• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT RISIKO ERGONOMI DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT RISIKO ERGONOMI DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA "

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, material, proses dan lingkungan kerja, termasuk nyeri punggung bawah. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik “Hubungan antara tingkat risiko dengan keluhan low back pain pada pekerja bengkel di PT Waskita Beton Precast Bekasi”.

Rumusan Masalah

PT Waskita Beton Precast Bekasi merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi material beton untuk dipasok ke konstruksi. Berdasarkan hasil observasi di PT Waskita Beton Precast Bekasi bagian bengkel, dilakukan penanganan manual dengan pelepasan dan penggantian ban truk sampah dan truk mixer.

Tujuan Penelitan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

3 karena pekerja banyak melakukan posisi berdiri sehingga dapat mengalami keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian bengkel.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Perusahaan
  • Bagi Pekerja
  • Bagi Mahasiswa/Peneliti
  • Bagi Instansi Pendidikan

Meningkatkan pengetahuan karyawan sehingga mengetahui posisi yang baik untuk meminimalisir resiko keluhan low back pain guna meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Dapat meningkatkan pengetahuan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan khususnya mengenai hubungan tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain.

Ruang Lingkup

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang informatif dan sebagai referensi untuk penelitian sejenis.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Ergonomi
    • Definisi Ergonomi
    • Posisi Kerja
  • Low Back Pain
    • Definisi Low Back Pain
    • Klasifikasi Low Back Pain
    • Gejala Low Back Pain
    • Faktor Risiko Terjadinya Low Back Pain
  • Rapid Entire Body Assesment (REBA)
  • Kerangka Teori

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri yang terbatas pada punggung bagian bawah, namun gejalanya lebih luas dan tidak hanya terbatas pada salah satu akar saraf, tetapi sebagian besar berasal dari diskus lumbal. Ditandai dengan nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, antara beberapa hari hingga beberapa minggu. Nyeri terasa seperti nyeri klaudikasio intermiten, yang dapat dirasakan di punggung bawah, di bokong atau menjalar ke paha.

Nyeri yang menjalar biasanya menandakan tekanan pada akar saraf, misalnya akibat hernia nukleus pulposus, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), jenis kelamin mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Sebaliknya akan berpengaruh negatif jika waktu servis bertambah, akan muncul kebiasaan pada tenaga kerja dan akhirnya berpengaruh pada masalah keluhan otot.

Setelah didapatkan nilai kelompok A dan kelompok B dimasukkan ke dalam tabel C. Kemudian diperoleh nilai C dan ditambahkan pada nilai aktivitas.

Gambar 2.1 Pergerakan Punggung
Gambar 2.1 Pergerakan Punggung

METODOLOGI PENELITIAN

  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis
  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Definisi Operasional
  • Sumber Data Penelitian
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Instrumen Penelitian
    • Kuesioner
    • Dokumentasi
    • Busur Derajat
    • Penggaris/Mistar
  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan dan Analisis Data
    • Pengolahan Data
    • Analisis Data

Berdasarkan Tabel 4.6, dari total 13 responden pada proses pembongkaran ban resiko tinggi terdapat 5 (38,5%) pekerja dengan nyeri pinggang ringan dan 8 (25,8%) pekerja dengan nyeri pinggang sedang. Berdasarkan Tabel 4.8, dari total 13 responden pada proses pembongkaran ban resiko tinggi terdapat 5 (38,5%) pekerja dengan nyeri pinggang ringan dan 8 (25,8%) pekerja dengan nyeri pinggang sedang. 37 risiko ergonomis pada pekerjaan pemasangan ban dengan keluhan low back pain dari pekerja di bengkel PT Waskita Beton Precast Bekasi.

Berdasarkan total 31 responden terdapat 5 orang (16,1%) yang mengalami low back pain ringan dan terdapat 26 orang (83,9%) yang mengalami low back pain sedang. 45 ada hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain di PT Waskita Beton Precast Bekasi. Hubungan manual handling terhadap resiko kerja dengan low back pain pada pekerja bagian pengecoran logam di Pt.

Hubungan faktor individu dan faktor risiko ergonomi dengan keluhan low back pain (LBP) pada CV penjahit sektor usaha informal.

Tabel 3.1 Definisi Operasional No  Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan

  • Visi Perusahaan
  • Misi Perusahaan

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) resmi berdiri sebagai identitas anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada 7 Oktober 2014. WSBP merupakan perusahaan produksi beton pracetak dan siap pakai dengan produksi terbesar saat ini kapasitas di Indonesia. PT Waskita Beton Precast Tbk memperoleh 3 (tiga) sertifikasi sistem manajemen terintegrasi pada tahun 2017, yaitu ISO 9001:2015 tentang sistem manajemen mutu tentang sistem manajemen lingkungan dan OHSAS tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sebagai standar internasional untuk kesehatan dan keselamatan sistem manajemen keselamatan kerja/K3.

Seputar beberapa proyek besar yang sudah selesai menggunakan produk precast ready mix 7 WSBP antara lain Tol Benoa Bali, Tol Gempol-Pasuruan, Tol Gempol-Porong, Tol Pejagan-Pemalang paket 1 dan 2, LRT Palembang, Tol Jalan Becakayu seksi 1b dan 1c, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Jalur Khusus Busway Adam Malik, Underpass Palembang, dan lain-lain. Tak hanya itu, untuk mendukung komitmen menciptakan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produk, WSBP membangun laboratorium/laboratorium di Karawang yang terdiri dari 3 lantai dengan luas total 1,1 ha dan luas bangunan 2.261 m2. Laboratorium ini diperuntukkan bagi kegiatan riset untuk mendukung lahirnya produk dan inovasi, sehingga dapat terus melaksanakan proyek pengembangan dengan lebih optimal.

Menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang precast, ready mix, quarry, jasa konstruksi dan beton pratekan.

Hasil Penelitian

  • Penilaian Tingkat Risiko Ergonomi Berdasarkan Metode
  • Hasil Analisis Univariat
  • Hasil Analisis Bivariat

Posisi lengan atas berada pada sudut 40o, sehingga mendapat skor 2, dan pekerja dalam posisi bahu ke atas, sehingga mendapat skor 1, sehingga total skor untuk lengan atas adalah 3. posisi pergelangan tangan pekerja ditekuk ke atas membentuk sudut 60o, sehingga mendapat skor 2 dan putaran pergelangan melebihi sisi tersebut, bagian tengah mendapat skor 1, maka total skor pergelangan tangan adalah 3. Untuk posisi kaki, berdiri dengan bertumpu pada 1 kaki, sehingga mendapat skor 2, lutut ditekuk dengan sudut 15o.

Setelah didapatkan hasil grade A ditambahkan penilaian beban yang dipikul oleh pekerja sebesar 10-15 kg, sehingga mendapat grade 2. Posisi lengan atas diberikan dengan sudut 130o. peringkat 4 dan pekerja pada posisi bahu terangkat peringkat 1, kemudian lengan atas peringkat 5. Sementara itu, dari total 14 responden dalam proses membawa ban berisiko atau tidak ada atau 5 (16,1%) responden dengan nyeri pinggang ringan, dan 9 (29,0%) pekerja dengan nyeri pinggang sedang.

36 Dari hasil Fisher's Exact Test diperoleh nilai p lt; 0,050) artinya ada hubungan antara tingkat resiko ergonomi pada pekerjaan memakai ban dengan keluhan low back pain pada pekerja bengkel di PT Waskita Beton Precast Bekasi.

Gambar 4.2 Proses Membawa Ban
Gambar 4.2 Proses Membawa Ban

Pembahasan

  • Pembahasan Tingkat Risiko Ergonomi
  • Pembahasan Keluhan Low Back Pain
  • Pembahasan Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dengan

Untuk menghindari keluhan Low Back Pain akibat proses kerja dengan postur tubuh yang tidak nyaman, diharapkan perusahaan memberikan back support kepada pekerja dengan ukuran yang berbeda untuk meminimalisir keluhan Low Back Pain. 43 Berdasarkan analisis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p lt; 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain di PT Waskita Beton Precast Bekasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawidjaja et al (2014), hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan postur membungkuk dan keluhan risiko nyeri punggung bawah (p postur membungkuk memiliki risiko 14 kali lebih sering mengalami low back pain). keluhan nyeri punggung dibandingkan nyeri punggung bawah) pekerjaan yang tidak fleksibel.

Hasil analisis bivariat ini mengkonfirmasi pengamatan dari metode REBA bahwa membungkuk dan menggendong pasien merupakan pekerjaan perawat dengan risiko nyeri pinggang paling tinggi. Berdasarkan analisis uji chi-square diperoleh nilai p lt; 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain di PT Waskita Beton Precast Bekasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawidjaja dkk (2014), hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan postur tengkurap dan keluhan risiko nyeri punggung bawah (postur tengkurap memiliki risiko 14 kali lebih sering terjadi pada punggung bawah). sakit punggung dibandingkan dengan nyeri punggung bawah).

Hasil analisis bivariat ini mengkonfirmasi pengamatan menggunakan metode REBA bahwa membungkuk dan menggendong pasien adalah pekerjaan perawat dengan risiko nyeri punggung bawah tertinggi.

Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengukuran risiko ergonomis dengan metode REBA pada pekerja bagian bengkel pada pekerjaan pelepasan ban, dari total 31 responden terdapat 13 orang (41,9%) yang memiliki tingkat risiko ergonomis tinggi dan terdapat 18 orang (58,1%). % ) yang memiliki tingkat resiko ergonomi sangat tinggi. b) Pekerjaan membawa ban. Berdasarkan pengukuran risiko ergonomi dengan metode REBA pada pekerja bagian bengkel pada pekerjaan pengangkutan ban, dari 31 responden terdapat 17 orang (54,8%) yang memiliki tingkat risiko ergonomi sedang dan terdapat 14 orang (45,2%). ) . yang memiliki tingkat resiko ergonomi tinggi. c) Pekerjaan perakitan ban. Berdasarkan pengukuran risiko ergonomi dengan metode REBA pada pekerja bagian bengkel pada pekerjaan pemasangan ban, dari total 31 responden terdapat 13 orang (41,9%) yang memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi dan terdapat 18 orang (58,1%). %) yang memiliki tingkat risiko ergonomi sangat tinggi.

Berdasarkan analisis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p lt; 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain di PT Waskita Beton Precast Bekasi. b) Hubungan antara tingkat resiko ergonomi pada pekerjaan handling ban dengan keluhan low back pain. Berdasarkan analisis menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p lt; 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan low back pain di PT Waskita Beton Precast Bekasi. c) Hubungan antara tingkat resiko ergonomi pekerjaan pemasangan ban dengan keluhan low back pain. Hubungan masa kerja dan sikap kerja terhadap nyeri punggung pada penenun di Kampoeng BNI Kabupaten Wajo.

Faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain (LBP) pada pekerja PT. Industri Logam Bakrie pada tahun 2015.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pekerjaan di bengkel seperti melepas ban, mengangkut ban, dan memasang ban juga merupakan pekerjaan yang membutuhkan banyak energi, sehingga memberikan tekanan mekanis yang besar pada otot, tendon, ligamen, dan persendian.

Saran

  • Saran Untuk Perusahaan
  • Saran Untuk Pekerja

Kejadian nyeri punggung pada pekerja di stasiun pengisian dan pengangkutan curah (Sppbe) Elpigi Bogor tahun 2016. Hubungan posisi duduk dan lama duduk dengan kejadian low back pain (LBP) pada penjahit konveksi di desa Way Halim Bandar Lampung. Analisis postur sulit pada keluhan muskuloskeletal disorders (MSD) pada pekerja manajemen gudang manual di PT.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Pekerja Batu Bata Di Desa Lawawoi Kabupaten Sidrap Bagian K3 FKM Universitas Hasanuddin Makassar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal pada pekerja angkutan sayur di Jalan Pedamaran Pasar Johar tahun 2009. 6 Saya merasakan nyeri pada punggung bagian bawah setelah melakukan aktivitas kerja 7 Saya merasakan nyeri pada perut.

14 Sakit punggung yang saya rasakan sembuh dengan sendirinya untuk sementara Sakit punggung yang saya rasakan sembuh ketika saya istirahat.

Gambar

Tabel 2.1 Skor pergerakan punggung Pergerakan  Skor  Skor Perubahan  Posisi normal (tegak)  1  +1 jika punggung  memutar/miring ke
Gambar 2.1 Pergerakan Punggung
Tabel 2.3 Skor pergerakan kaki
Gambar 2.5 Pergerakan Lengan Bawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Perbandingan Efektfitas Penyuluhan Metode Ceramah dan Role Playing Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswi