PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NADHIRA INDRIYANI PUTRI NIM. 502021063
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2025
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KUALITAS TIDUR DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA
KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung
Oleh :
NADHIRA INDRIYANI PUTRI NIM. 502021063
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2025
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahatullahi wabarakatuh
Puji serta Syukur penulis panjatkan kepada allah SWT karena atas limpah Rahmat dan anugerah-Nya penulis berhasil merancang dan menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “hubungan Tingkat Stress dan Kualitas Tidur dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung”
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam proses penyusunan proposal ini, penulis menghadapi tantangan maupun kesulitan. Akan tetapi berkat bimbingan, pengarahan, dukungan dan bantuan baik moril maupun material dari beberapa pihak, penulis berhasil menuntaskan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan rendah hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat :
1. Tia Setiawati, S.Kep.,Ners.,Sp.Kep.,An, Selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
2. Prof Dr. Sitti Syabariah, S.Kep.,Ms.Biomed selaku Wakil Rekator I Universitas
‘Aisyiyah Bandung.
3. Nandang jamiat, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom selaku Wakil Rektor II Universitas
‘Aisyiyah Bandung.
4. Dr. Ami Kamila, S.ST.,M.Kes selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
5. Anggriyana Tri Widianti, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
i
ii
6. Hendra Gunawan, S.Pd.,M.K.M selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
7. Mulyanti, S.ST.M.Keb.,Bdn selaku Ketua Program Studi Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Bandung, sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan serta masukannya dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Nurhayati, S.ST.,M.Kes.,Bdn selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan serta masukannya dalam menyelesaikan proposal ini.
9. Maudy Lila Kartika, S.Tr.Keb.,M.Keb selaku Kordinator Mata Kuliah Skripsi Program Studi Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Bandung
10. Dosen dan seluruh staf Universitas ‘Aisyiyah Bandung yang telah memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis selama pembuatan proposal ini.
11. Kepada orang tua dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah bagi semua yang telah mendukung dan membantu penulis. Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bisa memperbaiki skripsi ini.
Bandung, 08 Maret 2025
Nadhira Indriyani Putri
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan proses alami yang terjadi pada wanita, di mana darah dan jaringan dari dinding rahim keluar melalui vagina secara berkala. Siklus ini terjadi setiap bulannya berfungsi sebagai persiapan tubuh wanita untuk kemungkinan kehamilan. Umumnya, menstruasi berlangsung selama 3 hingga 8 hari, dengan siklus rata-rata sekitar 28 hari. Durasi maksimal menstruasi adalah 15 hari, dan selama darah yang keluar masih dalam rentang waktu tersebut, maka disebut darah haid (Pratiwi et al., 2024). Menstruasi adalah proses biologis normal yang terjadi setiap bulan pada wanita usia subur. Proses ini tidak terkait dengan kerusakan rahim atau infertilitas (Critchley et al., 2020).
Setiap Wanita mengalami Siklus menstruasi yang terjadi dalam rentang waktu antara hari pertama menstruasi sebelumnya hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi yang dianggap ideal atau klasik berlangsung selama 28 hari, meskipun pada wanita normalnya dapat berkisar antara 21 hingga 35 hari. Hanya sekitar 10-15% wanita yang memiliki siklus tepat 28 hari, dengan durasi menstruasi bervariasi antara 3-5 hari, atau bahkan mencapai 7-8 hari. Dalam sehari, penggunaan pembalut umumnya sekitar 2-5 kali(Wahyuni &
Aisyara, 2021).
Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi tanda adanya gangguan menstruasi. Gangguan ini secara umum ditandai dengan ketidakteraturan dalam
1
2
pola perdarahan menstruasi, seperti oligomenorea (menstruasi yang jarang terjadi), polimenorea (menstruasi yang lebih sering), dan amenorea (tidak
2
mengalami menstruasi sama sekali (Winengsih et al., 2023; Yuniyanti et al., 2022). Ketidakteraturan ini menunjukkan adanya masalah dalam sistem metabolisme dan keseimbangan hormon, yang berpengaruh pada kesuburan hingga infertilitas. Ketidakteraturan ini ditandai dengan siklus yang lebih pendek (<21 hari) atau lebih panjang (>35 hari). Siklus pendek bisa menyebabkan anovulasi, di mana sel telur tidak matang dengan baik, sedangkan siklus panjang menandakan produksi sel telur yang jarang. Selain berdampak pada kesuburan, menstruasi tidak teratur juga berdampak pada kesehatan, seperti kehilangan banyak darah yang berisiko anemia, osteoporosis dini, dan menurunkan kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik (Winengsih et al., 2023).
Data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 menunjukkan bahwa persentase kejadian siklus menstruasi yang tidak teratur pada kelompok usia 10-29 tahun mencapai 16,4% (Wahyuni & Aisyara, 2021).
Menurut laporan WHO tahun 2020, sekitar 45% wanita mengalami gangguan siklus menstruasi. Sementara itu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia, sebanyak 13,7% wanita berusia 10-59 tahun mengalami menstruasi yang tidak teratur dalam kurun waktu satu tahun.
Prevalensi gangguan siklus menstruasi pada wanita Indonesia, khususnya dalam rentang usia 17-29 tahun dan 30-34 tahun, cukup tinggi, yaitu mencapai 16,4%.
Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur adalah gangguan psikologis dan beban pikiran, yang dilaporkan oleh sekitar 5,1% Wanita (Amalia et al., 2023).
3
Perempuan yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi dikarenakan gangguan psikologis dan banyak pikiran berjumlah 5,1%. Di Jawa Barat sebanyak 14,4% remaja mengalami siklus menstruasi tidak teratur (Fitri et al., 2024). Sedangkan, Data dari PKPR dan Puskesmas menunjukkan bahwa gangguan menstruasi di Bandung menduduki peringkat tertinggi, yaitu sebesar 73% hasil data yang diperoleh dari puskesmas dan 82% hasil data yang diperoleh dari PKPR (Karjatin, 2021). Di Bandung angka kejadian gangguan siklus menstruasi dalam penelitian Kartikawati (2017) didapatkan hasil sebesar 64,4% wanita mengalami gangguan siklus menstruasi yang tidak teratur. Sebanyak 43 mahasiswa (53,8%) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung mengalami menstruasi yang tidak teratur (Ardayani, 2018).
Panjang siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi pada wanita yaitu tingkat stres. Stres memiliki pengaruh besar terhadap keseimbangan hormon dalam tubuh, yang berperan penting dalam sistem reproduksi. Ketika seseorang mengalami stres, produksi hormon perangsang folikel (FSH) dan luteinizing hormone (LH) di hipotalamus dapat terganggu, sehingga berdampak pada produksi hormon estrogen dan progesteron. Ketidakseimbangan hormon ini kemudian dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur (Amalia et al., 2023).
Pada hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat stres yang sedang yaitu 31 orang (38,8%), sebagian besar responden memiliki siklus menstruasi yang normal 33 orang (41,2%) mengalami menstruasi pendek. Hasil uji chi sqaure menunjukkan p.value = 0,012 < 0,05.
Yang berarti Ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMAN 5 Pekanbaru pada tahun 2019 (Angrainy et al., 2020).
Selain stres, kualitas tidur juga memiliki peran penting dalam mengatur siklus menstruasi. Kualitas tidur yang baik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu durasi tidur (kuantitas) dan seberapa nyenyak seseorang tidur (kualitas).
Kualitas tidur dapat dinilai secara kuantitatif, seperti lamanya tidur dan seberapa sering seseorang terbangun di malam hari, serta secara subjektif, yaitu seberapa pulas tidur yang dirasakan (Moulinda et al., 2023). Kualitas tidur yang buruk bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama melatonin.
Melatonin berperan penting dalam mengontrol produksi estrogen. Jika produksi melatonin berkurang, kadar estrogen bisa meningkat dan menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur (Siregar et al., 2022).
Penelitian pada kualitas tidur menunjukkan bahwa 52,6% mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk dan sebesar 22,9% responden mengalami siklus menstruasi tidak normal. Hasil analisa data dengan menggunakan Chi-square test diperoleh nilai p=0,005 serta nilai odd ratio sebesar 4,773. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada mahasiswi FK UISU Tahun 2021(Siregar et al., 2022).
Berdasarkan hasil wawancara pada dari 15 mahasiswa kesehatan Tingkat I, II, III dan IV di Universitas Aisyiyah Bandung, penulis mendapatkan informasi bahwa sebanyak 13 mahasiswa kebidanan mengatakan mengalami siklus menstruasi tidak teratur ketika stress, waktu tidur yang berantakan dan banyak tugas-tugas terutama dalam pembuatan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir.
5
sebanyak 2 mahasiswa kebidanan mengatakan tidak ada perubahan siklus menstruasi saat stress atau waktu tidur yang berantakan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, peran bidan sebagai pelaksana yaitu melakukan skrinning yang berhubungan dengan KB dan Kesehatan reproduksi.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan Tingkat stress dan kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Bandung. Ini relevan dengan jurusan yang sedang ditempuh penulis yaitu kebidanan, khususnya pada asuhan kebidanan remaja dan prakonsepsi.
B. Rumusan masalah
Dari paparan latar belakang yang telah disajikan, maka identifikasi masalah dalam konteks penelitian ini “Adakah Hubungan Tingkat stress dan Kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada mahasiswa fakultas ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung?”
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat stress dan kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada mahasiswa fakultas ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden
b. Mengidentifikasi Tingkat Stress Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung.
c. Mengidentifikasi Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung
d. Mengidentifikasi Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung
e. Menganalisis Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung f. Menganalisis Hubungan Kualitas Tidur Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan reproduksi, dengan menambah wawasan mengenai bagaimana faktor psikologis (stres) dan fisiologis (kualitas tidur) dapat memengaruhi siklus menstruasi pada kelompok usia produktif, khususnya mahasiswa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi responden
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman wawasan dan meningkatkan kesadaran wanita, terutama remaja putri, mengenai pentingnya menjaga keseimbangan tingkat stres dan kualitas tidur untuk mendukung siklus menstruasi yang teratur. Dengan memahami faktor- faktor yang berpengaruh, mereka diharapkan dapat menerapkan gaya hidup yang lebih sehat untuk menjaga kesehatan reproduksi.
7
b. Bagi tenaga Kesehatan (Bidan)
Hasil Penelitian Ini untuk memberikan konseling yang lebih baik dan melakukan skrinning gangguan Kesehatan reproduksi dan memberikan tindakan terhadap kasus yang terjadi.
c. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengalaman, dan pembelajaran langsung mengenai siklus menstruasi.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan Untuk Proposal Penelitian Ini Mengenai Hubungan Tingkat Stress Dan Kualitas Tidur Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung, penelitian tahap proposal ini dibagi menjadi 3 bab yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
Bagian ini akan dibahas mengenai 5 pokok bahasan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan membahas mengenai menstruasi, siklus menstruasi, gangguan siklus menstruasi, Tingkat stress, kualitas tidur, hasil penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, hipotesis
3. Bab III Metodologi Penelitian
Bagian ini terdapat penjelasan tentang metodologi penelitian yaitu metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, Teknik
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, Analisa data, prosedur penelitian, tempat dan waktu penelitian, serta etika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Konsep Teori Menstruasi 1) Konsep Teori Menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari rahim akibat pelepasan lapisan dalamnya (endometrium). Lapisan ini sebelumnya telah disiapkan untuk menampung embrio. Namun, jika tidak ada embrio yang menempel, endometrium akan meluruh dan keluar dalam bentuk darah. Peristiwa ini terjadi secara teratur, dengan rentang waktu antar-menstruasi disebut sebagai satu siklus menstruasi (Utami et al., 2023).
2) Siklus menstruasi
Siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dengan mulainya menstruasi berikutnya (Wahyuni & Aisyara, 2021).
Menurut Sukumar (2020) Siklus menstruasi adalah rentang waktu dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Sementara itu, lama menstruasi dihitung sejak hari pertama hingga perdarahan berhenti. Menstruasi dianggap normal jika siklusnya berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dengan durasi perdarahan sekitar 3 hingga 7 hari. Jumlah darah yang keluar tidak boleh melebihi 80 ml, dan umumnya membutuhkan pergantian pembalut sebanyak 2 hingga 6 kali per hari.
3) Fase-fase dalam siklus menstruasi a. Fase mensruasi (hari ke 1-5)
9
Dimulai dengan peluruhan lapisan endometrium yang terjadi Ketika tidak ada kehamilan. Ditandai dengan pendarahan yang biasa disebut menstruasi.
b. Fase folikuler (hari ke 1-13)
Fase ini dimulai saat hari pertama pada periode mentsruasi.
c. Fase ovulasi (hari ke 14)
Pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi, setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong akan berkembang menjadi korpus luteum. Struktur ini berperan dalam menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi menebalkan dan mempersiapkan lapisan endometrium agar siap untuk implantasi embrio jika terjadi pembuahan. Namun, apabila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami degenerasi, menyebabkan penurunan kadar progesteron, sehingga lapisan endometrium luruh dan menstruasi pun terjadi. Menurut Guyton & Hall (2016), penurunan progesteron ini memicu kontraksi pembuluh darah di endometrium, yang pada akhirnya menyebabkan peluruhan jaringan dan darah dalam proses menstruasi .
4) Gangguan siklus menstruasi
Gangguan siklus menstruasi menurut (Utami et al., 2023) meliputi:
a. Polimenorhea: terjadi siklus menstruasi yang pendek yaitu kurang dari 21 hari pada tiap siklusnya.
11
b. Oligomenorrhea: terjadinya siklus menstruasi yang lebih Panjang dari 35 hari.
c. Amenorrhea: siklus menstruasinya memanjang. Amenorea terbagi menjadi 2 jenis diantaranya:
1) Amenorea primer: Yaitu gangguan siklus menstruasi dimana seorang perempuan tidak pernah mengalami siklus menstruasi sekalipun berumur 18 tahun.
2) Amenorea sekunder: Yaitu gangguan siklus menstruasi dimana seorang perempuan mengalami siklus menstruasi namun selama 3 bulan berturut-turut tidak mengalami menstruasi.
5) Faktor-faktor gangguan siklus mentruasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan siklus menstruasi antara lain yaitu (Hasanah & Ningsih, 2023): berat badan, aktifitas fisik, diet dan stress.
a. status gizi, asupan yang dikonsumsi b. Umur
c. aktivitas sehari-hari, riwayat penyakit d. Stress
Stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang merupakan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang.
Hormone kortisol telah diatur oleh kelenjar pituitar dan hipotalamus otak, hipotalamus memulai kerjanya, hormone
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh hipofisis, dan menstimulasi ovarium sehingga menghasilkan estrogen
e. Durasi tidur
Kurangnya tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat memengaruhi produksi hormon melatonin, yang kemudian dapat memengaruhi hormon estrogen. Hal ini dapat mengganggu regulasi siklus menstruasi.
2. Konsep Teori Stres a. Pengertian Stres
Stres adalah reaksi tubuh terhadap tekanan atau ancaman yang dirasakan.
Karena adanya berbagai respons dan mekanisme adaptasi psikologis, stres dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, fisik, maupun spiritual seseorang, baik akibat kejadian nyata maupun yang hanya dibayangkan. Selain itu, stres juga dapat didefinisikan sebagai respons alami tubuh terhadap berbagai tuntutan kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dihindari dan dialami oleh setiap individu (Murharyati et al., 2020) .
b. Fisiologi stress c. Penyebab stress
Stres dapat disebabkan oleh dua kategori utama, yaitu (Muharyati et al., 2021):
1) Faktor Predisposisi
13
Faktor predisposisi adalah risiko yang dapat menjadi sumber stres dan memengaruhi kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap stres biologis, psikososial, dan sosiokultural yang telah berlangsung lebih dari enam bulan. Berikut adalah beberapa faktor predisposisi:
a) Faktor Biologis: Contohnya adalah faktor genetik yang diturunkan dari orang tua, yang dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap stres.
b) Faktor Psikologis: Ini mencakup pengalaman masa lalu, tingkat kecerdasan, keterampilan komunikasi, dan nilai-nilai moral yang dimiliki individu.
c) Kegiatan/Lingkungan Sosial: Faktor ini meliputi aspek-aspek seperti pendidikan, pekerjaan, usia, gender, dan berbagai elemen sosial lainnya yang dapat memengaruhi tingkat stres seseorang.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merujuk pada rangsangan yang dapat memicu stres, yang juga dikenal sebagai faktor antisipatif. Faktor pencetus ini dapat bersifat biologis, psikologis, atau sosiokultural, mirip dengan faktor predisposisi. Beberapa contoh faktor presipitasi yang umum terjadi adalah:
a) Kejadian yang Menekan: Ini mencakup berbagai aktivitas sosial dan lingkungan yang dapat menimbulkan tekanan, seperti krisis dalam keluarga, masalah pekerjaan, tantangan pendidikan, isu kesehatan, masalah keuangan, dan konflik hukum. Ketika
seseorang memasuki lingkungan sosial baru, mereka mengalami peristiwa yang dikenal sebagai "entry" dan "exit". Keinginan sosial, seperti pernikahan, juga termasuk dalam kategori ini.
b) Ketegangan dalam Menjalani Hidup: Stres dapat meningkat akibat penyakit yang berkepanjangan atau situasi hidup yang penuh tekanan. Hal ini mencakup masalah dalam keluarga yang berkelanjutan, perasaan kesepian, konflik dalam hubungan pernikahan, perubahan peran dalam hubungan orang tua-anak, masalah ekonomi keluarga, dan beban peran yang berlebihan yang dialami individu.
d. Tingkatan Stres
Setiap individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai stres.
Berbagai faktor seperti keyakinan, norma, pengalaman hidup, gaya hidup, lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, tahap perkembangan, pengalaman stres sebelumnya, serta mekanisme koping berkontribusi dalam membentuk persepsi seseorang terhadap stres. Terdapat lima komponen dalam tingkatan stres:
1. Stres Normal: Stres normal adalah pengalaman yang dialami oleh banyak orang secara rutin dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Individu yang tidak mengalami stres biasanya tidak dianggap mengalami masalah. Contohnya adalah peningkatan detak
15
jantung setelah melakukan aktivitas yang menegangkan, seperti takut gagal.
2. Stres Ringan: Stres ringan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam dan merupakan hal yang umum dialami oleh setiap orang. Contoh situasi yang dapat menyebabkan stres ringan termasuk tidur berlebihan, terjebak dalam kemacetan, menerima kritik, dan lain-lain. Biasanya, stres ringan ini tidak menyebabkan dampak permanen pada kesehatan tubuh.
3. Stres Sedang: Stres sedang dapat diartikan sebagai kondisi stres yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh situasi yang dapat menyebabkan stres sedang termasuk konflik yang belum terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sedang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari keluarga.
4. Stres Berat: Stres berat merujuk pada kondisi yang lebih serius, seperti konflik dalam pernikahan yang berlangsung terus-menerus, masalah keuangan yang tidak kunjung selesai, atau penyakit fisik yang berkepanjangan. Stres ini merupakan kondisi kronis yang dapat bertahan dari beberapa minggu hingga beberapa tahun, dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi individu yang mengalaminya.
5. Stres Sangat Berat: Stres yang sangat berat adalah kondisi stres kronis yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ketika seseorang mengalami tingkat stres yang
sangat tinggi, mereka dapat kehilangan semua motivasi untuk menjalani hidup dan merasa putus asa. Depresi berat sering kali teridentifikasi pada individu yang mengalami tekanan stres yang berkepanjangan.
6. Jenis stress
3) Konsep Teori Kualitas Tidur 1. Pengertian Tidur
Tidur merupakan aktivitas alami pada setiap manusia, namun kurangnya waktu tidur dapat menimbulkan berbagai gangguan baik secara biologis maupun psikologis. Tidur yang baik tidak hanya bergantung pada durasinya, tetapi lebih pada kualitasnya (Caesarridha, 2021).
2. Kualitas Tidur
Kualitas tidur didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dirasakan oleh seseorang untuk memperoleh kesegaran dan kebugaran saat terbangun dan terjaga dari tidurnya (Siregar et al., 2022). Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek, seperti penilaian terhadap durasi tidur, gangguan tidur, waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, disfungsi tidur di siang hari, efisiensi tidur, serta penggunaan obat tidur (Ningtyas, 2024).
Menurut (Bianca et al., 2021) Kualitas tidur seseorang merujuk pada seberapa baik seseorang tidur, yang mencakup aspek kuantitatif seperti lamanya tidur dan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, serta aspek
17
kualitatif seperti seberapa nyenyak dan sehat tidurnya. Kualitas tidur dikatakan baik apabila seseorang dapat tidur malam selama lebih dari 85% dari total waktu tidurnya, dapat tertidur dalam waktu kurang dari 30 menit, tidak terbangun lebih dari satu kali dalam semalam, dan jika terbangun, tidak membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk kembali tidur. Jika kualitas tidur terganggu atau tidak mencukupi, hal ini dapat berdampak negatif, tidak hanya pada kondisi fisik seperti meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan jantung, tetapi juga pada fungsi sehari-hari, termasuk munculnya rasa lelah berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, dan pengambilan keputusan yang buruk.
3. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur (Widiyono et al., 2023):
a. Penyakit b. Lingkungan c. Kelelahan d. Gaya hidup e. Stress emosional f. Stimulant dan alcohol g. Diet
h. Merokok i. Motivasi
j. Konsumsi kafein 4. Fisiologi tidur
5. Tahapan tidur
Tidur manusia terdiri dari dua fase utama: Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Fase NREM dibagi menjadi tiga tahap (Nikkonen et al., 2024):
a) Tahap N1 (Tidur Ringan): Merupakan transisi dari keadaan terjaga ke tidur. Pada tahap ini, aktivitas otak mulai melambat, detak jantung menurun, dan otot-otot mulai rileks.
b) Tahap N2 (Tidur Stabil): Ditandai dengan penurunan suhu tubuh dan melambatnya aktivitas otak. Tahap ini penting untuk konsolidasi memori dan mencakup sekitar 50% dari total waktu tidur
c) Tahap N3 (Tidur Dalam atau Slow-Wave Sleep): Tahap tidur terdalam yang esensial untuk pemulihan fisik, pelepasan hormon pertumbuhan, dan perbaikan jaringan.
Setelah melalui tahap NREM, tidur memasuki fase REM, yang ditandai dengan aktivitas otak yang mirip dengan saat terjaga, pergerakan mata yang cepat, dan mimpi yang intens. Fase ini krusial untuk konsolidasi memori dan pemrosesan emosional.
6. Peran Tahapan Tidur dalam Fungsi Kognitif
Penelitian terbaru menyoroti pentingnya setiap tahap tidur dalam fungsi kognitif:
a) Konsolidasi Memori: Tahap NREM, khususnya N2 dan N3, berperan dalam mentransfer informasi dari memori jangka pendek
19
ke jangka panjang, mendukung pembelajaran dan retensi informasi (Wu, 2023).
b) Pemrosesan Emosional: Fase REM terlibat dalam regulasi emosi dan integrasi informasi emosional dengan memori yang ada, membantu dalam adaptasi psikologis.
B. Hasil penelitian yang relevan
Tabel 2. 1. Hasil penelitian yang relevan
No Judul Penelitian Peneliti dan Tahun Metode Penelitian Hasil
1 Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Di Institut Teknologi Dan Kesehatan (Stikes) Bali
Ni Luh Made Devi Darmawati (2020)
Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional.
Jumlah sampel sebanyak 163 responden, yang diambil menggunakan Teknik nonprobability sampling dengan metode sampling jenuh. Teknik analisa data menggunakan uji Person Product Moment.
Pada tingkat stres mayoritas responden mengalami tingkat stres Berat. Pada siklus menstruasi sebagian besar responden memiliki siklus menstruasi yang teratur.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi di ITEKES Bali (p value
<0,440 (a <0,05).
2 Hubungan Kualitas Tidur Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Fk Uisu Tahun 2021
Hana Syintia
Nadenggan Siregar, Abdul Harris Pane, Suryani Eka Mustika, Kesuma Wardani (2022)
metode observasional analitik, desain cross- sectional. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling dengan sampel sebanyak 109 mahasiswi.
Hasil penelitian
52,6% mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk dan sebesar 22,9%
responden mengalami siklus menstruasi tidak normal. Hasil analisa
data dengan
menggunakan Chi- square test diperoleh nilai p=0,005 serta nilai odd ratio sebesar 4,773.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada mahasiswi FK UISU Tahun 2021.
No Judul Penelitian Peneliti dan Tahun Metode Penelitian Hasil 3 Hubungan Status gizi, Anemia,
Faktor Stress dan Kualitas Tidur dengan Siklus Menstruasi Remaja di Pesantren
Kartika Pibriyanti, Mardhatillah, Lulu Luthfiya, Amilia Yuni Damayanti, Indahtul Mufida, Cut Kemala Handayani, Reni Indrayanti Fernandes (2023)
penelitian kuantitatif observasional dengan metode cross sectional.
Teknik penggambilan data dengan kuesioner. Analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat denga uji chi-Squre
tidak ada hubungan antara status gizi (p=1.000), faktor stres (p=0.744), kualitas tidur (p=1.000) dan siklus menstruasi pada remaja di Pondok Pesantren.
namun
ada hubungan antara anemia dengan kejadian
anemia. siklus
menstruasi pada remaja di Pesantren (p=0,022).
4 Hubungan Aktivitas Fisik, Kualitas Tidur dan Tingkat Stres dengan Keteraturan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Tingkat Akhir FIK di Universitas Negeri Malang
Ajeng Putri Dewi, Anindya Hapsari, Rany Ekawati, Hartati Eko Wardan (2023)
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross- sectional. Populasi sebanyak 203 mahasiswi dengan sampel sebanyak 75 responden menggunakan teknik
proportionatestratified
random sampling.
Pengumpulan data
memakai 2 teknik, yaitu wawancara dan 3 instrumen
penelitian baku.
menggunakan analisis univariat dan digunakan uji
korelasi dengan
menggunakan uji
Spearman'srho sebagai analisis bivariat.
signifikansi hubungan tidak ditemukan antara aktivitas fisik dengan keteraturan siklus menstruasi (p=0,723), sedangkan terdapat signifikansi hubungan antara kualitas tidur (p=0,000) dan tingkat stress (p=0,000) dengan keteraturan siklus menstruasi.
5 Hubungan Tingkat Stres, Kualitas Tidur, dan Pola Makan dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Tahun 2024
Nurhalyzah, Sartiah Yusran, Devi Savitri Effendy (2025)
penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional study dimana penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Sampel pada penelitian berjumlah 74 orang.
menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres, kualitas tidur, dan pola makan dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2024
Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya penelitian ini menemukan adanya gap pada penelitian terdahulu yang menunjukan ada dan tidak adanya hubungan antara Tingkat stress dengan siklus menstruasi dan tidak ada hubungan kualitas tidur
21
dengan siklus menstruasi maka peneliti ingin menganalisis Kembali hubungan antara Tingkat stress dan kualitas tidur dengan siklus menstruasi.
C. Kerangka pemikiran 1. Kerangka teori
Sumber. (Siregar et al., 2022) D. Hipotesis
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) H0: Tidak terdapat hubungan Tingkat stress dengan siklus menstruasi.
Ha: terdapat hubungan Tingkat stress dengan siklus menstruasi
2) H0: tidak terdapat hubungan kualitas tidur dengan siklus menstruasi Ha: terdapat hubungan kualitas tidur dengan siklus menstruasi
Siklus Menstruasi Faktor-faktor Siklus Menstruasi 1. Stress 2. Berat badan 3. Aktivitas fisik 4. Kualitas tidur 1. Stress
4. kualitas Tidur
Frekuensi tidur Kepuasan tidur Tingkat stress
Ringan Sedang Berat
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Kuantitatif dengan desain analisis korelasional dan pendekatan cross-sectional untuk mengukur hubungan antara Tingkat stress dan kualitas tidur dengan siklus menstruasi pada mahasiswi fakultas ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung.
B. VARIABEL PENELITIAN 1. DEFINISI KONSEPTUAL
a. Variabel independent
Dalam konteks penelitian ini, variabel independent dalam penelitian ini yaitu tingkat stress dan kualitas tidur.
b. Variabel dependent
Dalam konteks penelitian ini, variabel independent dalam penelitian ini yaitu siklus menstruasi.
7LQJNDW6WUHVV
6LNOXV0 HQVWUXDVL . XDOLWDV7LGXU
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep
22
23
2. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional didefinisikan sebagai variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memahami makna variabel penelitian sebelum melakukan analisis, menentukan instrument, dan mengidentifikasi sumber pengukuran.
Tabel 3. 1Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Bebas (Independent)
1 Tingkat Stres Tingkat stress adalah suatu keadaan yang dipersepsikan oleh mahasiswi terhadap berbagai stimulus yang datang, baik yang berupa dukungan maupun tekanan dan dapat memengaruhi keseimbangan kondisi fisik, psikologis dan perilakunya
Kuisioner perceived stress scale (PSS-10) 10
Pertanyaan
1. Normal (0-7) 2. Ringan (8-11) 3. Sedang (12-15) 4. Berat (16-20) 5. Sangat berat (>20)
Ordinal
2 Kualitas Tidur suatu kondisi yang dirasakan oleh seseorang untuk memperoleh kesegaran dan kebugaran saat terbangun dan terjaga dari tidurnya
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
1. skor ≤5 = kualitas tidur baik
2. skor >5 = kualitas tidur buruk
Ordinal
Variabel terikat (Dependent) 3 Siklus
Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan pola yang menggambarkan jarak antara hari awal haid dengan hari awal haid bulan berikutnya.
Kuisioner siklus menstruasi 3
pertanyaan
siklus menstruasi : 1. Normal/teratur (21-
35 hari)
2. Tidak normal/tidak teratur (< 21 hari atau >35 hari)
Nominal
C. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilaksanakan di perguruan tinggi Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
Alamat kampus: Jl. K.H. Ahmad Dahlan Dalam No.6, Turangga, Kec.
Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat kode pos 40264. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai juli 2025.
D. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang menjadi fokus penelitian. Objek ini dapat berupa individu, kelompok, benda, kejadian, atau konsep yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin kita pelajari dan tarik kesimpulannya (Asrulla et al., 2023). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi fakultas ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung sebanyak 439 Mahasiswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih sebagai wakil untuk diteliti.
Sampel yang baik harus mewakili karakteristik keseluruhan populasi (Asrulla et al., 2023). Dalam penelitian ini perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Rumus ini digunakan dalam menentukan ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya yaitu sebanyak 210 mahasiswa.
Rumus Slovin : n= Ν 1+Ν ∙ e2 Dimana:
n=¿ Jumlah Sampel Ν=¿ Ukuran Populasi
e=¿ Tingkat kesalahan yang dapat diterima (margin of error)
25
n= 439
1+439×0,052
n= 439 1+439×0,00252
n= 439 1+1,0975 n= 439
2,0975
n=209,2 dibulatkan menjadi 210 orang.
Teknik pengambilan Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
1) Kriteria inklusi
a. Mahasiswi aktif fakultas ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung
b. Mahasiswi program studi S1 keperawatan dan S1 kebidanan Tingkat 1-3
c. Mahasiswi yang bersedia menjadi responden 2) Kriteria Ekslusi
a. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan sampai selesai
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh menggunaan data primer.
Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang terstruktur dengan baik dalam bentuk google form dan hanya wajib dijawab oleh mahasiswa.
1. Penelitian dilakukan secara offline menyesuaikan waktu istirahat per kelasnya dilaksanakan selama 1 minggu.
2. Peneliti memilih calon responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan memberikan informasi kepada responden bahwa semua data yang bersifat pribadi akan dirahasiakan.
4. Memberikan lembar surat persetujuan (Infomed concent) menjadi responden yang wajib di isi responden.
5. Setelah responden yang memenuhi kriteria terpilih dan mengisi surat persetujuan (Infomed concent), peneliti memberikan penjelasan kepada responden mengenai cara mengisi kuesioner menggunakan google form tingkat stress, kualitas tidur dan siklus menstruasi. Dengan jarak pemberian antara kuesioner tidak terlalu jauh.
6. Selanjutnya peneliti memberikan link kuesioner yang wajib di isi oleh responden dengan beberapa pertanyaan terkait tingkat stress, kualitas tidur dan siklus menstruasi
7. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dalam bentuk google form
27
8. Setelah responden selesai mengisi kuesioner peneliti Mengumpulkan hasil data yang sudah di isi melalui google form dan mengecek ulang data yang kurang yang telah diisi oleh responden.
9. Setelah kegiatan selesai peneliti memilih 5 orang peserta yang diundi secara acak untung diberikan hadiah berupa pulsa sebesar 10.000
10. Setelah itu dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap
11. Peneliti menyusun laporan penelitian sesuai dengan hasil penelitian F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stress, kualitas tidur dan siklus menstruasi berupa kuisioner. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tiga kuisioner, yaitu:
1. Kuisioner Tingkat stress
Peneliti menggunakan kuesioner perceived stress scale (PSS-10) yang memiliki 10 pertanyaan. Hasil uji validitas klein dkk (2016) mengenai kuesioner (PSS-10) telah di uji dengan Cronbach’s Alpha dengan hasil nilai 0,78 maka instrument tersebut valid.
2. Kuisioner Kualitas Tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Peneliti memberikan kuesioner untuk mengetahui seberapa baik orang tidur. Dalam penelitian ini, kuesioner standar yang dikembangkan oleh Busyee, Reynolds, Monk, dkk. (1989) yang disebut Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) digunakan. Kuesioner ini terdapat dalam versi bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Kuesioner terdiri dari tujuh bagian dan telah melalui uji validitas dan
reliabilitas, menghasilkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,83. Terdapat tujuh komponen berbeda, dan masing-masing komponen memiliki skor terkait:
0 untuk tidak pernah pada bulan sebelumnya, 1 untuk sekali seminggu, 2 untuk dua kali seminggu, dan 3 untuk lebih dari tiga kali seminggu. Skor 5 atau kurang menunjukkan kualitas tidur yang sangat baik, sedangkan skor lebih dari 5 menunjukkan kualitas tidur yang buruk, sebagaimana ditentukan oleh kuesioner kualitas tidur.
3. Kuesioner Siklus Menstruasi
Kuesioner siklus menstruasi dengan 3 pertanyaan untuk mengukur siklus menstruasi
a. Menstruasi yang berlangsung antara 21 dan 35 hari dianggap normal.
b. Polimenore ditandai dengan periode menstruasi kurang dari 21 hari c. Oligomenore terjadi bila menstruasi lebih dari 35 hari, atau siklus
haid yang jarang dan tidak teratur.
Dari hasil ouput SPSS didapatkan nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,70.
Maka, kuesioner dikatakan reliabel. Peneliti mengadop instrument terkait siklus menstruasi dari penelitian Hana (2021) yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
G. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS 1. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan product moment pearson correlation. Kriteria yang digunakan dalam pengujian
29
mengacu kepada rumus df – n-2 dengan sig 5%. Ketentuan hasil akhir dari uji validitas ini jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka item dapat dikatakan valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item dikatakan tidak valid. Nilai r hitung didapatkan dari pengujian dengan menggunakan SPSS, sedangkan nilai r tabel didapat berdasarkan tabel dengan menggunakan rumus df = n-2. Jumlah responden sebanyak 20 orang. Sesuai rumus yang digunakan maka perhitungan menjadi df = 20- 2=18.
Pada penelitian ini kuesioner mengadop dari penelitian hana. Semua pertanyaan yang ada pada kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dinyatakan valid.
2. Uji Realibilitas
Uji dilakukan dengan melihat hasil perhitungan Chonbach’s alpha dari aplikasi SPSS. Jika alpha lebih dari 0,60 maka kuesioner dinyatakan reliabel, sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Dari hasil ouput SPSS didapatkan nilai Alpha adalah 0,70. Maka, kuesioner dikatakan reliabel.
H. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisi data merupakan proses yang dilakukan setelah pengumpulan data. Proses analisis data ini merupakan langkah penting dalam penelitian karena memberikan dasar untuk menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Seperti disebutkan sebelumnya, data
tidak lebih dari kumpulan informasi tidak berarti yang tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan kecuali jika dianalisis (Sholihin & Anggraini, 2021).
1. Editing (memeriksa data) Verifikasi data yang dikumpulkan, koreksi data yang salah, penyelesaian data yang hilang. Penelin mendownload hasil jawaban kuesioner dari google form ke Microsoft excel
2. Coding (memberi tanda/kode) menempatkan kode pada hasil kuesioner menggunakan Microsoft excel
3. Processing (pengolahan data) menentukan skor atau nilai intik setiap ptem pertanyaan, serta menentukan nilai tertinggi dan terendah. Hasil kuesioner diperiksa Kembali untuk memastikan isi datanya lengkap
4. Cleaning (pembersihan) kegiatan menganalisis atau mengecek Kembali untuk data yang telah diolah untuk memastikan apakah terdapat kesalahan kode atau ketidaklengkapan pada data. Kesalahan yang ditemukan diperbaiki.
5. Analizing
a) Analisis Univariat
Merupakan jenis analisis data yang digunakan untuk satu jenis variabel (Mulyana et al., 2024) bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari Tingkat stress, kualitas tidur dan siklus menstruasi.
b) Analisis Bivariat
Merupakan analisis dua variabel utuk mengetahui hubungan antara keduanya (Mulyana et al., 2024). Dalam penelitian ini, peneliti akanmembandingkan
31
karakteristik antara dua variabel dan menghubungkan variabel dependen (siklus menstruasi) dengan variabel independen (Tingkat stress dan kualitas tidur).
Analisis data tersebut dibantu oleh perangkat lunak analisis data, yaitu Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 26. Pengujian statistic menggunakan uji Chi-square Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner mengenai Tingkat stress, kualitas tidur dan data siklus menstruasi responden.
I. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap persiapan
a. Peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan
b. Menentekan tempat penelitian yaitu di Universitas ‘Aisyiyah Bandung
c. Peneliti mengajukan judul penelitian kepada pembimbing yaitu hubungan tingkat stress dan kualitas tidur dengan siklus menstruasi.
d. Peneliti mengajukan surat izin studi pendahuluan kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kepala Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas ‘Aisyiyah Bandung untuk pengambilan data awal
e. Peneliti mendapatkan izin studi pendahuluan dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kepala Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas ‘Aisyiyah Bandung
f. Peneliti melakukan studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.
g. Menyusun proposal h. Sidang proposal i. Revisi
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengajukan surat permohonan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
b. Peneliti mendapat surat Ethical Approval dengan nomor surat.
c. Memberikan surat izin penelitian
d. Menentukan responden sesuai kriteria inklusi penelitian yang digunakan.
e. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan.
f. Memberikan lembar informed consent kepada responden yang bersedia dimintai jawaban dari semua pertanyaan dalam kuesioner secara jujur lalu meminta tanda tangan responden.
g. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dan belum dipahami dengan kuesioner yang telah diberikan.
h. Pengisian kuesioner dilakukan kurang lebih sekitar 10-15 menit.
i. Kemudian peneliti Melakukan pengolahan data dan analisa data.
Data yang diperoleh dianalisis sesusai dengan teknik analisis data yang ditentukan oleh peneliti
j. Peneliti membuat laporan penelitian.
3. Tahap akhir
33
a. Menyusun laporan skripsi
b. Presentasi hasil penelitian atau sidang skripsi c. Revisi hasil penelitian atau sidang skripsi d. Pengumpulan draft hasil sidang skripsi J. ETIKA PENELITIAN
Etika penelitian ilmiah adalah prinsip dasar yang harus diterapkan oleh peneliti dalam menyelesaikan risetnya, baik untuk tugas akhir sarjana maupun pascasarjana, agar menghasilkan karya yang berkualitas dan bernilai (Saidin & Jailani, 2023).
Sedangkan menurut (Kurniawan & Puspitasningtyas, 2016) mengatakan Etika adalah kajian mengenai perilaku manusia yang dievaluasi berdasarkan nilai baik atau buruk. Dalam konteks penelitian, etika berfungsi sebagai pedoman dalam menentukan apakah suatu aspek penelitian dapat diterima atau tidak. Prinsip ini penting karena tujuan utama penelitian adalah menemukan kebenaran dari suatu fenomena atau permasalahan. Kebenaran yang diperoleh dalam penelitian harus bersifat empiris dan logis. Beberapa prinsip etika yang harus diterapkan dalam penelitian meliputi:
1. Kejujuran
Peneliti harus bersikap jujur dalam semua aspek penelitian, termasuk dalam pencarian referensi, pengumpulan data, penerapan metode penelitian, serta pelaporan hasil. Selain itu, kejujuran juga mencakup pengakuan atas keterbatasan atau kelemahan metode yang digunakan.
2. Objektivitas
Penelitian harus dilakukan secara objektif untuk menghindari kesalahan
atau bias dalam analisis. Objektivitas dicapai dengan keterbukaan, menghindari subjektivitas, serta memastikan bahwa prosedur dan karakteristik penelitian tetap netral.
3. Integritas
Peneliti harus menjaga konsistensi antara pemikiran dan tindakan dalam seluruh tahapan penelitian. Sikap ini mencerminkan komitmen terhadap prinsip kebenaran ilmiah.
4. Ketepatan
Penelitian harus memiliki tingkat ketepatan yang tinggi. Instrumen pengumpulan data harus valid dan reliabel, sementara desain penelitian, teknik pengambilan sampel, dan metode analisis data harus sesuai dan tepat guna.
5. Verifikasi
Hasil penelitian harus dapat diuji kembali (diverifikasi), baik melalui konfirmasi, revisi, maupun pengulangan dengan metode yang sama atau berbeda.
6. Penghargaan terhadap Responden
Peneliti harus menghormati hak dan martabat individu yang terlibat dalam penelitian. Kerahasiaan data responden, terutama yang bersifat pribadi seperti riwayat kesehatan atau catatan kriminal, harus dijaga dengan baik.
7. Tanggung Jawab Sosial
Penelitian harus memberikan manfaat bagi masyarakat, baik dalam meningkatkan kualitas hidup maupun memberikan solusi atas permasalahan
35
sosial. Selain itu, peneliti juga memiliki tanggung jawab untuk membimbing masyarakat yang ingin menerapkan hasil penelitian.
8. Publikasi yang Kredibel
Peneliti harus menghindari pengulangan publikasi yang sama di berbagai media, seperti jurnal atau seminar, demi menjaga kepercayaan akademik dan menghindari duplikasi penelitian.
9. Kompetensi
Penelitian harus dilakukan oleh individu yang memiliki keahlian serta pemahaman yang sesuai dengan bidang ilmunya, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
10.Legalitas
Peneliti harus memahami dan mematuhi regulasi yang berlaku, baik di tingkat institusi maupun pemerintah, agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan hukum yang berlaku.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika ini, penelitian dapat dilakukan secara lebih bertanggung jawab, menghasilkan temuan yang valid, serta memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
8(2), 75. https://doi.org/10.52822/jwk.v8i2.526
Angrainy, R., Yanti, P. D., & Oktavia, E. (2020). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Di Sman 5 Pekanbaru Tahun 2019. Al- Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences), 9(2), 114–120.
Ardayani, T. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Yang Tidak Teratur Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung. Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel, 12(1), 45–51.
https://doi.org/10.36051/jiki.v12i1.30
Asrulla, A., Risnita, R., Jailani, M. S., & Jeka, F. (2023). Populasi dan sampling (kuantitatif), serta pemilihan informan kunci (kualitatif) dalam pendekatan praktis. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 26320–26332.
Bianca, N., Budiarsa, I. G. N. K., & Samatra, D. P. G. P. (2021). GAMBARAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PADA TAHAP PREKLINIK DAN KLINIK. 10(2), 1–23.
https://doi.org/10.24843.MU.2021.V10.i2.P06
Caesarridha, D. K. (2021). Hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa kedokteran. Jurnal Medika Hutama, 2(4), 1213–1217.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127 Critchley, H. O. D., Maybin, J. A., Armstrong, G. M., & Williams, A. R. W.
(2020). Physiology of the endometrium and regulation of menstruation.
Physiological Reviews, 100(3), 1149–1179.
https://doi.org/10.1152/physrev.00031.2019
Fitri, S., Sofianita, N. I., & Octaria, Y. C. (2024). Factors Influencing the Menstrual Cycle of Female College Students in Depok, Indonesia. Amerta Nutrition, 8(3SP), 94–104. https://doi.org/10.20473/amnt.v8i3SP.2024.94- 104
Hasanah, A. Z., & Ningsih, S. R. (2023). Hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswai S1 Psikologi UNISA YOGYAKARTA. https://digilib.unisayogya.ac.id/6912/
Karjatin, A. (2021). Pengaruh Media Kalender Terhadap Pengetahuan Pencegahan Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(1), 284–289.
Kurniawan, A. W., & Puspitasningtyas, Z. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif
(p. 212). Pandiva Buku. https://online.fliphtml5.com/xzfda/yjgc/
Moulinda, A. A., Imrar, I. F., Puspita, I. D., & Amar, M. I. (2023). Hubungan Status Gizi, Kualitas Tidur dan Aktivitas Fisik dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 98 Jakarta: Relationship of Nutritional Status, Sleep Quality and Physical Activity with The Menstrual Cycle in Adolescent Girls at SMAN 98 Jakarta. Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 15(1), 1–12.
Muharyati, A., Rokhman, A., Rahmawati, A. N., Lindriani, Nyumirah, S., Hertiana, Baba, W. N., Napolion, K., Herminsih, A. R., & Avelina, Y.
(2021). Keperawatan jiwa mengenal kesehatan mental (pp. 146–151).
https://books.google.co.id/books?
id=WeY_EAAAQBAJ&printsec=copyright&hl=id&source=gbs_pub_info_r
#v=onepage&q&f=false
Mulyana, A., Susilawati, E., Fransisca, Y., Arismawati, M., Madrapriya, F., Phety, D. T. O., Putranto, A. H., Fajriyah, E., Kurniawan, R., & Asri, Y. N.
(2024). Metode Penelitian Kuantitatif. TOHAR MEDIA.
https://books.google.co.id/books?id=axwnEQAAQBAJ
Murharyati, A., Rahmawati, A. N., Nyumirah, S., Baba, W. N., Herminsih, A. R., Rokhman, A., Lindriani, Hertiana, Napolion, K., & Avelina, Y. (2020).
Keperawatan Jiwa Mengenal Kesehatan Mental (Risnawati & A. H. Nadana (eds.)). Ahlimedia Press.
Nikkonen, S., Somaskandhan, P., Korkalainen, H., Kainulainen, S., Terrill, P. I., Gretarsdottir, H., Sigurdardottir, S., Olafsdottir, K. A., Islind, A. S.,
Óskarsdóttir, M., Arnardóttir, E. S., & Leppänen, T. (2024). Multicentre sleep-stage scoring agreement in the Sleep Revolution project. Journal of Sleep Research, 33(1), 1–13. https://doi.org/10.1111/jsr.13956
Ningtyas, V. M. (2024). Hubungan kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada lansia. Jurnal Sago Gizi Dan Kesehatan, 5(2), 288–295.
http://dx.doi.org/10.30867/sago.v5i2.1422
Pratiwi, L., Harjanti, A. I., Oktiningrum, M., & Maharani, K. (2024). Mengenal Menstruasi dan Gangguannya (R. Awahita (ed.)). CV Jejak (Jejak
Publisher).
https://www.google.co.id/books/edition/Mengenal_Menstruasi_dan_Ganggu annya/DTADEQAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Saidin, & Jailani, M. S. (2023). Memahami Etika Dalam Penelitian Ilmiah. Jurnal QOSIM Jurnal Pendidikan Sosial & Humaniora, 1(1), 24–29.
https://doi.org/10.61104/jq.v1i1.51
Sholihin, M., & Anggraini, P. G. (2021). Analisis Data Penelitian Menggunakan Software STATA. Penerbit Andi. https://books.google.co.id/books?
id=D7QWEAAAQBAJ
Siregar, H. S. N., Pane, A. H., Mustika, S. E., & Wardhani, K. (2022). Hubungan
Utami, U., Noviani, A., Hastutik, Putri, N. K. S. E., Suwarnisih, & Anggraini, Y.
(2023). Kenali, Cegah, dan Atasi Gangguan Menstruasi. Penerbit NEM.
https://www.google.co.id/books/edition/Kenali_Cegah_dan_Atasi_Gangguan _Menstrua/CLzWEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Wahyuni, L. T., & Aisyara, W. A. (2021). Hubungan stres akademik dengan siklus menstruasi pada mahasiswi yayasan ranah minang padang. Jurnal Kesehatan Lentera, 4(2), 477–484.
https://jurnal.politasumbar.ac.id/index.php/jl/article/view/104/82 Widiyono, Aryani, A., Herawati, V. D., Putra, F. A., Suwarni, A., Sutisno,
Indriyani, & Azmi, L. F. D. (2023). Konsep keperawatan dasar (p. 179).
Lembaga chakra brahma lentera.
https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Keperawatan_Dasar/Wv7g EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Winengsih, E., Fitriani, D. A., Stelata, A. G. s, & Sugiharti, I. (2023). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung. Fakultas Ilmu Kesehatan,Prodi Kebidanan,Universitas Bhakti Kencana,Bandung, Indonesia, 11(2), 630.
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph/article/view/5350
Wu, K. (2023). Exploring the role of sleep stages in memory consolidation and cognitive function. Theoretical and Natural Science, 23(1), 40–43.
https://doi.org/10.54254/2753-8818/23/20231019
Yuniyanti, A. F., Masrikhiyah, R., & Ratnasari, D. (2022). Hubungan tingkat kecukupan energi, status gizi, aktifitas fisik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi di Universitas Muhadi Setiabudi. Jurnal Ilmiah Gizi Dan
Kesehatan (JIGK), 3 No 02.
https://jurnal.umus.ac.id/index.php/JIGK/article/view/646/414
KUESIONER KUALITAS TIDUR Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) 1. Pukul Berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tidur tiap malam?
3. Pukul berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5. Seberapa sering masalah-masalah dibawah ini mengganggu tidur anda?
Tidak Pernah Dalam Sebulan Terakhir (0)
1x Seminggu (1)
2x Seminggu (2)
≥ 3x Seminggu (3)
a. Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring b. Terbangun
ditengah malam atau dini hari c. Terbangun untuk
ke kamar mandi d. Sulit bernafas
dengan baik e. Batuk atau
mengorok
dimalam hari h. Mimpi buruk i. Terasa nyeri j. Alasan lain…
6. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda menggunakan obat tidur 7. Selama sebulan
terakhir, seberapa sering anda mengantuk Ketika melakukan aktifitas di siang hari
Tidak Antusias
Kecil Sedang Besar
8. Selama satu bulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda
dapatkan dan seberapa antusias anda selesaikan permasalahan tersebut?
Sangat Baik (0)
Cukup Baik (1)
Cukup Buruk (2)
Sangat Buruk (3) 9. Selama sebulan
terakhir,
bagaimana anda menilai kepuasan tidur anda?
1 Kualitas tidur subyektif 9 Sangat baik Baik Kurang Sangat kurang
0 1 2 3
2 Latensi Tidur 2 ≤15 menit
16-30 menit 31-60 menit
>60 menit
0 1 2 3
5a Tidak pernah
1x seminggu 2x seminggu
>3x seminggu 0 1 2 3
Skor latensi tidur 2+5a 0
1-2 3-4 5-6
0 1 2 3
3 Durasi tidur 4 >7 jam
6-7 jam 5-6 jam
< 5 jam
0 1 2 3
4 Efisiensi tidur Rumus :
Durasi tidur : lama di tempat tidur) X 100%
*Durasi Tidur (n0.4)
*Lama Tidur (kalkulasi respon no. 1 dan 3)
1, 3, 4 > 85%
75-84%
65-74%
<65%
0 1 2 3
5 Gangguan Tidur 5b, 5c,
5d, 5e, 5f, 5g, 5h, 5i, 5i, 5j
0 1-9 10-18 19-27
0 1 2 3
6 Penggunaan Obat 6 Tidak Pernah
1x Seminggu 2x Seminggu
>3x Seminggu 0 1 2 3 7 Disfungsi di siang hari 7 Tidak Pernah
1x Seminggu 2x Seminggu
>3x Seminggu 0 1 2 3
8 Tidak
Antusias
0 1
7+8 0 1-2 3-4 5-6
0 1 2 3
Keterangan Kolom Nilai Skor:
0 = Sangat Baik, 1 = Cukup Baik, 2= Agak Buruk, 3 = Sangat Buruk Untuk menentukan Skor akhir yang menyimpulkan kualitas tidur
keseluruhan:Jumlahkan semua hasil skor mulai dari komponen 1 sampai 7 Dengan hasil ukur:
- Baik : ≤5 - Buruk : >5