HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG
RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY LEVELS WITH SLEEP QUALITY IN THE AGE OF THE AGE IN THE SOCIAL TRESNA
WERDHA PANTI (PSTW) BUDI PERTIWI BANDUNG CITY
ABSTRAK
Gejala kecemasan yang dialami oleh lansia adalah perasaan khawatir yang tidak rasional akan kejadian yang belum tentu terjadi dan juga kekhawatir terhadap penyakit yang berat sehingga muncul rasa panik dan takut yang menyebabkan lansia menjadi sulit tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung. Pada penelitian ini mengunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 orang di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Periwi Kota Bandung, pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sempling didapatkan 23 orang lansia. Penelitian ini menggunakan uji Rank Spearmen. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian responden 12 (52.2%) termasuk kategori kecemasan sedang, sebagian kecil 9 (39.1%) termasuk kategori tingkat kecemasan ringan, dan sangat sedikit responden 2 (8.7%) termasuk kategori kecemasan berat. Selain itu hampir seluruhnya responden 22 (95.7%) mengalami kualitas tidur buruk, dan sangat sedikit responden 1 (4.3%) mengalami kualitas tidur baik. Hasil analisa menunjukan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur lansia, di peroleh nilai r sebesar 0,679 dengan nilai p-value sebesar 0,000. & (r = 0,679, p = 0,000), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur. Saran Diharapkan tenaga kesehatan di Panti mengenali masalah kecemasan dan gangguan tidur pada lansia, sehingga dapat melakukan upaya dalam menangani masalah kecemasan dan gangguan tidur yang terjadi pada lansia.
Kata Kunci: Kecemasan, Kualitas Tidur, Lansia
ABSTRACT
Symptoms of anxiety experienced by the elderly are irrational feelings of worry about events that do not necessarily occur and also worry about severe illness that causes panic and fear that causes the elderly to have difficulty falling asleep. The purpose of this study was to determine the relationship of anxiety levels with sleep quality in the elderly at Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home in Bandung. In this study using a correlation research design with cross sectional approach. The population in this study amounted to 25 people at Tresna Werdha Budi Periwi Social Institution in Bandung City, sampling using purposive sampling techniques found 23 elderly people. This study uses the Rank Spearmen test. The results showed that 12 (52.2%) respondents were categorized as moderate anxiety, 9 (39.1%) were categorized as mild anxiety levels, and very few respondents (8.7%) were categorized as severe anxiety. In addition, almost all 22 respondents (95.7%) experienced poor sleep quality, and very few respondents 1 (4.3%) experienced good sleep quality. The results of the analysis show that the statistical test is known that there is a relationship between the level of anxiety with sleep quality in the elderly, obtained an r value of 0.679 with a p-value of 0.000. & (r = 0.679, p = 0,000), which means there is a significant relationship between anxiety levels and sleep quality. Suggestions It is expected that health workers at the orphanage recognize the problem of anxiety and sleep disorders in the elderly, so that they can make efforts in dealing with problems of anxiety and sleep disorders that occur in the elderly.
Keywords:Anxiety, Sleep Quality, Elderly
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan di Indonesia dengan terjadinya peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) (Notoatmodjo, 2011). Meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini membuat jumlah penduduk lansia meningkat. Penduduk lansia di Indonesia tahun 2010 meningkat menjadi 9,77% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat yaitu berjumlah 28,8 juta (11,34%).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) jumlah lansia diperkirakan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa tahun 2020, 33,7 juta jiwa tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa di tahun 2035.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Menurut WHO (2010), klasifikasi lansia adalah usia pertengahan(middle age) 45-59 tahun, lansia(elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia yang
sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Penduduk di provinsi Jawa Barat cukup tinggi dengan jumlah penduduk sebanyak 3.389.909 jiwa dengan 185.426 jiwa diantaranya tingal di Kota Bandung. Meniggkatnya jumlah lansia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahatraan lansia (Notoadtmojo, 2007). Setiap manusia pasti mengalami serangkaian proses, salah satunya adalah proses menua, yaitu proses yang ditandai dengan adanya penurunan funsi organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologi dan kemunduran kognitif seperti suka lupa, dan kecemasaan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada usia lanjut (Kadir, 2007).
Tamher (2009) menjelaskan bahwa pengaruh proses penuaan mengakibatkan berbagai masalah yaitu baik secara fisik, mental, ataupun sosial ekonomi. Gangguan mental yang sering dijumpai pada lansia yaitu kecemasan. Pratiwi (2010) menyebutkan bahwa kecemasaan
merupakan respon psikologis dari ketegangan mental yang tidak mampu menghadapi masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan seperti itu umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis seperti gemetar, berkeringat, kerja jantung meningkat, dan gejala pesikologis seperti panik, tegang, bingung, tidak dapat berkonsentrasi faktor psikologis menjadi salah satu penyebab kecenderungan munculnya insomnia (Rafknowledge, 2004).
Berdasarkan penelitian (Cahyana, Ngesti & Mia, 2016), sebagian besar (62,3%) tingkat kecemasan responden masuk kategori sangat ringan sebanyak 33 orang. sebagian kecil (26,4 %) tingkat kecemasan responden masuk kategori tidak ada kecemasan sebanyak 14 orang. Tingkat kecemasan yang dialami oleh setiap individu tentunya berbeda-beda. Adanya perbedaan tingkat kecemasan tentunya berbagai factor yang mempengaruhinya. Factor internal dan eksternal yang dapat menjadikan lansia merasa tidak cemas.
Faktor internal tersebut antara lain:
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi fisik. Faktor eksternal yang mempengaruhi kecemasan lansia yaitu dukungan social dan dukungan keluarga. Salah
satu faktor internal yang mempengaruhi kecemasan lansia adalah umur.
Kecemasan merupakan fenomena umum yang sering terjadi pada lansia yang sifatnya menetap, tidak menyenangkan dan sering tersamarkan yang dimanifestasikan dengan perubahan perilaku seperti gelisah, kelelahan, sulit berkosentrasi, mudah marah, ketegangan otot meningkat dan mengalami gangguan tidur (Melillo & Houde, 2005). penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur lansia.
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanan penelitian secara menyeluruh yang disusun sedemikian rupa, menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan mempertimbangkan etika penelitian, sumber daya penelitian dan kendala penelitian, sehingga dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian (Nasir, 2011).
Desain studi korelasi bertujuan untuk menjelaskan, mencari suatu hubungan, menentukan seberapa erat hubungan antar variabel dan diuji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional, Desain korelasional yaitu jenis penelitian yang tidak hanya melihat gambaran variabel yang diteliti tetapi juga melihat apakah ada hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2006).
Jenis hubungan antar variabel pada penelitian ini adalah hubungan simetris. Hubungan simetris artinya bahwa kedua variabel ada hubungan, dimana variabel yang satu disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya (Machfoedz, 2007).
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu atau objek yang akan diteliti (Yogisutanti, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti sosial tresna wredha Budi Pertiwi Kota Bandung yang berjumlah 25 responden.
Sampel
Sampel adalah perwakilan yang diambil dari populasi untuk diteliti (Yogisutanti, 2012). Pada penelitian ini sampel yang akan digunakan sebanyak 23 orang lansia di panti sosial tresna werdha budi pertiwi Kota Bandung.
Teknik sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi dari populasi. Teknik sampling merupakan cara dalam pengambilan sampel, untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan penelitian (Nursalam, 2012). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive semplingdengan jumlah
lansia sebanyak 23 responden dari 25 lansia. Metode pengumpulan sampling dengan mengunakan nonprobability sampling dengan mengunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menentukan target dari elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya.
Menurut Nursalam (2013) krikteria inklusi adalah krikteria dimana sabjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Adapun krikteria inklusi sebagai berikut :
1. Lansia yang dapat mendengar dan berkomunukasi dengan baik secara verbal.
2. Lansia yang tidak memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran.
3. Lansia yang bersedia untuk mengisi kuesioner tanpa ada paksaan.
Karakteristik Responden
Krikteria responden berdasarkan usia, pendidikan, keluarga dan status kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi Kota Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, Keluarga dan Status Kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)Budi Pertiwi Kota Bandung.
No Kategori Frekuensi Persentase% 1 Usia
60-70 10 43.5
75-90 11 47.8
>90 2 8.7
Total 23 100
2 Pendidikan Tidak
sekolah 4 17.4
SD 7 30.4
SMP 5 21.7
SMA 6 26.1
Perguruan
tinggi 1 4.3
Total 23 100
3 Keluarga
Adakeluarga 17 73.9
Tidak ada
keluarga 6 26.1
Total 23 100
4 Status
kesehatan
Hipertensi 9 39.1
Rematik 7 30.4
Gangguan
motorik 2 8.7
Gangguan
sensorik 1 4.3
Komplikasi 4 17.4
Total 23 100
(Sumber: Olah Data Primer Agustus 2019)
Dari tabel 4.1 karakteristik responden dapat diketahui bahwa 23 responden, sebagian besar responden usia sangat tua (old) 75-90 tahun sebanyak 11 (47.8%), lanjut usia(elderly) berusia 60- 70 tahun sebanyak 10 (43.5%), dan usia sangat tua (very old) sebanyak 2 (8.7%).Pendidikan sebagian responden berpendidikan SD sebanyak 7 (30.4%), sebagian kecil responden berpendidikan SMA sebanyak 6 (26.1%), sebagian kecil responden berpendidikan sebanyak 5 (21.7%) dan sebagian kecil responden perpendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 (4.3%). Keluarga responden sebagaian besar ada keluarga sebanyak 17 (73.9%) sedangkan yang tidak ada keluargga
sebanyak 6 (26.1%). Berdasarkan status kesehatan responden yang menderita hipertensi sebanyak 9 (39.1%), responden yang mengalami rematik sebanyak 4 (30.4%), responden yang mengalami komplikasi sebanyak 4 (17.4%) responden yang mengalami gangguan motorik sebanyak 2 (8.7%) dan responden yang mengalami gangguan sensorik sebanyak 1(4.3%).
HASIL PENELITIAN
Gambaran Tingkat kecemasan pada lansia
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan di wilayah Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi Kota Bandung.
(Sumber: Olah Data Primer Agustus 2019)
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian responden 12 (52.2%) termasuk kategori kecemasan sedang, dan sangat sedikit responden 2 (8.7%) termasuk kategori berat.
Gambaran Kualitas Tidur Pada Lansia
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Kecemasan ringan 9 39.1
Kecemasan sedang 12 52.2
Kecemasan berat 2 8.7
Kecemasan berat sekali/panik 0 0
Total 23 100.0
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Lansia di Wilayah Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi Kota Bandung.
(Sumber: Olah Data Primer Agustus 2019)
Berdasarkan Tabel 4.3 menujukan bahwa hampir seluruhnya responden 22 (95.7%) mengalami kualitas tidur buruk, dan sangat sedikit responden 1 (4.3%) mengalami kualitas tidur baik.
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Lansia di Wilayah Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi Kota Bandung.
(sumber: Oleh data primer, Agustus 2019)
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa responden yang memiliki kecemasan sedang memiliki kualitas tidur buruk sebagian 12 (52,2%) sedangkan
Kualitas tidur Frekuensi Persentase (%)
Baik 1 4.3
Buruk 22 95.7
Total 23 100.0
Tingkat Kualitas tidur
kecemasan
n Baik n Buruk n Total P- value
Berat 0 (0,0%) 2 (8,7%) 2 (8,7%) Sedang 0 (0,0% 12 (52.2%) 12 (52.2%) Ringan 1 (4,3%) 8 ( 34.8%) 9 (39.1%) Total 1 (4,3%) 22 ( 95.7%) 23 (100%)
Rank spearman 0,000
sangat sedikit responden yang kecemasan ringan memiliki kualitas tidur yang baik 1 (4,3%).
Berdasarkan uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas (tingkat kecemasan) dengan variabel terikat (kualitas tidur) yang di tandai dengan nilai p < 0,01 dan nilai rs = 0,679. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur lansia. Makna nilai korelasi Rank Spearman pada penelitian ini 0,679, berdasarkan tabel interpretasi makna nilai korelasi spearman dapat diartikan bahwa koefisien hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur lansia bermakna hubungan yang kuat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat kecemasan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi pertiwi sebagian kecemasan sedang 12 (52.2%), kecemasan ringan sebagian kecil 9 (39,1%) dan sangat sedikit kecemasan berat 2 (8,7%).
2. Gambaran kualitas tidur di Panti Sosial Tresna Werdha Budi pertiwi kualitas tidur buruk hampir seluruhnya 22 (95.7%) dan sangat sedikit kualitas tidur baik 1 (4,3%).
3. Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung dengan nilai (p- Value α 0.000 < 0,001).
5.2 Saran
yang dapat diberikan, yaitu :
1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi
Diharapkan tenaga kesehatan di Panti mengenali masalah kecemasan dan gangguan tidur pada lansia, sehingga dapat melakukan upaya dalam menangani masalah kecemasan dan gangguan tidur yang terjadi pada lansia. Memotivasi para
lansia agar lebih giat dalam mengikuti kegiatan olah raga dengan teratur. Misalnya dengan mengikuti senam lansia atau dengan jalan sehat.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi serta dapat melakukan penelitian tentang kecemasan dalam menghadapi kematian pada lanjut usia, dengan mengunakan variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniakesehatan/kecemasan-dalam-menghadapi-kematian.html Agustin. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pekerja shift di
PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. Skripsi. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2014, dari http://lib.ui.ac.id.
Amir, N. (2007). Gangguan Tidur pada Lanjut Usia, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi 2010), Rineka Cipta : Jakarta.
(2013). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Asmadi. Teknik Prosedur Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Asih & Pratiwi. (2010). Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi.
Jurnal Psikologi, Volume I, No 1. Kudus: Universitas Muria Kudus.
Azwar, Saifuddin (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://www.coursehero.com/file/p39an7p/Sedangkan-menurut-Saifuddin- Azwar-2014-bahwa-validitas-mengacu-sejauh-mana/
Aziz, Alimul, (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Madika.
Azizah, L. M (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. (2013), April 12). Data Sensus Kota Bandung.
https://bandungkota.bps.go.id/publication/2017/12/29/cac5a0d24e2458df7bb06f1a /statistik-daerah-kota-bandung-2017.html
Bara. (2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Buysse DJ, Reynolds III CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ.Pittsburgh Sleep Quality Index. Sebuah Instrumen baru untuk Praktek Psikiatri dan Penelitian.
Psikiatri, Penelitian tahun 1989.
Tidur Lansia Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.Volume 1, Nomor 2, 2016.
Carpenito, Lynda Jual. (2007). Buku Saku Doagnosa Keperawatan edisi 10. Jakarta : EGC.
Dahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.Jakarta, Salemba Medika.
Darmojo, Boedhi. (2009). Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi 4. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Darmojo, 2005, Proses Menua Dan Implikasi Kliniknya. Buku Ajar PenyakitDalam Jilid I (ed. 5), Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Davison, Gerald C., Neale, John M., (2006). Psikologi Abnormal. Edisi 9. Jakarta : Rajawali Pers.
Dariah, E. D & Okatiranti.(2015).Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Lansia Di Posyandu Anyelir Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Ilmu Keperawatan. Bandung: Universitas BSI Bandung. Volume III, No.2, September 2015.
Darmojo, Boedhi. (2009). Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi 4. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Dewi, P. A. dan Ardani, A. I. (2013). Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Dinas Kesehatan Bandung Barat. (2012). Buku Pemantau Kesehatan Pribadi Lanjut Usia.
Bandung Barat.
Eser, I., Khorshid, L., Çinar S. 2007. Sleep quality of older adults in nursing homes in Turkey.Journal of Gerontological Nursing.
Fitria Nita, Sriati Aat, dkk. (2013). Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta : Salemba Medika.
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2007). Aktivitas Otak-Tidur. Dalam Buku Ajar Fisiologi kedokteran-ed.9. Jakarta: EGC.
Guyton & Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran. (Alih bahasa: Irawati Setiawan). Jakarta:
Buku Kedokteran.
Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hawari, Dadang. (2001). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hawari, Dadang. (2011).Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI
terhadap Kualitas Tidur pada Lansia dengan Insomnia di Panti Sosial Trena Werdha Wana Seraya Denpasar.JurnalDunia Kesehatan II. Vol.2 no. 2
Hidayat. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A.A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,.
Penerbit Salemba medika
Hidayat, A. A. (2014). Metode Penilitian Keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba Medika.
Ibrahim, (2013), Misteri Tidur, (Edisi 1),Penerjemah : S.A. Rizal, Zaman, Jakarta.
Ida Bagus Gede Hendra Kusuma 1, IGA Indah Ardani 2 Hubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia di Panti Werdha Wana Seraya, Denpasar – Bali. E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO. 1, JANUARI, 2018 : 37 – 42 ISSN: 2303-1395
Info Data dan Informasi (Infodatin). (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia).
Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati n%20lansia%202016.pdf
Kadir, A. 2007. Olahraga pada Usia Lanjut (Lansia). JurnalWijaya Kusuma, 1(1): 63- 68
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., Grebb, J. A. (2010). Sinopsis Psikiatri (Widjaja Kusuma, Pentj). Jilid Dua. Binarupa Aksara.
Kemenkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
Kemalasari, (2010). Penyakit yang sering terjadi pada lansia. Keperawatan gerontik.
SRIKES Kepanjen Malang.
KEMENKES. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Khasanah. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur Lansia di Panti Sosial Trisna Werdha Melania Tangerang. Skripsi. UPN Veteran.
Kozier, Barbara, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 7, Volume 1. Jakarta : EGC.
Komalasari, Dewi (2012), Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Ibu Hamil. (Skripsi), UNPAD, Bandung
http://meliapriyanti.blogspot.com/2015/05/blog-post.html
Leblanc, M. F., Desjardins, S., Desgagné, A. (2015).The relationship between sleep habits, anxiety, and depression in the elderly. Dove Press Journal :Nature and Science of Sleep
poor sleep quality among chinese elderly in an urban community: results from the Shanghai Aging Study. PLoS ONE8(11): e81261. doi:10.1371/ journal.
pone.0081261
Machfoedz. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya
Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, dan Batubara. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Sa lemba Medika.
Maryam R Siti, Mia Fatma Ekasari, Rosdiawati, Ahmad Jubaedi & Irwan Batu Bara.
(2012).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Maas B. James. (2002).Power Sleep.Bandung : Kaifa.
Melillo, K. D., & Houde, S. C. (2005). Geropsychiartic and Mental Health Nursing.
Jones and Bartleet Publisher : USA. Diakses pada tanggal 5 September 2015 Missildine, Kathy. Sleep and the Sleep Environment of Older Adults in Acute Care
Settings (2008).Journal Of Gerontological Nursing., vol. 34 no.6.
Mohede, M.A. dkk. (2013). “Tania” (Tracer Insomnia) pada Lansia Berbasis Metode Cross Sectional, Studi Kasus Insomnia di Wisma Lansia Harapan Asri Semarang.
Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Muchtadi, D. (2011). Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Alfabeta.
Nasir, ABD., Muhith, Abdul., Ideputri, M.E. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo,S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta
Notoatmodjo, S. (2014).Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
.(2007).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho W. (2004). Keperawatan Gerontik. 3 rd ed. Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahjudi. (2012).Keperawatan Gerontik dan GeriatrikEdisi 3. Jakarta : EGC.
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Edisi 3. Salemba Medika: Jakarta
Nursalam, (2013).Konsep dan penerapan metodologi ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik.Edisi 4, volume 1. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika Prayitno, 2012, Jurnal Kedokteran Trisakti, Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia
Lanjut dan Penatalaksanaanya, Vol.21 No.1: 24-28
Prawiro, Dr. Mulyono D. 2012. Usia Harapan Hidup Bertambah Panjang. Gemari Edisi 137/Tahun XIII.
Pratiwi, Ratih Putri. (2010). Pengertian Kecemasan. Last update: 05 Januari 2011.
Available on: http://psikologi.or.id
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT Elex Saryono & Widianti ,A.T. (2010). Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sari, R. P. (2015).Pengaruh Aromaterapi Mawar terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia.Fakultas lmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Sagala, V. P. (2011). Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur. Diambil pada 12 Maret 2017, dari http://repository.usu.ac.id/
Smeltzer,, Suzanne C., Bare, Brenda G. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Stockslager dan Jaime L. (2007). Buku Saku Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC.
Bedah. Jakarta: EGC
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. ( 1998 ),Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta, EGC.
Stuart, G.W. (2012).Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edsisi 5. Jakarta. EGC.
Stuart, W. Gail. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5.EGC; Jakarta.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Stanley dan Beare. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta, EGC.
Stanley M, Patricia GB. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV
Sugiyono. (2014).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Komulatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2015). Metode Penilitian Kombinasi(Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Susanti Yuni. (2011). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kejadian Insomnia pada Lansia Usia 60-85 Tahun di Panti Tresna Werdha Hargo Dadali Surakarta.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), hlm. 4.
Sukardi.(2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta : Bumi Aksara
Sutarto, J. Tito dan C. Ismul Cokro. (2009) Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Medika.
Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentangKesejahteraan Lanjut Usia, Jakarta.
https://media.neliti.com/media/publications/39619-ID-potret-buram- pelayanan-kesehatan-lanjut-usia-di-indonesia.pdf
Wahyuni, D., Tjekyan, R. M. S., Darmayanti, S. (2009). Kualitas Tidur dan Gangguan Tidur pada Lansia di Panti Werda Bakti Dharma KM. 7 Palembang. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Wahyu, W & Arif, W. (2010). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kecenderungan Insomnia pada Lansia di Panti Werdha Dharma Bakti Surakarta. Skripsi.
UMS.
WHO, (2010). Definisi of an older or elderly person.Diperoleh tanggal 21 Desember 2014 dari
http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/
World Health Organization. (2010). WHO Quality of Life-BREF (WHOQOL-BRE F). ht tp://www. who. int/s u b s t a nc e_ a b u s e/ r es ea r c h_ t ools /whoqolbref/en/. Tanggal 31 Mei 2010.Jam 23.58 WIB.