• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM OBYEK PEMANDIAN AIR PANAS, DESA BANJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IbM OBYEK PEMANDIAN AIR PANAS, DESA BANJAR"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I

b

M)

IbM OBYEK PEMANDIAN AIR PANAS, DESA BANJAR, KABUPATEN BULELENG, BALI

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

I Ketut Yudana Adi,SE.,MM / NIDN. 0825047001 (Ketua Tim) Dr. Ida Ketut Kusumawijaya, SE, MM / NIDN. 0810047001 (Anggota Tim)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIATMA MULYA

November, 2014

(2)

ii

(3)

iii RINGKASAN

Tujuan pelaksanaan IbM ini adalah dihasilkannya metode pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, Desa Banjar, Kabupaten Buleleng. Target khusus yang ingin dicapai adalah (1) Pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng dapat menciptakan inovasi baru produk wisata yang dapat meningkatkan daya saing, dapat memasarkan obyek pemandian air panas Banjar dengan segmen pasar lebih luas, mampu mengakses modal dari lembaga penyedia modal, mampu menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta memiliki jiwa kewirausahaan dan sikap profesional dalam mengembangkan usaha, dan (2) Dihasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan di berkala ilmiah nasional. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan dan target khusus di atas adalah dengan pendampingan dalam manajemen produksi dan manajemen usaha obyek pemandian air panas Banjar, Desa Banjar, Kabupaten Buleleng sesuai dengan teori manajemen modern, yang terdiri dari pendampingan manajemen produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

Kata kunci: metode, pengelolaan, obyek pemandian air panas Banjar, pendampingan

(4)

iv PRAKATA

Puji syukur Tim Pelaksana panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulisan laporan pengabdian masyarakat ini dengan judul IbM Obyek Pemandian Air Panas Banjar, Desa Banjar, Buleleng, Bali, dapat diselesaikan. Diselesaikannya laporan pengabdian masyarakat ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang memberikan bantuan dan dukungan kepada Tim Pelaksana. Oleh karenanya, Tim Pelaksana mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya penulisan laporan ini, yaitu kepada:

1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah mendanai kegiatan pengabdian kepada masysrakat ini.

2. Manajemen dan Karyawan Obyek Pemandian Air Panas Banjar, Desa Banjar, Buleleng sebagai mitra atas kesediannya sebagai mitra dan membantu dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

3. Seluruh civitas akademik STIE Triatma Mulya atas dukungannya.

Tim Pelaksana menyadari bahwa penulisan laporan pengabdian kepada masyarakat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Badung, 15 November 2014

Tim Pelaksana

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

BAB II TARGET DAN LUARAN... 6

2.1 Target dan Luaran ... 6

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 7

3.1 Manajemen Produksi ... 7

3.2 Manajemen Pemasaran ... 7

3.3 Manajemen Keuangan ... 8

3.4 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ... 10

BAB V HASIL YANG DICAPAI ... 17

5.1 Ulasan Karya ... 17

1 Pemasaran ... 17

2 Keuangan ... 18

3 Sumber Daya Manusia ... 18

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ... 17

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 20 LAMPIRAN

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Banjar berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, berjarak + 25 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng dan + 105 km dari Denpasar (Gambar 1 dan 2). Letak Desa Banjar pada ketinggian 12 m di atas permukaan laut dan bentang wilayah dari datar hingga berbukit.

Desa ini dikenal dengan obyek pemandian air panasnya, yang merupakan air panas alam, dengan sumber mata air berasal dari air panas bawah tanah Gunung Batukaru. Lokasinya berada di lembah diantara perbukitan, yang masih sangat alami. Air panas mengalir dari perbukitan, diatas kolam pemandian bersuhu + 380 celcius dengan kandungan belerang yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan wisatawan. Areal obyek pemandian air panas Banjar ini + 4 hektar, dengan fasilitas yang tersedia berupa 3 kolam pemandian sebagai pusat obyek pemandian, restoran, serta taman tempat istirahat yang masih alami dan asri dan berada dekat sungai yang sangat potensial dijadikan wisata air seperti rafting.

Dari tempat parkir kendaraan pengunjung terdapat loket penjualan tiket masuk, obyek pemandian air panas Banjar berjarak + 300 m (Gambar 3). Disepanjang jalan menuju pintu masuk pemandian terdapat warung, art shop, dan hotel penginapan (Gambar 4). Pemandian ini terbagi ke dalam tiga bagian kolam dengan tingkat ketinggian yang berbeda. Di kolam pertama air panas dialirkan melalui mulut delapan pancuran naga (Gambar 5), sedangkan pada kolam kedua air panas dialirkan melalui mulut lima pancuran naga (Gambar 6). Pada kolam ketiga terdapat tiga pancuran air yang dialirkan dari ketinggian 3,5 m (Gambar 7). Dari ketiga kolam tersebut, kolam ketiga inilah yang menjadi favorit para pengunjung. Rata-rata kedalaman kolam 1 m, kecuali kolam kedua yang memiliki kedalaman 1-2 m. Di areal pemandian juga tersedia kamar ganti dan tempat menyimpan barang-barang pengunjung berupa loker di depan kamar ganti (Gambar 8). Terdapat pula taman dengan gazebo untuk pengunjung beristirahat menikmati keasrian lingkungan obyek pemandian (Gambar 9). Apabila ada pengunjung yang berminat mandi sambil dipijat (massage) disediakan kolam pemandian jacuzy di luar areal ketiga kolam pemandian. Di samping itu, obyek pemandian ini juga menyediakan tempat makan bagi pengunjung yang ingin menikmati hidangan sambil beristirahat melihat suasana pemandian air panas Banjar (Gambar 10).

(7)

2 Obyek pemandian air panas Banjar telah beroperasi sejak 30 tahun silam. Tak mengherankan jika keberadaan obyek pemandian ini turut menjadi penggerak perekonomian masyarakat sekitar, khususnya masyarakat Desa Banjar. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya art shop, warung makan, restoran, café, hotel penginapan, rent car, tour dan travel dan lain sebagainya disekitar obyek pemandian, yang menandakan bahwa keberadaan obyek pemandian air panas Banjar telah membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Usaha-usaha tersebut mampu membantu denyut perekonomian masyarakat Desa Banjar dengan rata-rata omset penjualan berkisar Rp 5.000.000,00 per bulan. Keberadaan obyek pemandian air panas Banjar ini juga membuka kesempatan kerja, karena di samping masyarakat setempat dapat bekerja di obyek pemandian ini juga banyak anggota masyarakat yang kemudian menekuni profesi sebagai pemandu wisata. Dengan kata lain, keberadaan obyek pemandian air panas Banjar telah menjadi gantungan hidup bagi sebagian besar masyarakat dan rumah tangga di Desa Banjar.

Namun demikian, pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar ini yang masih sangat sederhana, tradisional dan jauh tertinggal dibanding obyek wisata lainnya yang ada di Propinsi Bali, menjadikan perkembangan obyek pemandian air panas Banjar ini dirasakan sangat lambat dan tidak ada perkembangan yang signifikan. Keterbatasan sumber daya manusia pengelola obyek pemandian air panas Banjar, baik secara kualitas maupun kuantitas telah menjadi pemicu kurangnya profesionalisme pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar. Dilihat dari sisi kualitas, sumber daya manusia pengelola obyek pemandian air panas Banjar berkualitas rendah, karena mayorits hanya berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam mengembangkan obyek pemandian sesuai dengan perkembangan yang ada. Hal tersebut berdampak pada tidak adanya inovasi baru dari obyek pemandian ini, bahkan dari tahun ke tahun, produk wisata yang ditawarkan kepada pengunjung bersifat monoton, tidak ada perubahan. Sedangkan jika dilihat dari sisi kuantitas, jumlah sumber daya manusia pengelola obyek pemandian air panas Banjar juga masih kurang memadai, jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang datang per harinya. Obyek pemandian ini hanya memiliki sumber daya manusia sebanyak 10 orang sebagai pengelola, sedangkan tingkat kunjungan per hari nya rata-rata sebanyak 100 orang. Hal tersebut menyebabkan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung menjadi tidak optimal. Kondisi tersebut diperparah dengan belum diterapkannya standarisasi pelayanan, yang menyebabkan pelayanan menjadi tidak efektif dan

(8)

3 efisien dan berdampak pada jumlah pengunjung yang cenderung tetap, tidak mengalami peningkatan yang berarti dari tahun ke tahun.

Dibandingkan dengan obyek wisata sejenis lainnya di Propinsi Bali, biaya operasional pengadaan air panas pada obyek pemandian air panas Banjar relatif lebih rendah. Hal ini disebabkan karena aliran air panas di obyek pemandian air panas Banjar hanya menyalurkan dari sumber mata air yang terletak diatas lokasi pemandian, sedangkan obyek wisata sejenis lainnya masih memerlukan mesin pengangkat aliran air dari sumber air panas yang terletak di bawah lokasi pemandian dan alat pemanas air untuk menjaga suhu air tetap panas sampai kolam pemandian. Rendahnya biaya operasional pengadaan air panas pada obyek wisata pemandian air panas Banjar seharusnya dapat menjadi peluang bagi obyek pemandian ini untuk mengembangkan fasilitas yang lebih baik dibanding obyek wisata lainnya. Namun hingga saat ini hal tersebut belum dapat dilakukan oleh pengelola obyek pemandian air panas Banjar, yang menunjukan kurang dimilikinya jiwa kewirausahaan dalam menjalankan usaha.

Pemasaran obyek pemandian air panas Banjar hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, dan belum ada program pemasaran lain, baik melalui koran, televisi, radio, travel agent, hotel, maupun secara on line. Hal tersebut mengakibatkan obyek pemandian air panas Banjar hanya di kenal di sekitar Bali dan belum mampu menjangkau pasar yang lebih luas.

Usaha pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar juga terkendala dengan pemodalan. Modal yang digunakan untuk operasional obyek pemandian ini sangat terbatas, karena belum ada akses modal ke lembaga penyedia modal.

Kendala lain yang dihadapi oleh obyek pemandian air panas Banjar adalah ketidakmampuan pengelola obyek pemandian menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini mengakibatkan stakeholder tidak dapat memperoleh informasi yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan. Padahal jika pengelola obyek pemandian air panas Banjar dapat menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, akan dapat membuka peluang untuk mengembangkan obyek pemandian ini dengan lebih baik. Misalnya, dengan disajikannya informasi keuangan tersebut, akan membuka minat investor sebagai salah satu stakeholder untuk menanamkan modal di usaha pemandian air panas Banjar, sehingga dapat mengatasi masalah permodalan yang dihadapi obyek pemandian ini.

(9)

4 Di samping kendala seperti yang telah diuraikan di atas, obyek pemandian air panas Banjar juga menemui kendala dari ketiadaan pembinaan instansi terkait secara intens sehubungan dengan pengelolaan usaha yang berlandaskan pada teori manajemen modern.

Semuanya tersebut pada akhirnya berdampak pada efisiensi dan produktifitas usaha yang membatasi daya saing serta terbatasnya kemampuan dalam menciptakan dan memanfaatkan peluang usaha.

Keterbatasan pengetahuan manajemen seperti diuraikan di atas, mengakibatkan kesulitan untuk menganalisis lingkungan usaha, ketidakmampuan dalam mengidentifikasi peluang yang ada dalam lingkungan, sehingga pada akhirnya akan menemui kesulitan dalam menyusun perencanaan, baik perencanaan produksi, pemasaran, keuangan, maupun sumber daya manusia.

Jika kendala yang dihadapi obyek pemandian air panas Banjar tersebut tidak segera diatasi dan dibiarkan berlarut-larut, pada akhirnya keberlanjutan usaha obyek pemandian air panas Banjar menjadi terancam. Padahal, Desa Banjar, Kabupaten Buleleng sebagai tempat obyek pemandian air panas Banjar, memberikan sumbangan pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan bagi pemerintah daerah dan peluang usaha serta kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut menunjukan bahwa jika dikembangkan dengan lebih baik dan profesional, obyek pemandian ini akan dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Banjar dan bahkan dalam banyak hal usaha tersebut dapat menjadi perekat dan dapat menstabilkan masalah kesenjangan sosial. Oleh karenanya, maka perlu upaya untuk menumbuhkan iklim kondusif bagi perkembangan obyek pemandian air panas Banjar, sehingga akan dapat mempercepat pembangunan daerah setempat.

Berdasarkan persoalan yang dihadapi mitra sebagaimana telah diuraikan dalam Analisis Situasi di atas, maka permasalahan mitra dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu permasalahan produksi dan permasalahan manajemen usaha. Mitra menghadapi kesulitan dalam melakukan inovasi produk yang ditawarkan ke para pengunjung. Produk wisata yang ditawarkan dari tahun ke tahun monoton, tidak ada perubahan dan tidak bervariasi. Hal ini berakibat pada kurangnya daya saing obyek pemandian air panas Banjar ini dibanding obyek wisata sejenis lainnya.

Mitra menghadapi kesulitan dalam pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, khususnya dalam pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Pemasaran obyek pemandian air panas Banjar hanya dilakukan dari mulut ke mulut, belum ada program pemasaran lain, sehingga tidak dapat menjangkau pasar global yang lebih luas. Belum ada akses modal dari

(10)

5 lembaga penyedia modal. Manajemen obyek pemandian air panas Banjar belum dapat menyajikan dan menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga informasi yang disajikan kepada stakeholder kurang memadai untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Mitra menghadapi permasalahan terbatasnya sumber daya manusia, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut berdampak pada kurangnya jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan obyek wisata, kurangnya profesionalisme dalam pengelolaan, dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung menjadi tidak efisien dan efektif.

Dari kedua permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu permasalahan produksi dan permasalahan manajemen usaha, menjadi prioritas yang harus diselesaikan agar obyek pemandian air panas Banjar dapat memiliki daya saing dan sustainable. Kedua permasalahan, baik manajemen produksi maupun manajemen usaha menjadi prioritas yang perlu diselesaikan dilandasi alasan bahwa kedua permasalahan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal, sehingga dapat dikendalikan oleh pengelola obyek pemandian air panas Banjar, dan demikian akan dapat diselesaikan dengan kerjasama yang baik antara pelaksana IbM dengan mitra.

(11)

6 BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target dan Luaran

Luaran yang ditargetkan dari pelaksanaan IbM ini adalah dihasilkannya metode pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng. Dengan dihasilkannya metode pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng, maka setelah dilakukan pendampingan diharapkan:

1. Pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng dapat menciptakan inovasi baru produk wisata yang dapat meningkatkan daya saing.

2. Pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng dapat memasarkan obyek pemandian air panas Banjar dengan segmen pasar yang lebih luas dengan media pemasaran berbasis web.

3. Pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng mampu mengakses modal dari lembaga penyedia modal, serta menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng memiliki jiwa kewirausahaan dan sikap profesional dalam mengembangkan usaha obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng sehingga efisiensi dan produktivitas serta daya saing dapat ditingkatkan serta mampu menciptakan peluang usaha.

5. Tim pelaksana dapat menghasilkan kajian berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan di berkala ilmiah nasional sebagai bentuk atensi akademisi terhadap pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng dan sebagai bentuk kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di perguruan tinggi.

(12)

7 BAB III

METODE PELAKSANAAN

Permasalahan manajemen produksi dan manajemen usaha yang ada pada obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng harus di atasi. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pendampingan dalam manajemen produksi dan manajemen usaha obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng sesuai dengan teori manajemen modern. Agar dapat mengelola usaha dengan baik, maka pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng, diberikan pendampingan mengenai manajemen produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

3.1 Manajemen Produksi

Dalam kaitannya dengan manajemen produksi, mitra akan diperkenalkan inovasi produk wisata, sehingga pengelola obyek pemandian air panas Banjar memiliki kompetensi dalam membuat inovasi produk wisata baru sesuai dengan perkembangan yang ada.

3.2 Manajemen Pemasaran

Agar pengelola obyek pemandian air panas Banjar, kabupaten Buleleng mampu memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber daya secara efektif serta mampu menghadapi kompetisi dan berinovasi, menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pembaharuan teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat, maka mitra akan diberikan strategi pemasaran, yaitu product, price, place, dan promotion. Dalam kaitannya dengan produk, akan diperkenalkan hygiene dan sanitasi, inovasi pelayanan dan kualitas pelayanan. Dari sisi price akan diperkenalkan cara menentukan harga jual yang dapat bersaing. Dari sisi place dan promotion akan dirancang web sebagai media pemasaran, sehingga diharapkan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng akan dapat dipasarkan dengan jangkauan segmen dan target yang lebih luas, tidak hanya lokal di sekitar Bali, Indonesia, namun juga bisa dikenal dan dipasarkan di luar negeri. Perancangan pemasaran berbasis web merupakan upaya mengembangkan pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, kabupaten Buleleng dengan pemasaran yang inovatif dan modern sehingga dapat membantu meraih keuntungan pasar dan memperluas pasar.

(13)

8 Upaya ini dapat memperkenalkan obyek pemandian air panas Banjar yang memiliki keunikan khas. Oleh karenanya pemasaran berbasis web merupakan strategi yang dapat membantu memasarkan obyek pemandian air panas Banjar, kabupaten Buleleng ke luar negeri dengan biaya yang murah.

Mitra pengelola obyek pemandian air panas Banjar, kabupaten Buleleng dalam kegiatan pemasaran yang ditawarkan mendapat pendampingan tentang hygiene dan sanitasi, inovasi pelayanan dan kualitas pelayanan, pendampingan tentang cara menentukan harga jual yang dapat bersaing dan pendampingan tentang promosi berbasis web sebagai media pemasaran produk serta pendampingan pemahaman strategi pemasaran untuk memperluas pasar.

3.3 Manajemen Keuangan

Lambatnya perkembangan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng, juga dikarenakan kurangnya kemampuan akses modal. Oleh karenanya, solusi yang ditawarkan adalah mitra diberikan pendampingan mengenai permodalan, yaitu pengelolaan modal kerja dan juga diperkenalkan akses modal di luar modal sendiri kepada lembaga pemberi modal.

Disamping itu mitra juga diberikan pendampingan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga informasi yang disajikan dapat digunakan oleh stakeholder sebagai dasar pengambilan keputusan.

3.4 Sumber Daya Manusia

Mitra diberikan pendampingan tentang pemberdayaan kewirausahaan dan profesionalisme dalam mengembangkan usaha pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng sehingga efisiensi, produktivitas usaha, serta daya saing dapat ditingkatkan serta mampu menciptakan peluang usaha. Mitra didampingi agar menjadi penghela penciptaan tenaga kerja di tingkat lokal, sebab mitra pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng mempunyai andil penting dalam penyusunan kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar kebijakan usaha mitra pengelola obyek pemandian air panas Banjar, Kabupaten Buleleng berjalan dengan baik, otoritas pemerintah daerah harus melibatkan mereka dalam setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan. Disamping itu mitra didampingi dalam koordinasi pelatihan lokal antara mitra, tenaga ahli, dan perguruan tinggi dengan menawarkan insentif untuk mengembangkan pelatihan keterampilan, dan mendorong partisipasi

(14)

9 dalam pelatihan. Dengan demikian, mitra akan menjadi pelaku inkubasi pengelolaan obyek wisata di Kabupaten Buleleng dan kabupaten lainnya di Bali agar memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan keterampilan dan kapasitas kerja. Di samping itu, mitra juga akan diberikan pendampingan mengenai analisa kebutuhan tenaga kerja, sehingga mitra akan dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang seharusnya tersedia agar dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada pengunjung.

(15)

10 BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Ketua pelaksana program IPTEKS bagi masyarakat ini adalah dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Triatma Mulya. STIE Traitma Mulya merupakan perguruan tinggi yang lembaga pengabdian masyarakatnya telah memiliki pengalaman dalam mengabdikan ilmu bagi masyarakat sekitarnya. Bentuk pengabdian masyarakat yang rutin dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat STIE Triatma Mulya yaitu:

1. Kerja Sosial meliputi kegiatan bakti sosial, gotong royong dengan masyarakat, melakukan pembinaan manajemen usaha di sentra industri kecil masyarakat setempat.

2. Manajemen Training meliputi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan manajemen usaha pariwisata dan perhotelan skala kecil seperti travel agent, hotel melati, restoran, art shop.

3. KKN PPM sebagai bentuk pengabdian masyarakat bersama mahasiswa guna mengaplikasikan kompetensi yang didapatkan dan dimiliki di berbagai desa dan hotel melati di Bali.

4. IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) di kabupaten Klungkung tahun 2012 dan IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) kabupaten Buleleng pada tahun 2013.

Sebagai Ketua Pelaksana kegiatan ini adalah I Ketut Yudana Adi, SE., MM, yang merupakan adalah Dosen Tetap Jurusan Akuntansi STIE Triatma Mulya. Mata kuliah yang diampu: (1) Manajemen Keuangan, (2) Studi Kelayakan Bisnis, (3) Penganggaran, (4) Pengantar Akuntansi.

Selain memiliki pengalaman sebagai dosen, juga memiliki pengalaman sebagai direktur keuangan, chief accounting dan auditor. Selama karirnya di dunia akademisi, telah berpengalaman mengelola keuangan berbagai hibah yang diselenggarakan Dikti dan sebagai Ketua Program Studi Akuntansi STIE Triatma Mulya. Hibah yang pernah dikelola keuangannya adalah Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHK-I) dari tahun 2010-2012. Hibah lainnya yang pernah dikelola keuangannya adalah Program Hibah Pembinaan Peguruan Tinggi Swasta Sehat (PHP-PTS) pada tahun 2010. Aktif dalam penelitian dan mengikuti pertemuan ilmiah tingkat nasional. Dalam kurun waktu 2008-2012 telah berhasil melakukan penelitian dan memenangkan hibah penelitian yang didanai dari PHKI- STIE TM dengan judul:

1. Penerapan Total Quality Service pada Hotel berbintang di kawasan wisata Sanur (dengan Gap Analysis), tahun 2008.

(16)

11 2. Pengaruh Pengawasan Dan Motivasi Terhadap Prestasi Keja Kayawan Pada Lemeredien

Nirwana Golf N spa Resort Bali, tahun 2009.

3. Implementasi Praktikum Manajemen Keuangan dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Mahasiswa Jurusan Manajemen dalan Matakuliah manajemen Keuangan, Hibah Teaching Grant PHKI- STIE TM tahun 2010.

4. Upaya Meningkatkan Peran Aktif dan Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran Project Base Learning, Hibah Teaching Grant PHKI- STIE TM tahun 2011.

5. Kepemimpinan, Keputusan Investasi, dan Produktivitas Kerja Karyawan dalam meningkatkan Kinerja Usaha Kecil, tahun 2012

Berbagai hasil penelitiannya yang telah disimposiumkan, di seminarkan, dan dipublikasikan antara lain sebagai berikut :

1. Penerapan Total Quality Service pada Hotel berbintang di kawasan wisata Sanur (dengan Gap Analysis), Tahun 2008 di STIE Triatma Mulya.

2. Pengaruh Pengawasan Dan Motivasi Terhadap Prestasi Keja Kayawan Pada Lemeredien Nirwana Golf N spa Resort Bali, Tahun 2009 di STIE Triatma Mulya

3. Implementasi Praktikum Manajemen Keuangan dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Mahasiswa Jurusan Manajemen dalan Matakuliah manajemen Keuangan, Tahun 2010 di STIE Triatma Mulya

4. Upaya Meningkatkan Peran Aktif dan Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran Project Base Learning, Tahun 2011 di STIE Triatma Mulya.

5. Kepemimpinan, Keputusan Investasi, dan Produktivitas Kerja Karyawan dalam meningkatkan Kinerja Usaha Kecil, Tahun 2012 di STIE Triatma Mulya

Pengalaman kemasyarakatan lainnya, antara lain:

1. Pelaksana Kerja Sosial STIE Triatma Mulya di Desa Belimbing Sari, Melaya, Negara, Bali, 2005

2. Pelaksana Manajemen Training STIE Triatma Mulya ke hotel-hotel melati di kota madya Denpasar dan kabupaten Badung, Bali, 2006

3. Pelaksana Manajemen Training STIE Triatma Mulya ke hotel-hotel melati di kota madya Denpasar dan kabupaten Badung, Bali, 2007

4. Pelaksana Kerja Sosial di Desa Mengwi Kabupaten Badung, Bali, 2008 5. Pelaksana Bakti Sosial di Desa Pancasari, Bedugul, Tabanan, Bali, 2009

(17)

12 6. Pelaksana Penanaman Pohon Bakau di Hutan Mangrove, Suwung, Denpasar, 2010

7. Pelaksana Kerja Sosial Civitas Akademika STIE Triatma Mulya di Desa Candikuning, Bedugul, 2011.

8. Pelaksana Kerja Sosial Civitas Akademika STIE Triatma Mulya di desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, 2012.

Kepakaran pada bidang studi kelayakan bisnis, keuangan, akuntansi dan menjamin mampu memberikan solusi atas kelayakan usaha dan permasalahan keuangan yang dihadapi pengelolaan obyek pemandian air panas Banjar, desa Banjar, Kabupaten Buleleng.

Sebagai Anggota dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah: Dr. Ida Ketut Kusumawijaya, SE, MM, adalah Dosen Tetap pada Jurusan Manajemen STIE Triatma Mulya, Badung. Riwayat Pendidikan Ketua Pelaksana yang menunjang kegiatan pelaksanaan IPTEKS Bagi Masyarakat:

Riwayat Pendidikan

No Universitas/Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang Studi

1 Universitas Udayana, Bali SE 1993 Manajemen

2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta MM 1998 Manajemen

3. Universitas Padjajaran, Bandung Dr 2011 Manajemen

Mata kuliah yang diampu Ketua Pelaksana yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:

Pengalaman dalam Pendidikan dan Pengajaran :

No Institusi Mata Kuliah Jenjang Status Tahun

1 STIE Triatma Mulya, Bali

1. Pengantar Manajemen dan Bisnis

2. Perilaku Organisasi

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

4. Manajemen Pemasaran 5. Metodelogi Penelitian Bisnis 6. Manajemen Strategi

S1 Dosen Tetap 1999- sekarang

2 Universitas Putra Bangsa, Surabaya

Introduction for Management and Business

S2 (MM)

Dosen Tidak Tetap

2005

3 Universitas Wijaya Putra, Surabaya

Introduction for Management and Business

S2 (MM)

Dosen Tidak Tetap

2006 4 Universitas Jenderal

Ahmad Yani, Cimahi, Bandung

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2. Metodologi Penelitian Bisnis 3. Perilaku Organisasi

S1 Dosen Tidak Tetap

2007- 2010

5 STIE Triatma Mulya, Bali

1. Manajemen Sumber Daya Manusia (advanced)

2.Perilaku Organisasional

S2 (MM)

Dosen Tetap 2007- sekarang

(18)

13 (advanced)

3. Introduction for Management and Business

4. Organizational Culture 5. Organizational Development

Anggota Pelaksana memiliki kepakaran di bidang Organisasi Bisnis, Manajemen Sumber daya Manusia, Manajemen Pemasaran dan Manajemen Strategi. Dengan kepakaran yang dimiliki tersebut akan mampu memberikan solusi atas masalah produksi, sumber daya manusia dan strategi pemasaran Obyek Pemandian Air Panas Banjar, Kabupaten Buleleng.

Berpengalaman dalam bidang Akademik dan Kemahasiswaan, mengikuti berbagai Rakernas, Workshop dan Training tingkat nasional pada bidangnya. Pengalaman profesional serta kedudukan atau jabatan ketua Pelaksana adalah sebagai berikut:

No Institusi Jabatan Periode Kerja

1 STIE Triatma Mulya Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan 2000 s.d. 2001 2 STIE Triatma Mulya Pembantu Ketua Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan

2001 s.d. 2007 3 Kopertis Wilayah VIII Koordinator Rayon Kemahasiswaan PT Wilayah

C,Badung Bali

2001 s.d. 2007

4 STIE Triatma Mulya Sekretaris Senat STIE TM 2001 s.d. 2007

5 STIE Triatma Mulya Ketua Tim Monevin PHK-I STIE TM 2010 s.d. sekarang 6 STIE Triatma Mulya Kepala Manajemen Penjaminan Mutu STIE TM 2011 s.d. sekarang

7 STIE Triatma Mulya Ketua Tim Monevin PHK-I 2010-sekarang

8 STIE Triatma Mulya Ketua Tim Monevin PHP-PTS 2010

9 STIE Triatma Mulya Editor “Jurnal Manajemen Pariwisata” 2002 – 2007

10 STIE Triatma Mulya Editor “Buletin Pariwisata” 2002-2007

11 STIE Triatma Mulya Ketua Penyunting Ahli Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi

2011-sekarang 12 STIE Triatma Mulya Reviewer Teaching Grant PHK-I 2010-2011 13 Freelance Consultant Strategic & Business Management 2000-sekarang

Selain itu beberapa penghargaan yang pernah diraih diantaranya:

1. Penerima Sandwich Program Dikti ke Australian National University (ANU), Canberra - Australia, tahun 2009, selama 3 bulan.

2. Penerima Hibah Penelitian Disertasi Doktor dari Dikti di UNPAD Bandung, 2010, dengan judul: Pengaruh Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan terhadap Manjemen Talenta serta dampaknya pada Kinerja Manajer. 2010

3. Penerima Hibah Dosen Pemula DP2M DIKTI dengan judul: Strategic Partner Dan Change Agent Roles terhadap Kinerja Karyawan dengan Talent Management sebagai intervening variable, 2011.

(19)

14 4. Penerima Program Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional dari Dirjen DIKTI tanggal 5-

8 Mei 2011 di Bali

5. Penerima Hibah Bersaing DP2M DIKTI dengan judul: Pengembangan Model Knowledge Management UKM untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif, 2012.

6. Penerima Hibah Bersaing DP2M DIKTI dengan judul: Pengembangan Model Penilaian Kinerja SDM Sektor Publik Berbasis Scorecard, 2013.

Selain itu beberapa hasil karya tulis ilmiah diantaranya:

1. Kontributor Artikel pada Program Sandwich Dikti di Australian National University (ANU), Canberra, Australia, dengan judul The Impact of Strategic Partner and Change Agent Roles to Talent Management, di ANU, Canberra, Australia, tahun 2009

2. Penulis buku dengan judul: Peran Mitra Strategis Karyawan, Agen Perubahan, Manajemen Talenta dan Kinerja Karyawan (2011), UNPAD PRESS, Copyright (C) 2011, ISBN 978-602- 8743-79-2 (Co-author: Sutaryo Salim (Alm), Ernie Tisnawati Sule, Suryana Sumantri, Maman Kusman).

3. Penulis Artikel pada Jurnal Siasat Bisnis (JSB) UII Jogjakarta, Terakreditasi DIKTI, SK No.

64a/DIKTI/Kep/2010, dengan judul: Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan dalam Manajemen Talenta dan Kinerja Manajer, Jurnal Siasat Bisnis, Vol.15, No.1, Januari 2011, Hal.125-143, ISSN 0853-7666, Jogjakarta.

4. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional dan Presentasi Paper: Kontribusi Dunia Pendidikan Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi dalam Penguatan Perekonomian Bangsa, Presentasi dan Prosiding di UII Jogjakarta, (2011)

5. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional Hasil Penelitian 2011: Peranan Research dalam Penguatan Industri Kreatif, UKM dan Koperasi di Indonesia. dengan judul: Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan dalam Manajemen Talenta, Poltek Negeri Bali, 2011 6. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional Artikel Hasil Penelitian Disertasi Doktor

Wilayah Bandung, dengan judul: Pengaruh Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Terhadap Manajemen Talenta serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan (Suatu Survei pada Hotel Berbintang di Bali), Hotel Jayakarta, Bandung, 2011.

7. Kontributor Call for Paper pada Seminar Dan Konferensi Nasional Manajemen Bisnis, 2012, Program MM Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus, Kudus, dengan judul: Perspektif MSDM Dalam Pengembangan UKM Berbasis Knowledge Management.

(20)

15 8. Kontributor Call for Paper pada Seminar Dan Konferensi Nasional Manajemen Bisnis, 2012, Program MM Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus, Kudus, dengan judul:

Meningkatkan Keunggulan Bersaing UKM Berbasis Intellectual Capital dan Knowledge Management.

9. Orasi Ilmiah dalam rangka Wisuda STIE TM, dengan judul Talent Management: Paradigma Baru Pengelolaan SDM, pada Agustus 2011

10. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional Pengelolaan Industri Kreatif Sebagai Penunjang Stabilitas Sistem Keuangan, dengan judul Mediasi Knowledge Management dalam Hubungan Intellectual Capital dan Kinerja Organisasi, pada 4-5 Oktober 2012, Fakultas Ekonomi Unika Atmajaya, Jakarta.

11. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional Hasil Penelitian 2012, dengan judul Strategic Partner Dan Change Agent Roles Terhadap Kinerja Karyawan dengan TalentManagement Sebagai Variabel Intervening, pada 12 Oktober 2012, STIE Triatma Mulya, Badung.

12. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional dan Call for Paper Forum Manajemen Nasional (FMI) ke 4, Indonesia Family Bisuness Sustainability, dengan judul Peran Human Capital Dalam Pengembangan Knowledge Management Serta Dampaknya pada Kinerja Organisasi, pada 13-14 November 2012, Inna Garuda Jogjakarta.

13. Kontributor Call for Paper pada Seminar Nasional dan Call for Paper Forum Manajemen Nasional (FMI) ke 4, Indonesia Family Bisuness Sustainability, dengan judul Dampak Customization Dan Sistem Akuntansi Manajemen Pada Pengembangan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Organisasi, pada 13-14 November 2012, Inna Garuda Jogjakarta.

Kegiatan Tri Darma perguruan tinggi pengabdian pada masyarakat, anggota pelaksana telah berpengalaman melaksanakan pada berbagai kegiatan seperti:

Pengalaman pengabdian pada masyarakat :

No. Lokasi Pengabdian Pada Masyarakat

Jabatan Bentuk Pengabdian Pada Masyarakat

Sumber Dana Tahun

1 Desa Cau Belayu Marga, Tabanan, Bali

Ketua Kersos STIE Triatma

Mulya

2002 2 Desa Belimbing Sari,

Melaya, Negara, Bali

Ketua Kersos STIE Triatma

Mulya

2003

3 Desa Banjar, Singaraja, Bali Ketua Kersos STIE Triatma

Mulya

2004

(21)

16 4 Obyek Wisata Air Panas

Banjar, Singaraja, Bali

Ketua Pembinaan Service Quality STIE Triatma Mulya

2004

5 Hotel-hotel Melati Ketua Management Training STIE Triatma

Mulya

2005 6 Desa Belimbing Sari,

Melaya, Negara, Bali

Ketua Kersos STIE Triatma

Mulya

2005

7 Hotel-hotel Melati Ketua Management Training STIE Triatma

Mulya

2006

8 Hotel-hotel Melati Ketua Management Training STIE Triatma

Mulya

2007

9 Desa Mengwi, Badung, Bali Ketua Kersos STIE Triatma

Mulya

2008 10 Desa Pancasari, bedugul,

Tabanan, Bali

Ketua Baksos STIE Triatma

Mulya

2009 11 Hutan Mangrove, Suwung,

Denpasar

Ketua Pelaksana

Penanaman Pohon Bakau STIE Triatma Mulya

2010 12 Desa Candikuning, Bedugul,

Bali

Pelaksana Pembinaan dan

pendampingan manajemen bisnis agrowisata

STIE Triatma Mulya

2011

13 LPD dan Koperasi

Kabupaten Badung

Pelaksana Pendidikan Kecakapan Hidup Kewirausahaan dan Lembaga Keuangan Mikro

DIKNAS 2011

14 Desa Pelaga, Petang Pelaksana Pembinaan dan

pendampingan manajemen bisnis agrowisata

STIE Triatma Mulya

2012

15 Banjar Pande Mas, Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali

Ketua IPTEKS bagi Masyarakat (IbM)

Ditlitabmas DIKTI 2012

16 Desa Tigawasa, Kabupaten Klungkung, Bali

Ketua IPTEKS bagi Masyarakat (IbM)

Ditlitabmas DIKTI 2013

17 Koperasi Kredit Kubu Gunung, TegalJaya, Dalung, Kabupaten Badung Bali

Pelaksana Pendampingan Penyelarasan dan Penyusunan Visi, Misi dan SWOT Analysis

Kopdit Kubu Gunung

2013

(22)

17 BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1 Ulasan Karya

Agar dapat mengelola usaha dengan baik, maka pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar, diberikan pendampingan mengenai pengelolaan pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

1. Pemasaran

Agar pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar mampu memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber daya secara efektif serta mampu menghadapi kompetisi dan berinovasi, menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pembaharuan teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat, maka mitra akan diberikan strategi pemasaran, yaitu product, price, place, dan promotion. Dalam kaitannya dengan produk, akan diperkenalkan inovasi produk dan kualitas produk. Dari sisi price akan diperkenalkan cara menentukan harga jual yang dapat bersaing.

Dari sisi place dan promotion akan dirancang web sebagai media pemasaran produk, sehingga diharapkan obyek pemandian air panas Desa Banjar akan dapat dipasarkan dengan jangkauan segmen dan target yang lebih luas, tidak hanya lokal di sekitar Bali, Indonesia, namun juga bisa dikenal dan dipasarkan di luar negeri. Perancangan pemasaran berbasis web merupakan upaya mengembangkan obyek pemandian air panas Desa Banjar dengan pemasaran yang inovatif dan modern sehingga dapat membantu meraih keuntungan pasar.

Oleh karenanya pemasaran berbasis web merupakan strategi yang dapat membantu memasarkan obyek pemandian air panas Desa Banjar ke luar negeri dengan biaya yang murah. Pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar dalam kegiatan pemasaran yang ditawarkan mendapat pendampingan tentang inovasi pengelolaan, pendampingan tentang cara menentukan harga jual yang dapat bersaing dan pendampingan tentang promosi berbasis web sebagai media pemasaran obyek pemandian air panas Desa Banjar serta pendampingan pemahaman strategi pemasaran untuk memperluas pasar.

(23)

18 2. Keuangan

Obyek pemandian air panas Desa Banjaryang tidak berkembang lebih jauh lagi, dikarenakan kurangnya dukungan dana. Oleh karenanya, solusi yang ditawarkan adalah mitra diberikan pendampingan pengelolaan modal kerja, diperkenalkan akses modal di luar modal sendiri kepada lembaga pemberi modal yaitu lembaga keuangan mikro baik yang berbentuk bank atau non bank, modal ventura termasuk koperasi. Mitra mendapat pendampingan tentang informasi pengembangan lembaga jaminan kredit untuk menjamin keamanan pembiayaan pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar, membantu mengatasi keterbatasan agunan, meningkatkan minat lembaga keuangan memberikan kredit kepada mitra dan mendukung lembaga lain yang telah berusaha membantu mitra, sebab selama ini perbankan tidak kondusif dalam memberikan pinjaman kredit kepada mitra. Disamping itu mitra juga diberikan pendampingan mengenai pengelolaan keuangan yang memisahkan keuangan pemilik dengan keuangan untuk kepentingan usaha. Sehingga akan diketahui efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja dan aliran arus kas usaha.

3. Sumber Daya Manusia

Mitra diberikan pendampingan tentang pemberdayaan kewirausahaan dan profesionalisme dalam mengembangkan obyek pemandian air panas Desa Banjar sehingga efisiensi, produktivitas usaha, skala produksi dan daya saing dapat ditingkatkan serta mampu menciptakan peluang usaha. Mitra didampingi agar menjadi penghela penciptaan tenaga kerja di tingkat lokal, sebab pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar mempunyai andil penting dalam penyusunan kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar kebijakan usaha pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar berjalan dengan baik, otoritas pemerintah daerah harus melibatkan mereka dalam setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan. Disamping itu mitra didampingi dalam koordinasi pelatihan lokal antara mitra, tenaga ahli, dan perguruan tinggi dengan menawarkan insentif untuk mengembangkan pelatihan keterampilan, dan mendorong partisipasi dalam pelatihan.

Dengan demikian, mitra akan menjadi pelaku inkubasi komunitas pengelola obyek wisata yang lainnya dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan keterampilan dan kapasitas kerja.

(24)

19 BAB VI

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

(25)

20 BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Agar dapat mengelola usaha dengan baik, maka pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar, diberikan pendampingan mengenai pengelolaan pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Pengelola obyek pemandian air panas Desa Banjar dalam kegiatan pemasaran yang ditawarkan mendapat pendampingan tentang inovasi pengelolaan, pendampingan tentang cara menentukan harga jual yang dapat bersaing dan pendampingan tentang promosi berbasis web sebagai media pemasaran obyek pemandian air panas Desa Banjar serta pendampingan pemahaman strategi pemasaran untuk memperluas pasar.

Mitra juga diberikan pendampingan mengenai pengelolaan keuangan yang memisahkan keuangan pemilik dengan keuangan untuk kepentingan usaha. Sehingga akan diketahui efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja dan aliran arus kas usaha. Mitra diberikan pendampingan tentang pemberdayaan kewirausahaan dan profesionalisme dalam mengembangkan obyek pemandian air panas Desa Banjar sehingga efisiensi, produktivitas usaha, skala produksi dan daya saing dapat ditingkatkan serta mampu menciptakan peluang usaha.

(26)

21 LAMPIRAN

MODUL

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

I

b

M PENGELOLA OBYEK PEMANDIAN AIR PANAS DESA BANJAR, KABUPATEN BULELENG

TIM PELAKSANA:

I KETUT YUDANA ADI, NIDN: 0810047001 (KETUA PELAKSANA) IDA KETUT KUSUMAWIJAYA, NIDN: 0830107801 (ANGGOTA PELAKSANA)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIATMA MULYA

2014

(27)

22

KELAYAKAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Mengelola dan Merekrut Karyawan

• Siapa diri Anda? Tercermin dari orang-orang yang Anda rekrut

• Kemajuan Usaha Anda tergantung kemampuan Anda mengelola orang-orang yang direkrut

Urutan Merekrut Karyawan 1. Menyusun kriteria karyawan 2. Mengumumkan lowongan

3. Menyeleksi surat lamaran yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan 4. Melakukan tes keahlian teknis

5. Melakukan tes wawancara

6. Masa percobaan kerja 3 bulan pertama

7. Keputusan untuk menjadi karyawan atau tidak

Kriteria Penilaian

Capability

kemampuan nalar, kecerdasan, cara berpikir sistematis. Capability dicerminkan dari nilai ijazah dan tes kemampuan teknis

Capacity

Kemampuan menangani masalah, menyelesaikan masalah/konflik, menghadapi beban kerja yang tinggi/stres, membuat prioritas. Kemampuan menghadapi banyak masalah mencerminkan kapasitas yang baik

Character

Watak, hal-hal yang menyangkut sikap, sopan santun, cara mengendalikan emosi. Character dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam di lingkungan keluarga dan pergaulan.

Credibility

Sikap dapat dipercaya, dapat menjalankan tugas dengan baik

Commitmen

Kesungguhan menyelesaikan tugas, keinginan untuk memajukan perusahaan

Creativity

Kreatif dalam menyelesaikan tugas sehingga lebih efisien dan efektif

(28)

23

Compatibility

Kemampuan bekerja sama dengan orang lain (karyawan lain, bawahan, pimpinan, mitra usaha)

Hakekat Business Owner adalah memiliki bisnis, bukan membuka pekerjaan untuk diri sendiri.

Buat perusahaan Anda berjalan tanpa kehadiran Anda

Kesalahan dalam Mengelola Karyawan

1. Anda khawatir karyawan tidak bekerja baik sehingga Anda terlalu mendominasi keputusan – keputusan perusahaan

2. Anda tidak memiliki sistem dan prosedur yang baik sehingga segala hal tergantung pada Anda

3. Karyawan tidak diberdayakan untuk bertanggung jawab 4. Karyawan sangat tergantung pada keberadaan Anda

Pekerjaan yang perlu Didelegasikan ke Karyawan

1. Semua tugas yang bisa dikerjakan dengan mudah dan cepat

2. Pekerjaan yang enak Anda kerjakan, tetapi sebenarnya karyawan bisa mengerjakannya 3. Pekerjaan-pekerjaan teknis, administrasi, dan pekerjaan rutin yang bisa dikerjakan dengan

keahlian tertentu

4. Pekerjaan yang memang tugas karyawan

5. Pekerjaan, proyek, atau aktivitas lainnya yang bisa memberikan kontribusi mengembangkan SDM

Pekerjaan yang Tidak Perlu Didelegasikan ke Karyawan 1. Pembuatan peraturan/kebijakan perusahaan

2. Pekerjaan yang tidak seorangpun memiliki kualifikasi mengerjakannya 3. Kegiatan untuk menjembatani konflik karyawan atau dengan pihak lain

Analisis Manajemen dan personil (SDM)

1. Identifikasi pendidikan, pengalaman, dan keterampilan pemilik dan karyawan

(29)

24 2. Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan untuk menduduki

jabatan tertentu part time, full time, sistem penggajian biasa, atau honorer 3. Identifikasi jaminan untuk karyawan

4. Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan

5. Lengkapi bisnis dengan struktur organisasi dan time schedule untuk setiap minggu

(30)

25 LAMPIRAN

MODUL

MANAJEMEN PEMASARAN (MP)

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

I

b

M PENGELOLA OBYEK PEMANDIAN AIR PANAS DESA BANJAR, KABUPATEN BULELENG

TIM PELAKSANA:

I KETUT YUDANA ADI, NIDN: 0810047001 (KETUA PELAKSANA) IDA KETUT KUSUMAWIJAYA, NIDN: 0830107801 (ANGGOTA PELAKSANA)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIATMA MULYA

2014

(31)

26

MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMASARAN I. KONSEP PEMASARAN

Dalam membantu sebuah bisnis untuk memfokuskan usahanya dalam memenuhi kebutuhan konsumennya dengan cara seperti menghasilkan keuntungan yang memuaskan.

Konsep tersebut terdiri dari tiga elemen dasar: orientasi pelanggan, orientasi tujuan, dan fungsi dari pendekatan sistem tersebut. Konsep ini menekankan kenyataan bahwa kebertahanan suatu bisnis bergantung pada penyediaan layanan. Dengan orientasi pelanggan yang demikian, firma- firma kecil akan mencoba untuk mengidentifikasi sekelompok orang atau firma yang kemungkinan besar akan membeli produk mereka (pasar sasaran) dan untuk memroduksi barang atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan pasar itu. Berorientasi pada konsumen seringkali membutuhkan eksplorasi terhadap kebutuhan konsumen dan kemudian berusaha memenuhinya.

Ternyata dalam berorientasi pada konsumen, firma-firma kecil tidak boleh kehilangan fokus terhadap tujuannya. Tujuan dari firma-firma pencari untung biasanya berpusat pada kriteria finansial seperti keuntungan, pengembalian investasi, atau kongsi pasar, dan layanan.

Komponen ketiga dari konsep pemasaran adalah pendekatan sistem. Dalam sebuah sistem seluruh bagian bisnis bekerjasama. Oleh karena itu, kebutuhan konsumen diidentifikasi, dan prosedur internal dirancang untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang sesuailah yang diproduksi, didistribusikan, dan dijual untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

1.1 Memenuhi Kebutuhan Pelanggan.

Pengertian anda terhadap kebutuhan pelanggan bermula dari realisasi yakni ketika seseorang membeli sesuatu, mereka juga membeli kepuasan layaknya barang atau jasa.

Contohnya, seseorang tidak akan sekadar memilih satu pasta gigi. Ada yang menginginkan yang mencegah kerusakan gigi, ada juga yang menyukai rasanya, ada lagi menginginkan yang dapat memutihkan gigi, dan ada juga yang memilih yang harganya murah. Oleh karena itu, mengerti keinginan para pelanggan berarti peduli dengan pemilihan waktu pembelian, apa yang disukai dan tidak disukai oleh pelanggan, atau apa yang “memunculkan minat mereka.”

(32)

27 Konsep pemasaran harus menuntun sikap para sales dalam sebuah firma. Para sales inilah yang harus diberdayakan untuk membangun hubungan pribadi dengan para pelanggan. Contoh yang baik dalam hal ini, yakni sales eceran, yang menulis bagi 20 pelanggan setiap harinya untuk menjabarkan produk baru yang cocok untuk masing-masing pelanggan tersebut.

Firma kecil harus menambahkan sesuatu yang ekstra dalam melayani pelanggan. Para pelanggan menginginkan bisnis yang bermanfaat, dan layanan yang luar biasa yang nantinya menjadi iklan yang baik dari mulut ke mulut.

Menjaga kepuasan para pelanggan lebih sulit dari yang anda lihat, karena hal tersebut melibatkan segala aspek bisnis. Kepuasan pelanggan tidak hanya melibatkan para pegawai dan pelanggan tapi juga faktor lainnya, seperti desain toko dan pemeliharaannya, metode penggajian pegawai, dan metode pemberian feedback dari dan kepada para pelanggan.

1.2 Menerapkan Konsep Pemasaran

Dalam menerapkan konsep pemasaran anda harus menggunakan pendekatan sistem.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, setiap bagian dari bisnis harus dikoordinasikan dan kebijakan-kebijakan pemasaran harus dimengerti oleh seluruh personil agar terhindar dari masalah seperti dalam contoh berikut ini. Anda harus mencoba untuk menerapkan konsep pemasaran dengan menggunakan satu atau lebih dari satu ide berikut ini:

• Sadar akan kesan yang dimiliki.

• Praktikkan konsumerisme.

• Perhatikan tanda-tanda bahaya.

Sadar akan Kesan Anda harus mengevaluasi bisnis yang anda lakukan secara rutin untuk melihat kesan apa yang muncul—dari sudut pandang para pelanggan. Anda harus bertanya:

Dapatkah para pelanggan saya memperoleh apa yang mereka inginkan, kapan mereka menginginkannya, dan dimana, dengan harga yang sesuai? Ketika mencari perhatian media, anda harus menggunakan teknik menjalin-hubungan. Untuk mengikuti tujuh langkah untuk meningkatkan kesan dalam hubungan masyarakat:

• Tunjukkan keunikan produk anda—manfaatnya secara positif.

• Cari cerita masa depan dan jelaskan mengapa perusahaan anda “layak.”

• Ringan tanganlah, tawarkan riset anda.

• Jadilah unik dan lugas; tunjukkan keahlian anda.

(33)

28

• Jangan memaksa.

• Bicaralah dengan tegas, jelaskan seperti layaknya penjelasan pertama dan gunakan contoh terkini.

Praktikkan Konsumerisme Perhatian utama dalam gerakan konsumen selama tiga dekade ini adalah hak-hak para konsumen untuk membeli produk yang aman, untuk diberikan informasi, untuk dapat memilih, dan untuk diperhatikan. Konsumerisme menunjukkan bahwa para konsumen berada dalam posisi yang dirugikan dan memaksa para pebisnis untuk responsif dalam memberikan mereka kesepakatan yang adil. Anda dapat mempraktikkan konsumerisme dengan cara melakukan tes terhadap produk, menjelaskan syarat-syarat dan jaminan penjualan, dan jujur ketika mengiklankan produk.

Ada hubungan yang erat antara faktor-faktor penting penentu sukses dan sisi kompetitif yang sebaiknya dicari oleh bisnis kecil. Sebagian dari faktor penting ini, berdasarkan analisa industri. Sisi kompetitif anda (terkadang disebut kelebihan kompetitif) adalah sesuatu yang diinginkan oleh para pelanggan dan hanya anda yang dapat memberikannya, sehingga anda memiliki nilai lebih dibandingkan dengan para pesaing anda.

Beberapa faktor yang dapat memberikan keuntungan seperti itu antara lain adalah kualitas, reliabilitas, integritas, dan layanan, dan juga harga yang lebih rendah. Pada beberapa industri, seperti industri elektronik atau mainan, pembaruan dan inovasi memberikan sisi kompetitif yang paling penting.

Tabel Tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan masalah pemasaran

Indikator Indikasi

Sales Berkurang dari periode sebelumnya Pelanggan Langsung pergi tanpa membeli

Tidak pernah lagi berkunjung

Lebih banyak mengembalikan barang Lebih sering mengajukan protes Pegawai dan

sales

Terlambat menyapa pelanggan

Membeda-bedakan atau membuat pelanggan menunggu Tidak segera menambahkan atau meningkatkan penjualan Berpenampilan buruk

Kurang pengetahuan tentang toko Lebih sering melakukan kesalahan

Pegawai yang baik meninggalkan perusahaan Kesan dari toko Tamak memasang harga yang terlalu mahal

Tidak sesuai dengan area pasar

Tidak jelas, menunjukkan tanda-tanda campuran

(34)

29 Namun, dalam bisnis kecil biasanya sisi kompetitif berupa hal yang sederhana seperti kesopanan, keramahan, dan keringanan tangan. Sisi kompetitif juga dapat berupa pengembangan dan pengelolaan database yang efektif serta memberikan informasi sewaktu-waktu mengenai siapa yang harus dihubungi, kapan, dan bagaimana.

Dalam mencari sisi atau kelebihan kompetitif, ingatlah bahwa hal tersebut didasarkan kepada pemberian satu atau lebih dari satu diantara tiga bentuk nilai bagi para pelanggan.

Mereka memilih barang dan jasa yang lebih baik, murah, dan cepat. Bentuk-bentuk ini dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut:

Lebih baik Pembedaan dalam kualitas Lebih murah Unggul dalam harga

Lebih cepat Respon yang cepat terhadap kebutuhan pelanggan

Bentuk-bentuk kelebihan kompetitif ini menjadi nilai bagi pelanggan, yang dapat nantinya meningkatkan nilai firma. Namun, perlu diingat bahwa jarang sekali sebuah perusahaan dapat bersaing di ketiga area sekaligus, anda harus memilih satu area untuk bersaing. Jika produk anda mahal atau pelayanan anda lamban jika dibandingkan dengan para pesaing anda, maka paling tidak kualitas produk anda harus lebih baik. Atau jika produk atau jasa anda berkualitas menengah dan harganya rata-rata, maka akan ada baiknya kalau produk atau jasa tersebut tersedia lebih awal.

Dalam ekonomi digital sekarang ini teknologi adalah kunci kesuksesan dan para konsumen sudah berpindah menjadi bagian besar dari e-commerce. E-commerce adalah mediasi teknologi pertukaran antara kelompok-kelompok dan juga aktivitas intra atau interorganisasi berbasis elektronis yang memfasilitasi pertukaran semacam ini. E-commerce dikarakterisasi oleh pertukaran informasi terdigitalisasi antar kelompok. E-commerce mapan dalam teknologi dan dimediasi oleh teknologi, juga mendukung aktivitas intra atau interorganisasi. Ada empat kategori langsung: antar bisnis, bisnis terhadap konsumen, antar rekan, dan konsumen terhadap bisnis.

(35)

30

1.3 Menggunakan Riset Pemasaran untuk Menerapkan Konsep Pemasaran

Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang berhubungan dengan pemasaran barang dan jasa secara sistematis. Riset pasar merupakan cara mempelajari para pelanggan dengan teratur, objektif mengenai kebutuhan dan minat mereka.

Dengan mempelajari aksi dan reaksi pelanggan serta menarik kesimpulan mengenai mereka, maka anda dapat meningkatkan aktivitas pemasaran. Namun, ingatlah bahwa riset pemasaran tidak memecahkan segala masalah, seperti dalam contoh berikut.

Riset pemasaran sangat membantu beberapa hal dalam kehidupan bisnis anda. Sebelum memulai bisnis, anda dapat melakukannya untuk mencari tahu apakah lokasi dan populasi yang ada di sekitarnya sesuai dengan produk yang anda usulkan. Setelah anda memulai bisnis tersebut, riset pemasaran dapat membantu anda memutuskan (1) apakah akan mengembangkan produk baru atau produk yang berbeda, (2) apakah akan memperluas usaha di lokasi awal atau membuka lokasi tambahan, dan (3) kapan dan dimana harus mengganti penekanan terhadap aktivitas seperti cabang distribusi dan pengiklanan serta strategi promosi.

a. Bagaimana Riset Pemasaran Membantu Pemasaran?

Riset pemasaran adalah bagian dari keseluruhan sistem pemasaran. Dengan menganalisa data pasar seperti sikap, demografi, dan perubahan gaya hidup, riset pemasaran dapat membantu anda dalam merencanakan usaha strategis. Berikut ini adalah beberapa area yang efektif untuk riset:

• Identifikasi para pelanggan untuk produk yang ditawarkan firma.

• Menentukan kebutuhan mereka.

• Mengevaluasi potensi pemasaran bagi firma dan industri.

• Memilih cabang distribusi yang paling sesuai.

• Mengevaluasi ke-efektif-an pengiklanan dan promosi.

b. Bagaimana Cara Melakukan Riset Pemasaran

Riset pemasaran tidak harus mewah atau mahal agar dapat memenuhi kebutuhan anda.

Riset ini berhubungan dengan orang-orang dan rentan terhadap perubahan minat, yang berarti dapat dipengaruhi dengan berbagai hal. Riset pemasaran berusaha untuk mencari kenyataan

(36)

31 (bukan apa yang anda harapkan) dan apa yang dibeli atau hendak dibeli oleh masyarakat (bukan apa yang hendak anda jual).

Bentuk paling sederhana dari riset pemasaran yakni:

(1) Mencari permasalahan, Identifikasi yang sesuai terhadap suatu masalah adalah langkah yang paling penting dalam proses, karena jika pertanyaannya salah maka jawabannya pun tidak akan berguna. Oleh karena itu anda harus melihat gejala-gejala yang muncul untuk menentukan penyebabnya. Misalnya, jika seorang sales merosot prestasinya, itu lebih dapat dikatakan sebagai gejala daripada penyebab sebuah masalah pemasaran. Dalam menentukan masalah, anda harus melihat apa yang mempengaruhinya, misalnya seperti perubahan di area rumah para pelanggan atau perubahan minat mereka.

(2) Mengumpulkan serta mengevaluasi informasi, Riset pemasaran dapat menggunakan data yang sudah ada (sudah pernah digunakan) atau mencari informasi baru (data primer) melalui riset. Anda harus melakukan penilaian secara subjektif dan menimbang biaya dari pengumpulan data baru untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang lebih akurat.

Banyak manajer bisnis kecil yang sekedar melakukan beberapa riset hampir setiap hari.

Misalnya, mereka memeriksa barang-barang yang dikembalikan apakah membentuk suatu pola.

Mereka juga menanyakan pelanggan-pelanggan lama yang sedang berada di jalan mengapa mereka tidak berkunjung akhir-akhir ini. Mereka juga memperhatikan iklan milik para pesaing untuk melihat apa yang mereka jual dan dengan harga berapa.

c. Melakukan Riset Primer

Riset primer dapat berkisar mulai dari sekedar bertanya kepada para pelanggan atau pemasok mengenai pendapat mereka terhadap bisnis anda hingga penelitian yang lebih rumit seperti kuesioner langsung, survei melalui telepon atau langsung di lapangan, dan tes pemasaran.

Tes pemasaran menyimulasikan keadaan ketika sebuah produk sedang dijual. Namun, tes yang dilakukan di pasar kecil saja sudah cukup mahal.

Riset primer, yang berupa penelitian seperti survey, wawancara, dan kuesioner, harus dilakukan oleh ahlinya. Anda dapat menggunakan jenis riset ini, namun berhati-hatilah dalam memilih pertanyaan dan usahakan untuk mendapatkan jawaban yang tidak bias. Saran-saran berikut ini untuk melakukan survey yang efektif:

(37)

32

• Tanyakan pada para pelanggan apa yang sebaiknya anda tanyakan.

• Yakinlah bahwa jawaban mereka adalah hal yang sebaiknya anda lakukan.

• Gunakan kombinasi pertanyaan yang berbeda.

• Buatlah desain yang mudah dimengerti.

• Jangan menyuruh pelanggan mengurutkan sebuah daftar barang-barang yang panjang.

• Cukup berikan satu permasalahan dalam tiap pertanyaan.

d. Mengumpulkan Informasi melalui Internet

Perusahaan manapun menggunakan informasi melalui Web site untuk mengelompokkan pasar mereka dan menentukan tindakan agar dapat memperoleh efek maksimal. Biasanya, para pelanggan menggunakan Web dengan sukarela untuk mencari informasi atau untuk memberikan informasi. Web site nantinya menghitung jumlah total pengunjung dan mengikuti si pengguna Web hingga ke halaman pribadinya untuk produk atau jasa lainnya.

Ada beberapa strategi dalam mengumpulkan informasi dari pelanggan/pengunjung:

• Pertanyaan tambahan dalam transaksi online seperti alamat.

• Gunakan formulir online jangan gunakan email untuk menghubungi para pelanggan untuk disimpan dalam database anda.

• Gunakan registrasi untuk memainkan permainan atau untuk mendapatkan keuntungan dari tawaran khusus sebagai salah satu cara untuk mengumpulkan informasi. Ingatlah agar menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang informasi demografi yang nantinya berguna bagi anda.

e. Menggunakan Database Berbasis Komputerisasi

Ada banyak sekali ragam informasi yang ada dalam perpustakaan umum atau online;

kebanyakan dari sumber tersebut juga menawarkan akses menuju database berbasis computerisasi sebagai bayarannya. Dengan mengumpulkan data pada perusahaan tertentu (misalnya firma elektronik yang memroduksi kaset video) atau area geografis tertentu (misalnya firma yang pindah ke suatu negara bagian atau kota), anda akan belajar mengenai perusahaan yang mengembangkan operasi. Informasi semacam ini berharga bagi toko-toko kecil, bisnis- bisnis jasa, grosiran, dan manufaktur dalammemilih pasar target dan strategi pemasaran mereka.

Gambar

Tabel Tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan masalah pemasaran
GAMBAR 2 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN ALIRAN INFROMASI YANG DIHASILKAN
GAMBAR 4 PROSES AKUNTANSI
GAMBAR 5 PENGGOLONGAN AKUN
+7

Referensi

Dokumen terkait

branding wisata pemandian air panas Padusan sebagai upaya meningkatkan brand awareness ini, promosi dilakukan dengan menggunakan mix media , yaitu meliputi media ATL ( billboard

Tarif/harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jasa pariwisata pemandian air panas. Artinya semakin tinggi tarif/harga objek wisata maka permintaan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Strategi Komunikasi Pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung serta hal-hal yang menjadi

Atas dasar hal-hal tersebut maka perancangan branding untuk wisata pemandian air panas Padusan Pacet ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan brand awareness,

Penulis mengambil awal tahun 1980 karena pada tahun tersebut objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah di kenal banyak orang, dan beberapa masyarakat

disimpulkan bahwa hasil rekapitulasi dari tanggapan pengunjung terhadap potensi objek wisata pemandian air panas sungai pinang kecamatan hulu kuantan kabupaten

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pemandian Air Panas Hapanasan Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau memiliki dua sumber air panas yang dijadikan sebagai lokasi objek wisata unggulan..

Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pengelola, masyarakat sekitar dan intansi terkait dari Obyek Wisata Air Panas Penatahan Tabanan yang nantinya memberikan