• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Implementasi Pembelajaran Technological Pedagogical Content Knowledge Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Implementasi Pembelajaran Technological Pedagogical Content Knowledge Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan Volume 7, Nomor 1, Mei 2023, pp. 148 – 155

p-ISSN: 2579-499X, e-ISSN: 2579-5007

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/index

Implementasi Pembelajaran Technological Pedagogical Content Knowledge Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD

Qodri Jamalulail1*, Siti Rochmiyati2

1,2 Pendidikan Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Kota Yogyakarta,

*Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe the implementation and learning of TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) to improve the learning outcomes of grade IV elementary school IPS subjects. This research method uses qualitative disripive research methods. TPACK stands for Technological Pedagogical and Content Knowledge. In Indonesian can be interpreted as knowledge of technology, pedagogy, and content. TPACK is a framework for education researchers and practitioners, in an effort to package and develop learning models to achieve learning goals through a better process.

TPACK learning is one of the strategies that can be implemented with IPS learning in elementary school to improve learning outcomes. With TPACK-based IPS learning will provide meaningful IPS learning that has an impact on learning outcomes and a conducive learning climate. The hope is that through the Implementation of TPACK Learning (Technological Pedagogical Content Knowledge) can improve the learning outcomes of IPS Class IV elementary school subjects

Keywords: TPACK, Learning Outcomes, SD IPS Subject

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi dan pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge ) untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas IV SD. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. TPACK merupakan singkatan dari Technological Pedagogical and Content Knowledge. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pengetahuan teknologi, pedagogi, dan isi. TPACK merupakan sebuah kerangka kerja untuk peneliti dan praktisi pendidikan, dalam upaya untuk mengemas dan mengembangkan model pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran melalui proses yang lebih baik.

Pembelajaran TPACK merupakan salah satu strategi yang dapat diimplemtasikan bersama pembelajaran IPS di SD untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan pembelajaran IPS berbasis TPACK akan memberikan pembelajaran IPS yang bermakna yang berdampak pada hasil belajar maupun iklim belajar yang kondusif. Harapannya melalui Implementasi Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge ) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS Kelas IV SD.

Kata Kunci: TPACK, Hasil Belajar, Mata Pelajaran IPS SD

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan suatu proses yang membuat orang belajar. Belajar merupakan usaha untuk mengubah tingkah laku yang dilakukan melalui suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang untuk mengubah tingkah lakunya baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap maupun berbuat (Cox & Graham, 2009) . Peserta didik diharuskan mencari informasi, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan dan berlatih agar memiliki kemampuan yang bersifat permanen yang didapat

(2)

149 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

dari proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan belajar yang mana konsep ini dapat dikatakan suatu sistem. Sistem belajar tersebut mencakup beberapa komponen, diantaranya peserta didik, tujuan dalam belajar, materi yang disesuaikan dengan tujuan yang harus dicapai, fasilitas belajar untuk menunjang proses pembelajaran, serta media yang akan digunakan dan dipersiapkan. Pembelajaran dapat dicapai melalui sebuah tahap persiapan, penyampaian yang dimaksudkan untuk memperkenalkan peserta didik dengan materi belajarnya (Rahmadi, 2019).

Persiapan dalam menyampaikan materi salah satunya dengan media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan digunakan dan dipersiapkan untuk menyampaikan informasi dan memandu proses belajar pada peserta didik. Pemahaman tentang pembelajaran akan menentukan filosofi yang dianut dan media pembelajaran yang digunakan. Teknologi dan media merupakan peranan penting dalam pembelajaran. Media dapat digunakan untuk mendukung pengajaran yang terjadi di dalam kelas, pengguna utama teknologi media tersebut dalam kapasitas pengajaran yang berpusat pada peserta didik (Chai & Koh, 2011). Kebijakan sekolah yang menerapkan metode pembelajaran daring memerlukan keterampilan pada bidang IPTEK. Kurangnya kemampuan guru terhadap penguasaan IPTEK akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran daring yang diterapkan. Pada penerapan Kurikulum 2013, guru dituntut menguasai konten, pedagogi dan juga diharapkan menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Dalam mewujudkan mutu pembelajaran diperlukan kerangka kerja untuk mengembangkan teknologi, pedagogi, dan materi pembelajaran. Adapun beberapa model pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring diantaranya LSM, MOOC, Micro Learning, dan TPACK (Ambaryati, 2019).

Guru abad 21 tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan dan cara mengajarkannya. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terkini dalam bidang pendidikan, menuntut guru untuk juga memiliki pengetahuan tentang teknologi dan penggunaannya dalam belajar dan pembelajaran (Koyuncuoglu, 2021). Guru abad 21 harus memiliki pengetahuan sekaligus keterampilan dalam menggunakan berbagai perangkat teknologi baik yang tradisional maupun modern untuk memfasilitasi belajar dan meningkatkan hasil pembelajaran (Fajero et al., 2021).

Belajar pada abad ke-21 menuntut keterampilan-keterampilan yang lebih daripada kemampuan membaca, menulis, berhhitung, atau aritmatika saja, melainkan peserta didik perlu didorong agar memiliki kemampuan berpikir kritis dan peserta didik akan mampu memecahkan masalah-masalah yang kompleks dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif (Cox & Graham, 2009; Koyuncuoglu, 2021). Peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad ke-21 sangat penting dan berpengaruh dalam mewujudkan masa depan anak bangsa yang lebih baik. Guru harus mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan abad-21. Seorang guru perlu menguasai berbagai bidang diantaranya dalam hal pedagogik termasuk inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran serta mampu memanfaatkan media dan teknologi baru dalam pembelajaran (Koh & Sing, 2011).

Memasuki Era Revolusi Industri 4.0 guru harus mempunyai keterampilan ICT yang baik.

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, membuat keharusan bahwa guru harus menguasai teknologi untuk kemudian digunakan sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya ketika teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat cepat dan mulai memasuki sekolah dengan merata, dan anak-anak mulai terbiasa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam kesehariannya, sudah saatnya guru-guru mulai menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajarannya (Gunanto & Supriyadi, 2021). Akan tetapi mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di kelas merupakan tantangan yang tidak mudah dihadapi. Untuk menjawab tantangan tersebut, sebuah kerangka teoritis penting yang muncul saat ini dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru adalah Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Pemilihan teknologi pada setiap pelajaran harus tepat dan sesuai agar mencapai hasil belajar yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan belajar. Integrasi teknologi dalam pembelajaran semakin menjadi perhatian penting baik di Negara maju ataupun Negara berkembang.

Model pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran disebut dengan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang dapat membantu guru dalam memahami penerapan teknologi yang sesuai dengan konten dan teknik pembelajaran (Baran et al., 2011).

(3)

150 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

Ide dari Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) muncul secara formal pada jurnal pendidikan tahun 2003 dan mulai ramai diperbincangkan tahun 2005 yang awalnya disingkat TPCK namun berganti menjadi TPACK untuk memudahkan dalam pengucapannya. TPACK merupakan singkatan dari Technological Pedagogical and Content Knowledge. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pengetahuan teknologi, pedagogi, dan isi. TPACK merupakan sebuah kerangka kerja untuk peneliti dan praktisi pendidikan, dalam upaya untuk mengemas dan mengembangkan model pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran melalui proses yang lebih baik (Rahmadi, 2019).

Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) diartikan sebagai pengetahuan tentang kemampuan guru dalam menggunakan teknologi yang didasarkan pada analisis karakter materi dan analisis pada aspek pedagogik. TPACK merupakan penggabungan antara teknologi, pedagogik, dan konten yang diterapkan sesuai dengan konteks dalam pembelajaran. Penggabungan tersebut harus dikuasai semuanya oleh seorang guru. Kerangka TPACK menjelaskan tiga pengetahuan yang ditambah dengan unsur teknologi, yaitu Technological Knowledge (TK), Technological Content Knowledge (TCK), dan Technological Pedagogical (TP). Ketiga pengetahuan serta teknologi tersebut penting dimiliki seorang guru, karena mempengaruhi cara mengajar suatu materi. Kemampuan seorang guru saat mengajar dipengaruhi oleh kemampuan TPACK guru itu sendiri. Kemampuan TPACK guru diawali dengan pemberian pengetahuan awal tentang model dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif (Chai & Koh, 2011; Koyuncuoglu, 2021; Rahmadi, 2019). Selanjutnya guru diberi kebebasan dalam menentukan topik materi, metode dan model pembelajaran yang digunakan serta teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran (Sahin, 2011).

TPACK mengilustrasikan tentang dasar pengajaran yang efektif dengan menggunakan teknologi, pemahaman tentang representasi konsep menggunakan teknologi; penerapan teknik pedagogis yang dipakai dengan sistem teknologi melalui teknik konstruktif untuk menerapkan sebuah konten; pengetahuan perihal apa yang membuat konsep mudah atau sulit mudah dipelajari, dan bagaimana teknologi bisa membantu dalam merevisi berbagai permasalahan yang diperoleh untuk siswa, hal ini pemahaman perihal bagaimana teknologi dapat dipakai untuk membangun pengetahuan yang ada untuk dikembangkan epistemologi baru atau memperkuat yang lama (Chai & Koh, 2011;

Koyuncuoglu, 2021). TPACK adalah suatu kerangka kerja yang mengintegrasikan tiga aspek utama yaitu teknologi, content, dan pedagogik dalam ilustrasi model pembelajaran. TPACK mempunyai komponen yang terdiri dari keterampilan, teknologi, pedagogik, dan pengetahuan materi, keterampilan, teknologi, pedagogik, dan materi yang menggunakan interaksi dengan berbagai komponen tersebut. Penggunaan teknologi ini sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran, sebab selain bisa mempengaruhi peserta didik dalam belajar dan peningkatan prestasinya, pembelajaran abad 21 ini mengharuskan pendidik untuk penguasaan teknologi merupaan hal yang wajib dan tidak dapat ditawar lagi. Sharon menyatakan bahwa keterampilan TPACK adalah suatu pengetahuan yang spesifik untuk mengintegrasikan teknologi pembelajaran, sehingga sumber belajar tidak serta merta terpaku pada pendidik dan buku teks (Koh & Sing, 2011; Sahin, 2011).

TPACK menjadi salah suatu jenis pengetahuan baru yang perlu dikuasi oleh guru dalam mengintegrasikan digital dengan kolaborasi pembelajaran dengan baik (Mishra & Koehler, 2008).

TPACK di negara Indonesia sama halnya seperti profesionalisme seorang pendidik. Hal tersebut menjadikan suatu keharusan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, dalam hal ini pendidik juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pengetahuan dan teknologinya. Empat kompetensi yang wajib bagi seorang pendidik untuk menjadi guru yang kompeten dan professional yaitu Kompetensi Pedagogis, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Guru profesional harus menguasai kompetensi TPACK yang dapat mengkolaborasikan pengalaman dan materi, sebab pola pengembangan kompetensi guru dengan istilah TPACK adalah suatu jalan cerdas dalam menjamin terlaksananya pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi (Nevrita et al., 2020).

Kompetensi TPACK ini menjadi bagian yang harus dimiliki oleh guru. Guru perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu membawa siswa dapat menjawab berbagai permasalahan yang

(4)

151 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

dihadapi dengan berbagai cara yang benar, sehingga dapat membangkitkan potensi intelektualitas dan memberikan pengalaman baru (Jang & Tsai, 2013; Niess et al., 2009; Rustini et al., 2023).

Hasil analisis Nasar dan Daud (2020) mengungkapkan bahwa Technology Pedagogical Content Knowledge (TPACK) bukan hanya sekedar memahami teknologi, konten, dan pedagogik secara terpisah, melainkan sebagai bentuk yang muncul untuk memahami bagaimana ketiga komponen yang ada didalam TPACK ini saling berinteraksi. TPACK mengacu pada pemahaman tentang bagaimana mempresentasikan konsep dengan bantuan teknologi, teknik pedagogik dengan bantuan teknologi dengan cara yang konstruktif untuk mengajarkan konten materi IPS pada peserta didik (Mutiani et al., 2021; Niess et al., 2009). Guru membutuhkan Technology Pedagogical Content Knowledge (TPACK) untuk membangun TCK, PCK, dan TPACK. Pembelajaran menggunakan teknologi dapat membantu guru untuk membangun hal tersebut. Salah satu pembelajaran yang dapat mengkolaborasikan ketiga komponen tersebut yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam penyampaian informasi (Jang & Tsai, 2013; Rustini et al., 2023).

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan inovasi baru dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS. Pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji perihal peristiwa baik peristiwa lokal ataupun internasional, fakta, konsep, dan generalisasi yang berhubungan dengan masyarakat. Peran strategis pembelajaran IPS untuk membina masyarakat untuk meningkatkan karakter bangsa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS supaya guru mempunyai pengalaman dalam menggunakan media sebagai strategi inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi dan dapat menuntaskan permasalahan yang diperoleh oleh guru (Ariesta & Kusumayati, 2018).

Pada poses pembelajaran IPS, guru dapat mengemas pembelajaran dengan mudah, sederhana, dan anak mampu dikondisikan. Guru juga harus melek dengan literasi digital supaya tidak terbawa infomasi hoaks dalam pembelajaran yang diperoleh melalui digital. Dari sinilah, anak juga tidak berorientasi pada materi di buku saja. Pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk mengembangkan siswa dalam melatih kepekaan dalam masalah yang ada dalam lingkungan masyarakat, sehingga dapat menjadi pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat nantinya (Sulfemi & Mayasari, 2019). Selain itu, mata pelajaran IPS juga diajarkan agar siswa menyadari keberagaman di lingkungannya dan mengaplikasikan dalam karakter kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut sangat terkait dengan strategi yang dilakukan guru dalam kegiatan intrakurikuler. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada disekolah menjadi kendala dalam pengintegrasian teknologi tersebut kedalam sebuah pembelajaran. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar masih belum mampu menguasai kemampuan TPACK. Kemampuan TPACK dapat memberikan arah yang baru bagi siswa di Sekolah Dasar dalam memecahkan masalah terkait pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran, terutama pada materi-materi berbasis literasi (Chai & Koh, 2011; Koyuncuoglu, 2021;

Rustini et al., 2023).

Materi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yang syarat dengan konsep, pengertian, dan prinsip‐

prinsip abstrak, perlu mendapatkan perhatian yang serius agar tujuan pembelajaran lebih bermakna.

Kebermaknaan tujuan pembelajaran ini, akan lebih baik dan efektif manakala bahan ajar dan tugas- tugas yang diberikan dirasakan akrab, intim, dan menyentuh diri siswa. Ausebel menegaskan bahwa kebermaknaan belajar dapat diraih manakala terjadi hubungan substantive aspek konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan terdapat dalam struktur dalam diri siswa (Resbiantoro, 2017). Baik dalam hubungan-hubungan yang bersifat derivative, korektif, suportif maupun yang bersifat hubungan-hubungan kualitatif (Rustini et al., 2023).

Pentingnya memilliki kemampuan TPACK bagi seorang guru dan juga siswa yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kemampuan TPACK yang dimiliki seorang siswa Sekolah Dasar untuk meningkatkan hasil belajar berdasarkan media yang digunakannya, karena dalam pembelajaran tersebut perlu mengintegrasikan teknologi didalamnya, peneliti mengambil judul “Implementasi Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD”.

(5)

152 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang membutuhkan berbagai bahan empiris seperti studi kasus, pengalaman pribadi, wawancara, pengamatan, riwayat hidup, introspeksi, teks sejarah, interaksional dan visual. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bahan wawancara kepada guru mengenai TPACK. Penelitiain ini dilakukan di salah satu Sekolah Dasar yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan populasi dan sampel pada siswa kelas VI untuk mata pelajaran IPS. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, test dan kajian dokumen. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes yang diberikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tes ini dilaksanakan untuk mengukur kemampuan belajar peserta didik dalam pembelajaan. Dalam penelitian, teknik analisis data menggunakan kuantitatif deskriptif yang menggambarkan hasil belajar peserta didik, apakah hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan di atas KKM. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian itu yaitu; 1) buku catatan, 2) perekam suara, 3) perekam video, 4) kertas yang dilengkapi pertanyaan-pertanyaan, 5) pulpen. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu; 1) Peneliti datang kesekolah untuk survei tempat terlebih dahulu dan membuat jadwal dan persetujuan dengan guru untuk melakukan kegiatan wawancara, 2) Pada hari kedua, peneliti datang ke tempat penelitian , 3) Menemui guru yang bersangkutan, 4) Menyiapkan alat dan bahan, 5) Mewawancarai guru kelas VI SD dengan pertanyaan- pertanyaan yang sudah disediakan.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti untuk mengetahui keefektifan TPACK terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada materi “Keberagaman Budaya Bangsaku”. Hal ini dikarenakan di kelas IV semester I tahun pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Keberagaman budaya bangsaku hanya 25% peserta didik yang tuntas nilai KKM. Ketuntasan belajar dengan persentase tersebut dinilai sangat rendah. Setelah dilakukan FGD dalam forum KKG bersama guru kelas IV diperoleh suatu indikasi bahwa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga hal ini juga menjadikan siswa merasa kurang tertarik dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.

Dari data hasil obeservasi terhadap pembelajaran IPS kelas IV di salah satu Sekolah Dasar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan delapan aspek TPACK, adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut. 1) Aspek kesesuaian materi dengan pendekatan, model dan metode pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPS, guru kelas IV mampu menyesuaikan model dan metode bahkan multi metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 2) Aspek Kesesuaian materi dengan media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru kelas VI cukup mampu dalam memilih, menggunakan, serta membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Akan tetapi guru masih kurang mampu dalam menjabarkan, menunjukkan contoh nyata dan membimbing peserta didik dalam memanfaatkan serta menarik kesimpulan dengan menggunakan media pembelajaran tersebut. 3) Aspek kesesuaian materi dengan karakter peserta didik.

Di kelas IV proses pembelajaran yang dilakukan guru cukup mampu menyesuaikan sumber belajar, batasan kedalaman materi atau keluasan materi yang telah disesuaikan dengan pola belajar peserta didik. 4) Aspek kualitas interaksi guru dengan peserta didik dalam penyampaian materi. Dalam proses pembelajaran guru kelas IV dapat mendorong pembelajaran aktif bagi peserta didik. 5) Aspek kesesuaian materi dengan penilaian. Dalam proses pembelajaran guru kelas IV cukup mampu melakukan penilaian pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang sesuai dengan materi. 6) Aspek

(6)

153 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

kesesuaian materi dengan Teknologi. Dalam proses pembelajaran guru kelas IV sudah menggunakan teknologi dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. 7) Aspek Kesesuaian teknologi dengan pendekatan, model, metode dan media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru kelas mampu menggunakan, mengoperasikan, menguasai, dan memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta sesuai dengan karakter peserta didik. 8) Aspek kesesuaian teknologi, materi pembelajaran, pendekatan, model, metode dan media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik.

Dalam proses pembelajaran memungkinkan guru kelas IV untuk menyesuaikan model, metode, pendekatan, materi, dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Model pembelajaran seiring berkembangnya zaman yang berada di pendidikan abad 21 dan era industri 4.0 yang bercirikan integrasi teknologi kedalam pembelajaran serta kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini yaitu kurikulum 2013 yang menuntut peserta didik untuk lebih berperan aktif kedalam pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan oleh peneliti dalam pemaparan tersebut, maka model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah TPACK sebagai model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan harapan agar motivasi dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Data dari semua sumber dalam penelitian ini menegaskan bahwa interaksi telah terjadi antara peserta didik dan peserta didik, peserta didik dan pendidik, serta peserta didik dan konten baik di kelas tatap muka atau online. Sehingga, hal ini memberikan siswa kesempatan untuk berperan aktif di dalam proses kegiatan belajar mengajar yang akan berpengaruh pada motivasi siswa dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, variabel dalam penelitian ini terdapat variabel independen dan variable dependen. Variable independen dalam penelitian ini yaitu TPACK, dan variable dependennya yaitu motivasi dan hasil belajar (Y).

Alasan peneliti menggunakan TPACK adalah sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Thorne (2003) yang menyatakan bahwa TPACK ini memberikan kesempatan untuk integrasi kemajuan teknologi yaitu pembelajaran online dengan pembelajaran tradisional. Selain itu, alasan lain perihal interaksi, TPACK memberi kesempatan peserta didik untuk memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan pendidik, materi, dan teman kelas (Al-Ismaiel, 2013). Selain itu, Graham (2006) juga menguraikan bahwa blended learning memberikan fleksibilitas yang lebih baik dalam belajar. Sehingga, akan memudahkan peserta didik dalam akses materi sesuai dengan waktu yang diinginkan dan lebih leluasa. Selanjutnya, alasan lain yaitu mode kelas di dalam TPACK lebih bervariasi karena menggunakan pembelajaran secara digital.

Analisis peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar treatment mampu meningkatkan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol maupun kelas perlakuan. Hasil perhitungan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk Tabel 1.

Tabel 1. Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa

No Perlakuan Variabel

Motivasi Belajar Hasil Belajar

1 Sebelum 87,10 75,17

2 Sesudah 96,17 88,83

Selisih (Peningkatan) 9,07 13,67

Pembahasan

TPACK salah satu jenis pengetahuan baru yang wajib dikuasi guru agar dapat menggabungkan antara teknologi dan pembelajaran dengan baik. TRACK tidak hanya menjadi suatu jenis pengetahuan baru, tetapi juga telah menjadi framework yang mana dapat dimanfaatkan untuk menganalisis pengetahuan guru terkait dengan integrasi teknologi ke dalam pembelajaran. TPACK juga merupakan sebuah optimalisasi TK yang dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini digunakan untuk mengintegrasikan CK, PK, dan PCK sehingga mampu menjadikan satu kesatuan yang utuh dan dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.Dalam proses pembelajaran, guru

(7)

154 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

memiliki peran yang sangat penting. Syarat agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan TPACK yang wajib dimiiliki oleh guru yaitu; secara individu guru harus mampu menguasai keterampilan pedagogi, materi pembelajaran, dan dapat berpikir metakognitif (Zohar, 2013). Selain itu guru harus menguasai pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Sebagai guru, sangatlah penting mengetahui berbagai teknologi, akan pembelajaran. Oleh karena itu, yang lebih penting dari mengetahui teknologi adalah dapat berpikir kritis dalam memanfaatkan teknologi dengan mengetahui waktu kapan dan mengapa harus menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.

Selain itu, guru juga harus menguasai materi yang akan diajarkan dan cara mengajarkannya ini merupakan dasar untuk dapat menggabungkan teknologi dan pembelajaran. Pada penelitian ini guru berhasil meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar Kelas IV SD.

Dalam tahapan awal, prosedur yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan memberikan soal pretest. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami materi “Keberagaman Budaya Bangsaku”. Data menunjukkan bahwa nilai rata-rata motivasi belajar sebelum diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran TPACK adalah sebesar 87,10.

Selanjutnya, setelah diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran TPACK adalah sebesar 96,17. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara hasil motivasi belajar sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah adanya pembelajaran (posttest) yaitu dengan selisih 9,07.

Sedangkan, untuk rata- rata hasil belajar peserta didik untuk nilai kelas perlakuan yang sudah diberi perlakuan menggunakan TPACKadalah sebesar 88,83 dengan standar deviasi 8,58. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara hasil belajar sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah adanya pembelajaran (posttest) yaitu dengan selisih 13,67. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa memiliki pemahaman yang berbeda. Setelah diterapkan TPACK, terjadi peningkatan nilai rata-rata motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, berdasarkan data diatas menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar materi Keberagaman Budaya Bangsaku siswa kelas perlakuan dan siswa kelas kontrol.

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas VI Sekolah Dasar telah mampu melakukan inovasi pembelajaran IPS TPACK. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya, guru telah mampu menerapkan teknologi pembelajaran pada kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran dimanfaatkan guru sebagai acuan, sumber belajar, dan media pembelajaran. Penerapan TPACK dirancang sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru berusaha menerapkan teknologi pembelajaran dengan memperhatikan penggunaan strategi yang menggabungkan materi, teknologi dan strategi pembelajaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD efektif. (1) penerapan model Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (2) penerapan model Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD meningkatkan hasil belajar peserta didik, (3) penerapan Pembelajaran TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar tersebut dilihat dari penerapan model TPACK terhadap materi “Keberagaman Budaya Bangsaku” siswa Sekolah Dasar.

Referensi

Ambaryati. (2019). Profil TPACK Guru SD Negeri Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018.

Prosiding, 1–8.

Baran, E., Chuang, H.-H., & Thompson, A. (2011). TPACK: An Emerging Research and Development Tool For Teacher Educators. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(4), 370–377.

(8)

155 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Tahun 2023, hal 148-155

Chai, C. S., & Koh, J. H. L. (2011). Title Exploring the factor structure of the constructs of technological, pedagogical, content knowledge (TPACK). The Asia Pacific Education Reaserch , 20(3), 595–603.

Cox, S., & Graham, C. R. (2009). Using an Elaborated Model of The TPACK Framework to Analyze and Depict Teacher Knowledge. TechTrends, 53(5), 60–71.

Fajero, T., Festiawan, R., Anggraeni, D., & ... (2021). Analisis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam Implementasi Metode Pembelajaran Daring pada Era Covid-19 di SMA Negeri se-Kota

…. Jurnal Pendidikan …, 7(2), 342–353.

Gunanto, Y. E., & Supriyadi, L. A. (2021). A Case Study: Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) of Pre-service Physics Teacher to Enhance the 4C’s Skills During Online Learning. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(4), 660–668. https://doi.org/10.29303/jppipa.v7i4.789

Jang, S. J., & Tsai, M. F. (2013). Exploring the TPACK of Taiwanese Secondary School Science Teachers Using a New Contextualized TPACK Model. Australasian Journal of Educational Technology, 29(4), 566–580.

Koh, J. H. L., & Sing, C. C. (2011). Modeling Pre-Service Teachers’ Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Perceptions: The Influence of Demographic Factors and TPACK Constructs.

Proceedings Ascilite Hobart: Full Paper, 735–746.

http://www.ascilite.org.au/conferences/hobart11/procs/Koh-full.pdf

Koyuncuoglu, Ö. (2021). An Investigation of Graduate Students’ Technological Pedagogical and Content Knowledge. International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, 9(2), 299–313.

https://doi.org/10.46328/IJEMST.1446

Mutiani, Supriatna, N., Abbas, E. W., Rini, T. P. W., & Subiyakto, B. (2021). Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK): A Discursions in Learning Innovation on Social Studies Mutiani. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 2723–1119. https://doi.org/10.20527/Available

Niess, M. L., Ronau, R. N., Shafer, K. G., Driskell, S. O., Harper, S. R., Johnston, C., Browning, C., Özgün- Koca, S. A., & Kersaint, G. (2009). Mathematics Teacher TPACK Standards and Development Model.

Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, 9(1), 4–24.

Rahmadi, I. F. (2019a). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): Kerangka Pengetahuan Guru Abad 21. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(1), 65–75.

https://doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p65-74

Rahmadi, I. F. (2019b). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): Kerangka Pengetahuan Guru Abad 21. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(1), 65. https://doi.org/10.32493/jpkn.v6i1.y2019.p65- 74

Resbiantoro, G. (2017). Self-Efficacies of Prospective Mathematic Teachers’ Technological Pedagogical

Content Knowledge (TPACK). Jurnal VARIDIKA, 28(2), 102–115.

https://doi.org/10.23917/varidika.v28i2.2735

Rustini, T., Oktari, D., & Tobing, J. A. D. E. (2023). Problematika Penggunaan TPACK pada Pembelajaran IPS di SD Kelas Tinggi. Journal on Education, 05(02), 3073–3077.

Sahin, I. (2011). Development of Survey of Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK).

TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, 10(1), 97–106.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning tipe jigsaw merupakan salah satu cooperative learning yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, meningkatkan aktivitas siswa, dan untuk

Dari latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Untuk itu perlu meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran serta menumbuhkan motivasi siswa, maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui

Pada kegiatan pratindakan ini memberikan tes awal (tes Pratindakan) pada murid. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV igunakan lembar observasi

Pada kegiatan pratindakan ini memberikan tes awal (tes Pratindakan) pada murid. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki murid