HUBUNGAN LEARNING APPROACH TERHADAP NILAI PRAKTIKUM PARASITOLOGI
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh:
Fariha Fatih Rachma H2A018100
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing skripsi dari:
Nama : Fariha Fatih Rachma
NIM : H2A018100
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang Tingkat : Program Studi S-1 Kedokteran
Judul : Hubungan Learning Approach Terhadap Nilai Praktikum Parasitologi
Pembimbing 1 : dr. Andra Novitasari, M. Pd, FISPH., FISCM Pembimbing 2 : dr. Kanti Ratnaningrum, M.Sc
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Pendidikan Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Semarang, ...2024.
Pembimbing I
...
dr. Andra Novitasari, M. Pd, FISPH., FISCM
NIK:28.6.1026.363
Pembimbing II
...
dr. Kanti Ratnaningrum,M.Sc NIK:28.6.1026.246
HALAMAN PENGESAHAN
Hubungan Learning Approach Terhadap Nilai Praktikum Parasitologi Disusun oleh :
Fariha Fatih Rachma H2A018100
Telah dipertahankan di hadapan Penguji Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 30 November 2023 dan telah diperbaiki
sesuai dengan saran-saran yang diberikan.
Semarang,9 Juni 2024
Tim Penguji
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Semarang, …...2024
dr. Yanuarita Tursinawati. M. Si, Med NIP. 28.6.1026.280
Ketua Program Studi S-1 Kedokteran dr. Andra Novitasari, M. Pd, FISPH.,
FISCM ...
dr. Kanti Ratnaningrum, M. Sc ...
dr. Mega Pandu Arfiyanti M. Med.Ed ...
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : FARIHA FATIH RACHMA NIM : H2A018100
Menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul HUBUNGAN LEARNING APPROACH TERHADAP NILAI PRAKTIKUM PARASITOLOGI adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut telah diberi tanda sitasi dan dituliskan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut
Semarang, ... 2024 Yang membuat Pernyataan
Fariha Fatih Rachma
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh...
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Skripsi ini berjudul “HUBUNGAN LEARNING APPROACH TERHADAP NILAI PRAKTIKUM PARASITOLOGI” dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Wahju Budi Martono, Sp.THT-KL, M.Si, Med, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. dr. Yanuarita Tursinawati, M. Si, Med selaku Ketua Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. dr. Andra Novitasari M. Pd, FISPH., FISCM selaku dosen pembimbing I yang telah memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.
4. dr. Kanti Ratnaningrum, M. Sc selaku dosen pembimbing II yang telah memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.
5. Dr. ………..selaku penguji skripsi yang telah memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.
6. Kepada keluarga yang saya sayangi yang telah memberikan dukungan moral, spiritual, dan material kepada saya, dan
7. Kepada pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh...
Semarang,…………..
Penulis
Fariha Fatih Rachma
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB IPENDAHULUAN
1
1.1 LatarBelakang Penelitian
...
...
1
1.2 Rumusan Masalah
...
...
3
1.3 Tujuan penelitian
...
...
3
1.4 Manfaat Penelitian
...
...
3
1.5 Keaslian Penelitian
...
...
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Tinjauan Pustaka
...
...
5
2.1.1 Parasitologi
...
...
5
2.1.2 Penilaian Praktikum Parasitologi
...
...
6
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Praktikum ...
...
9
2.1.4 Hal-hal dalam pembelajaran yang mempengaruhi nilai praktikum
...
...
13
2.1.5 Hubungan Learning Approach Terhadap Nilai Praktikum Parasitologi
...
...
18
2.2 Kerangka Teori
...
...
24
2.3 Kerangka Konsep
...
...
25 2.4 Hipotesis
...
...
25
BAB IIIMETODE PENELITIAN
26
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
...
...
26
3.1.1 Lokasi Penelitian
...
...
26
3.1.2 Waktu Penelitian
...
...
26
3.1.3 Ruang Lingkup Keilmuan
...
...
26
3.2 Jenis Penelitian
...
...
26
3.3 Populasi dan Sampel
...
...
26
3.3.1 Populasi
...
...
26 3.3.2 Sampel
...
...
26
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel
...
...
26
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...
...
27
3.4.1 Variabel Penelitian
...
...
27
3.4.2 Definisi Operasional
...
...
27
3.5 Data Penelitian
...
...
27
3.6 Alur Penelitian
...
...
28
3.7 Pengolahan Data dan Analisis Data
...
...
28
3.8 Jadwal Penelitian
...
...
29
3.9 Ethical Clearance
...
...
29
DAFTAR PUSTAKA
31
DAFTAR TA
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
...
...
3
YTabel 2.1 Perbandingan Jenis learning approach Biggs ...
...
19
YTabel 3.1 Definisi Operasional
...
...
26
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
...
...
28
DAFTAR GAMBA
Gambar 2.1 Kerangka Toeri
23
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
24
YGambar 3.1 Alur Penelitian
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 2 Inform Consent
Lampiran 3 Kuesioner Learning Approach Kuesioner mengenai Learning Approach
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Pembelajaran berarti suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan peserta didik secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik peserta didik, karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.1
Proses pembelajaran adalah suatu langkah yang dilakukan seorang individu setiap waktunya dalam mendapat pengetahuan yang bisa diimplementasikan dengan cara mengubah tingkah laku atau memberikan tanggapan atas pengalaman yang telah didapat. Dalam pembelajaran terdapat bagian penting yaitu hasil belajar dan proses belajar, sebab hasil belajar akan ditentukan dari proses belajar yang baik pula. Dari proses tersebut nantinya akan didapatkan salah satu keluaran yaitu prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang mengandung unsur penghitungan nilai, hasil jalannya dan takaran kecakapan yang dicapai suatu saat.1
Islam mengajarkan belajar adalah hal yang wajib dialkukan oleh setiap umat beriman. Tujuan utama dari belajar adalah terangkatnya derajat kehidupan melalui ilmu pengetahuan.2
Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah Ayat 11 menyebutkan:
اَفا ْوُزُشْن َلْيِقاَذِاَو ْۚمُكَلُهّٰللاِحَسْفَيا ْوُحَسْفاَفِسِل ٰجَمْلاىِفاْوُحّسَفَتْمُكَلَلْيِقاَذِاا ْٓوُنَمٰاَنْيِذّلااَهّيَآٰي
ٌرْيِبَخَنْوُلَمْعَتاَمِبُهّٰللاَوٍۗت ٰجَرَدَمْلِعْلااوُتْوُاَنْيِذّلاَو ْۙمُكْنِماْوُنَمٰاَنْيِذّلاُهّٰللاِعَفْرَياْوُزُشْن
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ”Berilah kelapangan di dalam majelis- majelis,” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu dan apabila dikatakan,” Berdirilah Kamu”, maka berdirilah niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.3
Ilmu yang jelas dalam ayat yang tercantum tidak hanya menjelaskan tentang ilmu agama tetapi ilmu lain yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan merupakan ilmu yang bermanfaat. Proses belajar merupakan pengalaman psikologis yang bersifat positif yang diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, sifat dan kecakapan mahasiswa.2
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang hidupnya bergantung pada makhluk hidup yang lain. Parasit berukuran sangat kecil, sehingga membutuhkan bantuan mikroskop untuk mengamatinya.4
Praktikum dilaksanakan di ruang khusus sesuai dengan jenis mata kuliah yang memerlukan praktikum. Praktikum yang dilaksanakan salah satunya adalah praktikum parasitologi. Praktikum parasitologi bertujuan agar mahasiswa mampu memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang parasit yang erat kaitannya dengan kesehatan, serta mampu menerapakan konsep-konsep tersebut dalam melakukan diagnose penyakit/pemeriksaan laboratorium.
Pada saat mahasiswa melaksanakan praktikum parasitologi, praktik harus dilakukan dengan sikap kerja berdiri dan duduk sambil melakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh sarana dan prasarana laboratorium dalam praktikum masih belum memadai. Mahasiswa harus beradaptasi dalam melakukan praktikum sesuai dengan sarana dan prasarana yang tidak memadai sehingga dapat memengaruhi fisik mahasiswa. Dalam tugasnya, mahasiswa diberikan tugas untuk melakukan pengamatan dan identifikasi parasit dan
memerlukan waktu yang cukup lama serta perlu ketelitian untuk memperoleh hasil pengamatan dalam praktikum parasitologi.5
Berdasarkan observasi pembelajaran praktikum parasitologi yang dilakukan pada pembelajaran daring belum maksimal. Mahasiswa belum dapat menggali kemampuan praktikum mahasiswa secara mendalam karena mahasiswa hanya melakukan praktikum sendiri dengan alat dan bahan secukupnya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil nilai praktikum mahasiswa pada tahun akademik 2022 masih kurang. Nilai praktikum parasitologi
mahasiswa pada tahun 2022 masih tergolong rendah yaitu mencapai nilai rata-rata 60. Mahasiswa kurang antusias mengikuti praktikum secara daring karena tidak dapat bebas melakukan diskusi dengan teman selama praktikum.
Hasil nilai praktikum yang cenderung rendah dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.
Pendekatan belajar adalah perilaku dalam pembelajaran yang berkaitan dengan cara individu untuk mengumpulkan sebuah informasi. Setiap mahasiswa memiliki pendekatan belajar masing-masing. Pendekatan belajar belajar dapat diaplikasikan dalam metode belajar mengajar seorang mahasiswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Novaldy menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara learning approach dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2013.1 Sedangkan penelitian Sa’diyah menunjukkan bahwa menunjukan bahwa tidak ada hubungan pembelajaran metode daring dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian.6 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan antara learning
approach terhadap nilai praktikum parasitologi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : apakah terdapat hubungan antara learning approach terhadap nilai praktikum parasitologi?
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan learning approach terhadap nilai praktikum parasitologi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mahasiswa memahami dan mengasimilasi informasi dengan lebih baik karena mereka dapat belajar dalam lingkungan yang lebih nyaman dan sesuai dengan ritme belajar masing- masing
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran mahasiswa dan membantu mereka mencapai nilai dan skill yang lebih baik dalam praktikum parasitologi kedepannya.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian N
o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
1 W
i n M a y ( 2 0 1 2 )
7
T h e r e l a t i o n s h i p b e t w e e n m
Pendekata n
pembelaja ran
dikaitkan dengan kinerja pada CPX berisiko tinggi
Variabel bebas : Learning approach
V a r i a b e l t e r i k a t : h i g h - s t
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
e d i c a l s t u d e n t s
’ l e a r n i n g a
a k e s c l i n i c a l p e r f o r m a n c e e x
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
p p r o a c h e s a n d p e r f o r m a n c e o
a m i n a t i o n
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
n a s u m m a t i v e h i g h - s t a k e s c
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
l i n i c a l p e r f o r m a n c e e x a m i n a t
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
i o n
2 C
h o n k a r ( 2 0 1 8 )
8
T h e p r e d o m i n a n t l e a r n i n g
Di antara 238 siswa dengan satu pendekata n
pembelaja ran yang dominan, 96 (40,3%) dan 121 siswa (50,8%) masing- masing menggun akan pendekata n
mendala m dan strategis, sementara
Jenis penelitian kuantitatif
V a r i a b e l b e b a s : d e m o g r a
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
a p p r o a c h e s o f m e d i c a l s t u d e
hanya 21 (8,8%) yang menggun akan pendekata n
permukaa n. Siswa laki-laki tampakny a lebih kecil kemungki nannya untuk mengado psi
pendekata n
pembelaja ran
strategis dibanding kan siswa perempua n (p value
f i V a r i a b e l t e r i k a t : p r e d o
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
n t s
= 0,06). m
i n a n t l e a r n i n g a p p r o a c h e s
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
3 Z
h a o ( 2 0 1 8 )
9
S t u d e n t s
’ A p p r o a c h e s t o L e a
Hasil penelitian menunjuk kan (a) item yang mengukur motif mendala m dari kepenting an
intrinsik dan strategi mendala m dalam menghub ungkan ide-ide baru dengan situasi serupa dan pemetaan konsep berfungsi
Jenis penelitian kuantitatif deskriptif
V a r i a b e l p e n e l i t i a n : L e a r n i
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
r n i n g i n a C l i n i c a l P r a c t i c
sebagai indikator pembeda yang paling kuat, (b) strategi permukaa n dalam menghafa l fakta dan detail tanpa gambaran keseluruh anmenunj ukkan kekuatan pembeda tertinggi di antara semua item permukaa n, dan (c) kedua subskala
n g a p p r o a c h
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
u m : A P s y c h o m e t r i c E v a l u a t
tersebut tampak informatif dalam menilai berbagai sifat laten yang terkait.
ALWQ 21 item yang diperoleh dari penelitian ini
menyajik an ukuran yang efisien, konsisten secara internal, dan tepat.
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
i o n B a s e d o n I t e m R e s p o n s e T
N o .
N a m a P e n e l i t i , T a h u n
J u d u l P e n e l i t i a n
Hasil Penelitia
n
P e r s a m a a n
P e r b e d a a n
h e o r y
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel bebas, variabel terikat dan metode penelitian. Pada penelitian sebelumnya variabel terikatnya yaitu pada tingkat kelulusan praktikum anatomi, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan variabel terikatnya nilai praktikum parasitologi. Pada penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan cross sectional dan peneliti akan menganalisis tentang hubungan antara learning approach terhadap nilai praktikum parasitologi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Proses Pratikum Parasitologi
Parasitologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini parasitologi tidak hanya terbatas mempelajari organisme parasite meliputi: protozoa, helmint, arthropoda dan insekta, baik yang zoonosis ataupun antroponis tetapi juga mencakup pengkajian terhadap genetika, taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasite adalah organism yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes).10
Tujuan pengajaran parasitologi, dalam hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasite serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.10
Pembelajaran parasitologi didapatkan mahasiswa melalui kegiatan praktikum, kuliah pakar dan diskusi tutorial. Demi menunjang terlaksananya kegiatan praktikum departemen parasitologi memiliki mikroskop yang dapat digunakan secara individual dan preparat parasitologi dari berbagai macam jenis protozoa, helminth dan arthropoda. Departemen parasitologi juga memiliki fasilitas penunjang untuk kegiatan penelitian baik untuk internal FK UNIMUS maupun untuk eksternal. Untuk kegiatan ini, Laboratorium Parasitologi memiliki peralatan; mikroskop binokuler, trinokuler,
disecting mikroskop, optilab, timbangan analitik, dan fasilitas insektarium.10
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Praktikum Parasitologi
2.1.2.1 Pembelajaran Praktikum
Praktikum diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran yang berfungsi memperjelas konsep melalui kontak dengan alat, bahan, atau peristiwa alam secara langsung, meningkatkan keterampilan intelektual peserta didik melalui observasi atau pencarian informasi secara lengkap dan selektif yang mendukung pemecahan problem praktikum, melatih dalam memecahkan masalah, menerapkanpengetahuan dan keterampilan terhadap situasi yang dihadapi, melatih dalam merancang eksperimen, menginterpretasi data, dan membina sikap ilmiah.
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam pelaksanaan metode ini siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum. Praktikum memegang peranan penting dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode ilmiah kepada siswa dengan mengikuti petunjuk yang telah diperinci dalam lembar petunjuk. Dengan melakukan praktikum siswa juga akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.11
Berdasarkan terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang memungkinkan seorang siswa atau mahasiswa menerapkan keterampilan atau mempraktikkan sesuatu. Dengan demikian, dalam kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains
sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa atau mahasiswa.
Terdapat empat alasan tentang pentingnya pembelajaran praktikum:12 a) Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar, sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. b) Pembelajaran praktikum mengembangkan keterampilan dasar melalui praktikum.
Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih kemampuan mereka, mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman merancang dan melakukannya. c) Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya sekedar keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran langsung dari peserta didik dalam identifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis serta membuat laporan. d) Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu, pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
2.1.2.2 Penilaian Pembelajaran
Metode penilaian yang juga disebut scoring, melibatkan evaluasi sesuatu dengan memberikan informasi mengenai tingkah laku siswa, baik dalam bentuk kuantitatif (pengukuran) maupun kualitatif (penilaian), metode penilaian yang diterapkan harus memenuhi prinsipvalid, reliabel, memiliki educational impact, dapat diterima oleh seluruh pemangku kepentingan, cost effectiveness/mampu laksana, komparabel, dan fair. Pemilihan metode penilaian yang digunakan, selain mengacu prinsip di atas juga mengacu pada Piramid Miller sesuai dengan tingkat kompetensi yang akan diukur.
Berdasarkan tingkat kompetensi dalam Piramid Miller, ada beberapa metode ujian yang dapat dipergunakan untuk mengukur kompetensi dan learning outcome.13
Penentuan nilai batas lulus menggunakan Metode Kompromi dengan judgment boarderline. Metode Judgment borderline dan Hofstee adalah metode yang paling umum dipakai untuk menentukan standart yang mengkompromikan antara keputusan ahli dan nilai yang diperoleh mahasiswa dalam ujian. Adanya penggunaan metode tersebut didalam standar setting akan terlihat bahwa penilaian batas lulus dan tidak lulus masing-masing modul akan berbeda. Nilai hasil akhir mahasiswa yang masih berupa nilai kemudian dirubah ke dalam huruf. Dinyatakan lulus jika memperoleh huruf BC. Sedangkan penentuan kelompok huruf selanjutnya menggunakan standar deviasi.13
2.1.2.3 Sistem Penilaian Praktikum Parasitologi
Komponen penilaian praktikum Parasitologi tetap sama dengan pada saat praktikum sebelum pandemic yakni terdapat pada kegiatan pretest, praktikum, laporan dan tugas, post test dan ujian dari setiap mata ajar praktikum.14 Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang terjadi perbedaan proporsi penilaian dikarenakan perubahan kurikulum lama ke kurikulum baru. Penilaian tersebut yaitu :
A. Kurikulum lama
Kurikulum lama terakhir diajarkan pada Angkatan 2018.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Komponen penilaian praktikum Biomedik terdapat pada kegiatan pretest, praktikum, laporan, dan tugas, post test dan ujian dari setiap mata ajar praktikum.Penilaian biomedik terdiri dari :
a. Nilai harian praktikum parasitologi terdiri dari nilai pretest, nilai perilaku, nilai laporan sementara dan laporan akhir serta keterampilan mahasiswa selama kegiatan praktikum biomedik
berlangsung. Standar kelulusan nilai pretest adalah ≥70, jika mahasiswa mendapat nilai <70 maka dapat mengikuti remidi sebanyak satu kali. Nilai yang digunakan adalah nilai tertinggi dari dua kali ujian pretest. Sedangkan, untuk nilai selain pretest seperti nilai perilaku, laporan dan keterampilan disesuaikan oleh dosen pengampu praktikum parasitologi.15 b. Nilai akhir praktikum parasitologi adalah gabungan dari nilai
praktikum (15%), nilai post test (15%) dan nilai ujian praktikum parasitologi (70%). Nilai praktikum dan nilai posttest adalah rerata nilai posttest dan praktikum dari semua kegiatan praktikum yang sudah dilakukan.15
c. Nilai praktikum parasitologi merupakan bagian dari nilai blok.
Nilai blok dikatakan lulus apabila mahasiswa lulus di seluruh komponen penilaian yang mencakup nilai ujian CBT, tutorial, skillslab, dan praktikum biomedik dengan nilai kelulusan adalah ≥70.15
d. Apabila tidak lulus pada ujian praktikum parasitologi dengan nilai <70 maka mahasiswa dapat melakukan remidi, remidi yang dapat diikuti antara lain :
a.) Remidi akhir semester (genap/ganjil)
Remidi ini dilakukan di akhir semester (ganjil atau genap).
Apabila mahasiswa remedial di semester ganjil maka hanya boleh melakukan remidi ketika semester ganjil dan begitu juga ketika remidi di semester genap.15
b.)Remidi khusus
Remidi khusus adalah remidi yang dilakukan ketika mahasiswa akan selesai menjalani S1 kedokteran. Yaitu remedial yang dilakukan diakhir blok 21 atau akhir semester 7 dengan maksimal satu kali melakukan remedial pada periode remidi. Tetapi pada remidi khusus mahasiswa boleh mengambil semua remidi parasitologi yang pernah
diambil.15 B. Kurikulum baru
Kurikulum baru pertama kali diajarkan pada angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Komponen penilaian praktikum Biomedk terdiri dari nilai kegiatan prestest, Praktikum. Penilain dalam biomedik terdari dari :
a. Nilai pretest merupakan nilai dari ujian tertulis mengenai maateri kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. Nilai pretest dinyatakan lulus jika mencapai nilai minimal >70. Jika nilai pretest mahasiswa <70 maka dapat mengkuti remidi pretest sebanyak satu kali. Nilai yang diambil adalah nilai terbaik antara kedua pretes yang dilakukan.16
b. Nilai harian mata ajar praktikum terdiri dari nilai perilaku dan keterampilan selama kegiatan praktikum berlangsung. Nilai keterampilan diambil dari pelaksanaan kegiatan praktikum. Nilai perilaku diambil dari nilai sikap dan attitude mahasiswa selama kegiatan praktikum berlangsung.16
c. Nilai penugasan atau laporan berasal dari tugas dan laporan yang dikumpulkan mahasiswa.16
d. Nilai posttest adalah niali yang didapatkan dari ujian tertulis yang dilaksanakan setelah kegiatan praktikum selesai.16
e. Nilai ujian mata ajar praktikum adalah nilai dari pelaksanaan ujian prakikum.16
f. Persentase penilaian dari masing-masing kompnen penilaian adalah nilai pretest (10%) + nilai harian (10%) + laporan/penugasan (10%) + posttest (10%) + ujian praktikum (60%) = 100%.16
g. Niali akhir Biomedik adalah rerata dari seluruh nilai masing- masing mata ajar praktikum dalam satu blok.
h. Apabila tidak lulus pada ujian praktikum parasitologi dengan nilai <70 maka mahasiswa dapat melakukan remidi, remidi yang
dapat diikuti antara lain :
a) Remidi akhir semester (genap/ganjil)
Remidi ini dilakukan di akhir semester (ganjil atau genap).
Apabila mahasiswa remedial di semester ganjil maka hanya boleh melakukan remidi ketika semester ganjil dan begitu juga ketika remidi di semester genap.16
b) Remidi khusus
Remidi khusus adalah remidi yang dilakukan ketika mahasiswa akan selesai menjalani S1 kedokteran. Yaitu remedial yang dilakukan diakhir nlok 21 atau akhir semester 7 dengan maksimal satu kali melakukan remedial pada perioderemidi. Tetapi pada remidi khusus mahasiswa boleh mengambil semua remidi parasitologi yang pernah diambil.16
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Praktikum
Terdapat 2 faktor yang terlibat dalam prestasi belajar yaitu factor internal dan factor eksternal.17
2.1.3.1 Faktor internal
a. Aspek Psikologis terdiri dari : 1) Intelegensi
Intelligence Quotient (IQ) sangat besar pengaruhnya terhadap pretasi belajar. Jika peserta didik memiliki IQ yang cukup tinggi maka hal ersebut bias menjadi nlai lebih dalam meraih kesuksesan belajar.17
2) Perhatian
Perhatian dapat mendorong seseorang untuk focus pada satu atau sekumpulan objek yang dikerjakan. Untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik maka mahasiswa harus memberikan perharian terhadap apa yag sedang dikerjakan.17
3) Minat
Mint adalah keinginan dalam diri yang memacu seseorang untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu termasuk belajar.17
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat menjadi pendrong untuk menapai keberhasilan yang sedang diusahakan.17
5) Motivasi
Motivasi menjadi dorngan bag seseoarng untuk bersemangat dalam meraih tujuan yang sedang diusahakan.17
6) Kesepian
Kesepian adalah hal penting dalam kegiatan belajar karena jika mahasiswa telah siap untuk melakukan kegiatan belajar makan akan memperoleh hasil belajar yang baik.17
2.1.3.2 Faktor eksternal a. Aspek Keluarga
1. Cara Orang Tua Mendidik Anak
Cara mendidik anak sangat berpengaruh besar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Anak yang berhasil dalam proses belajarnya dapat disebabkan karena orang tua mendukung kegiatan belajar anak dengan memperhatikan pendidikan anaknya.17
2. Suasana Rumah
Suasana rumah yang nyaman, tenang dan tentram dapat membuat anak nyaman dalam proses balajar sehingga anak dapat memperolah prestasi belajar yang baik.17 3. Keadaan Ekonomi Keluarga
b. Aspek Sekolah
1. Metode Pengajaran
Menurut Slameto “metode pengajaran adalah suatu cara yang harus ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar”.
Metode mengajar akan memengaruhi presasi belajar mahasiswa, karena itu demi mencapai prestasi belajar yang baik perlu ditunjang dengan metode mengajar yang menarik.17
2. Relasi Pengajar dengan Mahasiswa
Kurangnya interaksi antara pengajar ddan mahasiswa dapat menyebabkan proses belajar mengajar yang kurang optimal dan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.17
3. Displin
Kedisiplinan berhubungan dengan rajin atau tidaknya mahasiswa menghadiri kelas di perguruan tinggi tempat mahasiswa belajar.17
4. Keadaan Gedung
Keadaan gedung yang memadai merupakan hal ang dapat mengoptimalkan system pembelajaran.17
5. Alat Pelajaran
Kelengkapan dan keadaan alat penunjang pembelajaran harus dperhatikan agar mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan baik.17
c. Aspek Penilaian 1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif merupakan indicator dala pencapaian prestasi. Muhibbin Syah menyatakan dalam aspek kognitif, cara yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi mahasiswa yaitu melalui tes tulis atau tulis
lisan.18 Terdapat 6 kelompok dalam penilaian aspek kognitif, yaitu (1) Tingkat pengetahuan (knowledge), (2) Tingkat pemahaman (komprehensif), (3) Tingkat Penerapan (application), (4) Tingkat Analisis (Analysis), (5) Tingkat sintesis (synthesis), (6) Tingkat Evaluasi (evaluation).19
2. Aspek Afektif
Proses belajar aspek afektif mencakup hal yang sama seperti faktor internal, yaitu perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai. Menurut Hrun Rasyid dan Mansur
“aspek afektif dapat menentukan keberhasilan belajar seorang peserta didik , apabila peserta didik tidak memiliki perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai terhadap apa yang sedang dikerjakan, maka dapat menghambat keberhasilan belajar”.19
3. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik berhubungan dengan gerak misalnya berlari, melangkah, berbicara, menulis, menggambar dan lain sebagainya. Menurut Syafi’i
“Gerakan dasar adalah gerakan yang tertuju pada keterampilan komplek khusus. Apabila mahasiswa telah mencapai kompetensi dasar pada aspek psikomotorik makan akan dapat melakukan tugas dalam bentuk keterampilan sesuai dengan standar yang telah ditentukan”.19
d. Aspek Masyarakat
1. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Bentuk kehidupan bermasyarakat dapat mempengaruhi mahasiswa untuk belajar dengan giat atau malah sebaliknya.17
2. Teman Bergaul
Teman bergaul yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap diri mahasiswa, dan sebaliknya sehingga dibutuhkan kemampuan untuk memilah teman dalam pergaulan sehari-hari.17
2.1.4 Hal-hal dalam pembelajaran yang mempengaruhi nilai praktikum
Pendekatan pembelajaran menurut Rianto, merupakan cara memandang kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi siswa dalam menerima pengetahuannya dalam proses pembelajaran dan mampu menemukan pengalaman-pengalaman membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.21 Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana tahap awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan yang akan digunakan terhadap objek kajian.
2.1.4.1 Pendekatan Pembelajaran
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan adalah proses, perbuatan dan cara mendekati, suatu sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan (approach) ialah petunjuk atau cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak. Pendekatan diibaratkan seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya.22
Menurut Nurjannah secara garis besar pendekatan dibagi dalam dua pemahaman makna. Pertama, pendekatan berarti memandang fenomena (budaya dan social). Pemaknaan tekait hal ini, bahwa pendekatan menjadi paradigma, sedangkan bila cara memandang atau menghampiri, pendekatan menjadi perspektif atau
sudut pandang. Kedua, pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka, terkait perihal ini, dapat disebut studi Islam dengan pendekatan sosiologis sama artinya dengan mengkaji Islam dengan menggunakan disiplin ilmu sosiolog Konsekuensinya, pendekatan di sini menggunakan teori atau teori-teori dari disiplin ilmu yang dijadikan sebagai pendekatan.22 Dari beberapa pendapat di atas , pendekatan dapat diartikan sebagai suatu sudut pandang seseorang terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dan kemudian dalam proses pembelajaran pendekatan dikaitkan dengan dengan strategi dan metode yang saling ketergantungan.
Roy Killen dalam wina sanjaya menyebutkan bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran lansung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.22
Pendekatan yang berorientasi kepada guru dapat dinamakan pembelajaran konvensional di mana hampir semua kegiatan to face yang dijadwalkan oleh sekolah, pembelajaran dikendalikan oleh guru dan staf lembaga pendidikan. Karakteristik dari pendekatan ini proses belajar mengajar atau proses komunikasi berlangsung di dalam kelas dengan metode ceramah secara tatap muka.22
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator, mediator, pembimbing dan pemimpin. Karakteristiknya berorientasi pada peserta didik dimana pembelajaran beragam dengan
menggunakan berbagai sumber belajara, metode, media dan strategi secara bergantian sehingga selama proses pembelajaran peserta didik berpartisipasi aktif baik secara individu maupun kelompok.22
2.1.4.2 Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun ke dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai optimal. Ini bermakna bahwa metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, keberhasilan penerapan strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru mengunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.22
Menurut Knowles metode adalah “the organization of the prospective participants for purposes of education”. Metode adalah mengorganisasian peserta didik di dalam upaya mencapai tujuan belajar. Verner mengklarifikasi metode ke dalam tiga katagori yaitu (a) Individual methods (metode pembelajaran perorangan) mencakup teknik mangang dan inteship, bimbingan belajar, modul, supervise, tutorial. (b) Group methods, (metode pembelajaran kelompok) seperti proyek laksana, studi klinis dan lokakarya, kelompok belajar dan perkumpulan (club), demontrasi, pecan raya, festival, kunjungan dan karya wisata. (c) Community methods (metode pembelajaran pembangunan masyarakat) seperti bantuan kepada masyarakat untuk mengenal masalah yang dihadapi atau usaha pemecahannya, layanan konsultasi dan nara sumber.22
Secara garis besar metode mengajar dapat diklarifikasikan kedalam dua bagian yaitu metode mengajar convensional dan inconvensional. Convensional merupakan metode mengajar yang lazim digunakan oleh guru dan disebut dengan metode tradisional, sedangkan metode inconvensional yaitu suatu metode mengajar yang
baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum seperti metode modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, metodenya baru dikembangangkan disekolah tertentu yang memiliki prasarana dan sarana yang lengkap.22
Berikut ini beberapa contoh metode metode mengajar antara lain: metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, resitasi, kerja kelompok, sosio drama dan bermain peran, karya wisata, metode drill dan metode system beregu.22
2.1.4.3 Teknik Pembelajaran
Teknik atau taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan guru dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efesien? Dengan demikian, sebelum guru melakukan proses ceramah sebaiknya memerhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
Morris dalam Fadhlina menyatakanteknik adalah “the systemic procedure by which a complex or scientific task is accomplished, or the degree of skill or command of fundamentals exhibited in any performance”. Dapat dipahami bahwa teknik merupakan prosedur yang sistematis sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang komplek dan ilmiah, merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar suatu penampilan.22
Kamus besar bahasa Indonesia memberi batasan bahwa teknik adalah cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik adalah ketrampilan dan seni untuk melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah yang lebih luas dan komplek.
Menurut Knowles teknik pembelajaran dibagi ke dalam tujuh jenis diantaranya: pertama teknik presentasi seperti ceramah, siaran televisi, film, slide, debat, dialog, Tanya jawab, dll. Kedua teknik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar mencakup:
Tanya jawab, forum, kelompok pendengar bermain peran, panel berangkai dan lain lain. Ketiga. Teknik untuk diskusi seperti: diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi pemecahan masalah dan diskusi kursus. Keempat. Teknik- teknik simulasi yang terdiri antara lain:
bermain peran, pemecahan masalah kritis, studi kasus dan pelatihan keranjang. Kelima, sensitivity training (teknik pelatihan kelompok Training). Keenam teknik teknik pelatihan tanpa bicara. Ketujuh, teknik-teknik pelatihan keterampilan praktis dan pelatihan. Secara sederhana dapat kita pahami teknik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditentukan sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.22
2.1.4.4 Prosedur
Prosedur perencanaan pembelajaran ditentukan oleh model perencanaan pembelajaran yang dipilih. Perencanaan pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu.23
Pengembangan perencanaan pembelajaran terdiri dari separangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem pembelajaran itu dapat memuaskan hati pengembangnya.
2.1.5 Hubungan Learning Approach Terhadap Nilai
Praktikum Parasitologi
2.1.5.1 Pengertian Learning Approach
Learning approach (pendekatan belajar) adalah jenis dan usaha belajar pesertadidik diantaranya meliputi strategi atau taktik dan metode yang dipakai pesertadidik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi dan pengetahuan pelajaran.24 Menurut Biggs learning approach adalah suatuupaya atau proses pembelajaran yang berasal dari persepsi dan tanggapan belajartentang tugas akademik yang dipengaruhi pribadi peserta didik.25
Pendekatan pembelajaran adalah strategi yang dilakukan seseorang dalam mencari ilmu. Menurut Entwistle et al., cara siswa mendekati suatu situasi belajar bukanlah sesuatu yang melekat, melainkan suatu sifat atau strategi yang diperoleh yang bergantung pada konteks pembelajaran atau tuntutan situasional.
Pendekatan pembelajaran mungkin berubah selama beberapa tahun program gelar kedokteran jika upaya yang tepat dilakukan untuk mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian, bersifat holistic pemahaman tentang pendekatan pembelajaran yang dominan dan bagaimana berbagai faktor demografi mungkin mempengaruhi pendekatan pembelajaran mahasiswa kedokteran sangat penting dalam membantu pendidik untuk melakukan intervensi dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk masa depan.8
Menurut Harvey terdapat perbedaan antara gaya belajar dengan pendekatan belajar. Gaya belajar lebih menunjuk pada trait, yang artinya lebih resisten terhadap suatu perubahan. Sedangkan, pendekatan belajar adalah caraatau upaya belajar yang didasari pada motif tertentu, yang bisa berubah karena pengaruh dari pengalaman dan stimulasi tertendu dilingkungan sekitarnya.26 Learning approach dibagi menjadi tiga bentuk aspek dasar yaitu, surface approach
(pendekatan permukaan), deep approach (pendekatan mendalam), dan achieving approach atau disebut juga strategic approach (pendekatan prestasi tinggi).27
Untuk mengetahui perbedaan jenis pada surface approach (pendekatan permukaan), deep approach (pendekatan mendalam), dan achieving approach atau disebut juga strategic approach (pendekatan prestasi tinggi), dapat dilihat pada tabel berikut.28
Tabel 2. 1 Perbandingan Jenis learning approach Biggs
Pende katan Belaja
Motif dan Ciri
Strat egi
surfac e appro ach
Ekstrinsik (dorongan dariluar), cirinya tidak maugagal tetapi tidak maubelajar keras
Mem usatk an pada poin- poin mater i dan merep roduk si secara akurat
deep appro ach
Intrinsik (dorongan dari dalam), cirinya
berusaha memuaskan keingintahuan nya terhadap materi yang dipelajarinya
Mem aksim alkan pema hama n denga n berfik ir, banya k memb aca dan disku si strate
gic appro ach
Ego-
enhancement dengan ciri bersaing untuk meraih prestasi tertinggi
Ego- enhan ceme nt denga n ciri bersai ng untuk merai h presta si tertin ggi 2.1.5.2 Jenis Learning Approach
1. Surface Approach
Surface approach merupakan pendekatan yang sedikit melibatkan aktivitas metakognitif. Brophy menyatakan tujuan utama approach ini adalah menyelesaikan tugas agar terhindar dari konsekuensi negatif, seperti dihukum atau tidak mendapat nilai, dan dapat dilakukan dengan mempelajari kata- kata kunci secara rote learning.29 Hal yang esensial dari surface approach adalah siswa menyelesaikan tugas atau belajar
dengancara yang tidak seharusnya, misalnya menyelesaikan tugas karena ingin segera bermain, belajar karena diperintahkan orang tua, dan menghafal hanya bagian-bagian yang dianggap pentingsaja oleh siswa. Jadi, surface approach menggunakan low-level strategy yang sesungguhnya tidak memecahkan masalah.
Mahasiswa yang menggunakan surface approach akan melihat suatu tugas hanya sebagai tuntutan yang harus dipenuhi, melihat suatu materi atautugas sebagai hal yang tidak berhubungan satu sama lain dengan materi atau tugas sebelumnya, belajar hanya untuk lulus dengan usaha seminimal mungkin, merasa khawatir ataupun cemasakan kegagalan terhadap suatu tugas, metode yang digunakan hanya menghafal berdasarkan materi yang diberikan dikelas dan hanya mengingat poin-poin tertentu pada suatu materi sehingga tidak dapat mengintegrasikan materi secara detail.29 2. Deep Approach
Deep approach merupakan pendekatan yang digunakan untuk memelajari dan menelititentang fakta- fakta baru, dan mempelajari fakta serta ide secara kritis dan mengikat struktur kognitif yang ada dan membuat hubungan antara ide- ide.29 Deep approach didasarkan pada motivasi intrinsik atau rasa ingin tahu. Pada deep approach terdapat komitmen pribadi untuk belajar, dengan cara menghubungkan materi pelajaran secara pribadi pada konteks yang berarti bagi siswa tersebut atau pada pengetahuan yang telah ada sebelumnya.Deep approach meliputi higher cognitive level, yaitu suatu proses pengolahan tingkat tinggipada pemikiran seseorang dimana materi yang telah diterima diolah lebih mendalam sampai terbentuk suatu pemahaman dan mampu mengaplikasikannya dalam hidup sehari- hari, bukansemata-mata untuk dihapal
saja. Pada deep strategy, aktivitas yang dilakukan adalah mencari analogi, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya, berdiskusi tentang apa yang telah dipelajarinya, mendapatkan keluasan pengetahuan. Schiefle menyatakan strategi dipakai siswa adalah membaca teks dan menemukan hubungan yangpositif serta kuat dengan kesediaan meluangkan waktu dan usaha mencari ide utama dalamsuatu materi, mengajukan, mencari info baru.29
Mahasiswa yang menggunakan gaya belajar deep approach memiliki rasa ketertarikan dan memiliki kepuasan pribadi untuk mempelajari tugas-tugas akademik, berusaha untuk mencari makna yang mendasari suatu prinsip dari setiap materi ataupun tugas-tugas akademik, mengevaluasi pengetahuan yang didapat secara kritis, mengintegrasikan aspek atau bagian dari tugas menjadi suatu keseluruhan yang utuh, menghubungkan materi yang didapatkan dengan materi yang didapat sebelumnya dan mencoba untuk membentuk suatu simpulan dari materi yang didapatkan.29
Deep approach dan surface approach tersusun atas dua dimensi yaitu motif dan strategi. Ini artinya motif dan strategi merupakan kunci dari learning approach. Adapun yang menjadi pembeda antara deep approach dan surface approach adalah deep dan surface nya motif dandeep dan surface nya strategi.
Motif merupakan alasan atau tujuan mahasiswa untuk belajar, dan motif merupakankeadaan dalam diri yang mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Motif belajar dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri mahasiswa. Sedangkan strategi merujuk pada metode yang digunakan mahasiswa dalam memelajari materi,29 dan strategi
belajar pun menggambarkan caramahasiswa untuk terlibat pada suatu tugas-tugas akademik dan mengacu pada bagaimana mahasiswa mengatur tugas-tugas akademiknya.29 3. Strategic Approach
Strategic approach di mana siswa menekankan pada pembelajaran yang terorganisir dan manajemen waktu yang baik, didorong oleh keinginan untuk berprestasi tinggi.7 Strategic approach bersaing untuk mencapai; beradaptasi, terorganisir, mengatur waktu, berfokus pada penilaian.30 Dalam bidang kedokteran bahwa mahasiswa yang memiliki orientasi belajar dengan deep approach mencapai nilai praklinis yang jauh lebih baik. Meskipun deep approach mungkin merupakan
“kondisi yang diperlukan, tetapi bukan kondisi yang cukup, untuk belajar secara produktif, kesuksesan dalam bidang kedokteran mungkin juga membutuhkan ketekunan dalam strategic approach yang diperlukan untuk “belajar dan usaha yang terorganisir”.30
2.1.5.3Learning Approach Terhadap Nilai Praktikum Parasitologi
Setiap mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur serta mengelola aktivitasnya masing-masing secara profesional dan mewujudkannya secara realistis dan bertanggung jawab.
Kenyataannya ketertarikan mahasiswa berbeda pada tiap materi perkuliahan, jam perkuliahan, tipe mengajar dosen turut mempengaruhi ketertarikan tersebut. Cara belajar mereka berbeda beda. Ada yang belajar hanya apabila ujian, ada yang belajar setiap hari dan adapula yang tidak belajar. Demikian juga dengan tugas, ada yang mengerjakan sendiri jauh sebelum dikumpulkan, ada yang menyalin tugas temannya dan juga ada yang baru mengerjakan pada saat sebelum dikumpulkan. Alhasil nilai yang didapatkan pun berbeda satu denganyang lainnya.31
Proses belajar di perguruan tinggi menuntut mahasiswa lebih mandiri, disiplin danbertanggung jawab dalam megatur waktu dan proses belajarnya. Mahasiswa dituntut untuk dapat mengatur padatnya aktivitas belajar, perkuliahan, tugas harian, skripsi hingga organisasi.31 Praktikum Mikrobiologi dilaksanakan untuk mendukung materi kajian perkuliahan dan memberi bekal pengalaman bagi mahasiswa mengenai kerampilan dasar sehingga mampu memahami teknik dasar dalam mikrobiologi meliputi, ketrampilan menggunakan alat, teknik sterilisasi, teknik pemindahan, isolasi mikrobia secara aseptis, dan teknik pengecatan.32
Penelitian sebelumnya Novaldy menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara learning approach dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2013.1 Sedangkan Sa’diyah menunjukkan bahwa menunjukan bahwa tidak ada hubungan pembelajaran metode daring dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian.6
2.2 Kerangka Teori
39
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Praktikum
1. Faktor internal a. Aspek Psikologis
1) Intelegensi 2) Perhatian 3) Minat 4) Bakat 5) Motivasi 6) Kesepian 2. Faktoreksternal
a. Aspek Keluarga
1) Cara Orang Tua Mendidik Anak 2) Suasana Rumah 3) Keadaan Ekonomi
Keluarga b. Aspek Sekolah
1) Metode Pengajaran 2) Relasi Pengajar dengan
Mahasiswa 3) Displin
4) Keadaan Gedung 5) Alat Pelajaran c. Aspek Penilaian
1) Aspek Kognitif
Learning Approach
Nilai Praktikum Parasitologi
2.3 Kerangka Konsep
Variabel Bebas (independent) Variabel Terikat (Dependent)
Learning Approach Nilai Praktikum Parasitologi Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
Adanya hubungan learning approach terhadap nilai praktikum parasitologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Lantai 6 di Lab. Biomedik yang berada di Jl. Kedungmundu No. 18 , Kedungmundu, Kec. Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah Ethical Clearance (EC) terbit.
3.1.3 Ruang Lingkup Keilmuan
Pada ruang lingkup ini penelitian yang dilakukan meliputi Ilmu Pendidikan Kedokteran (medical education).
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan ini untuk mempelajari hubungan hubungan learning approach terhadap nilai praktikum parasitologi.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Kedokteran UNIMUS.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Angkatan 2022.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
Mahasiswa Program Studi S1 Kedokteran yang telah mengikuti praktikum parasitologi.
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi digunakan sebagai sampel subyek.33
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional