaca di perpustakaan.

Ada banyak faktor penghambat, mengapa minat baca di Indonesia rendah.

Diantaranya faktor-faktor tersebut:

1. Ketidak pedulian terhadap aktivitas minat baca.

2. Pembelajaran di Indonesia belum membuat remaja/siswa/mahasiswa perlu membaca (semakin banyak semakin baik) dan mencari informasi tentang yang diajar.

3. Banyaknya jenis hiburan, tayangan TV dan Permainan game sehingga anak-anak maupun orang dewasa teralihkan dari buku.

4. Orang-orang suka mengunjungi tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti

4Mu’inah, Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Minat Baca Peserta Didik di MAN POLMAN Kec. Mapalili Kab. Powewali Mandar, Skripsi (Makassar: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2017), h. 2.

(14)

4

taman bermain, pusat perbelanjaan, tempat karaoke, dan sebagainya.

5. Budaya membaca belum diwariskan secara maksimal oleh nenek moyang.

6. Masyarakat belum menetapkan buku sebagai kebutuhan lanjutan, setelah kebutuhan pokok.

7. Sarana memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan masih merupakan barang aneh dan langka.

8. Tidak adanya motivasi dan bimbingan praktis dari guru.

Rendahnya minat baca merupakan persoalan yang penting di negara ini, terutama pada dunia pendidikan bisa dikatakan pendidikan di Indonesia terhadap minat baca masih kurang dan kemampuan para subjek didik untuk mencari, menggali, menentukan, mengolah, memanfaatkan dan mengembangkan informasi masih lemah.

Hasil penelitian International Education Achievment (IEA) pada tahun 2000, di mana minat baca siswa SD menduduki peringkat ke-38 dan siswa SLTP menduduki urutan ke-34 dari 39 negara yang diteliti. Nilai tersebut di ukur dari kemampuan membaca rata-rata.5

Di dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi. Peserta didik memperoleh kelulusan dengan baik, harus membaca sejumlah bahan yang direkomendasikan oleh pendidikan. Demikian pula bagi seorang pendidik, untuk meraih kualifikasi tertentu dengan mengajar ataupun menulis ilmiah, maka harus didukung dengan kegiatan membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperoleh pengetahuan secara kontinu sesuai dengan perkembangan yang ada.

5 Hery Widodo, Cara meningkatkan minat baca siswa (Semarang: Mutiara Aksara,2019), h. 1.

(15)

Allah swt berfirman dalam al-Qur’an Surah Al-Alaq/ 96:1-5:

ِبِ َمَّلَع ْيِذَّلا ُۙ

مَرْكَْلْا َكُّبَرَو ْأَرْ قِا َۚ قَلَع ْنِم َناَسْنِْلْا َقَلَخ ََۚقَلَخ ْيِذَّلا َكِ بَر ِمْسِبِ ْأَرْ قِا َْلَ اَم َناَسْنِْلْا َمَّلَع ُِۙمَلَقْل

/قلعلا ( ْْۗمَلْعَ ي

:96 -1

)

5 Terjemahnya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah meniptakan manusi dari ‘Alaq, bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemura, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahui”.6

Menurut Quraish Shihab bahwa objek membaca pada ayat-ayat yang menggunakan akar kata qara’a ditemukan bahwa ia terkadang menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari Tuhan (al-Qur’an dan kitabsuci sebelumnya). Quraish Shihab menafsirkan ayat Pendidikan yang terkandung dalam Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 menjadi Nilai Pendidikan berdasarkan keterampilan yang dimiliki, sebagai berikut7: a. Membaca

Membaca merupakan materi pertama yang disebutkan didalam surat Al-Alaq.

Hal ini sesuai dengan perkembangan daya serap dan jiwa manusia (peserta didik) bahwa dianugerahi tiga potensi, yaitu pendengaran, penglihatan dan perasaan (hati).

Penegasan Allah tersebut dapat dipahami bahwa di antara organ bayi yang baru lahir adalah organ pendengaran lebih dulu aktif. Hal ini cukup beralasan jika Rasulullah menganjurkan umatnya membacakan kalimat tauhid berupa adzan dan iqamat ditelinga bayi yang baru lahir. Sebagaimana beliau melakukannya ditelinga kedua cucunya Hasan dan Husain.

6 Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali, 2004), h. 597.

7 QuraishShihab, TafsirAl-Misbah:Pesan,KesandanKeserasianAl-Qur‟anjilid.

15.(Jakarta:LenteraHati,2004),h. 260.

(16)

6

b. Menulis

Pelajaran menulis tidak kalah pentingnya dari membaca, karena itu tidak heran jika didalam ayat ke 4 surat Al-Alaq Allah menegaskan bahwa Dia telah mengajar menulis kepada manusia dengan menggunakan qalam, yaitu alam tulis yang pertama kali dikenal dalam dunia pendidikan. Menulis merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Setelah ditulis, pengetahuan tersebut dapat diwarisi oleh generasi berikutnya sehingga generasi selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan lebih jauh ilmu-ilmu yang dirintis oleh generasi sebelumnya.

Membaca dan menulis merupakan dua hal yang sangat urgen dalam Pendidikan, guna memperoleh ilmu pengetahuan dan memajukan umat manusia di muka bumi ini.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 12 November 2019 dan dilanjutkan pada tanggal 4 November 2021, peneliti memperoleh informasi dari Pimpinan PP Ash-Shalihin atas nama M. Kafrawy Saenong, S.Sos., M.Si. Terdapat beberapa kenyataan yang menunjukkan adanya permasalahan di perpustakaan sekolah tersebut. Permasalahan tersebut antara lain kondisi perpustakaan belum memadai.

Dapat dilihat dengan tata kelola ruangan belum terlalu rapi dan koleksi buku-buku yang menunjang kegiatan belajar mengajar di perpustakaan MTs Ash-Shalihin Gowa kurang lengkap dan pembaharuan buku tersebut tidaklah dilaksanakan sehingga menyebabkan peserta didik kurang tertarik untuk memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menambah wawasan mereka. Selain itu, keterbatasan dana yang memungkinkan menghambat pengembangan dan pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut. Tata ruang perpustakaan sekolah MTs Ash-Shalihin kurang nyaman dan menarik.

Berdasarkan fakta di atas maka penting adanya pengelolaan perpustakaan. Jika

(17)

sekolah dapat mengelolah dengan baik perpustakaan dan mengelolah perpustakaannya jadi lebih rapih serta menarik, bukan hanya kualitas perpustakaan yang meningkat tetapi juga dengan minat baca peserta didik yang bertambah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kualitas Pengelolaan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Ash-Shalihin Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah, maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan perpustakaan di MTs Ash-Shalihin Gowa ? 2. Bagaimana minat baca minat di perpustakaan MTs Ash-Shalihin Gowa?

3. Bagaimana hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca di MTs Ash-Shalihin Gowa?

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat keberadaannya. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian, secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji.8

Berdasarkan dengan pernyataan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini yakni:

8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Pendidikan (Cet Xxv; Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h. 21

(18)

8

1. Hipotesis (H0) dinyatakan dengan dalam kalimat negatif.

Tidak terdapat pengaruh hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca peserta didik di MTs. Ash-Shalihin Gowa.

2. Hipotesis (Ha)dinyatakan dengan kalimat positif.

Terdapat pengaruh positif hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca peserta didik di MTs. Ash-Shalihin Gowa.

Berdasarkan dari teori hipotesis sebelumnya maka hipotesis peneliti adalah Terdapat pengaruh positif hubungan kualitas pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca peserta didik di MTs. Ash-Shalihin Gowa.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pemahaman pembaca tentang judul, serta untuk menjelaskan sejauh mana penelitian ini, penulis pada awalnya memberikan garis besar dengan mengungkapkan pemahaman yang tepat dari variabel dalam judul sripsi ini.

Adapun variabel tersebut sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (independent) a. Pengelolaan Perpustakaan

Pengelolaan perpustakaan merupakan suatu pengelolaan yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip manajemen. Ada empat aspek dalam pengelolaan perpustakaan, yaitu bagian aspek sumber daya manusia, aspek waktu, aspek tempat, dan aspek buku.

Meski demikian, penulis hanya berfokus pada aspek sumber daya tempat.

Sumber daya tempat meliputi keadaan ruang perpustakaan, seperti masalah naungan ruangan, denah dan pencahayaan. Kondisi ruangan yang nyaman akan membuat peserta didik merasa nyaman berada di perpustakaan dalam waktu yang cukup lama.

(19)

2. Variabel Terikat (dependent)

Minat baca merupakan bentuk perhatian atau ketertarikan lebih terhadap kegiatan membaca yang mendorong seseorang meluangkan banyak waktu untuk membaca. Adapun beberapa indikator yang dapat meningkatkan minat baca, yaitu:

1. Aspek perhatian 2. Aspek perasaan 3. Aspek respon

E. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu

Kajian terhadap karya atau literatur sebelumnya akan memuat beberapa hasil penelitian sebelumnya terkait penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mencegah pencurian atau percobaan pencurian, dan pernyataan bahwa jabatan peneliti dilakukan oleh seseorang. Peneliti dan orang lain yang memiliki latar belakang yang sama, dapat menjelaskan di mana posisi peneliti dalam penelitian.

1. Penelitian Mariana Susanti N. Ngiso yang berjudul “Hubungan Pengelolaan Perpustakaan dengan Minat Baca dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 11 Surabaya” memberikan informasi tentang sistem pengelolaan perpustakaan sekolah, sehingga hal ini dapat mempengaruhi minat baca peserta didik dan penggunaannya dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Persamaan penelitian ini pada variabel bebas penelitian yaitu pengelolaan perpustakaan sekolah. Perbedaaan penelitian pada variabel terikat yaitu pada peneliti hanya satu minat baca peserta didik, sedangkan pada penelitian Mariana Susanti memiliki dua variabel terikat diantaranya minat baca, dan hasil belajar peserta didik. Objek penelitian peneliti pada seluruh peserta didik kelas VIII MTs Ash -Shalihin Gowa,

(20)

10

sedangkan penelitian Mariana Susanti pada peserta didik di SMA N 11 Surabaya.

Pada penelitian ini didapati kesimpulan bahwa terdapat hubungan pengelolaan perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa dan hasil belajar siswa di SMA N 11 Surabaya.9

2. Penelitian yang di lakukan oleh Nur Ajizah Putri Jayaningtias program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang juli 2018 dengan judul “Hubungan antara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa SDN Temas 1 Batu”. Dari hasil penelitian di atas yang membedakan ialah ia membahas tentang pemanfaatan perpustakan berbeda dengaan penelitian saya yaitu membahas tentang kulitas pengelolaan perpustakaan. Dan adapun persamaan yaitu sama - sama membahas tentang minat baca peserta didik.10

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Ispiawati pada program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (T.IPS) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul “Hubungan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa di MTs Negeri Kawunglarang Kabupaten Ciamis”. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya mengarah pada hubungan pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca peserta didik secara garis besar. Sedangkan yang ingin saya teliti adalah hubungan kualitas dari pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa. Yang menjadi persamaan dari penelitian

9 Susanti Ngiso, Hubungan Pengelolaan Perpustakaan Dengan Minat Baca Dan Hasil Belajar Siswa Jurnal Mahasiswa Vol 2 No. 2, 2015. h. 60.

10 Nur Ajizah Putri Jayaningtias, Hubungan antara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa SD N Temas 1 Batu, Undergradute (S1) thesis (Malang, Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2018). h. 72.

(21)

diatas adalah yaitu sama - sama membahas pengaruh pengelolaan perpustakaan

terhadap minat baca peserta didik.11

4. Penelitian Kiki Riski yang berjudul “pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa pada UPT. Perpustakaan UIN Ar-raniry Banda Aceh”memberikan informasi tentang kualitas pelayanan perpustakaan di UPT perpustakaan UIN Ar- raniry Banda Aceh yang masih kurang dan sumber daya yang ada masih terbilang minim untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, sehingga hal tersebut mampu mempengaruhi minat baca mahasiswa. Adapun persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dan juga sama-sama membahas tentang perpustakaan terhadap minat baca. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu lokasi penelitian yang dilkukan oleh peneliti, dan perbedaan kedua yaitu tentang variabel yang diteliti, peneliti di atas meneliti tentang variabel kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa dan saya meneliti tentang hubungan hubungan kualitas pengelolaan terhadap minat baca siswa.12

5. Penelitian Fitriani yang berjudul “Pengaruh Kualitas fasilitas dan layanan perpustakaan terhadap minat baca siswa di MA NU Nurul Huda Mangkang”

memberikan informasi mengenai kualitas dan layanan perpustakaan sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap minat baca siswa. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan sama-sama membahas tetang

11 Irma Ispiawati, Hubungan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa, Skripsi (Cirebon, Fak. Tarbiyah, 2013). h. 74.

12 Kiki Riska, Pengaruh kualitas Pelayanan Terhadap Minat Baca Mahasiswa Pada UPT.

Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Skripsi (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam, Fak.

Dakwah Dan Komunikasi 2018). h. 77.

(22)

12

perpustakaan terhadap minat baca dan metode penelitian yang di gunakan kuantitatif deskriptif. Sedangkan perbedaan di penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian.13

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengelolaan Perpustakaan di MTs Ash-Shalihin Gowa.

b. Untuk mengetahui minat baca siswa di Perpustakaan MTs Ash-Shalihin Gowa.

c. Untuk Mengetahui hubungan kualitas pengelolaan Perpustakaan terhadap minat baca di MTs Ash-Shalihin Gowa.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun Keguanaan Dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoretis

Kegunaan dalam penelitian ini adalah peneliti dapat memberikan informasi tentang perpustakaan yang efektif dalam meningkatkan minat baca siswa di MTs Ash- Shalihin.

b. Secara Praktis

Secara Praktis kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan, masukan, dan sembangan yang sangat berharga bagi sekolah. Serta sebagai peningkatan mutu kualitas sekolah sesuai objek penelitian yang akan diteliti dalam karya ilmiah ini.

13Fitriani “Pengaruh Kualitas Fasilitas Dan Layanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa Di MA NU Nurul Huda Mangkang” Skripsi (Semarang: UIN Walisongo Semarang, Fak. Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 2019). h. 151.

(23)

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi tenaga pengajar/pendidik dalam melaksanakan penerapan pengelolaan perpustakaan yang mendukung peningkatan proses dan hasil pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan kemampuan bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah.

(24)

14 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Kualitas

1. Pengertian Kualitas

Kualitas dapat diartikan sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan. Ada lima dimensi kualitas pelayanan jasa menurut Kualitas pelayanan yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy, dimensi tersebut sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.14 Kelima dimensi ini yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kualitas layanan di suatu instansi. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan instansi.

Menurut Kotler yang dikutip oleh Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang behubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.15 Menurut Pasuraman yang dikutip oleh Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

14 Tjiptono & Chandra, Service, Quality, & Satisfaction. Edisi Ketiga (Yogyakarta: ANDI, 2011), h. 85.

15 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian (Yogyakarta: ANDI, 2013), h. 99.

(25)

pelanggan.16 Menurut Kotler And Amstrong, ”kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya,hal ini termasuk keseluruhan durabilitas,reabilitas,ketepatan,kemudahan pengoperasian,dan reparasi produk,juga atribut produk lainnya17. Menurut Lupiyoadi bahwa: Kualitas adalah paduan antara sifat dari karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan, jadi pelanggan yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik tersebit memenuhi kebutuhannya.18

B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan adalah arti dari kata management yang berasal dari kata “To Manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengendalikan, mengurus dan merawat. Namun kata management sendiri sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah pengelolaan, yakni sebagai suatu proses pengordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.19

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Pengelolaan merupakan sebuah proses, cara, perbuatan, pengelola atau proses melakukan kegiatan tertentu dengan cara menggerakkan tenaga orang lain dan proses yang membantu merumuskan kebijakan

16 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian (Yogyakarta: ANDI, 2013), h. 100.

17 Philip Kotler, and Gary Amstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi13. Jilid 1. (Jakarta : Erlangga, 2016), h. 11.

18 Lupiyoadi, R. Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta : Salemba Empat, 2014), h. 63.

19 Rita Mariyana, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar (Cet. III: Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2013), h. 16.

(26)

16

dan tujuan organisasi.20

Menurut Malayu S.P Hasibuan, Pengelolaan merupakan ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif yang didukung sumber- sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.21

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Pengelolaan merupakan proses perencanaan yang terstruktur dalam sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan baik.

2. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.22

Menurut Darmono mengemukakan bahwa perpustakaan pada hakikatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi para pemakainya ataupun perpustakaan dapat di artikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku- buku yang dihimpun lalu di organisasikan sebagai media belajar siswa.23

Ibnu Muhammad Saleh, mengemukakan bahwa Perpustakaan adalah tempat kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga sewaktu-

20 Mu’inah, ”Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat BacaPeserta Didik di MAN Polman Kec.Mapali Kab.Polewali Mandar”, Skripsi (Makassar: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2017), h. 14-15.

21 Saefullah, ”Manajemen Pendidikan Islam (Bandung:Pustaka Setia, 2012), h. 1.

22 Sudirman Anwar, dkk, Manajemen Perpustakaan (Cet.I; Riau: PT.Indragiri Dot Com, 2019) h.7.

23 Darmono, “Manajemen dan Tata Perpustakaan Sekolah” (Cet. I: Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), h. 2.

(27)

waktu dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.24

Berdasarkan definisi yang di atas, Perpustakaan adalah tempat perkumpulan buku-buku atau wadah pembelajaran secara terpusat di dalamnya dapat dijadikan media belajar peserta didik.

3. Pengelola Perpustakaan

Pengelola perpustakaan adalah orang yang bekerja di perpustakaan untuk mengkoordinir pengurus dan pengelola perpustakaan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam pasal 1 angka 8, pengelola perpustakaan adalah orang yang memiliki kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan kepustakawanan atau berpotensi mempersiapkan dan memiliki kewajiban untuk administrasi perpustakaan.25

Pengelola perpustakaan adalah peletak dasar perpustakaan, termasuk perpustakaan sekolah. Mereka diharapkan dapat membantu program pelatihan di sekolah menjadi efektif. Mereka diharapkan untuk memilah dan menjalankan latihan hari demi hari di perpustakaan.26 Adapun peran pustakawan Menurut Ranchman Hermawan peran pustakawan ialah sebagai berikut:

a. Pendidik (educator)

Sebagai pendidik atau pengajar, pustakawan dalam menyelesaikan kewajibannya bekerja sebagai pengajar, melakukan unsur-unsur pengajar, khususnya

24 Ibnu Muhammad Saleh, Perpustakaan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah” (Cet. I:

Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2006), h. 11.

25 Undang-Undang perpustakaan. (UU RI No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.2010), h.

2.

26 Rode ester farida mangapeng, Peranan pengelola perpustakaan dalam meningkatkan pelayanan bagi siswa SMP N Empat Manado, Vol.5, No.3, 2016.22

(28)

18

menginstruksikan, mendidik dan mempersiapkan. Mengajar adalah cara untuk menciptakan karakter, mendidik adalah cara untuk menciptakan kemampuan berpikir dan cara untuk mendorong atau menciptakan kemampuan peserta didik.

b. Pustakawan

Pustakawan mempunyai tanggung jawab besar terhadap semua kegiatan pada perpustakaan dan memiliki wawasan yang luas. Sebagai seorang pustakawan, ia akan secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan bisnis serta sebagai pustakawan untuk mengelola dan menganalisis informasi.

c. Pengawas (Supervisor)

Sebagai pengawas atau supervisor pustakawan harus memiliki yaitu:

1. Memberikan pembinaan yang professional

2. Meningkatkan kinerja, pengetahuan dan keterampilan

3. Memiliki wawasan yang luas, memahami beban kerja dan hambatan, serta besikap sabar, tegas, adil dan objektif dalam melaksanakan tugasnya

4. Dapat berkoordinasi dengan sesama pustakawan serta pembimbing untuk menyelesaikan berbagai masalah dan kendala.

4. Layanan Pengelolaan Perpustakaan

Layanan perpustakaan adalah penataan bahan pustaka atau sumber informasi yang sesuai serta penyediaan berbagai layanan dan bantuan kepada pengguna sesuai kebutuhan penggunaan perpustakaan. menyajikan bahan pustaka atau sumber informasi sesuai kebutuhan pengguna, artinya dalam pelayanan perpustakaan,

(29)

pustakawan perlu memperhatikan dan meminta masukan dari pengguna atas kebutuhan bahan pustaka atau informasi.27

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan pengelolaan perpustakaan merupakaan suatu bahan penataan pustaka serta menyediakan berbagai layanan dan bantuan kepada pengguna sesuai kebutuhan penggunaan perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan pada dasarnya memliki 4 jenis pada umumnya yaitu:

a. Layanan Teknis

Layanan teknis merupakan kegiatan awal yang ada di perpustakaan sebelum bahan perpustakaan siap dilayankan. Kegiatan pada bagian ini adalah pengadaan bahan dan pengolahan bahan pustaka yang meliputi registrasi bahan perpustakaan, memasukkan data bahan perpustaka ke database perpustakaan, pemberian nomor klasifikasi, pemberian nomor panggil, pembagian kelengkapan bahan perpustakaan.28 b. Layanan Pengguna

Layanan pengguna merupakan serangkaian kegiatan layanan yang dapat berhubungan langsung dengan penggunaan layanan perpustakaan yaitu:

1. Layanan Sirkulasi

Layanan Sirkulasi merupakan layanan yang mencakup semua kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengguna koleksi perpustakaan guna tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan.

27 Purwani Istiana, Layanan Perpustakaan ( Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014) h. 1-2.

28 Sudirman Anwar, Said Maksur, dan M. Jailani, Manajemen Perpustakaan (Riau : PT.

Indagiri Dot Com, 2019), h.13-14.

(30)

20

2. Layanan Referensi

Layanan Referensi adalah salah satu latihan bantuan dengan menjawab pertanyaan menggunakan berbagai referensi, serta memberikan arahan untuk menemukan dan menggunakan berbagai referensi. Petugas layanan referensi menyediakan bahan-bahan referensi di perpustakaannya dan memberikan jasa rujukan maupun pengarahan agar pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan pengguna perpustakaan.

3. OPAC (Online Public Access Catalogue)

Adalah cara untuk membaca dengan menelusuri informasi tentang bahan pustaka. Data yang terdapat dalam katalog adalah judul, gambaran pembuatan (distributor, kota peredaran, dan tahun peredaran), gambaran aktual buku (jumlah halaman, perawakan buku, katalog, catatan), nomor panggil (call number).

c. Layanan Pendidikan Pengguna

Pendidikan pengguna bertujuan untuk memperkenalkan perpustakaan dengan masyarakat penggunanya dan mengajar penggunanya untuk menjadi pengguna perpustakaan yang tertib dan bertanggung jawab. Hal-hal yang disampaikan dalam latihan pengguna antara lain: Sumber informasi yang dapat diakses di perpustakaan, fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan, jenis administrasi yang dapat diakses di perpustakaan, strategi penggunaan administrasi yang ada di perpustakaan.

(31)

d. Layanan Administrasi

Kategori layanan administrasi perpustakaan terdiri dari layanan administrasi staf perpustakaan dan layanan administrasi untuk pengguna perpustakaan.

Administrasi staf perpustakaan meliputi kegiatan surat menyurat dan persiapan dokumen, sedangkan administrasi untuk pengguna meliputi kegiatan pembuatan kartu anggota perpustakaan dan pemberian surat keterangan bebas administrasi.29

Perpustakaan harus menerapkan sistem layanan yang jelas agar dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan kondisi perpustakaan,terdapat tiga macam sistem layanan perpustakaan yaitu:

1. Layanan Terbuka

Pada perpustakaan yang menerapkan sistem layanan terbuka, pengguna diberi kebebasan untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkannya.

Penataan ruang koleksi harus diperhatikan, misalnya koleksi harus disusun secara sistematis yang dilengkapi dengan rambu-rambu yang menunjukkan letak koleksi.

2. Layanan Tertutup

Pada perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Pengguna bisa memilih koleksi ini melalui katalog dan selanjutnya petugas perpustakaan yang mengambilnya.

3. Layanan campuran

Sistem layanan ini biasanya diterapkan di perguruan tinggi.30 Sistem layanan perpustakaan.

29 Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 186

30Erma Emalien Rochmah, Pengelolaan Layanan Perpustakaan, Ta’allum, Vol 04, No. 02

(32)

22

5. Unsur-Unsur Layanan

Dalam menciptakan layanan yang baik diperlukan unsur-unsur penunjang yang mendukung kelancaran kegiatan unsur-unsur tersebut harus sesuai dengan tujuan dan sistem layanan.31

a. Fasilitas

Sebagai sarana utama adalah adalah ruangan yang sesuai dengan jumlah pemakainya, terlebih lagi, mebel diperlukan untuk administrasi, seperti rak buku, meja kursi, meja meja, sirkulasi, dan lain-lain.

b. Koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan komponen utama dalam administrasi perpustakaan. Kehadiran variasi dalam bantuan harus didorong, dipertahankan, dikendalikan untuk memudahkan pemakainya menemukan koleksi mereka. Substansi dari bermacam-macam harus berkoordinasi dengan motivasi di balik bantuan. Agar data dalam koleksi tersebut tidak ketinggalan zaman.

c. Pustakawan

Pustakawan merupakan unsur penggerak kegiatan layanan. Tanpa adanya pustakawan yang mengatur dan memberikan layanan niscaya tidak akan ada pelayanan di perpustakaan. Pustakawan harus cekatan, terampil, ramah, berwawasan luas, rajin, cepat tanggap dan siap membantu pemakai dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

31 Purwani Istiana, Layanan Perpustakaan (Yogyakarta : Ombak,2014), h. 13-17.

(33)

6. Tujuan Perpustakaan

Secara terinci tujuan perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik.

c. Perpustakaan dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri bagi peserta didik d. Perpustakaan dapat memperlancar peserta didik dalam hal menyelesaikan tugas

sekolah.

e. Perpustakaan dapat membantu peserta didik, guru, dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. Minat Baca

1. Pengertian Minat

Minat adalah kesenangan atau perhatian yang terus menerus terhadap suatu objek karena harapan akan memberikan manfaat. Minat adalah rasa menyukai dan tertarik pada suatu hal atau kegiatan, tanpa ada yang bertanya.32 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Minat adalah adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau semangat atau keinginan. Minat sering juga disebut oleh orang “minat”.

Minat bisa dikelompokkan sebagai sifat atau sikap yang memiliki kecenderungan atau tendensi tertentu. Minat dapat mempresentasikan tindakan-tindakan. Minat tidak bisa

32 Slameto. “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi” (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). h.

182.

(34)

24

dikelompokkan sebagai pembawaan tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.33

Menurut Marksheffel minat dapat dijelaskan atau “interest” sebagai berikut:

Minat bukanlah efek lanjutan dari naluri manusia, namun dapat dibingkai atau dikembangkan, dipertimbangkan, dan diciptakan. Minat dapat dikaitkan dengan alasan tertentu untuk bertindak. Hampir tidak, minat dikaitkan dengan kondisi sosial dan perasaan seseorang. Minat itu umumnya membawa dorongan dan mendorong perilaku atau karakter manusia.34

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui dengan jelas bahwa minat baca sangat mungkin dikembangkan. Dengan demikian, minat semua pemakai perpustakaan sekolah pada dasarnya bisa dikembangkan. Menurut Decroly, “Minat itu ialah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi”. Kebutuhan timbul dari dorongan hendak memberi kepuasaan kepada suatu instik. Minat anak-anak terhadap terhadap benda dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan insting dan hasrat, fungsi fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.35

Perkembangan minat belajar dan kemampuan membaca sebenarnya sangat mengkhawatirkan saat ini, bagaimana tidak, hal ini disebabkan oleh strategi yang diberikan kepada peserta didik dan peserta didik pada umumnya kurang, sebagian besar teknik saat ini hanya berorientasi pada hasil. Kecenderungan membaca yang sangat rendah ini menyebabkan daya tampung peserta didik tertentu di sekolah menjadi

33 Amran Chaniago, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). h. 744.

34 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah” (Jakarta : Bumi Aksara,2008),h. 191 – 192.

35 Didin Hafhiduddin, “Membentuk Pribadi Qur’ani” (Jakarta: Harakah, 2002), h. 250.

(35)

rendah.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Ada 2 macam minat yang dikenal secara umum yaitu antara lain:

a. Minat Spontan

Minat yang tidak dibatasi adalah minat yang muncul tanpa bantuan orang lain.

Di sini minat tidak boleh dirangsang. Misalnya, seorang anak tiba-tiba akan lebihtertarik pada kendaraan mainan dari pada bermain dengan boneka.

b. Minat yang Disengaja

Minat yang disengaja adalah minat yang muncul karena tergerak, misalnya seorang anak tidak tertarik untuk membaca, penting agar keuntungannya bersemangat dengan segala cara agar anak merasa tertarik untuk membaca. apa yang akan dibutuhkan, anak akan membentuk kasih sayang itu menjadi sebuah kebutuhan.36 Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seorang yang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.37Minat sering pula oleh orang – orang disebut dengan “ interest”. Minat bisa dikelompokkan sebagai sifat atau sikap yang memiliki kecenderungan tertentu. Minat dapat mempresentasikan tindakan-tindakan. Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan tapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. Berdasarkan penjelasan diatas maka sehubungan dengan minat dapat dijelaskan sebagai berikut:

36Agusitia Maryati, Peningkatan Minat Baca (Jurnal Pustaka Sriwijaya No.2 Tahun II Juni 2000), h.19.

37Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 166.

(36)

26

a. Minat bukan hasil pembawaan manusia tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.

b. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak.

c. Secara sempit, minat itu dialokasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang.

d. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat e. manusia.38

Djaali mengatakan bahwa minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.39 Rahman Abror mengatakan minat yang dapat di identifikasi dengan gaya gerakan yang mendorong kita untuk menghadapi atau mengelola individu, artikel atau latihan atau mungkin sebuah pertemuan yang layak yang di jiwai oleh tindakan yang sebenarnya. Dengan demikian, minat dapat menjadi alasan untuk mendukung latihan. Arah perenungan kita dapat dipengaruhi jika keuntungan kita sendiri diidentikkan dengan keadaan yang akan kita alami sendiri.

Dengan demikian, perilaku kita dipengaruhi oleh pengalaman, dan daya tanggap kesadaran yang memungkinkan hubungan antara pemikiran dan perspektif berubah saat mereka mampu dan dikomunikasikan.

38 Ibrahim Bafedal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara,2008),h. 191- 191.

39 Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 121

(37)

2. Pengertian Membaca

Dalam referensi kamus besar bahasa Indonesia, membaca berasal dari kata dasar baca yang berarti melihat dan memahami substansi yang tersusun (dengan berbicara atau hanya dalam hati). Membaca dengan teliti adalah suatu tindakan atau interaksi psikologis yang terlihat untuk menemukan berbagai informasi yang terkandung yang direkam sebagai hard copy. Ini menyiratkan bahwa membaca adalah siklus spekulasi untuk memahami substansi konten yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan cuman melihat kumpulan huruf yang telah membetuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wancana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterprestasikan lambang, tanda tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.40

Membaca adalah kegiatan kompleks yang disengaja yaitu suatu sudut pandang yang berisi berbagai kegiatan ide yang bekerja secara terkoordinasi mendorong suatu gerakan, untuk lebih memahami pentingnya keterbukaan yang tersusun secara umum.

Kegiatan pada jam membaca adalah melalui memperoleh informasi dari gambar- gambar yang diperhatikan dari huruf atau gambar, mengurus masalah yang muncul dan menguraikan gambar huruf atau gambar. Jadi membaca adalah interaksi menangkap atau mendapatkan ide-ide yang diharapkan oleh pencipta, menguraikan, menilai ide- ide pencipta dan berjalan sesuai rencana dari ide-ide tersebut.41 Martini Yasmin dalam bukunya mengatakan bahwa membaca adalah suatu pendekatan untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara lisan dan merupakan hasil gabungan dari kesimpulan, pemikiran, hipotesis, hasil penelitian dari para ahli untuk diketahui dan

40 Dalma, Keterampilan Membaca (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), h. 5.

41 Ibrahim Bafedal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 193.

(38)

28

menjadi informasi yang dipelajari kemudian informasi tersebut dapat diterapkan dalam menalar, membedah, bertindak, dan dalam memutuskan.42

3. Tujuan Membaca

Menurut Tarigan tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mancakup isi, memahami makna bacaan, makna, arti.

Anderson menyatakan tujuh tujuan membaca antara lain:

a. Memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.

b. Memperoleh ide-ide utama.

c. Mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.

d. Membaca bertujuan untuk menyimpulkan isi yang terkandung dalam bacaan tersebut.

e. Mengkelompokkan atau mengklasifikasikan jenis bacaan.

f. Menilai atau mengevaluasi isi wancana atau bacaan.

g. Membandingkan dan mempertentangkan isi bacaan dengan kehidupan nyata.

Sedangkan menurut Blanton dan Irwin tujuan membaca mencangkup:

a. Kesenanagan

b. Untuk mnyempurnakan membaca nyaring

42Martini Yasmin, Giat Membelajarkan Siswa (Jakarta:Gaung Persada Pres, 2007), h. 106.

(39)

c. Untuk dapat menggunakan strategi tertentu

d. Mempebaruhi pengetahuannya tentang suatu topik

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya f. Memperoleh laporan untuk laporan lisan atau tertulis

g. Menginformasikan atau menolak prediksi h. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

i. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari satu teks

j. Menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik.

4. Manfaat Membaca

Manfaat membaca menurut pendapat Mery Leonhardt adalah sebagai berikut yaitu:

a. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan lebih tinggi, mereka mampu berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan yang rumit secara kebih baik.

b. Anak yang gemar membaca akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk membaca.

c. Membaca dengan teliti dapat menaklukkan kepercayaan anak-anak pada kapasitas akademik mereka karena mereka dapat menyelesaikan pekerjaan sekolah dalam waktu yang lebih singkat.

(40)

30

d. Membantu Membantu anak-anak muda untuk melihat keberadaan yang digambarkan melalui perspektif pencipta sehingga mereka dapat memahami keadaan dan masalah yang berbeda menurut sudut pandang yang berbeda.

e. Mampu Siap untuk mengembangkan desain yang inovatif dalam diri mereka karena mereka memperhatikan informasi, tetapi juga belajar bagaimana mengikuti perdebatan dan mengingat berbagai pertimbangan.

f. Membaca adalah memiliki rasa cinta agar anak dapat memahami pandangan orang lain.

g. Membaca dengan teliti dapat dimanfaatkan sebagai metode untuk memahami dialek yang merepotkan seperti dialek yang tidak dikenal dan dialek ilmu yang tidak diketahui.43

Selain itu membaca juga banyak manfaat lainnya diantaranya adalah:

a. Untuk memiliki pilihan untuk mendapatkan informasi asli yang terjadi di berbagai belahan dunia, khususnya melalui web, makalah, majalah, buku harian.

b. Meningkatkan pemenuhan tuntutan keilmuan seseorang, khususnya melalui buku-buku yang logis dan inovatif

c. Untuk meningkatkan dan memenuhi otak seseorang, ini bisa didapat dengan memahami buku, fiksi, atau ayat.

d. Untuk meningkatkan dan memenuhi permintaan mendalam seseorang, misalnya, dengan memahami buku-buku yang ketat, bermoral atau baik.

43 Mery Leonhardt, 99 Cahaya Membuat Anak Muda Anda “Kerajinan” Membaca (Bandung:

Kaifa, 2002), h. 27-30

(41)

e. Untuk memenuhi kebutuhan akal sehat dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu dengan membaca buku referensi/referensi.

f. Untuk memperluas keunggulan seseorang dalam sesuatu yang lebih mendalam/maju, dari yang kurang tertarik, karena mendalam dapat mengembangkan diri, misalnya, dengan membaca buku-buku yang penuh dengan pemikiran, pemikiran dan informasi penting lainnya.

g. Mengerjakan kemajuan diri adalah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi yang begitu pesat.44

5. Faktor Rendahnya Minat Baca

Faktor –faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat baca dalam perpustakaan, antara lain:

a. Faktor Internal

1. Ketiadaan staf pelaksana perpustakaan Jumlah tenaga kerja perpustakaan, baik yang berpredikat pustakawan, yang berlatar belakang pendidikan kepustakawanan dan fakultas di bawahnya, masih jauh dari apa yang diharapkan secara umum.

2. Kurangnya dana pembinaan minat baca meskipun para penegelola perpustakaan menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab, namun banyak diantaranya yang terbentur pada keterbatasan dana.

44Asrorun Nis’am Sholeh, Perpustakaan Jendela Perdaban:Teks,Konteks,Dan Dinamika Pembahasan Undang-Undang Tentang Perpustakaan (Jakarta: Elsas, 2008) h. 3-4

(42)

32

3. Terbatasnya bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variannya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang dilayankan diperpustakaan.

4. Kurangnya bervariasinya jenis layanan perpustakaan kebanyakan perpustakaan baru pada tingkat pemberian layanan pinjaman, layanan-layanan lainnya.

5. Terbatasnya ruang perpustakaan banyak perpustakaan yang ruangnya belum dilengkapi denga ruang-ruang seperti: ruang baca, ruang pemutaran film (ruang audio-visual), ruang cerita, ruang serbaguna, ruang anak-anak,ruang remaja/dewasa.

6. Terbatasnya perabot peralatan perpustakaaan banyak perpustakaan yang belum memiliki peralatan yang dapat mendukung pembinaan minat baca.

7. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjungnya karena letaknya yang kurang strategis.

8. Kurangnya promosi.

b. Faktor Eksternal

1. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca hal ini tampak antara lain, dilingkungan keluarga banyak orang tua yang kurang memperhatikan pengembangan minat baca anak-anaknya.

2. Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antara perpustakaan belum banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jaringan kerjasama.

3. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca seperti industri, perusahan, serta usaha bisnis lainnya belum banyak berpartisipasi dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca, baik bagi pegawainya maupun masyarakat di

(43)

sekitarnya.

4. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca, banyak penerbit yang orientasi penerbitannya berdasarkan perhitungan keuntungan semata-mata kurang memenuhi kebutuhan masyarakat.

5. Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca, baik pengarang, maupun penerjemah belum banyak berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.45

Ada banyak faktor penghambat, mengapa minat baca di indonesia rendah.

Faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Ketidak pedulian kita akan aktivitas membaca, akibat tidak terbiasa dengan budaya menulis, seiringnya masuknya teknologi telekomunikasi, informatika, dan broadcasting akibatnya siswa lebih senang dengan teknologi dari pada membaca.

2. Pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca dan mencari informasi/pengetahuan lebih dari apayang diajarkan.

3. Banyaknya jenis hiburan, permainan yang mengalihkan perhatian siswa.

6. Faktor Pendorong Bangkitnya Minat Baca

Faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca adalah:

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam artian tersedia nya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.

3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.

4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu.

45 Mudjito, Pembinaan Minat Baca ( Jakarta: Universitas Terbuka,2014), h. 86-94.

(44)

34

5. Bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.46

Sedangkan faktor lainnya yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca adalah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca, dan pendorong tubuhnya kebiasaan membaca adalah kemampuan dan kemauan membaca. Berseninya kebudayaan membaca adalah kebiasaan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, manarik, memadai baik jenis jumlah maupun mutunya.47

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat dapat timbul apabila adanya ketertarikan untuk dia melakukannya dan seiringnya dengan adanya ketertarikan akan menimbulkan rasa cinta terhadap membaca dan akan membudaya dan lama-kelamaan menjadi kebiasaan yang harus setiap hari dilakukan. Dengan adanya minat membaca yang tinggi diharapkan adanya pendorong minatnya untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Oleh karena itu pustakawan sekolah tetap harus berupaya agar membuat peserta didik dan guru tertarik untuk membaca.

7. Indikator Minat Baca

Peserta didik yang memiliki minat baca mempunyai ketertarikan membaca dari pada hal lain. Selain itu pemusatan perhatian yang insidentif akan memungkinkan peserta didik lebih giat dalam membaca dan mencapai apa yang diinginkan. Minat baca merupakan bentuk perhatian atau ketertarikan lebih terhadap kegiatan membaca

46 Sutarni Ns, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006 ), h. 29

47Majelis, Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kebiasaan Membaca.

BadanPerpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, Jurnal Pustaka Sriwijaya (Media Komunikasi Antar Pustakawan No 3 Tahun 11, Desember 2008), h. 4.

(45)

yang mendorong seseorang meluangkan banyak waktu untuk membaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto Djaali bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Berdasarkan pada uraian di atas, indikator minat baca meliputi:

a. Aspek perhatian

Perhatian yang dimaksud adalah bagaimana peserta didik meluangkan waktunya dalam membaca beberapa buku.

b. Aspek perasaan

Perasaan yang dimaksud adalah berkaitan dengan perasaan senang dalam kebiasaan membaca buku.

c. Aspek respon

Respon yang dimaksud adalah berkaitan dengan tanggapan atau kepuasan tersendiri setelah membaca.48

48 Nurul, Minat Baca Siswa, http://guroe.blogspot.com/2015/11/minat-baca-siswa.html. (di Akses Pada Tanggal 15 Juli 2021 Pukul 08.00

(46)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada sebuah filsafat positivisme memandang realita, fenomena, gejala yang dapat diklarifikasikan, relatif tetap, teramati, dan terukur.

Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk mengungkapkan seberapa besar pengaruh variabel bebas (kualitas pengelolaan perpustakaan) terhadap variabel terikat (minat baca peserta didik).

2. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini dilakukan di MTs Ash- Sholihin Gowa.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik yang digunakan lalu diinterprestasikan.

Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivistisme, dan digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

(47)

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.49

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua subjek yang menjadi sasaran penelitian, wujud subjek itu bisa bermacam-macam dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, hasil-hasil industri dan lain-lain), barang non produk (batu, produk, tanah, air dan lain-lain).50 Adapun populasi pada penelitian ini berjumlah 131 orang diantaranya terdiri dari kepala sekolah, pegawai perpustakaan dan peserta didik MTs Ash-Shalihin Gowa.

Tabel 3.1

Populasi Mts Ash-Shalihn Gowa

No Jabatan Jumlah

1. Kepala Sekolah 1

2. Staf Perpustakaan 1

3. Siswa 129

Jumlah 131

Sumber Data: Kepala Staf Perpustakaan Mts Ash-Shalihn Gowa

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Sebagaimana karakter populasi, sampel yang dipilih harus benar-benar sesuai dengan karakter populasi.51 Teknik pengambilan

49 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Cet.III;Bandung:Alfabeta,2014),h. 35.

50 Khalifah mustami,”metodologi penelitian pendidikan”, (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2015), h. 61-62.

51 Punaji Setyosari, Metode penelitian pendidikan dan pengembangan edisi ketiga, h.201.

Gambar

Tabel 4.6  Data Standar Deviasi
Tabel 4.8   Kategorisasi
Tabel 4.12  Data Standar Deviasi
Tabel 4.14   Kategorisasi Minat Baca

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, Kepala sekolah SMA kemala Bhayangkari Kota Bumi telah berusaha cukup baik dalam meningkatkan minat baca peserta didik, dengan cara memrintahkan para dewan guru setiap

menurut peserta didik adalah informasi yang diberikan selalu dengan.. bahasa yang mudah dipahami, dan tidak membuat semuanya

perkembangan belajar yang dilakukan peserta didik. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah peserta didik benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Mengetahui penggunaan media gambar bagi peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Bukit Hidayah Malino di Kelurahan

ii ABSTRAK HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR Oleh SHINTIA SASMIA

ii ABSTRAK HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR Oleh SHINTIA SASMIA

Peserta didik yang memperoleh keterampilan sosial yang cukup tinggi maka prestasi belajar akan semakin meningkat,hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Angga Putra,

Dengan begitu semakin sesuai, menarik, dan menyenangkan media pembelajaran yang digunakan maka minat belajar peserta didik juga diharapkan secara langsung akan meningkat, begitupun