PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (PGK) didefinisikan sebagai gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel, sehingga tubuh kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga terjadi peningkatan uremia (Sumah, 2020). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa”.
Rumusan Masalah
Intervensi yang dilakukan perawat untuk mengatasi kecemasan adalah dengan menjelaskan gagal ginjal kronik dan pentingnya menjalani terapi hemodialisis untuk memperpanjang hidup pasien.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Institusi Kesehatan
- Bagi Peneliti
- Bagi Pasien
- Bagi Prodi Keperawatan
TINJAUAN TEORI
- Konsep Gagal Ginjal Kronik
- Definisi Gagal Ginjal Kronik
- Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik
- Etiology Gagal Ginjal Kronik
- Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronik
- Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
- Konsep Hemodialisis
- Definisi Hemodialisis
- Tujuan Hemodialisis
- Indikasi Hemodialisis
- Komplikasi Hemodialisis
- Konsep Kecemasan
- Definisi Kecemasan
- Gejala Klinis Kecemasan
- Tingkat Kecemasan
- Kecemasan Pada Pasien Hemodialisis
- Pengukuran Kecemasan
- Konsep Tidur
- Definisi Tidur
- Fisiologi Tidur
- Kualitas Tidur
- Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
- Pengukuran Kualitas Tidur
- Kerangka Teori
Wahyuni (2016) dengan judul “Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis di RS Gatoel Mojokerto” menunjukkan bahwa terapi hemodialisis berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di RS Gatoel Mojokerto (Purwati & Wahyuni, 2016).
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Konseptual Penelitian
Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Variabel yang dianalisis adalah tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di Klinik Diatrans Jatiwaringin.
Faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RS Tarakan Jakarta. Hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RS Hasanuddin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani perawatan hemodialisa.
Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di klinik Diatrans Jatiwaringin. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di klinik Diatrans Jatiwaringin dapat disimpulkan perbedaan kualitas tidur pasien gagal ginjal kronik sebanyak 2 kali dan menjalani hemodialisis 3 kali di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Hubungan lama hemodialisis dengan kualitas tidur pada pasien penyakit ginjal stadium akhir di RS Advent Bandung. Judul penelitian: Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal Penyakit Kronis yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Jatiwaringin Diartans. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di Klinik Hemodialisis Diatrans Jatiwaringin.
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Alat dan Bahan
- Alat
- Bahan
Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran terdiri dari 2 kuesioner yaitu kuesioner tingkat kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang membutuhkan waktu penyelesaian sekitar 5-10 menit. Kuesioner ini terdiri dari 14 pertanyaan dengan menggunakan skor rentang skala Likert 0-4 dan kuesioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang membutuhkan waktu 5-10 menit. Bahan yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah alat tulis, kertas kuesioner dan informed consent untuk mengumpulkan data yang diperlukan selama penelitian ini.
Instrumen Penelitian
Kuisioner ini hanya dapat membedakan kualitas tidur yang buruk atau baik, kualitas tidur dikatakan baik jika skor totalnya ≤5, dan kualitas tidur dikatakan buruk jika skor totalnya >5. Validitas instrumen berkaitan dengan sejauh mana pengukuran akurat dalam mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, sedangkan reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya karena keteguhannya. Instrumen dikatakan valid, artinya alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data adalah valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2017).
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau mendasar apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama untuk gejala yang sama (Sugiyono, 2017). Kemudian untuk hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner Piitsburgh Sleep Quality Index (PQSI) yang mengacu pada penelitian “perbedaan”.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan tabel 5.5 terlihat kualitas tidur pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan 84 responden, 30 orang (35,7%) dengan kualitas tidur baik, 54 orang (64,3%) dengan kualitas tidur buruk. Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan tingkat kecemasan dengan kategori tidak mengalami kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik dengan kualitas tidur baik sebanyak 12 orang (14,3%) dan kualitas buruk sebanyak 7 orang (8,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pius, (2019) yang meneliti “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Tarakan Jakarta” dengan jumlah responden 40 orang, hampir semua responden yang tidurnya kurang berkualitas. (Pius & Herlina, 2019).
Pernyataan di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, (2017) yang meneliti “Faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis”. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, diperoleh nilai P-value 0,018 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani pengobatan hemodialisis di klinik Diatrans Jatiwaringin. . Artinya tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani perawatan hemodialisis di klinik Jatiwaringin Diatrans adalah kecemasan sedang sehingga kualitas tidur menjadi buruk.
Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
- Persiapan
- Uji Etik
- Pengumpulan Data
Analisis Data
- Analisa Univariat
- Analisa Bivariat
Dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel bebas tingkat kecemasan dengan variabel terikat kualitas tidur. Jika nilai p < 0,05 dianggap hubungan signifikan atau signifikan, jika nilai p > 0,05 dianggap hubungan tidak signifikan atau tidak signifikan (Sugiyono, 2014). Jika angka korelasi mendekati 1, maka korelasi antar variabel akan semakin kuat, sedangkan jika angka korelasi mendekati 0, maka korelasi kedua variabel akan semakin lemah.
Masalah Etik
- Informed Consent
- Anonimity (tanpa nama)
- Confidentiality (kerahasiaan)
Sehingga dapat diketahui distribusi frekuensi kualitas tidur yang signifikan memiliki kualitas tidur yang buruk di klinik Diatrans Jatiwaringin. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur pada penderita gagal ginjal kronik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil analisis bivariat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang menjalani hemodialisis di Klinik Diatrans Jatiwaringin menggunakan uji statistik Sperman Rho diperoleh nilai P (0,018) < 0,05 dengan nilai r 0,257.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, (2017) tentang “Faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis”, yang menyatakan bahwa tingkat kecemasan merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik. menjalani terapi hemodialisa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pius, (2019) tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RS Tarakan Jakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penyakit penyerta (p-value = 0,007), tingkat stres (p-value = 0,019), lingkungan (p-value = 0,000) dan kelelahan (p-value = 0,002) dengan tidur. kualitas pada pasien gagal ginjal kronik di RS Tarakan Jakarta (Pius & Herlina, 2019). Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik memiliki hubungan yang positif, dimana semakin tinggi tingkat kecemasan maka kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronis akan semakin buruk. gagal ginjal di bawah HD.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini akan mendeskripsikan distribusi frekuensi: umur, jenis kelamin, lama HS, tingkat kecemasan dan kualitas tidur di klinik Diatrans Jatiwaringin hemodialisis. Sehingga dapat diketahui distribusi frekuensi mayoritas responden adalah pasien laki-laki yang menjalani hemodialisis di klinik Diatrans Jatiwaringin. Sehingga dapat diketahui distribusi frekuensi mayoritas responden mengalami kecemasan tingkat sedang di klinik Diatrans Jatiwaringin.
Berdasarkan hasil analisis korelasi antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur, diperoleh hasil uji statistik dengan Rank Spearman Rho diperoleh P-value sebesar 0,018 < 0,05, dimana P-value < 0,05, sehingga H0 ditolak dan HI diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Klinik Diatrans Jatiwaringin. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,257 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pasien GGK adalah rendah yaitu berada pada rentang koefisien korelasi. Artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah, artinya semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami pasien maka semakin buruk kualitas tidur pasien.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian kualitas tidur, distribusi frekuensi responden pasien GGK yang menjalani hemodialisa di poliklinik Diatrans Jatiwaringin, dengan jumlah 84 responden, mayoritas mengalami kualitas tidur yang buruk, 54 orang, sedangkan 30 orang memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, (2016) yang meneliti “Hubungan Lama Hemodialisis dengan Kualitas Tidur Pasien Gagal Ginjal Stadium Akhir di Rumah Sakit Advent Bandung” dengan jumlah 64 responden yang diperoleh hasil frekuensi distribusi kualitas tidur dalam kategori buruk yaitu 44 orang, sedangkan kualitas tidur baik tidak kurang dari 20 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, distribusi frekuensi kualitas tidur tertinggi didapatkan pada kategori kualitas tidur buruk.
Dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin buruk kualitas tidur pasien dan sebaliknya semakin buruk kualitas tidur pasien makan maka semakin tinggi tingkat stres (Safruddin, 2016). Hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur lansia di Dusun Joho Desa Condong Catur Depok Sleman yang berpendapat bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur lansia dengan nilai P (0,000) ( Hidayat, 2016). Menurut asumsi peneliti bahwa tingkat kecemasan sangat mempengaruhi kualitas tidur pada pasien yang menjalani hemodialisa, terbukti banyak pasien yang mengalami tingkat kecemasan sedang dan jumlah pasien yang sedikit.
Keterbatasan Penelitian
Implikasi Keperawatan
Melalui penelitian ini diharapkan pasien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam pada saat pasien menjalani hemodialisis, sehingga pasien dapat mengontrol kecemasannya selama menjalani hemodialisis dan kualitas tidur pasien menjadi lebih baik. Peneliti berharap pihak klinik khususnya perawat lebih meningkatkan pengetahuan pasien yang menjalani hemodialisis dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang gagal ginjal kronik dan hemodialisis, serta tindakan seperti teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi kecemasan jika pasien mengalami kecemasan, sehingga kualitas tidur pasien menjadi lebih baik. Gambaran tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Gunungsitoli.
Gambaran tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RS PMI Bogor. Pengaruh terapi pijat relaksasi terhadap skor insomnia pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rumah sakit. Bagian pertama berkaitan dengan pertanyaan terkait tingkat kecemasan yang dialami dan bagian kedua berkaitan dengan kualitas tidur yang dialami oleh Bapak/Ibu/Sdr/I.
PENUTUP
Kesimpulan
Kecemasan yang dialami pasien HD dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti, pasien cemas karena memikirkan penyakitnya karena harus menjalani HD sepanjang hidupnya, khawatir dengan mobil, menguras darah tabung, rasa tidak nyaman pada saat penusukan dan juga. karena biaya yang akan dikeluarkan selama proses hemodialisis. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pasien yang menjalani hemodialisis mengalami tingkat kecemasan yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, tinggi badan pasien.
Saran
Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien CKD (Penyakit Ginjal Kronis) yang menjalani hemodialisa di RS Condong Catur Yogyakarta. Meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis melalui intervensi psikologis di unit hemodialisis Rs Royal Prima Medan. No Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.
Mendeskripsikan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berdasarkan Zung Self-Rating Anxiety Scale Questionnaire di RSUD Wates. Kecerdasan spiritual berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis dr. Selamat pagi/siang bapak/ibu/sdr/i, ijinkan saya memperkenalkan diri Dhaifah Inayah, mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Binawan.
Bapak/Ibu/Sdr/I diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang dibagi menjadi 2 bagian. Partisipasi ini bersifat sukarela, tanpa paksaan, dan tidak ada sanksi jika Anda menolak untuk berpartisipasi.