• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum perbandingan pidana

N/A
N/A
firdaus

Academic year: 2024

Membagikan "Hukum perbandingan pidana "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum

perbandingan pidana

FH- UNTAG CIREBON

(2)

Sejarah singkat perbandingan hukum pidana

• Dari sejarah dapat diketahui bahwa orang Yunanilah yg pertama kali melakukan kegiatan perbandingan hukum.

• Plato membuat perbandingan hukum antar negara kota di yunani., kemudian..

• Aristoteles juga menyelidiki konstitusi. Tidak kurang dari 153 negara kota, tetapi yang berhasil hanya mengenai negara kota Athena, hal ini merupakan spekulasi filosofi perbandingan hukum.

(3)

• Khusus perbandingan hukum pidana yg pertama muncul adalah karya orang Jerman terdiri dari 15 Jilid yang berjudul Vergleichende Darstellung des deutshen und des auslandischen Strafrechts

(1905-1909).

• 2 tahun kemudian, Wolgang mittermaier, Hegler, dan Kohlrauch menyusun KUHP Umum

Jerman(enwurf eines algemeneiner deutschen strafgesetzbuchs 1972).

(4)

Perkembangan pesat perbandingan hukum menjadi cabang khusus dalam studi ilmu hukum adalah bagian kedua pertengahan abad ke-18 yaitu yang

dikenal sebagai era kodifikasi. Perkembangan pengakuan perbandingan hukum sebagai cabang

ilmu hukum baru menghadapi kendala-kendala, antara lain disebabkan telah berabad lamanya, ilmu

hukum yang sesuai dengan perintah Tuhan dan bersumber pada hukum alam (natural law) serta

mencapai cita kelayakan, dan sangat kurang memperhatikan hukum dalam kenyataan atau

penerapan hukum.

(5)

• Pada bagian terakhir dari abad ke-19

perbandingan hukum mulai disukai sebagai cara untuk membandingkan hukum-hukum di Eropa daratan, sejalan dengan memudarnya perhatian

terhadap ius commune yang mengajarkan eksistensi hukum yang bersifat universal, serta lahirnya nasionalisme dalam bidang hukum yang

ditandai oleh berperannya kodifikasi. Kodifikasi hukum pertama setelah munculnya nation state,

terjadi di Perancis, dikenal dengan Code de Napoleon.

(6)

• akan tetapi perkembangan yang sangat pesat terjadi pada abd ke-20. Pertanyaan mendasar yang dikembangkan pada abad ke-19 adalah

sebagai berikut:

a. Tujuan dan sifat perbandingan hukum ; b. Kedudukan perbandingan hukum dalam

kerangka ilmu hukum;

c. Karakteristik dan metode perbandingan hukum;

d. Kemungkinan penerapannya dan kegunaan yang bersifat umum; dan

(7)

Kontroversi tentang perbandingan hukum yang berdiri sendiri dan perbandingan hukum sebagai

metode.

Maka didalam konteks kerangka ilmu hukum, kedudukan perbandingan hukum (perbandingan hukum pidana) sebagai disiplin hukum merupakan

salah satu ilmu kenyataan hukum, disamping sejarah

hukum,/sosiologi/hukum,/antropologi/hukum,/dan/

psikologi/hukum.

(8)

Kita membutuhkan ilmu perbandingan hukum dikarenakan (menurut Van Apeldorn) beberapa tujuannya/berikut/:

1. Tujuan yang bersifat teoritis yaitu untuk menjelaskan hukum sebagai gejala dunia (universal) dan oleh     karena itu ilmu pengetahuan hukum harus dapat memahami gejala dunia

tersebut. Dan untuk itu harus dipahami hukum di masa lampau dan hukum di masa sekarang;

2. Tujuan yang bersifat praktis yaitu merupakan alat pertolongan untuk tertib masyarakat dan pembaharuan hukum nasional serta memberikan pengetahuan berbagai peraturan dan pikiran hukum kepada pembentuk undang-undang, juga hakim.

3. Tujuan yang bersifat politis yaitu mempelajari perbandingan hukum untuk mempertahankan “status quo” dimana tidak ada maksud sama sekali mengadakan perubahan mendasar di

Negara yang berkembang. 

4. Tujuan yang bersifat pedagogis yaitu untuk memperluas

wawasan mahasiswa sehingga mereka dapat berpikir inter dan multi disiplin, serta mempertajam penalaran dalam mempelajari hukum asing.

(9)

Menurut Soedarto bahwa kegunaan studi perbandingan hukum yaitu:

1. Unifikasi hukum yaitu, adanya kesatuan hukum

sebagiamana telah diwujudkan dalam konvensi hak cipta 1886 dan General Postal Convention, 1894 dan konvensi internasional lainnya.

2. Harmonisasi hukum yaitu, hukum tetap dapat berdiri sendiri namun berjalan beriringan.

3. Mencegah chauvinisme hukum nasional yaitu kita dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang hukum

nasional yang berlaku sehingga kita mawas diri akan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada hukum pidana positif sehingga kita tidak melebih-lebihkan hukum nasional dan mengesampingkan hukum asing.

4. Memahami hukum asing, misalnya: 

(10)

a. apabila Negara Kesatuan Republik Indonesia hendak mengadakan perjanjian internasional dengan Negara lain, lalu timbul kemudian masalah, maka untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut pihak NKRI mau tidak mau harus paham akan system hukum Negara yang menjadi lawannya (dalam sengketa).

b. Perdebatan antara kedudukan hukum sebagai metode dan ilmu masih berlangsung sampai sekarang.

(11)

pendapat pakar yang menyebutkan hukum sebagai metode ialah

sebagai berikut :

1. Winerton, mengemukakan bahwa perbandingan hukum adalah suatu metode yang membandingkan

system-sistem hukum dan perbandingan tersebut menghasilkan data system hukum yang dibandingkan;

2. Rudolf B. Schlesinger, mengatakan bahwa

perbandingan hukum merupakan metode penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang

lebih dalam tentang hukum tertentu;

3. Gutterdige, menyatakan bahwa perbandingan hukum tidak lain merupakan suatu metode perbandingan

yang dapat digunakan dalam semua cabang ilmu hukum;

 

(12)

Beberapa pendapat pakar yang

menyebutkan perbandingan hukum sebagai ilmu ialah sebagai berikut :

1. Soedarto, berpendapat bahwa perbandingan hukum merupkan cabang dari ilmu hukum dan karena itu lebih tepat menggunakan istilah perbandingan hukum dari istilah hukum perbandingan.

2. Lemaire, mengemukakan perbandingan hukum sebagai cabang ilmu pengetahuan mempunyai lingkup kaidah- kaidah hukum, persamaan dan perbedaannya, sebab- sebabnya dan dasar-dasar kemasyarakatannya;

3.  Ole Lando, mengemukakan antara lain bahwa

perbandingan hukum mencakup analysis dan comparison of laws;

4. Hessel Yutema, mengemukakan definisi perbandingan hukum hanya suatu nama lain untuk ilmu hukum dan merupakan bagian yang menyatu dari ilmu sosial atau seperti cabang ilmu lainnya yang bersifat universal

(13)

Secara umum Perbandingan hukum (rechtvergelijking) adalah suatu kegiatan membanding-bandingkan sistem hukum yang satu dengan sistem hukum yang lain ataupun membanding-bandingkan lembaga hukum (legal institution) dari suatu sistem hukum dengan lembaga hukum dari sistem hukum yang lain.

Perbandingan hukum itu dapat dilakukan antara :

1. Hukum tertentu pada masa lampau dengan hukum yang sama dengan hukum yang sedang berlaku

pada masa sekarang.

2. Hukum yang sifatnya deskriptive dengan yang bersifat applied (praxis).

3. Hukum publik dengan hukum privat.

4. Hukum tertulis dengan hukum yang tidak tertulis (hukum adat), dan lain sebagainya.

(14)

Kesimpulannya, kedudukan perbandingan hukum tersebut muncul sebagai metode dan ilmu

berdasarkan masanya sehingga ada juga kebenaran dari para pendapat tersebut.

Namun perbandingan hukum sebagai ilmu lebih tepat dikarenakan lebih relevan dengan

perkembangan masyarakat masa kini karena perbandingan hukum tidak hanya semata-mata

sebagai alat untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dua sistem hukum yang berbeda satu

sama lain, melainkan sudah merupakan studi tersendiri yang mempergunakan metode dan pendekatan khas yaitu metode perbandingan, sejarah dan sosiologis serta objek pembahasan

tersendiri yaitu system/hukum/asing/tertentu

(15)

ada 4 (empat) tujuan dari

perbandingan hukum pidana :

1.  Tujuan Praktis : Merupakan alat pertolongan untuk tertib masyarakat dan pembaharuan hukum nasional serta memberikan pengetahuan mengenai berbagai peraturan dan pikiran hukum kepada pembentuk undang-undang dan hakim ;

2.  Tujuan Sosiologis : Mengobservasi suatu ilmu hukum yang secara umum menyelidiki hukum dalam arti ilmu pengetahuan dengan maksud membangun azas-azas umum sehubungan dengan peranan hukum dalam masyarakat ;

(16)

3. Tujuan Politis : Mempelajari perbandingan hukum

untuk mempertahankan “Status Quo” dimana tidak ada maksud sama sekali mengadakan perubahan mendasar di negara yang berkembang ;

4. Tujuan Pedagogis : Untuk memperluas wawasan mahasiswa sehingga mereka dapat berpikir inter dan multi disiplin serta mempertajam penalaran di dalam mempelajari hukum asing.

(Sumber : Romly Atmasasmita, SH.LLM, Perbandingan Hukum Pidana, 1996, Bandung, Mandar Maju)

(17)

Tujuan mempelajari perbandingan hukum internasional

1. Menguntungkan persahabatan antar negara;

2. Menguntungkan terciptanya pengetahuan hukum sipil (juga termasuk hukum pidana menurut Nijboer);

3. Perkembangan hukum privat Eropa umum (juga hukum Eropa umum);

4. Memberi tambahan perkembangan bagian perbandingan umum untuk setiap bagian disiplin ilmu;

(18)

5. Memberi tambahan hukum baru (inter) nasional.

7. Perbandingan hukum mempunyai nilai pendidikan yang penting 8. Memberi kontribusi perundang-undangan, interpretasi peraturan dan memperluas organisasi internasional.

9. Bantuan perkembangan yuridis sebagai tujuan pada umumnya.

(19)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

lainnya merupakan hasil dari suatu perkembangan (zaman dahulu) dan metode PH juga tidak boleh diabaikan karena hukum merupakan gejala dunia.. Metode sejarah , juga memerlukan

Adalah aliran dalam hukum pidana yang memandang bahwa penjatuhan sanksi pidana tidak semata-mata sebagai akibat dari dilakukannya perbuatan oleh pelaku

• Setelah lulus mata kuliah Perbandingan Hukum Adat ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan studi perbandingan untuk menemukan persamaan dan atau perbedaan di antara

Setelah lulus mata kuliah Perbandingan Hukum Perdata ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan studi perbandingan untuk menemukan persamaan dan atau perbedaan

 Kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.  Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.  Kurikulum harus mampu memprediksi perubahan masa

Keberhasilan penegakan hukum tidaklah semata-mata menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, namun sangat tergantung pula dari beberapa faktor (Soerjono Soekanto.

Teori ini mengedepankan bahwa sanksi dalam hukum pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah melakukan sesuatu kejahatan yang merupakan akibat mutlak yang harus ada

MK pidana 1 sejarah perbandingan hukum pidana 2 pengertian, tujuan dan kegunaan Perbandingan Hukum Pidana, 3 tujuan mempelajari perbandingan hukum internasional, 4 perbandingan hukum