Identifikasi + faktor penyebab
Pengukuran kadar debu dilakukan pada 5 pekerja bagian produksi di PT Bintang Manunggal Persada dengan menggunakan personal dust sampel. Hasil dari pengukuran berat debu total tersebut didapatkan bahwa sampel A sebesar 0,667 mg/m3, sampel B sebesar 2,167 mg/m3, sampel C sebesar 0,25 mg/m3, sampel D sebesar 11,33 mg/m3, dan sampel E sebesar 0,833 mg/m3. Dari 5 pekerja yang diukur, didapatkan sampel bahwa ada 1 orang memiliki jumlah kadar debu yang masuk melalui pernapasan melebihi NAB ≥ 3,0 mg/m3. Hal tersebut dapat terjadi pada pekerja karena bekerja mondar-mandir pada lokasi produksi selama kurang lebih 8 jam per hari. Dimana pada proses produksi dilapangan setiap hari debu terlihat terbang di udara akibat aktivitas peralatan proses produksi dan pergerakan kendaraan yang mengangkut batuk ekrikil keluar masuk area tambang.
Patogenesis
Adanya aktivitas peralatan dan pengangkutan material di area PT Bintang Manunggal Persada mengakitkan adanya partikel debu. Partikel debu yang bertebangan diudara dengan kurun waktu tertentu akan terhirup oleh pekerja saat bernapas dan masuk ke inhalasi pernapasan.
Partikel debu yang memiliki ukuran 1 hingga 3 mikron akan masuk ke dalam paru-paru manusia kemudian menempel pada alveoli (Khairina, 2019). Apabila pekerja secara terus- menerus setiap harinya selama 8 jam per hari menghirup partikel debu tersebut maka akan terjadi penumpukan yang dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Gejala Dampak
PT Bintang Manunggal Persada mengolah bongkahan batu gunung yang dijadikan batu berukuran kecil berupa batu abu sehingga secara kasat mata tampak jelas debu berterbangan di udara. Akibat dari partikel debu di udara menyebabkan pekerja pada bagian produksi memiliki gangguan iritasi pada mata dan sesak nafas. Apabila paparan debu dalam waktu yang lama akan mengalami penumpukan dan menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan obstruktif, mengurangi kemampuan eksprirasi, dan mengurangi kemampuan paru-paru dalam menghirup udara pada pekerja. Selain itu, debu yang dihasilkan oleh aktivitas kendaraan keluar masuk produksi dapat menjadi pencemar di udara lingkungan perusahaan maupun sekitar perusahaan.
(Sunuh and Subagyo, 2022)
Khairina, M. (2019) ‘The Description of CO Levels, COHb Levels, And Blood Pressure of Basement Workers X Shopping Centre, Malang’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), pp. 150–157. Available at: https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.150-157.
Sunuh, H. and Subagyo, I. (2022) ‘Gambaran Kadar Debu Respirabel pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Bintang Manunggal Persada Kelurahan Buluri Kota Palu’, Banua:
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1), pp. 1–6. Available at:
https://doi.org/10.33860/bjkl.v2i1.1223.