IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJA BETON DAN
PENGENDALIAN DENGAN JSA Ilham Ramadhan Wijaya Naufal Ilham Saputra
Much. Rafi Wahyu Pratama
Bagus Apriyan T A Muhammad Yasir R A
2440017003
2440020007
2440020013
2440020015
2440020027
LATAR
BELAKANG
PROSES PRODUKSI PEMBUATAN BETON
JOB SAFETY ANALYSIS
POTENSI
BAHAYA
LATAR BELAKANG
Menurut SNI-2847-2013 beton (Concrete) adalah campuran semen Portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan (adimixture). Beton dibentuk oleh pengerasan campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah atau kerikil).
Campuran dari bahan susun (semen, pasir, kerikil, dan air) yang masih plastis ini
dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk mempercepat reaksi hidrasi campuran
semen-air, yang menyebabkan pengerasan beton.
01 02 03
PROSES PRODUKSI
PEMBUATAN BETON
Pencampuran dan
Pengadukan Bahan Dasar Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur berdasarkan standar SNI 7394: 2008. Contohnya saja beton mutu K 125 komposisi materialnya terdiri dari semen 276 kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012 kg, dan air 215 kg. Beton mutu K 125 adalah beton klas E yang dipakai untuk konstruksi lantai dasar.
Setelah diaduk beton cair yang jumlahnya sedikit
dapat diangkut
menggunakan ember namun jika jumlahnya
banyak biasanya
menggunakan truk beton atau dipompa menuju ke tempat pembetonan.
Pengangkutan Pemindahan Adukan Beton
Proses penuangan harus dilakukan dengan cepat sehingga adukan beton selalu dalam kondisi plastis dan dapat mengalir dengan lancar sampai ke rongga antara tulangan. Penuangan ini mulai dari sudut-sudut bekisting terendah. Adukan beton tak boleh dimasukkan ke bekisting dengan jarak lebih dari 2 m. Jika melebihi jarak maksimum 2 m, maka dapat mengakibatkan segregasi.
Gunakan tremi atau corong bila jarak melebihi tinggi maksimum.
Penuangan Adukan Beton
04 05 06
PROSES PRODUKSI
PEMBUATAN BETON
Pemadatan Adukan Beton
Pemadatan ini dilakukan segera setelah proses penuangan selesai dilakukan dan adukan beton masih dalam keadaan plastis. Pemadatan bisa dilakukan dengan menusuk- nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran. Saat ini sudah tersedia alat bantu yang secara khusus dirancang untuk mempercepat proses pemadatan beton. Alat bantu yang disebut vibrator beton atau concrete vibrator ini mampu menghasilkan getaran ke seluruhan permukaan beton pada radius tertentu sehingga adukan beton benar-benar padat tanpa ruang udara yang terjebak.
Pemerataan Adukan Beton
Jika proses pemadatan beton telah selesai dilakukan, pekerjaan dilanjutkan
dengan meratakan
permukaan beton. Secara sederhana, proses perataan permukaan beton bisa
dilakukan dengan
menggunakan cetok dan juga papan perata.
Sementara itu untuk meratakan permukaan lantai cor dengan cepat, dapat digunakan alat bantu seperti power trowel. Alat bantu ini berfungsi meratakan permukaan lantai cor dalam kondisi kering 75%.
Perawatan Beton
Tahapan akhir dalam pengolahan beton yakni perawatan beton.
Perawatan ini perlu dilakukan agar proses reaksi semen dan air berlangsung dengan baik. Adapun perawatan yang dikerjakan adalah dengan menjaga supaya
permukaan beton tetap lembab hingga proses reaksi mencapai waktu yang ditentukan yakni kurang lebih 28 hari.
POTENSI BAHAYA
Ketidaksadaran
Akan Keselamatan Terhirup Debu/Serbuk
Cement
Keluhan MSDs Pada Pemasangan Kerangka Beton
Pekerja Terpleset/Ter
jatuh
Terpotong/Terb aret/Tertusuk Benda Tajam
Material
Concerete Burns Luka Bakar Karena
Logam Panas Saat Pengerjaan Tulangan, dll
Kebisingan yang Berlebihan