• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi pembiasaan sholat dhuha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi pembiasaan sholat dhuha"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NISA OKTAVIANA NIM. T20181269

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Nisa Oktaviana NIM. T20181269

Disetujui Pembimbing

Dr. H. Sofyan Tsauri, MM NIP. 19581111183031002

(3)

iii

SKRIPSI

Telah Diuji Dan Diterima Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Desember 2022 Tim penguji

Ketua Penguji, Sekertaris,

Dr. Istifadah S.Pd.,M.Pd.I. Najibul Khair, M.Ag.

NIP.196804141992032001 NIP.198702202019031002

Anggota :

1. Dr. H. Saihan, M.Pd.I. ( )

2. Dr. H. Sofyan Tsauri, M.Ag. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv

Artinya : “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang ruku”. (Q.S. Al-Baqarah ayat 43) 1

1 Kemeentrian Agama RI, Ar-Rahman Mushaf Al-Qur’an Asmaul Husna, (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2014)

(5)

v

Rasa syukur saya karena telah memberikan kemudahan hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini mendapatan Ridho-Nya.

Saya persembahkan karya ini kepada orang yang saya sayangi dan kasihi:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Sudibyo dan Ibu Ismiwahyu Ningsih.

Terimakasih atas kasih sayang setulus hati yang berlimpah serta tidak henti-hentinya mendoakan saya, dan selalu mendukung pendidikan saya hingga saat ini. Semoga beliau diberikan kesehatan dan umur yang panjang, Aamiin.

2. Adik kandung saya, Rosa Dwi Angraini yang telah memberi dukungan serta do’a. Semoga karya ini dapat dijadikan motivasi bagi kalian kelak agar terus semangat dalam menimba ilmu.

(6)

vi

Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyelesaiyan skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana dapat terselesaikan dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan trimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM., selaku Rektor Universitas Islam Negri Kiai Haji Achmad Siddiq yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini,

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. Rif’an Humaidi, M. Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam yang telah membantu kelancaran atas terlaksananya skripsi ini.

4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M. Ag. Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah melancarkan proses dalam skripsi.

5. Dr. H. Sofyan Tsauri, MM Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi serta arahan dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga beliau selalu diberikan kesehatan.

6. Segenap keluarga besar MTs Negeri 3 Jember yang telah membantu kelancaran penelitian skripsi yang dilaksanakan.

(7)

vii

8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada kata yang dapat terucap selain do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan atas semua jasa yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini, bermafaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama penulis sendiri. Terakhir semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 22 Desember 2022 Penulis,

Nisa Oktaviana NIM. T20181269

(8)

viii

Penyelenggaraan suatu pembelajaran sebenarnya tidak hanya sekedar penyampaian materi ataupun pemberian bahan ajar serta teori-teori saja, akan tetapi pendidikan dan pembelajaran. Siswa di MTs Negeri 3 Jember ini rata-rata berusia 12 sampai 14 Tahun dan termasuk dalam masa remaja, masa kebingungan dan ketidakpastian. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik dapat diberikan solusi salah satunya yaitu dengan kegiatan sholat dhuha, karena dengan kegiatan sholat dhuha banyak faedah dan manfaat dalam pembentukan karakter siswa. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam membantu permasalahan remaja dengan mementuk karakter religius sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ada. Oleh karena itu pendidikan karakter disini sanggat diperlukan demi kehidupan pendidikan yang lebih baik lagi.

Fokus pada penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023

? 2) Bagaimana Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023? 3) Bagaimana Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

Tujuan dalam penelitian ini meliputi: 1) Untuk Mendeskripsikan Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 2) Untuk Mendeskripsikan Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 3) Untuk Mendeskripsikan Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa Di MTs Negeri 3 Jember Pada Tahun Pelajaran 2022/2023

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, wawancara, observasi dan dokumentasi. Model analisis data yang digunakan adalah model Miles Huberman dan Saldana. Keabsahan data menggunakan trigulasi sumber dan trigulasi tehnik.

Hasil penelitian ini adalah 1. Implementasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter religius siswa yaitu siswa dapat mengamalkan nilai-nilai karakter religius itu sendiri. contoh kecilnya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah siswa dapat berprilaku sopan-santun kepada guru dan juga saling menghormati terhadap teman, dan juga dampak yang paling signifikan pendidikan di MTs Negeri 3 jember ini tidak hanya maju dalam segi ilmu umum akan tetapi juga maju dalam segi religiusnya. 2. Siswa dapat melatih kedisiplinannya. Dengan terjadwalnya sholat dhuha pada pagi hari maka siswa brangkat lebih pagi dari sekolah pada biasanya. Hukuman jika siswa tidak mengikuti sholat dhuha yang relevan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang diharapkan sekolah. Contoh kecil hukumannya yaitu dengan menghafal surah-surah pendek, atau melaksanakn sholat dhuha sendiri, atau dengan memungut sampah. 3. Pembentukan karakter tanggung jawab memang benar-benar membutuhkan suatu metode pembiasaan. siswa dapat terlatih dan tertanam nilai karakter tanggung jawab dari pembiasaan yang dilakukan di sekolah MTs Negeri 3 Jember.

(9)

ix

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Istilah ... 12

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Kajian Teori ... 22

(10)

x

C. Subyek Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Analisis data ... 46

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahap-tahap penelitian ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 55

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 55

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 61

C. Pembahasan Temuan ... 93

BAB V PENUTUP ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

xi

Tabel 4.1 Data Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember ... 57 Tabel 4.2 Data Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran

2022/2023 ... 59 Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

Jember ... 60 Tabel 4.1 Hasil Temuan ... 94

(12)

xii

Gambar 4.3 Dokumen 1 Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember . 72 Gambar 4.4 Wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Jember ... 80 Gambar 4.5 Persiapan Sholat Dhuha ... 82 Gambar 4.6 Sanksi Untuk Siswa yang Terlambat dan Tidak Ikut

Sholat Dhuha ... 84 Gambar 4.8 Pembacaan Ayat-Ayat Pendek Setelah Sholat Dhuha ... 89 Gambar 4.9 Wawancara dengan Waka Kurikulum ... 90

(13)

xiii

3. Surat Keterangan Selesai Penentian Dari MTsN 3 Jember 4. Jurnal Kegiatan Penelitian

5. Biodata Penulis

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Proses modernisasi terus berlanjut dan tidak jarang orang tersesat, bahkan kehilangan jati dirinya, sehingga hanya meremehkan realitas yang ada dan tak jarang meninggalkan nilai-nilai spiritual yang dimilikinya. Dalam al Qur’an Allah menjelaskan bahwa dunia yang kita tinggali sebenarnya hanya sementara. Berbeda dengan kehidupan akhirat, akhirat adalah kehidupan.yang abadi sebagaimana firman Allah SWT. di Q.S. Al-Ankabut ayat 64:

































Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut 64).1

Realitas kehidupan yang ada, seperti yang kita ketahui mengalami perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di dukung dengan ilmu teknologi dan seni yang dapat menjadi kreatif perilaku dan gaya hidup. Krisis ini mendorong pemerintah Indonesia untuk memperbaiki situasi dimulai dengan penanaman nilai dan praktik kebangsaan Indonesia, khususnya di lembaga pendidikan. Pendidikan moral perlu diberikan terutama kepada kaum muda agar mereka tak meninggalkan nilai-nilai karakter yang dimiliki, bahkan

1 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: J-Art) hal.404

(15)

hal ini dapat menjadi dorongan untuk mengembangkan spiritual yang sudah tertanam di dalam dirinya.

Maka dari itu dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang ikhlas, terampil, berwawasan luas dan berkualitas. Seperti yang diharapkan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.2

Pendidikan adalah suatu media dalam mendidik dan mengembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang menjadikan gerbang dalam mengantar manusia menuju peradapan yang lebih tinggi lagi dan humanis dengan berdasarkan keselarasan hubungan antar manusia dengan lingkungan dan sang pencipta.3 Pendidikan merupakan usaha yang terencana dan dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Penyelenggaraan suatu pembelajaran sebenarnya tidak hanya sekedar penyampaian materi ataupun pemberian bahan ajar serta teori-teori saja, akan tetapi pendidikan dan pembelajaran yang sebenarnya lebih dari hal itu yaitu membutuhkan suatu penerapan dari teori-teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk dimensi kepribadian dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan juga diharapkan mampu

2 Undang-Undang no. 20 Tahun 2003, TentangSistemPendidikanNasional (Jakarta:

SinarGrafika Offset, 2011), hal. 3

3 Hidayat Rahmat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan; Lembaga Pedli Pengembangkan Pendidikan Indonesia, 2016), hal.4

(16)

memberikan peserta didiknya dengan pengetahuan umum serta pengetahuan agama.

Pendidikan di Dunia terus berkembang dengan pesat, begitupun di Indonesia sebagaimana yang kita ketahui terus mengalami pembaharuan demi terealisasikannya pendidikan yang lebih baik lagi. Salah satunya yaitu dengan memperbarui silabus, buku teks, Infrastruktur, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan didorong oleh hibah pemerintah pusat. Namun, hal ini tidak terlalu baik dengan dunia teknologi yang berkembang begitu pesat dan tak jarang dapat mempengaruhi pendidikan yang sudah ditanam kepada peserta didik oleh seseorang pendidik. Tak jarang peserta didik lebih memilih hiburan yang ditawarkan oleh media melewati hanphone dibandingkan untuk sekedar belajar membaca buku-buku ataupun bermain di lingkungan sekitar. Maka dari itu Pendidikan karakter disini sanggat diperlukan demi kehidupan pendidikan yang lebih baik lagi, memang sudah sangat banyak pembahasan mengenai karakter dalam dunia pendidikan.

Akan tetapi pendidikan memang sangat membutuhkan implementasi dalam pembentukan dari nilai-nilai karakter itu sendiri. seperti yang diharapkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) Nomor 87 Tahun 2017 yang berbunyi:

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan

(17)

masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).4

Pendidikan karakter itu sendiri adalah proses menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalankan kehidupannya.5 Maka dari itu perlu adanya penanaman nilai-nilai karakter, karakter yang sudah tertanam kepada kehidupan anak dapat menjadi berkembang ketika usianya remaja dan tentunya hal tersebut perlu adanya dorongn serta motivasi dan arahan dari orang yang lebih diatasnya, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, atapun lingkungan sekolah. Hal ini sejalan dengan kebutuhan peserta didik terutama diusia yang remaja yang mana mereka masih mengalami yang namanya kebimbangan dan dorongan untuk mulai mencari jati diri. Dari sini dapat kita pahami bahwasannya sangat diperlukannya penanaman norma serta spiritual mereka untuk membimbing mereka kearah yang lebih baik lagi. Kecerdasan alami mengenai pemahaman norma serta spiritual peserta didik sangat berpengaruh dan akan berkembang pesat kearah yang lebih baik sesuai tujuan pendidikan apabila hal tersebut mendapatkan dorongan serta bimbingan oleh pengajar.

Keberagaman manusia dengan fitrahnya menjadikan manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Pada dasarnya manusia sebagai seorang hamba diciptakan untuk beribadah kepada Tuhannya. Pendidikan Agama harus ditanamkan dalam diri manusia pada saat masih kecil, dikarenakan nilai-

4 Setneg RI, UU No. 87 Tahun 2017, pasal 1 ayat(1)

5 Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing, 2012), hal. 181

(18)

nilai karakter dalam diri manusia harus terus di kembangkan agar tidak salah jalan atau menyimpang dari kebenaran. Tak jarang manusia melawati kodratnya sebagai seorang hamba meskipun penanaman nilai-nilai karakter sudah ada di dalam dirinya, hal ini yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan perihal karakter spiritual dari peserta didiknya.

Pendekatan yang paling haqiqi antara manusia dengan Tuhannya yaitu ibadah. Ibadah merupakan kunci utama spiritual sesorang, dalam agama Islam sendiri ibadah paling utama yaitu sholat, sholat merupakan perintah wajib di dalam rukun islam. Sholat sendiri ada sholat wajib dan adapula sholat sunnah.

Yang dimaksut dengan wajib yaitu sesuatu yang diharuskan dalam artian jika dikerjakan maka akan mendapatkan pahala kebaikan dan apabila ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Sedangkan sunnah yaitu suatu yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala kebaikan dan apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa. Sebagaimana firman Allah SWT. Q.S Al Baqarah Ayat 43

















Artinya; Laksanakanlah Shalat, Tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’(Q.S Al-Baqarah;43)6

Shalat sunnah ada beberapa diantaranya yaitu tahajut, istikharah, hajat dan shalat dhuha. Pada pembahasan ini hanya membahas salah satu dari shalat sunnah sendiri yaitu, shalat dhuha. Shalat dhuha merupakan sholat yang memiliki kedudukan tinggi serta faedah yang besar di dalamnya. Dalam suatu hadist yang diterangkan oleh Imam Syaukani berkata bahwa dua rakaat shalat

6 Kemeentrian Agama RI, Ar-Rahman Mushaf Al-Qur’an Asmaul Husna, (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2014)

(19)

dhuha dapat menggantikan tiga ratus enam puluh kali sedekah.7 Maka dari itu shalat dhuha termasuk sholat yang sangat banyak sekali keutamaan apabila kita sebagai seorang hamba melaksanakannya.

Dengan melaksanakan shalat dhuha, maka baik sekali untuk memohon ampun, dari sisi mencari ketentraman lahir batin dalam kehidupan, dan dari sisi memohon kelapangan rizki kepada Allah SWT.8 Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (sekitar pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah rakkat shalat dhuha bisa denga 2, 4, 6, 8 atau 12 rakaat dan di lakukan satuan 2 rakaat sekali salam. Kemudian terlepas dari hukum wajib dan sunnahnya melakasanakan shalat dhuha, peneliti tidak akan membahas hal tersebut akan tetapi penulis mencoba meneliti pembiasaan shalat dhuha dengan pembentukan karakter manusia.

Secara kalsifikasi kecerdasan manusia itu terbagi menjadi tiga: ada kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasaan emosinal (EQ), dan kecerdasaan Spiritual (SQ).

Spiritualitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan makna dan nilai. Dia dapat menempatkan aktivitas yang berbeda dalam hidup, dan dia juga dapat mengukur atau mengevaluasi satu aktivitas atau langkah-langkah tertentu dalam hidup yang lebih masuk akal dari pada yang lain. Orang yang cerdas secara spiritual tidak hanya memecahkan masalah hidup secara emosional. Ini menghubungkannya dengan makna spiritual kehidupan remaja banyak melakukan perilaku menyimpang yang pada hakikatnya tidak terlepas dari

7 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan, hal 127

8 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan, hal 128

(20)

berbagai perkembangan fisik, psikis, sosial, dan keagamaan remaja.

Sedangkan untuk menumbuhkan jiwa dan agama remaja tidak terlalu membutuhkan perhatian dan bimbingan dalam hal banding dengan perkembangan jiwa dan agama anak-anak. Perkembangan remaja lebih mudah untuk digoyahkan dengan perkembangan zaman. Karena mereka lebih sering bergaul dengan sesama remaja bahkan dengan orang dewasa. Sehingga mereka cepat resah, gelisah untuk mencari jati dirinya.

Karakter religius dari remaja perlu ditanamkan sejak duduk dibangku sekolah dasar, karena dengan begitu diharapkan remaja tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah tertanam didalam dirinya sejak kecil. Karakter menurut Soemarmo Soedarsono, merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri seseorang melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengan nilai-nilai dalam diri manusia menjadi semacam nilai intrisik yang mewujud dalam sistem daya juang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.9 Karakter tidak dilahirkan serta tidak datang sendiri dan mewarisi atau bertukar, tetapi itu harus secara sadar dibingkai, dipupuk dan dibangun secara sadar melalui proses sehari-hari. Salah satunya prosesnya yaitu melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai

9 Soemarno Soedarsono, Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, (Elex Media Komputindo), hal. 16

(21)

lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang10. Dari sini sekolah ikut adil dalam penanaman nilai-nilai tersebut. Maka dari itu kegiatan penumbuhan religus siswa dapat ditanamkan dengan melalui kegiatan- kegiatan yang berbau keagamaan di sekolah.

Kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan disekolah ada banyak hal, misalnya dengan sholat dhuha berjama’ah setiap harinya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar ataupun dengan dzuhur berjama’an yang dilaksanakan disekolah oleh guru dan siswa sebelum mengakhiri kegiatan disekolah dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan disekolah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter siswanya.

Permasalahan permasalahan yang terjadi dilingkungan sekolah yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik dapat di berikan solusi salah satunya yaitu dengan kegiatan sholat dhuha tersebut. Karena dengan kegiatan sholat dhuha banyak faedah dan manfaat dalam pembentukan karakter siswa. Hal ini merupakan salah satu upaya sekolah dalam membantu permasalahn remaja dengan membentuk karakter religius seuai dengan-nilai-nilai karakter yang ada.

Siswa di MTSN 3 Jember kabupaten Jember rata-rata berusia 12 sampai 14 tahun dan termasuk dalam masa remaja, masa kebingungan dan ketidakpastian. Ketika sikap remaja dalam beragama percaya pada ketaatan, percaya pada kesadaran, percaya tetapi sedikit ragu-ragu, dan perasaan

10 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 5

(22)

terhadap Tuhan yang terkadang tidak tetap dan tidak stabil, emosi sangat tergantung pada perubahan emosional yang cepat. Menggugah hati guru untuk memulai pembentukan nilai-nilai karakter siswanya. Tak jarang sekolah pada umumnya tidak begitu mengedepankan pendidikan karakter. Namun Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember ini mampu melaksanakan pendidikan dengan benar-benar mengedapankan moral serta nilai-nilai yang ada. Namun terkadang dalam pelaksanaan tidak dapat dipungkiri bahwasanya seorang siswa masih dalam rasa ketakutan terhadap gurunya saja atau sekedar melaksanakan.11

Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (MTS) Negeri 3 Jember Kabupaten Jember telah mencoba mengambil langkah antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-problem pendidikan di Indonesia. Lembaga Pendidikan tersebut telah menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian yaitu memasukkan sholat dhuha ke dalam kegiatan rutin sekolah yang diwajibkan bagi seluruh siswa dan bertujuan untuk melatih anak didik untuk mengembangkan kepribadian serta kecerdasanya dalam lingkungan sekolah, dimana mereka dilatih dan di didik untuk mengembangkan skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya mengandalkan teori-teori dalam

11 Observasi , 23 Mei 2022

(23)

belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam bidangnya untuk menghadapi arus modernisas.12

Pemilihan Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (MTS) Negeri 3Jember Kabupaten Jember sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga tersebut telah melaksanakan program shalat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini menggugah hati untuk mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI

PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Religius siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimana implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Disiplin siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023?

3. Bagaimana implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Tanggung Jawab siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023

12 Observasi, 23 Mei 2022

(24)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Religius siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023.

2. Untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Disiplin siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023.

3. Untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan sholat dhuha dalam pembentukan karakter Tanggung Jawab siswa di MTS Negeri 3 Jember Tahun pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berisi tentang kontribusi yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan bidang pendidikan khusunya ilmu pendidikan Islam tentang implementasasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa nantinya.

(25)

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mennambah wawasan peneliti serta dapat menjadi sebuah pengetahuan baru yang lebih luas, dan juga dapat menjadi rujukan terkait dengan implementasasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa.

b. Bagi lembaga yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk sekolah dan lembaga pendidikan yang diteliti dan lembaga pendidikan lainnya, terkait dengan implementasasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa.

c. Bagi UIN KH Achmad Siddiq Jember

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagi literatur bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti dengan tema ini. Dan juga dapat menjadi wacana serta wawasan baru bagi dunia pendidikan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah sendiri berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik fokus perhatian peneliti di dalam judul penelitian.Tujuannya adanya definisi istilah ini agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah yang ada dalam sebuah penelitian.

Adapun istilah yang ditegaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

1. Implementasi pembiasaan sholat dhuha

Implementasi sholat dhuha merupakan sebuah kegiatan yang diterapkan dan dilaksanakan serta memiliki tujuan tertentu di dunia pendidikan yang mana bisa membawa perubahan yang lebih positif.

Jadi implementas pembiasaan i sholah dhuha yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan yang tersusun dan terencana untuk dapat mengetahui pembentukan karakter siswa melalui sholat dhuha. Karakter yang dimaksut peneliti disini pembahasannya mencangkup pembentukan karakter religius, disiplin, serta tanggung jawab.

2. Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter dalam penelitian ini adalah upaya yang diharapkan dapat menjadi hal yang positif untuk siswa agar dapat mengimplementasikan dalam kehidupannya. Pembentukan karakter dalam penelitian ini mencangkup:

a. Karakter Religius

Karakter religius yang mana berupa tindakan perkataan dan pikiran berdasarka nilai-nilai ketuhanan.

b. Karakter Disiplin

Karakter disiplin berupa tindakan siswa yang mencerminkan kepatuhan terhadap ketentuan

c. Karakter Tanggung Jawab

Karakter tanggung jawab baik sikap atau prilaku taat dan patuh terhadap diri sendiri, lingkungan maupun terhadap tuhannya.

(27)

Implementasi dari pembiasaa sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa dalam pembahasan penelitian ini berupa suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai suau tujuan yaitu dalam pembentukan karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab. Karakter religius yang mana berupa tindakan perkataan dan pikiran berdasarka nilai-nilai ketuhanan.

Karakter disiplin berupa tindakan siswa yang mencerminkan kepatuhan terhadap ketentuan. Yang terakhir karakter tanggung jawab baik sikap atau prilaku taat dan patuh terhadap diri sendiri, lingkungan maupun terhadap tuhannya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskriptif alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup, format penulisan, sistematika pembahasan bentuk deskriptif. Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi. Adapun skripsi ini terdiri dari lima bab yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

(28)

Bab II Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan tersebut meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori. Penelitian terdahulu berguna untuk melihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan ini. Sedangkan kajian teori berisi tentang teori yang terkait sehingga berguna sebagai perspektif dalam penelitian.

Bab III Metode Penelitian.

Metode penelitian dalam bab ini meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV Penyajian Data Dan Analis Data.

Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran objek penelitian berupa Implementasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa di MTsN 3 Jember dengan kegiatan yang dilakukan. Selain berisi gambaran objek penelitian terdapat juga penyajian data dan analisis serta mengenai pembahasan temuan yang diperoleh dilapangan.

Bab V Penutup.

Terdapat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran- saran yang bersifat kontruktif. Pada bab terakhir ini ditarik kesimpulan dari beberapa penjelasan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian.

(29)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertai, artikel yang dimuat pada jurnal ilmiah dan sebagainya)13 Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian adalah sebagai berikut

1. Skripsi Rawyandari Estu Rahayu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, dengan judul:

Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap Kedisiplinan Siswa SMP Muhammadiyah 1 Malang”.14 Penelitian yang dilakukan dengan rumusan masalah: 1) Pembiasaan shalat dhuha siswa kelas XI di SMK Islamic Center, 2) Tingkat kedisiplinan belajar siswa kelas XI di SMK Islamic Centre Semarang, 3) Pengaruh pembiasaan shalat dhuha terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XI di SMK Islamic

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan angket/kuesioner. Dianalisis dengan analisis statistikdengan teknik analisis regresi. Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan peneliti sehingga

13 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 46

14 Rawyandari Estu Rahayu, Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap Kedisiplinan Siswa SMP Muhammadiyah 1 Malang,(Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, 2021)

(30)

peneliti menemukan bahwa semakin tinggi pembiasaan sholat dhuha maka kedisiplinan belajar yang dimiliki siswa juga semakin baik.

2. Penelitian Atika Rahmadhani Tahun 2021 yang berjudul:

Implementasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa SMP 3 Tebat Karai Kabupaten Kepahiang”. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, sedangkan metode pengumpulan datanya observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk analisis data data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusiond rawing (penarikan kesimpulan). Hasil dari penelitiannya: 1) Pelaksanaan program pembiasaan sholat dhuha di SMP N 3 Tebat Kerai dilaksanakan setiap hari jum’at secara terus-menerus. 2) dampak pembentukan karakter siswa kelas VII terhadap pembiasaan sholat dhuha dapat dikatakan cukup baik15 3. Penelitian oleh Fitria Handayani Tahun 2020 yang berjudul,

“Implementasi karakter disiplin shalat dhuha dalam meningkatkan prestasi belajar PAI Kelas X di SMA Negeri 3 kota cirebon”. Dengan rumusan masalah, 1) Seberapa baik pelaksanaan karakter disiplin shalat dhuha peserta didik kelas X di SMA Negeri 3 Kota Cirebon? bagaimana peran guru akidah akhlak dalam membentuk karakter religiuss siswa, 2) Seberapa baik prestasi PAI kelas X di SMA Negeri 3 Kota Cirebon?, 3) Seberapa besar Implementasi karakter disiplin shalat dhuha dalam meningkatkan prestasi belajar X di SMA Negeri 3 Kota Cerebon?.

15Atika Ramadhani, “ Implementasi sholat dhuha dalam pembentukan karakter siswa di SMP N 3 Tebat Kerai Kabupaten Kepahing”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN), 2021.

(31)

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan memggunakan metode angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa: penelitian dengan perhitungan statistik dengan Uji Lenearitas dan Uji Regresi, dimana terdapat hubungan yang linear antara variabel X (Karakter disiplin shalat dhuha) dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI) ditunjukkan oleh signifikasi 0,350 > 0,05.

Sementara itu dari koefisien determinasi diperoleh sebesar 26,9361%. Hal ini berarti bahwa variabel karakter disiplin shalat dhuha memberikan kontribusi dalam meningkatkan prestasi belajar PAI sebesar 26,9361%

dan sisanya (73,0639%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

16

4. Penelitian oleh Wildan Mahmud Hanafi Tahun 2020 yang berjudul,

“Implementasi program sholat dhuha dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa di madrah aliyah alhayatul islamiyah malang”.

Dengan rumusan masalah, 1) Bagaimana implementasi progaram sholat dhuah di MA Alhayatul Islamiyah Malang, 2) Bagaimana dampak sholat dhuha dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa di MA Alhayatul Islamiyah Malang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berupa deskripsi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: 1) implementasi sholat dhuha di madrasah aliyah alhayatul islamiyah malang

16 Pauji Rahmat, “ Implementasi Karakter Disiplin Shalat Dhuha dalam Meningkatkan Pretasi Belajar PAI Kelas X di SMA Negeri 3 Kota Cirebon”. (Skripsi, Institut Agama Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon, 2019).

(32)

yaitu dengan adanya pelaksanaan secara tertib, adanya pembinaan sebelum diadakan sholat dhuha, bukan hanya itu adanya pengawasan yang dilakukan guru supaya siswa tertib dalam pelaksanaan ibadah sholat dhuha, dan tercapainya tujuan dari pihak skolah terlaksananya sholat dhuha secara baik melatih siswa untuk lebih disiplin dan giat beribadah.

2) dampak dari pelaksanaan sholat dhuha dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa juga terjadi yaitu siswa lebih paham arti dari beribadah kepada Allah swt, lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.

Akhlak baik merekapun juga berkembang terlihat dari keseharian siswa.

17

5. Penelitian oleh Roydah Dewi Mahdalena Tahun 2020, dengan judul;

“Impelmentasi nilai religius dalam pembentukan karakter peserta didik melalui sholat dhuha di MTs Darul karomah randuagung singosari”.

Dengan rumusan masalah: 1) bagaimana pelaksanaan nilai religius dalam pembentukan karakter peserta didik melalui sholat dhuha di Madrasah Stanawiyah Darul Kromah Randuagung Singosari. 2) bagaimana manfaat implementasi nilai religius dalam pembentukan karakter peserta didik melalui sholat dhuha di madrasah staanawiyah darul karomah randuagung singosari.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah nilai religius dalam

17 Wildan Mahmud Hanafi, “Implementasi Program Sholat Dhuha Dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa Di Madrasah Aliyah Alhayatul Islamiyah Malang” (Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,2020)

(33)

pembentukan karakter terlaksana dengan baik dan ada peningkatan disetiap harinya.18

Tabel 2. 1

Persamaan, peerbedaan, dan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti

No Nama/Tahun Judul Persamaan Perbedaan

1 2 3 4 5

1 Rawyandari Estu Rahayu/2021

Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap

Kedisiplinan

Siswa SMP

Muhammadiyah 1 Malang.

Membahas mengenai sholat

dhuha dan

pengaruhnya dalam nilai-nilai karakter

Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan angket/kuesioner.

Sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana data yang dihasilkan

didapatkan dari observasi,wawanc

ara, dan

dokumentasi.

2 Atika

Rahmadhani/20 21

Implementasi sholat dhuha dalam

pembentukan karakter siswa SMP 3 Tebat Karai

Kabupaten

membahas mengenai implementasi sholat dhuha dalam karaker siswa

Fokus peneliian pada penelitian terdahulu lebih fokus kepada Pelaksanaan program

pembiasaan sholat dhuha di SMP N

18 Roydah Dewi Mahdalena, “ Implementasi nilai religius dalam pembentukan karakter peserta didik melalui sholat duha di MTs Darul Karomah Randuagung Singosari” (Skripsi, Universitas Islam Malang ,2020).

(34)

Kepahiang. 3 Tebat Kerai.

Dan bagaimana dampak

pembentukan karakter siswa

kelas VII

terhadap

pembiasaan sholat dhuha dapat dikatakan cukup baik

3 Fitria

Handayani/2020

Implementasi karakter disiplin

shalat dhuha dalam meningkatkan prestasi belajar PAI Kelas X di SMA Negeri 3

kota cirebon

Membahas tentang karakter disiplin melalui sholat dhuha

Fokus penelitian terdahulu lebih fokus pelaksanaan karakter disiplin shalat dhuha peserta didik kelas X di SMA Negeri 3 Kota Cirebon

4 Wildan

Mahmud Hanafi/2020

Implementasi program sholat

dhuha dalam pengembangan

kecerdasan spiritual siswa di madrah aliyah

alhayatul islamiyah malang

Membahas tentang sholat dhuha dalam karakter siswa

Fokus pada peneliian

terdahulu lebih berfokus terhadap bagaimana

implementasi progaram sholat dhuah, dan bagaimana

dampak sholat dhuha dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa 5 Roydah Dewi

Mahdalena/2020

Impelmentasi nilai religius

dalam pembentukan karakter peserta

didik melalui sholat dhuha di

MTs Darul karomah randuagung

singosari.

Membahas mengenai

karakter religius melalui sholat dhuha

Pada penelitian terdahulu lebih fokus terhadap pelaksanaan nilai religius dalam pembentukan karakter peserta didik melalui sholat dhuha

(35)

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalm mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, posisi teori dalam penelitian keulitatif diletakkan sebagai persepektif atau pisau analisis, bukan diuji.19

a. Implementasi Pembiasaan Sholat Dhuha 1) Pengertian Sholat Dhuha

Salah satu perintah ibadah dalam islam yaitu sholat. Yang mana ada di dalam rukun islam. Sholat merupakan perintah wajib yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan mendapatkan dosa. Adapula sholat sunnah, sunnah yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Yang termasuk di dalam sholat sunnah yaitu sholat tahajud, sholat hajat, shalat istikharah, dan sholat Dhuha. Allah berfirman untuk melaksanakan sholat di dalam Q.S Al-Baqarah ayat 43;

















19 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(Jember; IAIN Jember, 2020).46

(36)

Artinya ;Laksanakanlah Shalat, Tunaikanlah Zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yan ruku’ (Q.S Al-Baqarah ayat 43)20 Salah satu shalat sunnah yaitu sholat dhuha, Sholat Dhuha yaitu shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik.21 Sholat dhuha merupakan salah satu shalat yang penting, secara khusus sholat dhuha mempunyai arti shalat yang berhubungan dengan permohonan limpahan rizki. Shalat merupakan ibadah penting untuk mendekatkan diri kita terhadap sang pencipta Allah SWT. 22

2) Tujuan Sholat Dhuha

Sholat dhuha merupakan sholat yang memiliki keutamaan serta faedah yang besar di dalamnya. emiliki keutamaan ataupun tujuan yang besar, sudah dijelaskan dalam beberapa hadist. Rasulullah sangat menekankan amalan yang satu ini yaitu sholat dhuha, beliau ingin kita sebagai umatnya melaksanakannya semaksimal mungkin.23 3) Hukum Shalat Dhuha

Hukum mengerjakan shalat Dhuha adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan untuk mengerjakannya). Jadi bagi seseorang yang mengiginkan mendapat pahala maka hendaklah mengamalkannya dan

20 Kemeentrian Agama RI, Ar-Rahman Mushaf Al-Qur’an Asmaul Husna, (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2014)

21 Ubaid Ibnu Abdillah, “Keutamaan dan Keistimewaan”, (Surabaya:Pustaka Media) hal 127

22 Iqro’ Al Firdaus,”Berdhuhalah Allah menjaminmu kaya”,(Yogyakarta:Noktah,2019) hal 57

23 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan, hlm. 128.

(37)

jika tidak, maka tidak ada halangan atau tidak berdosa meninggalkannya.24

Dalam suatu hadits dari Abu Said r.a. Berkata :

َ عَ ن

َ ِبَ ََ أ

َ سَِع

َ يَ د

َخ لا َ

َ دَِر

َ ي

ََ ق

َ لا

َ ك :َ

َ نا

َيِبَ ََ ن

َ ا

َِلل

َ صَ ل َ

َِللاَى

ََ عَ ل

َ يَِهَ

َ وَ س

َ لَ مَ

َخيَ ص

َ ل ي

َيضلا َ

َ ح

َ حَى

َ نََخق َ تّ

َ وَ ل

َ ل َ

َ يََ د

َ وَ يَ د َخعَ

َخعَ ه

َ حَا

َ نََخق َ تّ

َ وَ ل

َ ل َ

َخيَ

َ صَ ل ي

Artinya: “Rasulullah SAW. Senantiasa shalat Dhuha sampai-sampai kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya, tetapi kalau sudah meninggalkan sampai-sampai kami mengira bahwa beliau tidak pernah mengerjakannya”. (H.R.

Turmudzi)

Selain dianjurkan untuk dilaksanakan, sholat dhuha juga ditetapkan sekali ditetapkan sekali untuk dibiasakan. Penekanan ini sejalan dengan keutamaan yang dimiliki shalat dhuha.25

4) Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha memiliki ketentuan waktu tersendiri sama halnya dengan sholat- sholat yang lainnya. Waktu pelaksanaan sholat dhuha yaitu dimulai dari matahari sudah naik atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir sampai matahari lingsir (sekitar pukul 7 sampai masuk waktu dzuhur.26

5) Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha

Shalat Dhuha mempunyai beberapa kaifiyah (tata cara) dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat Dhuha adalah sama seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah berwudlu

24 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan, hlm. 130.

25 Budiman Mustofa,” Tuntunan Praktis Sholat Dhuha”(Surakarta: Shahih,2011) hal. 33- 34 26

Ubaid Ibnu Abdillah, “Keutamaan dan Keistimewaan” (Surabaya: Putaka Media) hal 131

(38)

dengan sempurna, lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci, menghadap kiblat kemudian niat dalam hati. Lebih jelasnya cara melaksanakan shalat Dhuha sebagai berikut :

a) Niat di dalam hati berbarengan dengan takbiratul ihram: “aku niat shalat sunah dhuha karena Allah”

b) Membaca doa iftitah c) Membaca surat Al-Fatihah

d) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an, afdholnya rakaat pertama surah asy-syams dan rakaat kedua surah adh-dhuha.

e) Ruku` dan membaca tasbih tiga kali.

f) I`tidal

g) Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali.

h) Duduk diantara sujud.

i) Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

j) Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara di atas.

k) Setelah berdiri dan melaksanakan rakaat kedua, kemudian duduk melakukan duduk tasyahud akhir.

l) kemudian diakhiri dengan mengucap salam. dan berdoa :“Yaa Allah, bahwasannya waktu dhuha itu waktu dhuhaMu, dan kemegahan ialah kemegahanMu (keagungan), dan keindahan itu keindahanMu, dan kekuatan itu kekuatanMu, dan kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlidungan itu perlindunganMu, Yaa Allah,

(39)

jika rizkiku masih di atas langit, turunkanlah, dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, dan jika sukar, mudahkanlah, dan jika haram, sucikanlah, dan jika jauh dekatkanlah. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak (bekal) dhuha Engkau, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah engkau limpahkan kepada hamba- hambaMu yang shalih”.27

Pada dasarnya doa setelah shalat Dhuha dapat menggunakan doa apapun. Mengenai doa sesudah shalat dhuha yang tersebut diatas, bukanlah doa yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, melainkan doa yang pertama kali dimunculkan pertama kali oleh ahli hukum (Fuqoha), seperti asy-Syarwani dalam Syarh Minhaj dan ad-Dimyati dalam I`anatut Tholibin. Dalam kedua kitab tersebut juga tidak menyebutkan doa ini berasal dari Hadits Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, seorang yang selesai melaksanakan shalat Dhuha, ia dapat melafalkan doa apa saja yang baik tanpa harus terikat dengan lafal doa tertentu dan selama bukan doa untuk keburukan.

b. Pembentukan Karakter 1) Pengertian Karaker

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”

atau menandai dan memfokuskan tata cara mengaplikasikan nilai

27 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan,(Surabaya, Pustaka Media). 137- 150.

(40)

kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.28 Karakter merupakan suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang bermartabat. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan. secara implisit hal-hal yang tersembunyi.29

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.30 Orang yang memiliki karakter dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kepribadian atas dirinya sendiri, dengan demikian kepribadian yang dimiliki berbeda dengan orang lain dan hal inilah yang membedakan dirinya dengan orang lain.

Secara etimologi karakter berasal dari kata charter yang berarti watak, karakter, atau sifat. Dalam kamus besar bahasa indonesia karakter diartikan ebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti.

Karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau

28 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Krakter Perspektif Islam, (Bandung,CV Pustaka Setia,2021),30

29 Jamal Ma’mur Asmani, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, 27.

30 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2014), 41-42.

(41)

perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang.31

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah UU SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter. Sehingga, lahir generasi bangsa yang turnbuh berkembang dengan karakter yang bernapas luhur bangsa serta agama.32

Karakter berupa kualitas kepribadian tidak dapat di dapatkan secara langsung tapi hal inimembutuhkan proses, melalui proses pendidikan yang diajarkan secara serius, sungguh-sungguh, konsisten, dan kreatif, yang dimulai dari unit terkecil dalam keluarga, kemudian masyarakat, dan lembaga pendidikan secara umum.33

Jauh sebelum pemerintah memberlakukan program wajib belajar dengan mewujudkan karakter yang cerdas dan berakhlak sejak berabad-abad yang lalu. Rasulullah saw telah mendidik umat manusia agar berkarakter, beriman kepada Allah swt, berakhlak mulia, berakal, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, jika ingin

31 Ali Maksum, “Sosilohi Pendidikan (Malang:Madani, 2016) hal 107

32 Jamal Ma’mur Asmani, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah , 29.

33 Jamal Ma’mur Asmani, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah , 30.

(42)

mengingat untuk menemukan orang yang paling layak diteladani, maka tidak ada alasan lain selain kembali pada sosok Nabi Muhammad SAW yang tanpa tercela, dengan keteladanannya yang begitu melekat dalam dirinya Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT. dalam QS al Ahzab/33:21.





































Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.34

2) Tujuan Pembentukan Karakter

Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, akan tetapi juga berkepribadian yang berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernilai luhur untuk bangsa dan agama.

Dengan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan karakter bertujuan:

a) Membentuk siswa berpikir rasional, dewasa, dan bertaggung jawab.

b) Mengembangkan sikap mental yang terpuji c) Membina kepekaan sosial anak didik

34 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahan, 420.

(43)

d) Membangun mental optimis dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan

e) Membentuk kecerdasan emosional

f) Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang, sabar, beriman, takwa, bertanggung jawab, amanah, jujur, adil, dan mandiri.35

Tujuan pendidikan karakter yang berkaitan dengan pembentukan mental dan sikap anak didik dikelola dengan menanamkan nilai-nilai religius dan nilai tradisional yang positif.

Nilai tersebut perlu ditanamkan dengan intregitas yang sama pada semua mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak ukur bagi penanaman nilai-nilai lainnya.

3) Metode Pembentukan Karakter

Metode merupakan suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk tercapainya suatu tujuan. Kedudukan metode dalam pembentukan karakter sangat penting, dikarenakan tanpa suatu metode yang tepat tujuan dari suatu pembentukan tidak akan efektif.

Suatu pembentukan karakter harus berjalan seimbang dalam artian pembentukan karakter seorang anak harus dimbangi dari pendidikan di lingkungan kluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Kenapa demikian, dikarenakan pembentukan karakter yang dilakukan diberbagai ruanglingkup lingkungan akan dirasa lebih

35 Handani hamid dan beni Ahmad saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, hal39

(44)

efektif untuk seorang anak dibandingkan dengan hanya disalah satunya saja. Pendidikan karakter dirasa amat penting ditanamkan sejak dini karena dirasa anak yang nilai-nilai karakter yang baik dirasa akan mampu akan menempatkan dirinya dari perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai karakter dilingkungan itu sendiri.

Sesuatu metode dapat membentuk karakter manusia, jika enam metode berikut ini dilaksanakan secara utuh dan berkesinambungan, yaitu:36

a) Habituasi (pembiasaan) dan pembudayaan yang baik

Kebiasaan adalah pikiran yang diciptakan seseorang, kemudian dikaitkan dengan perasaan dan diulang-ulang sampai pikiran tersebut percaya bahwa itu adalah bagian dari perilakunya.

Hukum pembiasaan itu melalui enam tahapan, yaitu:

(1) Berpikir

Seseorang memikirkan dan mengetahui nilai-nilai yang diberikan, lalu memberi perhatian, dan berkonsentrasi pada nilai tersebut.

(2) Perekaman

Setelah nilai-nilai diterima, otaknya merekam dan menghubungkan dengan pikiran-pikiran lain, yang sejenis atau yang dinilai bermanfaat baginya.

36 Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakier Menghadapi Arus Global, (Yogyakarta: Kumla Kalam Semesta, 2014), hal. 264-271.

(45)

(3) Pengulangan

Seseorang memutuskan untuk mengulangi nilai-nilai yang baik itu dengan perasaan yang sama.

(4) Penyimpanan

Karena perekaman dilakukan berkali-kali maka pikiran menjadi semakin kuat. Akal menyimpannya dalam file.

(5) Pengulangan

Disadari atau tidak, seseorang mengulang kembali perilaku nilai-nilai yang baik yang tersimpan kuat di dalam akal bawah sadarnya.

(6) Kebiasaan menjadi karakter

Karena pengulangan nilai-nilai yang balk dan berkelanjutan dan tahapan-tahapan di atas yang dilalui, akal manusia meyakini bahwa kebiasaan ini merupakan bagian terpenting dari perilaku.

b) Membelajarkan hal-hal yang baik

Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang dilakukan seseorang atau hal-hal yang baik yang belum dilakukan diberi pemahaman dan pengetahuan tentang nilai-nilai manfaat, rasionalisasi dan akibat dari nilai baik yang dilakukan.

Dengan demikian, seseorang mencoba mengetahui, memahami, menyadari, dan berpikir logis tentang arti dari suatu nilai-nilai dan perilaku yang baik, kemudian mendalaminya dan

(46)

menjiwainya. Lalu nilai-nilai yang baik itu berubah menjadi kekuatan intristik yang berakar dalam diri seseorang.

c) Moralfeeling dan loving: merasakan dan mencintai yang baik Lahirnya moralloving berawal dari mindset (pola pikir).

Pola pikir yang positif terhadap nilai-nilai kebaikan akan merasakan manfaat dari perilaku baik itu. Dari berpikir dan berpengalaman yang baik secara sadar lalu akan mempengaruhi dan akan menumbuhkan rasa cinta dan sayang. Perasaan cinta kepada kebaikan menjadi kekuatan yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat kebaikan bahkan melebihi dari sekedar kewajiban sekalipun berkorban jiwa dan harta.

d) Moral Acting (tindakan yang baik)

Melalui pembiasaan, kemudian berpikir berpengetahuan tentang kebaikan, berlanjut merasa cinta kebaikan itu dan lalu tindakan pengalaman kebaikan yang pada akhirnya membentuk karakter. Karena tindakan yang dilandasi oleh pengetahuan, kesadaran, kebebasan, dan kecintaan akan membentuk endapan pengalaman dan menjadi karakter.

e) Keteladanan (moral model) dari lingkungan sekitar

Setiap orang membutuhkan keteladanan dari lingkungan sekitarnya. Manusia lebih banyak belajar dan mencontoh dari apa yang ia lihat dan alami. Perangkat belajar pada manusia lebih efektif secara audio-visual. Keteladanan yang paling berpengaruh

(47)

adalah yang paling dekat dengan diri kita. Orang tua, karib kerabat, pimpinan masyarakat dan siapapun yang sering berhubungan dengannya maka akan menentukan proses pembentukan karakter.

Jika lingkungan sosial di sekitarnya baik maka maka karakter yang baik yang akan terbentuk. Sebaliknya jika lingkungan di sekitarnya tidak balk maka tidak akan terbentuk karakter yang balk.

f) Tobat (kembali) kepada Allah setelah melakukan kesalahan

Tobat pada hakikatnya ialah kembali kepada Allah setelah melakukan kesalahan. Tobat akan membentuk kesadaran tentang hakikat hidup, tujuan hidup, melahirkan optimisme, nilai kebijakan, nilai-nilai yang di dapat dari berbagai tindakannya, manfaat dan kehampaan tindakannya, dan lain-lain sedemikian rupa, sehingga seseorang dibawa maju untuk melakukan suatu tindakan dalam paradigma baru dan karakter baru di masa yang akan datang.

4) Nilai-Nilai Karakter

Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, Iingkungan, dan kebangsaan.37 Sehingga Nabi Muhammad benar-

37 Jamal Ma’mur Asmani, Pendidikan Karakter di Sekolah, 36

(48)

benar terfokus pada proses pembentukan, penyempurnaan dan penguatan akhlak sebagai modal untuk melakukan perubahan besar.38

karakter merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh keurunan, hal ini dikarenakan prilaku seorang anak tidak akan jauh dari perilaku orang tuannya. Seorang anak yang berada dilingkungan yang baik akan cenderung berkarakter baik dan begitupun sebaliknya.39 Dalam pendidikan karakter anak-anak memang dengan sengaja didik dan diajarkan serta dibangun karakternya agar mempunyai nilai-nilai kebaikan dan juga sekaligus dapat mengimplementasikannya.40

Pendidikan karakter bukan hanya membangun pengetahuan tentang karakter yang baik, namun juga harus dilanjutkan dengan membentuk perasaan dalam diri peserta didik agar memiliki kepekaan rasa terhadap hal-hal yang kurang baik dan dapat mengimplementasikan karakter-karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.41

Banyak sekali nilai-nilia karakter yang harus di bentuk di lingkungan sekolah, nilai-nilai tersebut tercermin dalam budaya sekolah, karakter yang perlu dikembangkan di sekolah diantaranya religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, dan sebagainya. Adapun

38 Akh Muwafik Saleh, “Membangun Karakter dengan Hati Nurani” hal 2

39 Slamet Yahya, “Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah”. (Yogyakarta:Lontar Mediatama, 2018) hal 35

40Akhmad Muhaimin Azzet,”Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia(Yogyakarta: Ar- ruzz Media, 2011), hal 83

41 Sukandi,”Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah”, hal 69

(49)

nilai-nilai pendidikan karakter yang di deskripsikan adalah sebagai berikut:

a) Nilai Karakter daiam Hubungannya dengan Tuhan

Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan rindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama.

b) Nilai Karakter Hubungannya dengan Diri Sendiri

Ada beberapa nilai karakrer yang berhubungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa nilai tersebut:

(1) Jujur

Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang dida- sarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang dapat dirercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain. Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain.

(2) Bertanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas clan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(50)

(alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui kegiatan pendidikan yang mengaplikasikan alat-alat pendidikan yang meliputi ketetadanan, kewibawaan, kasih sayang, ketulusan, ketegasan, dan pemotivasian, yang dimulai dalam pendidikan informal, dilanjutkan dengan pendidikan formal atau nonformal.42

(3) Bergaya Hidup Sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang balk dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

(4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Salah satu cara dalam pendidikan karakter disiplin sendiri yaitu dengan metode pembiasaan.Metode pembiasaan yang dimaksut yaitu suatu cara atau proses yang dilakukan secara terus menerus dan tersusun dalam dimana didalam

42 Paningkat Sabiruan,”Penanaman Dan Implementasi Nilai Karakter Tanggung Jawab,”

99

file:///C:/Users/TOSHIBA/Downloads/7215-14584-1-SM.pdf

Gambar

Tabel 4.1 Data Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember ................   57  Tabel 4.2 Data Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran
Gambar 4.3 Dokumen 1 Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember .   72  Gambar 4.4 Wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah
Gambar 4.5  Persiapan Sholat Dhuha 95
Tabel 4.1  Hasil Temuan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan berbagai permasalahan yang ada, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Kontribusi Pembiasaan Menghafal Juz 30 Al Qur’an Dan Sholat Dhuha

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah pembiasaan shalat dhuha yang dapat dirumuskan beberapa sub sebagai berikut; (1) Bagaimana pembentukan karakter

Solusinya peserta didik diberikan bimbingan atau motivasi tentang karakter religius yang baik dan juga keutamaan dan pentingnya sholat dhuha agar peserta didik lebih dapat

Selain dengan sholat dhuha ada juga kegiatan PHBI (peringatan hari besar islam), dengan adanya kegiatan ini siswa akan lebih tahu apa itu agama islam. Maka, dengan

Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah peserta didik di MI Hidayatul Mubtadiin Pakel Ngantru Tulungagung .... Proses pelaksanaan pembiasaan

Solusinya peserta didik diberikan bimbingan atau motivasi tentang karakter religius yang baik dan juga keutamaan dan pentingnya sholat dhuha agar peserta didik lebih dapat

Implikasi Pelaksanaan Pembiasaan Shalat Dhuha Sebagai Bentuk Pengembangan Karakter Religius Peserta Didik di MA Putri Ma`arif Ponorogo Sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan

9 Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pembiasaan shalat berjama’ah dalam pembentukan karakter disiplin siswa MI Ya Bakii Kalisabuk 02 merupakan