• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

N/A
N/A
1002 ristha

Academic year: 2024

Membagikan "HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI SIDOARJO"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI

SIDOARJO

RENI DWI NOVITA WATI 1130018035

DOSEN PEMBIMBING :

NURUL KAMARIYAH, S.Kep.Ns. M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2022

(2)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI

SIDOARJO

RENI DWI NOVITA WATI 1130018035

DOSEN PEMBIMBING :

NURUL KAMARIYAH, S.Kep.Ns. M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2022

(3)

iii SKRIPSI

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI

SIDOARJO

Disusun untuk Memenuhi Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

Program Studi S1 Keperawatan Syarat Mata Kuliah Tugas Akhir Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Oleh:

RENI DWI NOVITA WATI NIM: 1130018035

Disetujui Oleh Pembimbing:

Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes NPP. 9305401

(4)

iv

Sebagai civitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Reni Dwi Novita Wati NPM : 1130018035

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan Angkatan : 2018

Jenis Karya : Skripsi Jenjang : Sarjana

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul:

“ Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.”

Skripsi ini dibuat dengan sejujurnya dengan mengikuti kaidah Etika Akademik Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melanggar Etika Akademik dan melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Sidoarjo, 01 Agustus 2022 Yang bersangkutan,

(Reni Dwi Novita W.)

(5)

v

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH SKRIPSI

Judul Skripsi : Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

Penyusun : Reni Dwi Novita Wati NIM : 1130018035

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan

Pembimbing : Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes Tanggal Ujian : 05 Agustus 2022

Disetujui Oleh Pembimbing,

Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes NPP. 9305401

Mengetahui,

Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep NPP.0206713

(6)

vi

Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL, 05 AGUSTUS 2022

Oleh : Pembimbing

Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes NPP. 9305401

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep NPP.0206713

(7)

vii

LEMBAR PENETAPAN PENGUJI

Skripsi ini telah diajukan oleh :

Nama : Reni Dwi Novita Wati NIM : 1130018035

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Skripsi ini telah diuji dan dinilai Oleh tim penguji pada Program Studi S1 Keperawatan

Pada tanggal,

Tim Penguji,

1. Ketua Penguji : Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

2. Penguji I : Yanis Kartini, SKM.,M.Kep.

3. Penguji II : Iis Noventi, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

(8)

viii

Sebagai sivitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Reni Dwi Novita Wati

NIM : 1130018035

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Keperwatan dan Kebidanan Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI DESA KWANGSAN KECAMATAN SEDATI

SIDOARJO

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Perpustakaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berhak menyimpan, mengalih media / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surabaya Pada tanggal : Agustus 2022

Yang Menyatakan

(Reni Dwi Novita Wati)

(9)

ix ABSTRAK

Masalah yang ditemui sebagian besar remaja putri mengalami perubahan mood seperti emosi meningkat mudah marah pada menjelang menstruasi, dan kebanyakan remaja putri yang tidak bisa mengatur emosi ketika mengalami nyeri haid. Menganalisis hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, populasi penelitian ini sebesar 65 remaja putri. Teknik sampling pada penelitian ini simple random sampling, didapatkan sampel sebesar 56 remaja putri. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu regulasi emosi dan variabel dependent pada penelitian ini yaitu nyeri haid. Instrumen pada penelitian ini adalah kuisioner regulasi emosi dan lembar observasi skala numerical rating scale (NRS), analisa data pada penelitian ini menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikan 𝛼 = 0.05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 56 responden sebagian besar 33 (58,9%) responden regulasi emosinya negatif. dari 56 responden sebagian besar (69.6%) responden mengalami nyeri haid ringan. Berdasarkan hasil uji Chi Square menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p = 0.0012 sehingga terdapat hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Hubungan yang sangat erat tentang regulasi emosi dengan nyeri haid.

Dimana ketika regulasi emosi baik maka tingkat nyeri yang dirasakan akan rendah, begitu sebaliknya ketika regulasi emosi negatif maka tingkat nyeri akan semakin tinggi. Bagi remaja putri disarankan untuk dapat mengatur atau mengontrol emosinya saat menstruasi, karena regulasi emosi yang positif dapat membuat nyeri yang dirasakan saat nyeri haid akan menurun.

Kata Kunci: nyeri haid, regulasi emosi, remaja putri.

(10)

x

The problems encountered by most of the young women experienced changes in mood such as increased emotions, irritability before menstruation, and most of the young women who could not regulate their emotions when experiencing menstrual pain. Analyzing the relationship between emotional regulation and menstrual pain in adolescents in Kwangsan Village, Sedati District, Sidoarjo.

The design of this study was cross sectional, the population of this study was 65 young women. The sampling technique in this study was simple random sampling, obtained a sample of 56 young women. The independent variable in this study is emotion regulation and the dependent variable in this study is menstrual pain. The instruments in this study were emotional regulation questionnaires and numerical rating scale (NRS) observation sheets. The data analysis in this study used the chi square test with a significant level of = 0.05.

The results of this study indicate that of the 56 respondents, most of the 33 (58.9%) respondents had negative emotional regulation. of 56 respondents most (69.6%) of respondents experienced mild menstrual pain. Based on the results of the Chi Square test using SPSS with a significance level of = 0.05, the p value = 0.0012, so there is a relationship between emotional regulation and menstrual pain in adolescent girls in Kwangsan Village, Sedati District, Sidoarjo.

There is a very close relationship between emotion regulation and menstrual pain. Where when emotion regulation is good, the level of pain felt will be low, and vice versa when emotion regulation is negative, the level of pain will be higher. It is recommended for young women to be able to regulate or control their emotions during menstruation, because positive emotional regulation can make the pain felt during menstrual pain decrease.

Keywords: menstrual pain, emotional regulation, adolescent girls.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo”. Sebagai salah satu syarat akademik dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan S1 Keperawatan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Penulis skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Nurul Kamariyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes. Selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian mendampingi dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi ini.

2. Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Sebagai Ketua Program Studi S1 Keperawatan.

3. Khamida, Ns.,M.Kep. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan.

4. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. Selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

5. Seluruh dosen dan staff Kependidikan Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang telah memberikan ilmu sebagai bekal untuk melakukan penelitian ini.

6. Kepala Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo yang telah memberikan izin penelitian.

7. Kedua orang tua yaitu Ayah dan Ibu yang dengan segala cinta dan kasihnya telah memberikan doa dan dukungan baik dari segi moril maupun material yang selalu membuat peneliti merasa termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Semua pihak-pihak yang terkait dalam kelancaran pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan perbuatan yang telah diberikan dan penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan pihak yang membutuhkannya.

Sidoarjo, Maret 2022 Penulis

Reni Dwi Novita wati

(12)

xii

Sampul Depan...i

Sampul Dalam…...ii

Lembar Judul…...iii

Lembar Pernyataan…...iv

Lembar Persetujuan...v

Lembar Pengesahan…...vi

Lembar Penetapan Penguji…...vii

Halaman Pertanyaan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir...viii

Abstrak...ix

Abstract...x

Kata Pengantar…...xi

Daftar Isi…...xii

Daftar Tabel…...xiv

Daftar Gambar…...xv

Daftar Lampiran…...xvi

Daftar Singkatan, Simbol dan Istilah…...xvii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang..…...1

B. Batasan Masalah...4

C. Rumusan Masalah...4

D. Tujuan Penelitian…...5

E. Manfaat Penelitian...5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja…...7

B. Nyeri Haid (Dismenore)…...10

C. Regulasi Emosi…...15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Konseptual Penelitian...20

B. Hipotesis Penelitian...21

BAB 4 METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian…...22

B. Populasi Penelitian…...22

C. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel…...22

D. Lokasi dan Waktu Penelitian...24

E. Kerangka Kerja Penelitian...25

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...26

G. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data…...27

H. Pengolahan Data dan Anilisis Data…...28

I. Etika Penelitian…...31

(13)

xiii BAB 5 HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian...33

B. Hasil Penelitian...34

BAB 6 PEMBAHASAN A. Pembahasan...37

B. Keterbatasan Penelitian...41

BAB 7 SIMPULAN & SARAN A. Simpulan...42

B. Saran...42

DAFTAR PUSTAKA...44

LAMPIRAN...46

(14)

xiv

Tabel 4.2 Definisi Operasional...24 Tabel 4.3 Penilaian Skala Likert...26 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia...34 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Regulasi Emosi Pada Remaja Putri...35 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nyeri Haid Pada Remaja Putri...35 Tabel 5.4 Tabulasi Silang Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri...36

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Numerical Rating Scale…...14 Gambar 2.2 Verbal Descriptor Scale…...15 Gambar 2.3 Faces Pain Scale…...15 Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian hubungan regulasi emosi dengan

nyeri haid pada remaja...20 Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian Hubungan Regulasi Emosi dengan

Nyeri Haid pada Remaja Putri di Desa Kwangsan

Kecamatan Sedati Sidoarjo…...25

(16)

xvi

No. Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1. Lembar Pengajuan Judul Skripsi 46

Lampiran 2. Lembar Permohonan ijin pengambilan data awal 47

Lampiran 3. Lembar pengambilan data awal 48

Lampiran 4. Surat pengajuan laik etik 49

Lampiran 5. Surat keterangan laik etik 50

Lampiran 6. Surat ijin penelitian 51

Lampiran 7. Surat balasan ijin penelitian 52

Lampiran 8 Lembar permohonan menjadi responden 53

Lampiran 9 Lembar persetujuan mengikuti penelitian 54

Lampiran 10 Penjelasan penelitian untuk disetujui 57

Lampiran 11 Lembar pengunduran diri 58

Lampiran 12 Kuesioner 59

Lampiran 13 Lembar rekapitulasi data penelitian 61

Lampiran 14 Lembar hasil uji statistik 66

Lampiran 15 Lembar konsultasi proposal 68

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN,SIMBOL, DAN ISTILAH Daftar Singkatan

DKK : Dan Kawan Kawan

Dr. : Doktor Ir. : Insinyur

Ka.Prodi : Kepala Program Studi M.Eng : Magister of Enginering M.Kes : Megister Kesehatan NIM : Nomor Induk Mahasiswa NPP : Nomor Pokok Perpustakaan NRS : Numerical Rating Scale Ns. : Ners

S.Kep : Sarjana Keperawatan

SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat

UNUSA : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya VDS : Verbal Descriptor Scale

WHO : Word Health Organization Daftar Simbol

% : Presentase

& : Dan

() : Dalam Kurung Ho : Hipotesis N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat signifikan sd : Standar deviasi x : Skor responden

X : Nilai rata-rata kelompok

> : Lebih dari

≤ : Kurang dari sama dengan Daftar Istilah

Cross Sectional : Jenis penelitian yang mengamati data- data populasi atau sampel satu kali saja pada saat yang sama.

Menarche : Siklus menstruasi pertama pada

perempuan.

WHO (World Health Organization) : Organisasi internasional dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arah dan kebijakan dalam penganan kesehatan masyarakat dunia.

Probability sampling : teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan

(18)

xviii

penelitian dimasukkan dalam penelitian kemudian setiap responden diseleksi secara acak.

Chi Square : Untuk mengetahui hubungan dua variabel nominal kemudian mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.

Informed Consent : Lembar persetujuan yang diberikan oleh subjek penelitian.

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah yang ditemui sebagian besar remaja putri mengalami perubahan mood seperti emosi meningkat mudah marah pada menjelang menstruasi, dan kebanyakan remaja putri yang tidak bisa mengatur emosi ketika mengalami nyeri haid. Menjelang menstruasi atau pada saat menstruasi wanita akan merasakan gejala ketidaknyamanan fisik seperti nyeri atau kram pada perut dan emosional, salah satu gejala emosional yang umum dirasakan oleh wanita pada menjelang atau saat menstruasi adalah perubahan mood atau suasana hati yang buruk. Perubahan mood ini disebabkan oleh naik turunnya kadar hormon esterogen dan prosgeteron dalam tubuh, kelenjar yang mengatur kedua hormon ini terletak sangat dekat dengan pusat berpikir pada otak, apabila individu sedang mengalami emosi yang tinggi maka kedua hormon itu terpengaruh. Hal itulah yang menyebabkan pada saat mau haid emosi mulai meningkat.

Gangguan emosi yang sering terjadi pada saat menstruasi antara lain mudah marah, mudah tersinggung, sedih, sensitif dan merasa gelisah atau cemas.

Remaja yang tidak dapat mengontrol emosi yang mucul pada menjelang dan saat menstruasi maka akan mengalami nyeri yang lebih hebat daripada kondisi tenang.(Kartikawati,2016)

Berdasarkan World Health Organization (WHO) Tahun 2018 prevalensi kejadian nyeri haid di seluruh dunia sangatlah tinggi, rata-rata menunjukkan lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami nyeri haid. Sedangkan

(20)

angka kejadian nyeri haid tipe primer di Indonesia sebesar 54,89% dan angka kejadian nyeri haid tipe sekunder sebesar 45,11%. Di Jawa Timur sendiri menurut Vita 2017, presentase kejadian nyeri haid sebesar 58% wanita mengalami nyeri haid setiap bulannya. Gejala yang ditimbulkan ketika remaja mengalami nyeri haid menurut Komal Atta menjelaskan gejala yang ditimbulkan adalah gejala kram dijumpai 32,7%, nyeri perut dijumpai 44,7%, dan nyeri punggung sebanyak 27,4%, perubahan regulasi emosi positif dijumpai 17,8% dan regulasi emosi negatif dijumpai 81,8%. Berdasarkan WHO Tahun 2015 menyebutkan bahwa 45% wanita didunia mengalami emosi meningkat ketika menjelang haid. Di Indonesia angka prevalensi yang mengalami emosi meningkat ketika menjelang haid 60% derajat nyeri ringan, 40% derajat nyeri sedang hingga berat. Dijaw timur menurut Sulistyowati 2016 yang mengalami emosi meningkat ketika menjelang haid 60,8% mengalami derajat nyeri ringan, 39,2% mengalami derajat nyeri sedang hingga berat.(Lail,2019).

Remaja mendekati menstruasi emosi nya akan meningkat dan menyebabkan nyeri perut. Gejala PMS yang berupa perubahan suasana hati ini terjadi selama fase terakhir (luteal) dari siklus menstruasi yang dimulai setelah ovulasi, biasanya dari hari ke-14 hingga 28 dari siklus bulanan wanita.

Gangguan emosional ini terjadi diduga terkait dengan naik turunnya hormon estrogen dan progesteron, khususnya estrogen yang menurun mengakibatkan perubahan mood sepanjang siklus menstruasi. Kadar estrogen mulai meningkat secara perlahan setelah menstruasi wanita berakhir dan mencapai puncaknya dua minggu kemudian. Kemudian tingkat estrogen turun dan mulai naik

(21)

3

perlahan sebelum turun lagi tepat sebelum menstruasi dimulai. Jika emosi meningkat akan menyebabkan nyeri haid. Nyeri menstruasi akan mengakibatkan kejangnya otot di bagian perut bagian bawah kemudian melebar ke sisi paha hingga pinggang terjadi pada saat akan menstruasi atau saat berlangsungnya menstruasi. Jenis sakit ini banyak menyerang remaja dan berlangsung sampai dewasa. Dampak dari nyeri haid sangat beragam, diantaranya wanita menjadi tidak bisa berjalan, kesulitan tidur, suasana hati menjadi buruk, kehilangan konsentrasi dalam melakukan sesuatu, dan bahkan nyeri haid yang sangat berat bisa membuat wanita memutuskan untuk absen/istirahat sejenak dari sekolah maupun kerja. (Muntari, 2018)

Regulasi emosi sebagai salah satu pemikiran atau perilaku yang dipengaruhi oleh emosi. Jadi ketika mengalami emosi yang berlebihan maka seseorang biasanya tidak dapat berpikiran dengan positif, dan tidak sadar dengan yang dilakukannya, sebab perasaan emosi berhubungan dengan bagaimana cara seseorang dapat menyadari serta mengendalikan pikiran dan perilakunya dalam emosi yang berbeda beda, baik itu negatif maupun positif.

Apabila seseorang dapat melakukan regulasi emosi dengan baik maka mereka akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya. Membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan cepat emosi ketika kadar produksi esterogen pada remaja berbeda, dan fungsi salah satunya yaitu meningkatkan kadar serotonin dalam mood atau emosi. Semakin tinggi kadar prostaglandin, maka kontraksi akan semakin kuat, sehingga nyeri yang dirasakan akan semakin hebat. Biasanya pada awal hari pertama menstruasi kadar protaglandin sangat tinggi, kemudian dihari kedua dan seterusnya lapisan dinding rahim

(22)

akan mulai terlepas dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit yang muncul pun seiring akan semakin berkurang (Sinaga, 2017).

Untuk mengatasi hormon estrogen yang menurun pada saat siklus menstruasi agar tidak mempengaruhi emosi remaja yaitu salah satunya dengan meregulasi emosi yang positif, agar mampu mengendalikan dan mengontrol pikiran dan perasaan remaja tentang nyeri yang dirasakan saat haid, dengan begitu remaja dapat berpikir secara positif dan memunculkan emosi yang positif sehingga nyeri yang dirasakan berkurang. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menganjurkan untuk mengungkapkan perasaan yang lebih baik, relaksasi seperti latihan pernapasan dan distraksi pengalihan nyeri seperti mendengarkan musik, menyanyi, menggambar dan berdoa. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengajukan judul skripsi “Hubungan Regulasi Emosi Dengan Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo”.

B. Batasan Masalah

Untuk mengatasi emosi meningkat yang menyebabkan nyeri haid salah satunya yaitu regulasi emosi agar mampu mengendalikan dan mengontrol pikiran dan perasaan remaja tentang nyeri yang dirasakan saat haid.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini difokuskan pada hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan urian latar belakang diatas, rumusan masalah peneliti ini adalah “Adakah hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo?

(23)

5

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi regulasi emosi remaja saat menstruasi di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

b. Mengidentifkasi nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

c. Menganalisis hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan khususnya dikeperawatan maternitas yang berkaitan dengan regulasi emosi terhadap nyeri haid pada remaja.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan responden dengan cara me regulasi emosi pada saat nyeri haid berlangsung.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan, informasi dan bahan referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja.

(24)

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan kelengkapan literatur bagi pengembangan institusi pendidikan kesehatan dan menambah kepustakaan mengenai hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid.

(25)

7 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2017).

Di masa remaja, individu cenderung lebih menyadari siklus emosionalnya, seperti perasaan bersalah karena marah. Kesadaran yang baru ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi emosi- emosinya. Remaja juga lebih terampil dalam menampilkan emosi-emosinya ke orang lain. Meskipun meningkatnya kemampuan kognitif dan kesadaran dari remaja dapat mempersiapkan mereka untuk dapat mengatasi stres dan fluktuasi emosional secara lebih efektif, banyak remaja tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sebagai akibatnya, mereka rentan untuk mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya, yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah (Santrock, 2018).

(26)

Disimpulkan bahwa masa remaja adalah usia yang berlangsung kira- kira dari 13 tahun sampai 21 tahun, dapat dikatakan masa remaja merupakan masa dimana fluktuasi emosi lebih sering terjadi. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan hormon, namun pengalaman lingkungan juga memberikan pengaruh yang besar.

2. Ciri-Ciri Remaja

Menurut Hurlock (2019) masa remaja memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang sama-sama penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.

(27)

9

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga. Terdapat empat perubahan yang sama yang hampir bersifat universal:

1. Meningginya emosi dan intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2. Perubahan tubuh minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.

3. Dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

4. Sebagian besar remaja bersikap ambisius terhadap setiap perubahan.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri, namun masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik anak laki-laki maupun anak perempuan.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan.

Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya

(28)

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan budaya bahwa masa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cendrung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja normal.

B. Nyeri Haid (Dismenore)

1. Pengertian Nyeri Haid (Dismenore)

Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani, kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno yang berarti bulan, dan orrhea yang berarti aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah perut maupun panggul (Judha, 2017).

Gangguan menstruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormon prostagladin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi. Bila nyerinya ringan dan masih dapat beraktivitas berarti masih wajar.

Namun,bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka termasuk pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung (Judha, 2017).

(29)

11

2. Macam-Macam Nyeri Haid (Dismenore)

Karim (2019) menyebutkan bahwa dismenore dapat menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.

a. Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri yang banyak dialami oleh remaja tanpa kelainan pada alat genital (Lestari, 2019). Bahwa usia 15 tahun – 25 tahun wanita akan mengalami dismenore primer dan akan menghilang setalah usia 30 tahun. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan

b. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder terjadi karena adanya masalah penyakit fisik akibat endometritis, polip uteri, stenosis serviks atau penyakit radang punggung.

3. Faktor Penyebab Nyeri Haid (Dismenore) a. Faktor Internal

1. Fisik

a. Faktor Konsistensi

Faktor konsistensi erat kaitannya dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab timbulnya keluhan dismenore, karena faktor-faktor seperti anemia dan penyakit menahun dapat menurunkan ketahanan seseorang terhadap rasa nyeri (Hakim, 2018).

(30)

b. Ketegangan Otot

Ketegangan otot terjadi pada saat tubuh secara alami mengalami respon terhadap nyeri. Saat nyeri menjadi kronis, hiperaktivitas ketegangan otot berubah menjadi ekstrim sehingga meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan (Hanum, 2018).

c. Menarche Pada Usia Lebih Awal

Menarche Pada Usia Lebih Awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi ke uterus terhenti dan terjadi dismenore (Handayani &Rahayu, 2019).

2. Psikis (regulasi emosi) a. Faktor kejiwaan

Kondisi emosi yang negatif seperti marah, dan depresi dapat membuka gerbang disepanjang tulang belakang, sehingga individu akan merasakan nyeri. Nyeri haid mudah timbul pada remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat pengetahuan yang baik tentang proses haid. Jika individu dapat mempertahankan kestabilan emosinya atau regulasi emosi akan dapat menutup gerbang tersebut dan mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan (Hanum, 2018).

b. Stress psikis

Pengaruh stress terhadap nyeri saat menstruasi dapat terjadi karena stres melibatkan sistem neuroendokrinologi yang besar perannya dalam reproduksi perempuan (Martini, dkk. 2017).

(31)

13

c. Kecemasan

Pada saat remaja mengalami kecemasan maka tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, prosgeteron serta prostaglandin yang berlebih yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, peningkatan kontraksi berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri ketika haid. Nyeri saat haid berhubungan dengan faktor kecemasan semakin tinggi tingkat kecemasan maka kejadian nyeri saat haid pada remaja putri juga semakin tinggi. (Priyanti, 2018).

b. Faktor Eksternal

Menurut Handayani dan Rahayu (2019) terdapat faktor-faktor penyebab dismenore secara umum, yaitu :

a. Olahraga Teratur

Remaja yang tidak berolahraga secara teratur mempunyai peluang lebih besar mengalami nyeri saat haid dibandingkan dengan remaja yang melakukan olahraga secara teratur.

b. Riwayat Keluarga

Remaja yang terdapat riwayat keluarga lebih berpotensi mengalami nyeri saat haid dari pada remaja yang tidak ada riwayat keluarga.

4. Skala Derajat Nyeri

1. Numerical Rating Scale (NRS)

Dalam skala ini, digunakan angka 0-10 dimana pada awal angka diberi label “tidak nyeri” dan di akhir angka “sangat nyeri”. Pasien akan memberi tanda pada garis tersebut sesuai tingkat nyeri yang mereka

(32)

rasakan. Interprestasi skala ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut 0 = no pain (tidak ada nyeri), 1-3 = mild pain (nyeri ringan), 4-6 = moderate pain (nyeri sedang), dan 7-10 = severe pain (nyeri berat).

Gambar 2.1 Numerical Rating Scale

Skala nyeri yang digunakan untuk menentukan derajat dismenore yaitu dijelaskan sebagai berikut (Ridwan & Herlina, 2015)

0 : Tidak ada keluhan nyeri.

1-3 : Terasa kram/nyeri pada perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih dapat melakukan aktivitas dan masih dapat berkonsentrasi belajar.

4-6 : Terasa kram/nyeri pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, nafsu makan berkurang, sebagian aktivitas terganggu dan sulit berkonsentrasi

7-10 : Terasa kram/nyeri berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar kepinggang, paha atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas, sakit kepala, tidak mampu beraktivitas, tidak dapat berkonsentrasi belajar, tidak mampu berdiri atau bangun dari tempat tidur.

2. Verbal Descriptor Scale (VDS)

Skala ini terdiri dari 6 garis yang berisi derajat nyeri. Penjelasan ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tidak tertahankan”.

Skala ini lebih sering digunakan untuk menilai nyeri pada orang dewasa.

(33)

15

Gambar 2.2 Verbal Descriptor Scale 3. Faces Pain Scale

Faces Pain Scale dapat secara efektif digunakan untuk mengevaluasi intensitas nyeri pada anak-anak dan pada orang lanjut usia dengan gangguan kognitif. Skala ini terdiri dari 6 gambar wajah yang diberi nilai mulai dari “tidak ada rasa sakit” hingga “sakit yang tidak tertahankan”.

Pasien diminta untuk memilih wajah yang menggambarkan intensitas rasa sakit mereka, kemudian disesuaikan dengan angka yang berada dibawah gambar sehingga dapat diinterpretasikan tingat nyeri yang dirasakan oleh pasien.

Gambar 2.3 Faces Pain Scale

C. Regulasi Emosi

1. Pengertian Regulasi Emosi

Regulasi emosi menurut Gross (dalam Mayangsari & Ranakusuma, 2020) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola dan mengungkapkan emosi yang tepat untuk mencapai keseimbangan emosional. Kemampuan yang tinggi dalam

(34)

mengelola emosi akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapi ketegangan dalam kehidupannya.

Reivich & Shatte (dalam Syahadat, 2019) regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan. Individu yang memiliki kemampuan regulasi emosi dapat mengendalikan dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih, atau marah sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah.

Disimpulkan bahwa definisi regulasi emosi adalah sebuah proses individu dalam mengolah emosinya agar dapat melakukan penyesuaian terhadap emosi yang sedang terjadi pada diri mereka.Pada saat individu dapat melakukan regulasi emosi dengan baik maka ia akan menunjukan ekspresi emosi yang lebih positif sebaliknya jika individu kurang mampu melakukan regulasi emosi maka ia cenderung untuk bertindak negatif.

2. Aspek-Aspek Regulasi Emosi

Thompson (dalam Hidayat, 2017) yang telah membagi aspek aapek regulasi emosi yang terdiri dari tiga macam yaitu:

a. Kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring) yaitu kemampuan Individu dalam menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadididalam dirinya, perasaanya, pikirannya dan latar belakang dari tindakannya.

b. Kemampuan mengeveluasi emosi (emotions evaluating) yaitu kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi- emosi yang dialaminya.Kemampuan untuk mengelola emosi khususnya emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan benci

(35)

17

akan membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam yang dapat mengakibatkan individu dapat berfikir secara rasional.

c. Kemampuan memodifikasi emosi (emotion modification) yaitu kemampuan individu untuk merubah emosi sehingga mampu memotivasi diri menjadi lebih baik terutama ketika individu merasa putus asa, cemas, dan marah. Kemampuan ini membuat individu mampu bertahan dalam masalah yang sedang dihadapinya.

3. Ciri-Ciri Regulasi Emosi Yang Baik

Dikatakan seseorang yang mampu melakukan regulasi emosi jika seseorang tersebut memiliki pengendalian yang cukup baik di dalam perasaan emosi yang muncul. Dan ciri seseorang yang mampu melalukan regulasi emosi dengan baik menurut goleman ialah:

a. Memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah.

b. Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan diruang kelas.

c. Mampu mengungkapkan marah dengan tepat, tanpa disertai berkelahi.

d. Mengurangi perilaku agresif atau merusak diri sendiri.

e. Memiliki perasaan yang lebih baik atau positif tentang diri sendiri, sekolah, lingkungan dan keluarga.

f. Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa.

g. Mengurangi rasa kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.

(36)

4. Ciri-Ciri Regulasi Emosi Yang Tidak Baik

Ciri seseorang yang tidak mampu melakukan regulasi emosi dengan baik yaitu :

a. Tidak mampu mengelola emosi

b. Tidak peka terhadap perasaan orang lain

c. Memiliki pandangan yang negatif terhadap diri dan lingkungannya d. Lebih sering merasakan emosi negatif daripada emosi positif e. Mudah putus asa dalam menghadapi masalah

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi

Menurut Salovey dan Sluyter terdapat empat faktor yang mempengaruhi regulasi emosi, diantaranya yaitu:

a. Usia

Semakan tinggi usia seseorang semakin baik kemampuan regulasi emosinya. Sehingga dengan bertambahnya usia seseorang menyebabkan ekspresi emosi semakin terkontrol.

b. Jenis Kelamin

Seorang remaja putri, mampu meluapkan emosinya dibandikan dengan seorang remaja laki laki, dan remaja putri lebih banyak mencari perhatian dibandingkan dengan laki laki yang lebih memilih untuk meluapkan emosinya dengan cara melakukan latihan fisik seperti olahraga.

c. Hubungan Interpersonal

Hubungan ini berhubungan dengan regulasi emosi dan saling mempengaruhi satu sama lain (salovey dan sluyter dalam putri). Jika seorang individu ingin mencapai suatu tujuan untuk berinteraksi dengan

(37)

19

lingkungan dan individu lainnya, maka emosi tersebut akan meningkat.

Biasanya emosi yang bersifat positif akan meningkat apabila individu mencapai tujuannya, dan begitupun sebaliknya jika emosinya negatif maka akan sulit untuk menemukan tujuannya.

d. Hubungan Antara Orang Tua dan Anak

Menurut (banerju dalam putri) bahwa memiliki orangtua berpengaruh dalam emosi anaknya. Orangtua menetapkan dasar untuk perkembangan emosi anak dan hubungan antara orangtua dan anak menentukan konteks dalam tingkat perkembangan emosi di masa remaja nanti. Regulasi emosi yang dimiliki orangtua jug adapat mempengaruhi hubungan orangtua dan anak karena dapat mempengaruhi hubungan orangtua dan anak, karena tingkat mengendalikan serta mengontrol kesadaran mereka dapat ditiru oleh seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

(38)

20 A. Kerangka Konseptual

Sumber : Salovey dan Sluyter ; Martini dkk (2017) Keterangan :

: Diteliti : Tidak Diteliti : Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Regulasi Emosi : 1.Usia

2 Jenis Kelamin 3.Hubungan Interpersonal 4.Hubungan

Antara Orang Tua dan Anak

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Haid :

1.Faktor Internal A.Fisik

Meliputi: Faktor Konsistensi,

Ketegangan Otot, Menarche pada usia lebih awal

B.Psikis

Meliputi : Faktor Kejiwaan, stress psikis, dan kecemasan.

2.Faktor Eksternal A.Olahraga Teratur B.Riwayat Keluarga

Nyeri haid

(39)

21

Kerangka konseptual ini menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi pertama regulasi emosi dan kedua nyeri haid. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi yaitu 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) hubungan interpersonal, 4) hubungan antara orang tua dan anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri haid yaitu 1) faktor internal yang terdiri dari A.fisik (Faktor konsistensi, ketegangan otot dan menarche pada usia lebih awal) dan B.psikis (Faktor kejiwaan, stress dan kecemasan). 2) faktor eksternal yang terdiri dari olahraga teratur dan riwayat keluarga. Dari Faktor-Faktor tersebut yang diteliti yaitu faktor psikis yang akan dihubungkan dengan nyeri haid pada remaja.

B. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis yaitu ada hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja di desa kwangsan kecamatan sedati sidoarjo.

(40)

22 A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis analitik.

Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional karena mencari hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid yang dilakukan secara bersama-sama.

Dalam penelitian ini mengukur variabel independen yaitu regulasi emosi dan variabel dependen yaitu nyeri haid pada remaja putri.

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo yang mengalami menstruasi sebesar 65 remaja putri.

C. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 1. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo yang mengalami menstruasi. Sampel yang digunakan penelitian ini memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Remaja putri yang bersedia menjadi responden 2) Remaja putri yang mengalami dismenore primer

(41)

23

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Remaja putri yang mengalami nyeri haid yang tidak tertahankan dan sampai pingsan

2) Remaja putri yang mengalami dismenore sekunder c. Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang telah memenuhi kriteria penelitian yang akan dijadikan sampel, maka besar sampel dalam penelitian ini yaitu ditetapkan berdasarkan rumus Notoatmodjo (2010) sebagai berikut :

n = 𝑁

1 + 𝑁(𝑑)2

Keterangan:

N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat signifikasi (d = 0,05) Diketahui:

N = 65 d = 0,05 Ditanya: n...?

Jawab:

n = 65

1 + 65(0,05)2

n = 65

1 + 65 (0,0025)

n = 65

1,1625

(42)

n = 56 responden

Dengan demikian besar sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 56 remaja putri.

d. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan dengan cara simple random sampling yaitu responden yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian kemudian setiap responden diseleksi secara acak. Dengan cara menulis nama remaja putri di sobekan kertas kecil, kemudian dilipat, diletakkan dibotol aqua lalu diopyok. Peneliti mengeluarkan 56 orang yang menjadi responden peneliti, sisanya tidak terpakai.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Adapun penelitian lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan, yaitu: banyak remaja putri yang mengalami nyeri haid pada saat menstruasi dan sebelumnya di Desa Kwangsan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2022

(43)

25

E. Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Populasi :

Seluruh remaja putri yang mengalami menstruasi di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo sebesar 65 orang

Sampling :

Menggunakan Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling

Sampel :

Remaja putri yang mengalami menstruasi di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo sebesar 56 orang

Pengumpulan Data :

Data dikumpulkan dengan menjawab pertanyaan pada kuesioner untuk menilai regulasi emosi dan nyeri haid

Pengolahan Data :

Editing, scoring, coding, processing, cleaning, tabulating

Analisis Data :

Menggunakan uji chi square

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

(44)

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Independent (variabel bebas)

Variabel Independent dalam penelitian ini adalah regulasi emosi b. Variabel Dependent (variabel terikat)

Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah nyeri haid 2. Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi operasional hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Variabel Definisi Operasional Kategori & Kriteria Skala Pengukuran Variabel

Independent:

Regulasi Emosi

Mengungkap regulasi emosi remaja saat menstruasi yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari regulasi emosi, meliputi:

a.Mengatur emosi dengan baik yaitu emosi negatif atau positif b.Mengendalikan emosi secara sadar, mudah dan otomatis,

c.Menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang dihadapinya

1.Regulasi emosi positif, bila skor T responden > mean T (kode 0)

2. Regulasi emosi negatif, bila skor T responden <

mean T (kode 1)

Nominal

Variabel Dependent : Nyeri Haid

Skala nyeri haid dibuat berdasarkan gejala yang muncul pada saat

mengalami nyeri,

pengukuran skala nyeri

haid menggunakan

numerical rating scale (NRS) dengan skala 0-10.

1. Tidak Nyeri (0) : Dengan kode 1 2. Nyeri ringan 1-3 :

Dengan kode 2 3. Nyeri sedang 4-6

: Dengan koder 3 4. Nyeri berat 7-9 :

Dengan kode 4 5. Nyeri tidak

tertahankan 10 : Dengan kode 5

Ordinal

(45)

27

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner, untuk pengumpulan data variabel indepedent regulasi emosi berupa pertanyaan yang bersifat positif dan negatif dengan pilihan jawaban multiple choice sedangkan variabel dependent nyeri haid menggunakan pengukuran skala nyeri numerical rating scale.

Memuat pernyataan yang bersifat positif mempunyai empat jawaban pilihan, yaitu sangat sesuai (SS) dengan nilai 4, sesuai (S) dengan nilai 3, tidak sesuai (TS) dengan nilai 2, dan sangat tidak sesuai (STS) dengan nilai 1. Sebaliknya pernyataan yang negatif mempunyai empat jawaban pilihan, yaitu sangat sesuai (SS) dengan nilai 1, sesuai (S) dengan nilai 2, tidak sesuai (TS) dengan nilai 3, dan sangat tidak sesuai (STS) dengan nilai 4.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Setelah peneliti mendapatkan surat izin peneliti yang diperoleh dari UNUSA, kemudian peneliti mendatangi Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo tempat dilakukannya penelitian untuk meminta izin melakukan penelitian, dengan membawa surat keterangan izin penelitian dari UNUSA.

b. Setelah izin disetujui peneliti melakukan pendekatan kepada responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Bila responden bersedia, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan responden.

(46)

c. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu memberi lembar kuesioner kepada responden ditempat dilakukan penelitiannya, kemudian responden diberikan penjelasan tentang cara pengisian lembar kuesioner.

d. Setelah selesai dalam pengisian lembar kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan lembar kuesioner kemudian dilakukan analisis.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dicatat dan dikelompokkan untuk masing-masing variabel sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu:

a. Editing

Editing adalah proses pengecekan kelengkapan data sehingga menghasilkan data yang akurat untuk pengolahan data. Jika terdapat lembar kuosiener yang belum terisi atau tidak sesuai dengan petunjuk pengisian, responden dipersilahkan untuk memperbaiki.

b. Scoring

Scoring merupakan pemberian skor pada setiap item dalam suatu penelitian. pemberian skor terhadap variabel regulasi emosi menggunakan skala likert baik pertanyaan positif maupun negatif yaitu sebagai berikut:

Pertanyaan Positif Nilai Pertanyaan Negatif Nilai

Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Sesuai (SS) 1

Sesuai (S) 3 Sesuai (S) 2

Tidak Sesuai (TS) 2 Tidak Sesuai (TS) 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 4

(47)

29

Rumus skor T = 50 + 10 𝑋−𝑋

𝑠𝑑

Keterangan :

x : skor responden

x

: nilai rata-rata kelompok

sd : standar deviasi

Penentuan skor : Variabel Independent : Regulasi Emosi 1. Regulasi emosi positif, bila skor T responden > mean T 2. Regulasi emosi negatif, bila skor T responden < mean T Variabel Dependent : Nyeri Haid

1) Tidak Nyeri : Dengan skor (0) 2) Nyeri ringan : Dengan skor 1-3 3) Nyeri sedang : Dengan skor 4-6 4) Nyeri berat : Dengan skor 7-9

5) Nyeri tidak tertahankan : Dengan skor 10 c. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan hasil observasi kedalam kategori dengan cara memberi kode berupa angka yang digunakan untuk mempermudh pengolahan data.

Variabel Independent : Regulasi Emosi 1) Positif : Kode 0

2) Negatif : Kode 1 Variabel Dependent : Nyeri Haid 1) Tidak Nyeri (0) : Dengan kode 1 2) Nyeri ringan 1-3 : Dengan kode 2

(48)

3) Nyeri sedang 4-6 : Dengan kode 3 4) Nyeri berat 7-9 : Dengan kode 4 5) Nyeri tidak tertahankan : Dengan kode 5 d. Processing

Setelah semua diobservasi dan memperoleh data yang valid, maka langkah selanjutnya yaitu memproses data agar dapat dianalisis.

Memproses data dilakukan dengan cara meng-entry data dari lembar kuesioner ke paket program komputer SPSS for windows.

e. Cleaning

Setelah semua data di entry langkah selanjutnya adalah pembersihan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali apabila terdapat kesalahan atau tidak pada saat data sudah di entry.

f. Tabulating

Tabulating adalah proses penyusunan data ke dalam tabel. Kegiatan tabulating dalam penelitian ini meliputi memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner sesuai skornya. Hasil analisis data diinterpretasikan dalam bentuk presentase dengan menggunakan skala sebagai berikut:

1) Seluruhnya (100%)

2) Hampir seluruhnya (76-99%) 3) Sebagian besar (51-75%) 4) Setengahnya (50%)

5) Hampir setengahnya (26-49%)

(49)

31

6) Sebagian kecil (1-25%) 7) Tidak satupun (0%) 2. Analisis Data

Setelah data diolah langkah selanjutnya data dianalisis dengan analisis bivariat, analisis yang digunakan yaitu uji chi square dan bantuan program SPSS 25 for windows dengan tingkat signifikan 𝛼 = 0.05 dengan kriteria penilaian Ho:

a. Ho ditolak jika probabilitas < 0,05 atau p < 𝛼 artinya ada hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri.

I. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan izin kepada kepala desa di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo. Setelah mendapatkan izin, selanjutnya adalah proses pengumpulan data dan penelitian dengan memperhatikan etika penelitian pada saat mengambil sampel yaitu : 1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan merupakan lembar yang diberikan kepada responden yang bersedia untuk diteliti, yang dikasihkan sebelum penelitian dilaksanakan dengan maksud supaya responden mengetahui tujuan dalam penelitian. Jika responden bersedia, maka responden dapat mendatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersediaa, maka peneliti harus menghormati hak responden.

(50)

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga privasi responden, maka nama responden tidak dicantumkan dengan cara peneliti hanya cukup menuliskan nama insial data responden pada pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi responden yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Penelitihanya menampilkan data tertentu sesuai dengan tujuan peneliti.

(51)

33 BAB 5

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Kwangsan berada di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, termasuk dalam wilayah Kecamatan Sedati dengan letak dibarat laut wilayah Kabupaten Sidoarjo, batas-batas sebagai berikut sebelah utara berbatasan dengan Desa Betro, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Damarsi, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pepe dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Gemurung. Desa Kwangsan memiliki luas wilayah 200 Ha, yang secara pemerintahan terbagi menjadi 9 RW dan 22 RT, selain itu juga memiliki satu dusun yang diberi nama dusun wagir, lokasi dusun wagir berada ditengan-tengah area persawahan yang terletak disebelah selatan Desa Kwangsan. Penduduk yang berdomisili di Desa Kwangsan tercatat mencapai 853 kepala keluarga dengan rincian laki-laki sebanyak 1.613 jiwa, sementara perempuan sebanyak 1.560 jiwa, jumlah penduduk yang meningkat sepanjang tahun membuat lokasi ini menjadi padat penduduk

Desa Kwangsan merupakan wilayah yang subur, kondisi yang demikian membuat sebagian besar masyarakat bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mayoritas masyarakat menanami lahan persawahan dengan padi, sementara ditepi area persawahan ditanami cabai, singkong dan pisang. Kreativitas dan ketekunan petani dalam memanfaatkan lahan pertanian tidak cukup disitu saja, melainkan pada

(52)

saat musim kemarau mengelola lahan pertanian dengan menanami buah semangka, timun sari, blewa, dll. Kegiatan mengelola lahan pertanian pada musim kemarau sering dikenal dengan nama “tegalan” .Hal ini tanpa disadari akan meningkatkan taraf kesejahteraan hidup penduduk.

Penduduk desa Kwangsan mayoritas memeluk agama isam, kegiatan keagamaan berjalan dengan baik dengan didukung oleh fasilitas berupa satu masjid, delapan musholla, satu madrasah dan satu TPQ.

B. Hasil Penelitian 1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Menurut Departemen Kesehatan RI (2009) bahwa pembagian usia remaja terbagi menjadi dua yaitu remaja awal usia 12 sampai 16 tahun dan remaja akhir usia 17 sampai 21 tahun. Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan usia remaja putri di Desa Kwangsan.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri Di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

No Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 1

2

Remaja Awal Remaja Akhir

24 32

42.9%

57.1%

Total 56 100.0%

Sumber : Data Primer, Juli 2022

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 56 responden sebagian besar (57,1%) ataua sebesar 32 responden berusia remaja akhir.

(53)

35

1. Data Khusus

a. Karakteristik responden berdasarkan regulasi emosi

Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan regulasi emosi positif dan negatif pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Regulasi Emosi Pada Remaja Putri Di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

No Regulasi Emosi Frekuensi Persentase (%) 1

2

Positif Negatif

23 33

41.1%

58.9%

Total 56 100.0%

Sumber : Data Primer, Juli 2022

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 56 responden sebagian besar (58.9%) atau sebesar 33 responden regulasi emosinya negatif.

b. Karakteristik responden berdasarkan nyeri haid

Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi reponden berdasarkan tidak nyeri, nyeri ringan dan nyeri sedang pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

No Nyeri Haid Frekuensi Persentase (%) 1

2 3

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang

3 39 14

5.4%

69.6%

25.0%

Total 56 100.0%

Sumber : Data Primer, Juli 2022

(54)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 56 responden sebagian besar (69.6%) atau sebesar 39 responden mengalami nyeri haid ringan.

c. Tabulasi silang hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri

Tabel 5.4 Tabulasi Silang Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid pada Remaja Putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo

Nyeri Haid Tidak

Nyeri

Nyeri Ringan

Nyeri Sedang

Total Regulasi

Emosi

F % F % F % F % Positif 3 13.0% 18 78.3% 2 8.7% 23 100%

Negatif 0 0.0% 21 63.6% 12 36.4% 33 100%

Total 3 39 14 56 100%

Chi

Square

P = 0.012 Sumber : Data Primer, Juli 2022

Dari hasil tabulasi silang pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 23 responden yang mempunyai regulasi emosi positif didapatkan hampir seluruhnya (78.3%) mengalami nyeri haid ringan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p = 0.0012 sehingga didapatkan p < α maka H0 ditolak artinya ada hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

(55)

37 BAB 6 PEMBAHASAN A. Pembahasan

1. Regulasi Emosi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo menunjukkan bahwa sebagian besar (58.9%) regulasi emosinya negatif. Hal ini menujukkan bahwa banyaknya remaja putri yang tidak bisa mengontrol emosinya ketika terjadi nyeri haid. Emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya, emosi dapat muncul tidak disadari dan tanpa diniatkan. Remaja yang dapat mengendalikan emosinya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi remaja.

Hal ini dinyatakan oleh Garisson bahwa kebahagiaan seseorang dalam hidup ini bukan karena tidak adanya bentuk-bentuk emosi dalam dirinya, melainkan kebiasaan memahami dan menguasai emosi. Proses emosi ini juga disebut proses regulasi emosi (Salamah, 2018).

Regulasi emosi merupakan sekumpulan berbagai proses tempat emosi diatur. Proses regulasi emosi dapat otomatis atau dikontrol, disadari atau tidak disadari dan dapat memilik efek pada satu atau lebih proses yang membangkitkan emosi. Regulasi emosi dapat mengurangi, memperkuat atau memelihara emosi tergantung pada tujuan invidu.

Menurut Salovey dan Sluyter terdapat tiga faktor yang mempengaruhi regulasi emosi diantaranya yaitu : a) usia, anak perempuan yang berusia 7 hingga 17 tahun lebih mampu meluapkan emosi jika dibandingkan dengan anak laki-laki dan anak perempuan mencari dukungan lebih banyak jika

(56)

dibandingkan dengan anak laki-laki yang lebih memilih untuk meluapkan emosinya dengan melakukan latihan fisik. b) Hubungan interpersonal dan regulasi emosi berhubungan dan saling mempengaruhi. Jika individu ingin mencapai suatu tujuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan individu lainnya, maka emosi akan meningkat. Biasanya emosi positif meningkat bila individu mencapai tujuan dan emosi negatif meningkat bila individu menemui kesulitan dalam mencapai tujuannya. c) Bahwa orang tua memilik pengaruh dalam emosi anak-anaknya (Salovey dan Sluyter dalam Putri,2020).

Menurut peneliti regulasi emosi mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Ketika individu mengalami emosi yang negatif, individu biasanya tidak dapat berpikir dengan jernih dan melakukan tindakan diluar kesadaran. Individu yang memiliki kemampuan regulasi emosi positif dapat mengendalikan dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih atau marah sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa remaja yang tidak dapat mengatur atau mengontrol emosinya saat menstruasi akan terjadi timbulnya nyeri.

2. Nyeri Haid

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo sebagian besar (69.6%) mengalami nyeri haid ringan. Dalam penelitian lain dikemukakan bahwa nyeri haid banyak dialami oleh para remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi maka

(57)

39

akan timbul nyeri haid. Kondisi emosi yang negatif seperti cemas, stress dan marah dapat membuka gerbang disepanjang tulang belakang, sehingga individu akan merasakan nyeri (Febriana,2021)

Nyeri haid merupakan gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita yang sedang mengalami menstruasi berupa gangguan nyeri/kram pada perut. Nyeri haid memiliki dampak yang cukup besar bagi remaja putri karena menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Nyeri haid merupakan nyeri yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai cukup berat. Sebagian wanita ada yang mengalami kram karena kontraksi otot- otot halus pada rahim, sakit perut, merasa lemas hingga nyeri luar biasa, nyeri pada perut bagian bawah sering terjadi selama menstruasi (Sitepu,2019).

Manuaba (2020), derajat nyeri haid dibagi menjadi tiga tingkat keparahan yaitu : 1) Nyeri haid ringan, seseorang akan mengalami nyeri atau masih dapat ditoleransi karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat dan dapat melakukan kerja sehari-hari. 2) Nyeri haid sedang, seseorang merespon nyerinya dengan merintih-rintih dan menekan dibagian nyeri, diperlukan latihan tanpa mengurangi rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan pekerjaan. 3) Nyeri haid berat, sesorang mengeluh karena adanya rasa terbakar dan ada kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan perlu istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala, pingsan, diare, rasa tertekan mual dan sakit perut.

(58)

Menurut Peneliti remaja putri yang paling sering mengalami nyeri haid, karena dalam prosesnya organ tubuh selama remaja masih terus mengalami perkembangan, terutama organ reproduksi. Itulah kenapa nyeri haid lebih rentang dialami oleh remaja putri, sebab dikarenakan belum matangnya organ reproduksi pada usia remaja. Biasanya nyeri mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang, hal ini biasanya diikuti oleh perubahan tingkah laku seperti gelisah, sensitif, lekas marah, gangguan tidur dan kadang-kadang terjadi perubahan suasana hati yang sangat cepat. Adapun keluhan fisik lainnya seperti payudara terasa sakit, perut sakit/kembung, kepala pusing, sakit punggung, dan masalah kulit seperti jerawat.

3. Menganalisis Hubungan Regulasi Emosi dengan Nyeri Haid pada Remaja Putri di Desa Kwangsan

Berdasarkan hasil uji Chi Square menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p = 0.0012 sehingga didapatkan p < α maka H0 ditolak artinya ada hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja putri di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwi Ana Khoerunisya (2017) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan nyeri haid pada remaja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Muntari (2019), mengatakan bahwa nyeri haid cenderung lebih sering dan lebih hebat pada remaja yang mengalami kegelisahan, ketegangan dan kecemasan. Regulasi emosi menunjukkan bagaimana

Gambar

Gambar 2.1   Numerical Rating Scale…........................................................14  Gambar 2.2   Verbal Descriptor Scale…........................................................15  Gambar 2.3   Faces Pain Scale….................................
Gambar 2.1 Numerical Rating Scale
Gambar 2.2 Verbal Descriptor Scale  3.  Faces Pain Scale
Gambar 2.3 Faces Pain Scale
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya akan melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengelolaan pelatihan perawatan kulit wajah kering, 2) aktivitas peserta pelatihan kulit wajah kering, 3) hasil

Senam dysmenorrhea akan mengurangi nyeri pada saat kontraksi otot uterus dengan melatih otot dasar panggul agar mengalami peregangan dan pelebaran pembuluh darah sehingga oksigen dapat