PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Penelitian ini kemudian berfokus pada peran BMT dalam menunjang kegiatan perekonomian masyarakat lapisan menengah ke bawah yang bergerak di bidang perdagangan, yang memperoleh kemudahan dari BMT UGT Sidogiri untuk memperoleh pembiayaan tanpa agunan yang dikenal dengan istilah Multiguna Tanpa Agunan (MTA). Produk Multiguna Tanpa Agunan (MTA) produk pembiayaan yang diproses dengan cepat, oleh karena itu produk ini merupakan produk yang sangat digemari masyarakat. Selain bagi hasil yang kompetitif, BMT UGT Sidogiri menerapkan sistem pemungutan yang membuat nasabah semakin nyaman dengan pelayanan yang diberikan BMT UGT Sidogiri, sehingga dapat menarik simpati dan minat para pedagang kecil untuk menjadi nasabah BMT. BMT UGT Sidogiri harus memiliki keyakinan yang nyata terhadap kemampuan klien dalam melunasi kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya dan juga melakukan analisis bias dan penelitian lapangan.
Dalam pembiayaan Multiguna Tanpa Jaminan (MTA) terdapat beberapa pilihan akad antara lain akad Murabahah bil Wakalah, Ijarah Paralel, Kafalah, Hawalah dan Qordun Hasan. Namun diantara berbagai akad yang ada, akad Murabahah Bil wakalah lah yang paling banyak peminatnya. Selain dinilai mudah dilaksanakan oleh anggota, kontrak ini juga memberikan pembiayaan produktif atau tambahan modal bagi anggota. Murabahah merupakan akad jual beli, namun akad murabahah dalam pembiayaan MTA digunakan sebagai pembiayaan tambahan modal bagi anggota yang digabungkan dengan akad Wakalah.
Padahal, pada bagian penjelasan peraturan Bank Indonesia ditegaskan bahwa akad wakalah harus dibuat terpisah dari akad murabahah.4. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan ingin mengetahui tentang bentuk pelaksanaan akad Murabahah Bil Wakalah pada pemberian pembiayaan tanpa agunan pada BMT UGT Sidogiri, dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI HUKUM MURABAHAH WAKALAH PERJANJIAN PEMBIAYAAN SERBAGUNA TANPA ASURANSI (MTA) PADA BMT UGT CABANG SIDOGIR LECES.
Fokus Penelitian
Menjelaskan implementasi Pembiayaan Kontraktual Murabahah Bil Wakalah pada Pembiayaan Multi Purpose Unsecured (MTA) di BMT UGT Sidogiri. Hal ini disampaikan oleh Bpk. Zainul Fattah selaku KBS di BMT UGT Sidogiri cabang Leces. Hal ini disampaikan oleh Bpk. Zainal Fattah selaku KBS di BMT UGT Sidogiri cabang Leces.
Itu oleh Tuan. Zainul Fattah dipindahkan sebagai KBS (kepala bagian tabungan) di BMT UGT cabang Sidogiri Leces. Uraian di atas disampaikan oleh Bapak. Zainul Fattah selaku KBS (kepala bagian tabungan) pada BMT UGT cabang Sidogiri Leces. Hal tersebut disampaikan oleh Bpk. Kholilul Rohman selaku AOAP (Account Officer for Billing Analysis) pada BMT UGT cabang Sidogiri Leces.
Implementasi pembiayaan akad Murabahah Bil Wakalah pada pembiayaan Multiguna Tanpa Jaminan (MTA) di BMT UGT Sidogiri. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Misna selaku anggota pembiayaan Multiguna Tanpa Agunan di BMT UGT Sidogiri.
Tujuan Penelitan
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian unsur kemanfaatan sangat penting, oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi teoritis dan praktis. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori mengenai akad Murobahah Bil Wakalah sebagai skema pembiayaan pada lembaga keuangan syariah. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bagi akademisi atau mahasiswa terkait dengan akad Murobahah Bil Wakalah.
Dapat mendalami ilmu tentang Perbankan Syariah khususnya kontrak Murabahah Bill Wakalah dan pengalaman lapangan tentang perbankan Syariah.
Definisi Istilah
Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian wewenang dari suatu pihak kepada pihak lain. Pemberian kuasa ini harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh pemberi kuasa. Murabahah yang wakalah didasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 yaitu jika bank mewakili nasabah dalam pembelian barang dari pihak ketiga maka akad penjualan murabahah harus disimpulkan setelah barang tersebut pada prinsipnya menjadi milik bank.
Sistematika Pembahasan
Siti Aisyah (2018) “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Multiguna Tanpa Agunan pada BMT UGT Cabang Sidogiri Banjarmasin” dari hasil penelitian. 9Siti Aisyah “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Multiguna Tanpa Agunan Pada BMT UGT Sidogiri Cabang Banjarmasin”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Banjarmasin, 2018), 99. Melalui wawancara dengan pimpinan BMT UGT Sidogiri cabang Leces yang bersentuhan langsung dengan penyelenggaraan Multiguna Tanpa Agunan.
10.000/- Demikian disampaikan oleh Bapak Zainul Fattah selaku KBS cabang BMT UGT Sidogiri Leces. Pernyataan diatas senada dengan pernyataan Bapak Zainul Fattah selaku KBS (Kepala Bagian Tabungan) di BMT UGT cabang Sidogiri Leces. Pernyataan diatas sesuai dengan yang disampaikan oleh Muhammad Sa'ad selaku AOSP (Savings and Loans Account Officer) pada BMT UGT cabang Sidogiri Leces.
Hal ini disampaikan oleh Bpk. Muhammad Sa'ad sebagai AOSP (Savings and Loans Account Officer) pada BMT UGT cabang Sidogiri Lece. Bentuk pelaksanaan akad Murabahah Bil Wakalah disampaikan oleh Bapak. Zainul Fattah selaku KBS di BMT UGT Sidogiri cabang Leces.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian Teori
Pernyataan diatas sesuai dengan pengumuman untuk langsung bergabung di website resmi BMT UGT Sidogiri sebagai berikut. Dalam hal ini BMT UGT Sidogiri tidak mengetahui bentuk barang yang dibeli anggota dalam akad Murabahah. Dari berbagai wawancara yang dilakukan peneliti dan diuraikan diatas, peneliti memperoleh temuan mengenai implementasi Akad Murabahah Bil Wakalah dalam pembiayaan MTA di BMT UGT Sidogiri.
Kedua, anggota harus mengisi formulir permohonan pendanaan di BMT UGT Sidogiri dan memenuhi persyaratan pendanaan MTA yang tercantum. Keempat, keputusan menerima atau menolak pendanaan MTA akan diteruskan langsung kepada anggota, karena anggota BMT UGT Cabang Sidogiri Leces sebagian besar adalah pedagang di pasar. BMT UGT Cabang Sidogiri Leces dalam memberikan pembiayaan MTA sebaiknya lebih berhati-hati karena pembiayaan tanpa agunan mempunyai resiko kredit macet yang lebih besar.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Kualitatif tidak digunakan istilah Populasi, namun Spradley menyebutnya Situasi Sosial.Dalam Penelitian Kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan wawancara dan observasi terhadap orang-orang yang dianggap mengetahui tentang situasi sosial tersebut. Untuk memperoleh informasi yang ingin peneliti teliti mengenai pelaksanaan akad Murabahah bil Wakalah maka pengurus yang peneliti wawancarai adalah.
Sumber Data
50 Pertimbangan dalam wawancara ditujukan kepada pengelola BMT yang terlibat langsung dalam praktik pembiayaan Multiguna Tanpa Jaminan (MTA). Zainul Fattah sebagai KBS di BMT UGT Sidigiri Cabang Leces 2. Kholilur Rohman sebagai AOSP di BMT UGT Sidigiri Cabang Leces 3. Muhammad Sa'ad sebagai AOAP di BMT UGT Sidigiri Cabang Leces 4. Ibu Misna sebagai anggota di BMT UGT Sidigiri Cabang Leces. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku akad Murobahah bil Wakalah, website terkait BMT UGT Sidogiri dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul peneliti.
Teknik Pengumpulan Data
Ibu Misna merupakan anggota BMT UGT Sidogiri, beliau mengajukan pembiayaan MTA ke BMT UGT Sidogiri pada tanggal 1 Juli 2018 sebesar 1 juta dengan jangka waktu 100 hari. Tata cara pembiayaan MTA adalah: pertama, masyarakat yang ingin bertransaksi di BMT UGT Sidogiri harus menjadi anggota terlebih dahulu, baik anggota biasa maupun anggota luar biasa. Ketiga, manajemen BMT UGT Sidogiri akan melakukan analisis melalui analisis pembiayaan 5C dan prinsip kehati-hatian.
Pelaksanaan akad Murabahah Bil Wakalah pada BMT UGT Sidogiri untuk pembiayaan multiguna (MTA) tanpa jaminan dilakukan oleh BMT yang mewakili anggota yang melakukan pembelian barang untuk keperluan usaha dengan menggunakan akad Wakalah, setelah itu BMT UGT Sidogiri cabang Leces menjual kembali barang yang telah dimilikinya. telah dibeli dari anggota untuk .