• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Logam ferro dan Non ferro

N/A
N/A
aboo

Academic year: 2023

Membagikan "Identifikasi Logam ferro dan Non ferro"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I. Bahan Bacaan :

Syamsul Arifin, Drs,1977, Ilmu Logam jilid 1, Dosen FKT – IKIP Padang, Ghalia Indonesia, Jakarta.

II. Bacaan Tambahan : III. Pertanyaan Kunci :

Ketika membaca bagian bahan ajar ini, gunakanlah pertanyaan- pertanyaan berikut untuk memandu mahasiswa :

1. Jelaskan system angka dan huruf untuk baja!

2. Jelaskan system kode/warna untuk baja !

3. Jelaskan system angka dan huruf untuk logam non ferro!

4. Sebutkan beberapa sifat baja yang digunakan sehari-hari!

IV. Tugas :

Pelajari pembahasan tentang system angka dan huruf, kode/warna untuk bahan baja dan logam non ferro serta sifat baja yang digunakan sehari- hari!

SESI/PERKULIAHAN: 6,7

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu mengenal standard system penomoran pada logam ferro dan logam non ferro

Deskripsi Singkat : Dalam uraian pokok bahasan ini, mahasiswa akan mempelajari mengenai identifikasi logam ferro dan non ferro. Pada bagian awal, mahasiswa akan diberikan materi standarisasi yang digunakan untuk bahan logam ferro dan non ferro, dilanjutkan dengan materi tentang system penomoran logam ferro dan non ferro dan diakhiri dengan sifat-sifat baja yang digunakan sehari-hari.

Pokok Bahasan : Identifikasi Logam ferro dan Non ferro

(2)

BAB III

IDENTIFIKASI LOGAM FERRO DAN LOGAM NON FERRO

Pada dua bab sebelumnya, kita telah membahas tentang bahan logam dan non logam juga mengenai proses pembuatan baja, proses pembuatan besi tuang dan besi tempa. Pada bab ini, kita akan membahas secara detail tentang identifikasi logam ferro dan logam non ferro. Selanjutnya diakhiri dengan materi sifat-sifat baja yang digunakan sehari-hari.

(Dosen menanyakan kepada mahasiswa perihal pemahaman mahasiswa tentang identifikasi bahan).

Apakah ada diantara kalian yang sudah pernah mendengar mengenai bahan logam ferro dan non ferro? Saya beri kesempatan tiga orang yang mau mengemukakan pemahaman tentang bahan tersebut!

(Tiga orang mahasiswa memaparkan pemahamannya tentang identifikasi bahan logam ferro dan non ferro, sifat-sifat baja yang digunakan sehari-hari)

Pembahasan tentang identifikasi logam ferro dan logam non ferro akan dibagi dua bagian yaitu : system angka dan huruf, selanjutnya tentang kode/warna dari bahan logam ferro dan non ferro.

3.1 PENDAHULUAN

(3)

Sistem Standarisasi Material

Standarisasi Material merupakan aturan yang diperlakukan oleh asosiasi, institusi negara yang memproduksi material meliputi pengaturan, cara penulisan, pengelompokan material, klasifikasi, seri dari suatu material. Dengan adanya standarisasi material pada teknologi, industri dan masyarakat mendapatkan pemahaman dan persepsi yang sama terhadap material. Dengan adanya standar yang jelas, semua kalangan akan mendapatkan jaminan yang sesuai tentang material. Sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, atau salah mengartikan tentang material yang sudah disepakati. Beberapa standar material lahir dari negara – negara yang memiliki teknologi yang sangat kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, dan Belanda. Berikut ini beberapa standar yang diberlakukan untuk jenis material logam :

 ASTM ( American System for Testing Material )

 AISI ( American Iron and Steel Institute )

 UNS ( Unifield Numbering System )

 AA ( Aluminium Association )

 SAE ( Society Automotive Engineering )

 DIN ( Deutches Institut fur Normung )

 JIS ( Japan Industrial Standard )

Pemberian standard baja karbon diperuntukkan menggolongkan baja karbon berdasarkan komposisi kimia, penetapan standarisasi baja karbon menurut American Iron and Steel Institut (AISI) dan Society of Automotive Enginers (SAE) mempergunakan nomor atau angka dan huruf. Adapun cara yang ditentukan AISI dan SAE dalam menetapkan standarisasi baja karbon sebagai berikut :

A. Sistem Angka

a. Angka pertama menunjukkan jenis-jenis baja, misalnya : xxxx.

 1xxx, penggunaan baja karbon.

3.2 PENYAJIAN

(4)

 2xxx, baja karbon dengan paduan nikel.

 3xxx, baja karbon dengan paduan nikel dan chrom.

 4xxx, baja karbon paduan molybdenum.

b. Angka yang kedua, mengartikan persentase paduan baja yang mendekati, contoh AISI dan SAE 23xx adalah mengartikan baja karbon dengan paduan nikel dan dengan campuran nikel kira – kira 3%

c. Dua angka terakhir pada penomeran, menunjukkan jumlah persentase karbon yang mendekati, contoh pembacaan :

 AISI – SAE 1045 merupakan baja karbon dengan karbon 0,45%.

 AISI – SAE 3395 merupakan baja karbon dengan kandungan paduan nikel – chrom dengan campuran nikel chrom 3 % dan kandungan karbon sebesar 0,95%.

B. Sistem Huruf

Huruf pertama memberikan arti pada proses melting yang digunakan dalam proses peleburan pada pembuatan baja, yaitu sebagai berikut :

 Huruf A, untuk baja karbon yang diproduksi dari dapur Siemens Martin.

 Huruf B, untuk baja karbon yang diproduksi dari dapur Bessemer.

 Huruf C, untuk baja karbon yang diproduksi dari dapur Open Heat untuk baja karbon basa.

 Huruf D, untuk baja karbon yang diproduksi dari dapur Open Heat untuk baja karbon asam.

 Huruf E, untuk baja karbon yang didapatkan dari dapur listrik.

Tabel 1

Klasifikasi baja AISI – SAE

(5)

C.

Sistem Kode/Warna

Cara lain untuk menentukan perbedaan jenis baja adalah dengan memberikan warna yang berbeda-beda. Pemberian warna ini dilakkan dengan cat, dimana pada sebuah baja diberikan kode warna pada bagian ujungnya dan Jenis Baja dan Presentase Campuran AISI – SAE I. Baja Karbon

1. Baja karbon tidak mengandung sulfur (S) 2. Baja karbon mengandung S (free machining) 3. Baja karbon mengandung S dan P

10 XX 11 XX 12 XX

II. Baja Campuran Rendah 1. Baja mangan (1,75 Mn) 2. Baja nikel : a. 3,50 Ni

b. 5,00 Ni

3. Baja nikel-chrom : a. 1,25 Ni – 0,65 Cr b. 3,50 Ni – 1,55 Cr 4. Baja molybdenum (0,25 Mo)

5. Baja chrom-molybdenum

(0,50 – 0,95 Cr – 0,12 – 0,20 Mo) 6. Baja nikel – molybdenum ;

a. 1,55 – 1,80 Ni – 0,20 – 0,25 Mo b. 3,50 Ni – 0,25 Mo

7. Baja chrom-nikel-molybden :

a. 1,80 Ni – 0,50 – 0,80 Cr – 0,25 Mo b. 1,05 Ni – 0,45 Cr – 0,20 Mo c. 0,55 Ni – 0,50 – 0,65 Cr – 0,20 Mo d. 0,55 Ni – 0,50 Cr – 0,20 Mo e. 3,25 Ni – 1,20 Cr – 0,12 Mo f. 1,00 Ni – 0,80 Cr – 0,25 Mo 8. Baja chrom : a. 0,28 – 0,40 Cr

b. 0,80; 0,90; 0,95; 1,00; - 1,05 Cr 9. Baja chrom-carbon (0,50; 1,00 – 1,45 Cr – 1,00 C) 10. Baja chrom – vanadium (0,80 – 0,95Cr–0,10 – 0,15Va) 11. Baja mangan-silicon (0,85 Mn – 2,00 Si)

13 XX 23 XX 25 XX 31 XX 33 XX 40 XX 41 XX 46 XX 48 XX 43 XX 47 XX 86 XX 87 XX 93 XX 98 XX 50 XX 51 XX 5 XXXX 61 XX 92 XX III. Baja Tahan Karat dan Tahan Panas

1. Baja chrom-nikel-mangan (austenite) 2. Baja chrom-nikel (austenite)

3. Baja chrom (martensit) 4. Baja chrom (ferit) 5. Baja chrom rendah

2 XX 3 XX 4 XX 4 XX

5 XX

(6)

pada baja yang lainnya diberikan kode warna cat pada seluruh batangnya atau pada kartu yang diikatkan pada baja diberikan kode warna dengan cat. Apabila untuk menentukan perbedaan jenis baja ini sudah menggunakan kode warna, maka sebaiknya untuk baja karbon tinggi (H.C.S) diberikan cat berwarna merah.

IDENTIFIKASI LOGAM NON FERRO

Dalam hal ini, non ferro yang sangat penting untuk dipahami adalah Aluminium. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium.

Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced).

Menurut ASA (American Standard Association), paduan aluminimum diberi penandaan seperti pada tabel 2.

Tabel 2

Penandaan Paduan Aluminium

Bahan Penandaan

Aluminium, kemurnian minimum 99%

Paduan yang mayoritas terdiri dari : Tembaga

Mangan Silikon Magnesium

Magnesium dan Silikon Seng

Lain-lain

Seri-seri yang digunakan

1 x x x 2 x x x 3 x x x 4 x x x 5 x x x 6 x x x 7 x x x 8 x x x 9 x x x

Contoh :

1. Penandaan 1045 untuk aluminium tempa, berarti : a. 1xxx menunjukkan kemurnian aluminium 99%

b. x0xx tidak ada pemeriksaan terhadap sisa pengotoran 1% - 0,45%

= 0,55%

(7)

c. xx45 menunjukkan 99,45% bahan tersebut terbuat dari aluminium.

2. Penandaan 6050 untuk aluminium tempa, berarti :

a. 6xxx menunjukkan aluminium dengan campuran mayoritas Mg dan Si

b. x0xx tidak ada pemeriksaan terhadap pengotoran 1% - 0,5% = 0,5%

c. xx50 menunjukkan bahan tersebut terbuat dari paduan magnesium dan silicon 99,5%.

SIFAT-SIFAT BAJA YANG DIGUNAKAN SEHARI-HARI

Baja yang dihasilkan dari dapur-dapur baja (convertor Bessemer/Thomas, dapur Siemens Martin, dapur listrik dan sebagainya) disebut juga baja karbon yaitu paduan besi dengan karbon, sedangkan unsur-unsur lainnya seperti : P dan S tetap tercampur di dalamnya tetapi dalam jumlah minimum dan unsur Si dan Mn dimasukkan/bercampur dalam jumlah yang sedikit untuk memperbaiki sifat-sifat baja karbon tersebut. Adapun pembagian jenis-jenis baja adalah sebagai berikut : A. Baja Karbon

Baja karbon adalah suatu baja yang mengandung karbon sampai/maksimum kira-kira 1,7% C. baja karbon ini dapat dibagi 3 bagian, yaitu :

1. Baja karbon rendah

Baja karbon (mild steel) mengandung karbon antara 0,10% - 0,30% C (10 – 30 point). Setiap 1 ton (2000 pound) baja karbon rendah mengandung/berisi 20 – 60 pound karbon. Baja karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam bentuk plat-plat baja, baja-baja trip dan baja- baja batang/profil. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan/dijadikan baja-baja sebagai berikut :

- Baja karbon rendah yang mengandung 0,04% - 0,10% C dijadikan baja-baja plat/strip.

(8)

- Baja karbon rendah yang mengandung 0,05% C digunakan untuk keperluan badan-badan kendaraan. Baja ini mempunyai kekuatan tarik kira-kira 55.000 lb/inch2 dan setelah digilas/dirol dalam keadaan dingin dapat mencapai kekuatan tarik sampai 96.000 lb/inch2.

- Baja karbon rendah yang mengandung 0,15% - 0,25% C digunakan untuk konstruksi jembatan, bangunan atau dijadikan baja-baja konstruksi

- Baja karbon rendah yang mengandung 0,20% - 0,30% C digunakan untuk membuat baut-baut dan paku-paku keeling atau untuk keperluan konstruksi.

Baja karbon rendah ini mempunyai sifat yang mudah dikerjakan mesin ataupun ditempa dank arena itu baja karbon ini disebut juga baja tempa atau baja mesin/alat-alat perkakas.

a. Baja karbon sedang (medium)

Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,30% - 0,60% karbon (30 – 60 point) dan setiap 1 ton baja karbon ini mengandung karbon antara 60 – 120 pound (30 – 60 kg).

Baja karbon ini banyak digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian-bagaian mesin. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka karbon ini dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

- Mengandung 0,40% C digunakan untuk keperluan industry kendaraan misalnya untuk bahan membuat baut-baut/mur-mur, poros engkol, batang-batang torak/poros-poros dan lain sebagainya.

- Mengandung 0,50% C dipergunakan untuk membuat roda-roda gigi, martil, clamp (alat penjempit).

- Mengandung 0,55% - 0,60% C dipergunakan untuk membuat pegas-pegas.

b. Baja karbon tinggi (H.C.S)

(9)

Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,70% - 1,30% (70 – 130 point) dan setiap 1 ton mengandung karbon antara 140 – 260 pound (70 – 130 kg). Baja karbon ini banyak dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengalami panas (heat treatment). Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, maka baja karbon ini dapat digunakan untuk hal- hal sebagai berikut :

- Mengandung kira-kira 0,95% C dipergunakan untuk keperluan pembuatan pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti : landasan, martil, gergaji dan alat-alat potong.

- Mengandung karbon 1% - 1,5% dipergunakan untuk keperluan pembuatan kikir, pisau-pisau cukur, mata-mata gergaji dan peluru- peluru untuk bantalan peluru.

Didalam perdagangan baja-baja karbon tersebut adalah murah tetapi baja karbon ini mempunyai sifat-sifat yang buruk yaitu : makin tinggi mengandung karbon, maka sifat baja karbon ini making getas dan pengerasan baja kurang dapat merata, sehingga apabila dipergunakan untuk benda kerja yang besar-besar, pengerasannya menjadi sulit. Untuk memperbaiki kualitas dan sifat-sifat baja karbon ini, maka biasanya dicampur dengan unsur-unsur yang lain misalnya mangan, nikel dan sebagainya, tetapi harga baja-baja paduan akan menjadi mahal karena memerlukan pengolahan yang khusus.

B. Baja Campuran (Alloy Steel)

Baja campuran adalah hasil penambahan unsur-unsur lain di dalam baja karbon yang akan mempengaruhi sifat-sifat kekerasan, keliatan (elastis) keadaan pembekuan dan komposisi kimia dari pada baja karbon, sehingga membuat baja karbon berkualitas tinggi. Penambahan unsur-unsur di dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih dan tergantung dari pada karakteristik atau sifat-sifat baja karbon yang dibuat. Unsur-unsur yang ditambahkan ke dalam baja karbon adalah : nikel, chrom, mangan, silicon, tungsten, vanadium, molybdenum, cobalt. Penambahan unsur-unsur tersebut membuat sifat-sifat dan karakteristik baja karbon sebagai berikut :

- Nikel

(10)

Penambahan nikel pada baja karbon akan membuat sifat baja karbon menjadi bertambah liat dan kuat (tahan terhadap tarikan). Disamping itu juga mencegah baja karbon terhadap karatan (tahan karat).

- Chromium

Penambahan unsurm ini pada baja karbon membuat sifat baja karbon bertambah keliatan, kekerasan dari pada baja karbon dan bersifat mencegah kerusakan (tahan aus). Untuk dipergunakan sebagai bahan roda-roda gigi dan poros-poros seringkali/sebaiknya ditambahkan unsur nikel, sehingga menjadi baja chrom-nikel dan baja campuran ini kekuatannya sangat baik dan tahan karat.

- Mangan

Penambahan unsur ini membuat hasil pekerjaan/produksi lebih bersih/kilat dan juga menambah kekuatan dan ketahanan panas dari pada baja karbon.

- Silicon

Penambahan unsur ini membuat baja karbon menjadi lebih elastic dan sangat baik dipergunakan untuk membuat pegas-pegas.

- Tungsten

Penambahan unsur ini sangat penting apabila ditambahkan dengan unsur chrom, vanadium, molybdenum atau mangan untuk dijadikan baja potong cepat (H.S.S) yang dipergunakan untuk pahat-pahat potong (cutting tools).

Baja tungsten tahan terhadap panas yang tinggi pada waktu bekerja memotong.

- Molybdenum

Penambahan unsur ini membuat baja menjadi liat dan menambah tinggi kekuatan baja. Salah satu campuran baja potong cepat (H.S.S) terbuat dari baja molybdenum, sehingga baja tetap liat pada temperatur yang tinggi.

- Vanadium

Penambahan unsur ini memperbaiki butir-butir baja atau susunan butir-butir baja menjadi halus. Apabila dicampur dengan chrom membuat baja karbon menjadi baja chrom-vanadium dan membuat baja menjadi lebih kuat dan

(11)

lebih tahan akan keausan. Roda-roda gigi dan batang penggerak sangat baik dibuat dari baja chrom-vanadium

- Cobalt

Penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan (keras pada waktu panas sampai panas merah) dan sifat tahan akan keausan. Baja cobalt sangat banyak dipergunakan untuk konstruksi pesawat terbang/super sonic atau untuk konstruksi yang tahan panas/temperatur tinggi dan tahan aus.

C. Baja alat-alat perkakas

Pemakaian baja alat-alat perkakas ini sangat luas dalam pemakaiannya. Baja ini mengandung karbon antara 0,85% - 095% dan baja alat-alat perkakas ini biasanya dicampur dengan sedikit vanadium. Baja ini dapat dipergunakan untuk ujung/mata alat-alat potong seperti : mata bor, reamer, pisau frais (cutter), mata- mata pahat dan sebagainya.

Baja ini dapat dikeraskan melalui penyepuhan dengan pendinginan air, udara dan minyak, dimana pada saat ini banyak dilakukan dengan pendinginan dengan udara dan minyak. Baja ini setelah dicampur dengan unsur-unsur lain dapat dijadikan baja potong cepat (H.S.S) yang dapat membuat penyayatan/pemakanan yang lebih dalam pada kecepatan tinggi dan dalam waktu yang lama (2-3 jam lebih lama dari baja karbon). Adapun sebabnya baja ini berkemampuan demikian karena baja ini mempunyai sifat red hardness yaitu kesanggupan mempertahankan kekerasan pada suhu yang tinggi dan tahan terhadap gesekan yang tinggi.

Di dalam perkembangan produksi banyak dipergunakan pahat-pahat potong yang terbuat dari cemented carbide dan keramik tetapi pemakaian pahat potong cepat (H.S.S) masih tetap termasuk golongan besar atau memegang peranan penting dalam penggunaan pahat-pahat potong.

D. Besi Tuang

Besi tuang mengandung karbon antara 2% - 4% dan sifat-sifatnya tergantung dari kemurnian campuran unsur-unsur yang terbentuk di dalamnya. Pembuatan besi tuang ini dengan biaya yang murah, sehingga harganya murah tetapi cepat

(12)

rusak/patah karena baja ini sangat rapuh/getas dan tidak dapat dibentuk. Baja tuang ini sangat banyak dipergunakan untuk peralatan-peralatan mesin yang berat.

Besi tuang ini dapat dijadikan besi tuang yang dapat ditempa dengan cara melunakkan kulit besi tuang. Adapun cara melunakkan kulit besi tuang dapat dilakukan sebagai berikut : besi tuang dimasukkan ke dalam kotak yang berisi serbuk Fe2O3, dibakar dengan temperatur 900oC selama 7 – 10 hari, sehingga terjadi pembebasan O2 dari Fe2O3 dan O2 akan bersenyawa dengan C dari Fe3C.

Akibat pembakaran ini kulit dari besi tuang akan menjadi lunak, sehingga dapat digunakan menjadi besi tuang yang dapat ditempa.

E. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Baja yang bersifat memberikan perlawanan terhadap karat dinamakan baja tahan karat. Untuk membuat baja tahan karat perlu ditambahkan unsur chromium pada baja dan penambahan chrom kira-kira 12%. Dalam garis besar baja tahan karat dibagi atas 3 golongan yaitu : baja tahan karat ferrit, Martensit (Heat Treatable), Austenit.

-Baja tahan karat ferrit

Baja tahan karat ini mengandung chrom antara 11,5% - 27% dan disamping itu juga mengandung unsur-unsur Ni, C, Al dan N. Baja ini tidak dapat dikeraskan dan bersifat magnetis

-Baja tahan karat martensit

Baja tahan karat ini mengandung karbon sangat rendah dan mengandung chrom sekitar 11,5 % - 18% dan disamping itu mengandung unsur Ni, Mo. Baja ini bersifat magnetis dan memperoleh kekerasan sewaktu didinginkan secara perlahan-lahan dari temperature yang tinggi.

-Baja tahan karat austenite

Baja tahan karat ini mengandung chrom sekitar 16% - 26% dan disamping itu mengandung unsur-unsur C, Ni, Mo, Ti, Cb, Na, Mn dalam jumlah yang terbatas.

Baja ini bersifat tidak magnetis jika didinginkan secara perlahan-lahan dari temperatur ± 900oC (annealed) dan pengerasannya dilakukan pada waktu dikerjakan dingin.

(13)

A. TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksud AISI-SAE 304 pada standarisasi dan system penomoran baja?

2. Jelaskan cara lain selain system standarisasi dan penomoran untuk dapat mengetahui sifat atau jenis suatu baja!

3. Apa yang dimaksud dengan 1065 pada bahan logam non ferro?

4. Sebutkan 3 golongan yang termasuk baja tahan karat!

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. AISI-SAE 304 memiliki arti bahwa bahan termasuk baja tahan karat nikel- chrom dengan kandungan karbon sebear 4%.

2. Cara lain untuk dapt mengetahui sifat atau jenis suatu baja ialah dengan cara memberikan warna yang berbeda-beda. Pemberian warna ini dilakukan dengan cat, dimana pada sebuah baja diberikan kode warna pada bagian ujungnya dan pada baja yang lainnya diberikan kode warna cat pada seluruh batangnya atau pada kartu yang diikatkan pada baja diberikan kode warna dengan cat. Apabila untuk menentukan perbedaan jenis baja ini sudah menggunakan kode warna, maka sebaiknya untuk baja karbon tinggi (H.C.S) diberikan cat berwarna merah.

3. Penandaan 1065 untuk aluminium tempa, berarti : a. 1xxx menunjukkan kemurnian aluminium 99%

3.3 PENUTUP

(14)

b. x0xx tidak ada pemeriksaan terhadap sisa pengotoran 1% - 0,45% = 0,55%

c. xx65 menunjukkan 99,65% bahan tersebut terbuat dari aluminium.

4. Tiga golongan yang termasuk baja tahan karat adalah : a. Baja tahan karat Ferrit

b. Baja tahan karat Martensit c. Baja tahan karat Austenit

UMPAN BALIK

Ada empat hal mendasar yang harus diketahui oleh mahasiswa agar dapat mencapai tujuan instruksional khusus untuk pokok bahasan ini.

1. Mahasiswa dianggap mengerti tentang standarisasi dan penomoran ppada bahan baja, jika dapat menjawab soal no.1 dengan benar. Tingkat pemahaman mahasiswa sesuai dengan kelengkapan dari soal yang dijawab.

2. Mahasiswa dianggap mengerti cara lain yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi suatu bahan logam ferro (baja), jika dapat menjawab soal no.2 dengan benar.

3. Mahasiswa dapat dianggap memahami tentang bahan dari logam non ferro jika dapat menjawab soal no.3 dengan benar.

4. Pemahaman mahasiswa tentang sifat-sifat baja yang digunakan sehari-hari dapat dilihat dari jawaban untuk soal no.4.

TINDAK LANJUT

1. Soal ini seharusnya bisa dijawab oleh mahasiswa. Mahasiswa yang tidak bisa menjawab dengan sempurna, hendaknya mencermati kembali materi tentang

“Standarisasi dan Sitem Penomoran pada Baja”.

2. Bila mahasiswa tidak dapat menjawab soal no.2 dengan tepat, maka mahasiswa tersebut harus mengulangi materi tentang “Cara lain untuk mengetahui jenis baja”.

(15)

3. Selain bahan logam ferro, bahan logam non ferro mempunyai standarisasi yang perlu untuk diketahui oleh mahasiswa. Bila soal no.3 tidak dapat dijawab dengan benar, maka mahasiswa harus memantapkan materi tersebut.

4. Materi tentang sifat-sifat baja yang digunakan sehari-hari harus diulang kembali untuk dipelajari bila soal no.4 tidak dapat dijawab dengan sempurna.

Daftar pustaka yang digunakan pada pokok bahasan ini adalah :

1. Syamsul Arifin,Drs,. 1977, Ilmu Logam, Ghalia Indonesia, Jakarta.

AISI : American Iron and Steel Institut SAE : Society of Automotive Engineers Stainless steel : Baja tahan karat

ACSR : Aluminium Conductor Steel Reinforced ACAR : Aluminium Conductor Alloy Reinforced H.C.S : baja karbon tinggi

H.S.S : baja potong cepat Alloy Steel : baja campuran Mild stell : baja karbon

3.4 DAFTAR PUSTAKA

3.5 SENERAI

Referensi

Dokumen terkait

baik, memiliki kekuatan yang tinggi dan biaya produksi yang murah.. Material baja karbon adalah bahan material yang sering

PENGARUH PRE-STRAIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PENGELASAN LOGAM BERBEDA ANTARA BAJA TAHAN KARAT.. DAN

Pengujian material yang digunakan dalam penelitiian analisis pengaruh pengelasan listrik terhadap sifat mekanik baja karbon rendah dan baja karbon tinggi,digunakan dengan beberapa

Baja karbon tinggi ini sulit diberi perlakuan panas untuk meningkatkan sifat kekerasannya, hal ini dikarekan baja karbon tinggi memiliki jumlah martensit yang

Baja karbon ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan baja karbon rendah, baja karbon sedang memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan tingkat kekerasan yang lebih

Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam bukan besi

Sifat baja berubah sesuai dengan kondisi pembuatan baja dan metode perlakuan panas. Sifat mekanis dari baja besar perbedaannya sesuai dengan kandungan

ledeburit, terdiri sejumlah karbon dan unsure- unsur pembentuk karbit Cr, W, Mn, Ti, Zr Penggunaan Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan : ● Baja