Oleh
Rabiyatun Adawiah NIM 160106002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2020
ii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH
AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
diajukan kepada Universiatas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Rabiyatun Adawiah NIM 160106002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2020
iii
iv
vi
vii MOTTO
...ﺍ ًﺮْﺴُﻳ ِﺮْﺴُﻌْﻟﺍ َﻊَﻣ ﱠﻥﺇ ﺍ ًﺮْﺴُﻳ ِﺮْﺴُﻌْﻟﺍ َﻊَﻣ ﱠﻥِﺈَﻓ ...
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al- Insyirah [94]: 5-6)1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010).
H. 596.
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk almamaterku, semua guru dan dosenku, kedua penyemangatku yang aku cintai ayahku Ismail H. Abdullah dan Ibuku Rohana, adikku Nurwahdaniyah dan Atun Wardatun, serta sahabat-sahabatku tercinta yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.”
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan dan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta seluruh umat manusia.
Sebagai rasa syukur atas selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimah kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya:
1. Ibu Amalia Taufik, M.A. selaku pembimbing I dan Dr. Tamjidillah HM. Amin, M.Pd. selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam membantu menyempurnakan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. Ahmad Sulhan, S.Ag., M.Pd.I. dan Ramdhani Sucilestari, M.Pd. sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;
3. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd. sebagai ketua jurusan;
4. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
x 6.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8
E. Telaah Pustaka... 9
F. Kerangka Teori ... 12
1. Pendidikan Ekstrakurikuler ... 12
2. Pembentukan Karakter ... 20
G. Metode Penelitian ... 26
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian... 26
2. Kehadiran Peneliti ... 27
3. Lokasi Penelitian ... 28
4. Sumber Data ... 28
5. Metode Pengumpulan Data ... 30
6. Teknik Analisis Data ... 32
xii
7. Pengecekan Keabsahan Data... 34
H. Sistematikan Pembahasan ... 37
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Implementasi Pendidikan Ekstrakurikuler Dalam Membentuk Karakter Siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan ... 46
2. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Mengimplementasikan Esktrakurikuler ... 55
3. Cara Mengatasi Kendala-Kendala Yang Terjadi Dalam Pengimplementasian Ekstrakurikuler ... 57
BAB III PEMBAHASAN ... 59
A. Implementasi Pendidikan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membentuk Karakter Siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah ... 59
B. Kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler Pramuka dan Imtaq ... 66
C. Cara guru mengatasi kendala dalam pengimplementasian ekstrakurikuler pramuka dan imtaq ... 67
BAB IV PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76 RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Data Guru dan Karyawan, 42.
Tabel 2.2 Data Siswa, 43.
Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana, 44.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi, 77.
Lampiran 2 Hasil Observasi, 78.
Lampiran 3 Narasi Observasi, 79.
Lampiran 4 Pedoman Wawancara, 82.
Lampiran 5 Transkrip Wawancara, 86.
Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi, 101.
Lampiran 7 Hasil Dokumentasi, 102.
Lampiran 8 Bukti Wawancara, 107.
Lampiran 9 Kartu Konsultasi Skripsi.
Lampiran 10 Surat Rekomendasi Penelitian.
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian Balitbang.
Lampiran 12 Surat Bukti Penelitian di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.
Lampiran 13 Hasil Cek Plagiasi.
xv
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH
AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh:
Rabiyatun Adawiah NIM 160106002
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah yang menurut peneliti sangat menarik dan berpengaruh terhadap terbentuknya karakter siswa yang baik. Menurut peneliti kehadiran ekstrakurikuler memberikan ruang bagi siswa untuk mengasah bakat sesuai dengan minat mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq dalam membentuk karakter siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah, kendala yang dihadapi guru serta cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik, kecukupan bahan referensi dan coding data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membentuk karakter siswa dilakukan melalui dua cara yaitu pertama melalui pembiasaan (habituasi) dan yang kedua dilakukan penanaman nilai melalui berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka seperti baris berbaris, upacara, morse, semaphore, pionering, persami dan sandi-sandi. Sedangkan implementasi kegiatan ekstrakurikuler imtaq dalam membentuk karakter siswa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti sholat dhuha berjamaah, yasinan bersama, pembacaan doa, da’i cilik/ceramah, dan penguatan isi ceramah oleh guru.
Adapun Kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq adalah siswa yang jarang mau latihan pramuka, masalah petugas imtaq yang tidak hadir serta masalah pengaturan dan penertiban saat imtaq berlangsung. Cara guru dalam mengatasi kendala-kendala tersebut diantaranya dengan menawarkan latihan melalui game (permainan), memberikan iming-iming diadakannya PERSAHAD (Perkemahan sabtu ahad), memanfaatkan waktu yang ada, menyediakan dua naskah ceramah (naskah cadangan) serta melakukan kontrol saat kegiatan berlangsung yang disertai kesabaran.
Kata Kunci: Implementasi, Ekstrakurikuler, Karakter
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang pendidikan, pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, apalagi sekarang sudah banyak sekolah-sekolah baik sekolah umum maupun madrasah yang didirikan untuk keperluan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan di sekolah, atau lembaga-lembaga pendidikan dapat mengubah cara berpikir seseorang dan dapat mengubah cara berinteraksi atau berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah itu sendiri.
Pendidikan perlu diarahkan untuk menumbuhkembangkan iman, akhlak, hati nurani, budi pekerti, serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga menghasilkan keseimbangan. Rasulullah SAW sangat memprioritaskan akhlak, karena akhlak berperan penting dalam seluruh aktivitas maupun dimensi kehidupan manusia. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
ِّﻤَﺗِﻷ ُﺖْﺜِﻌُﺑ ﺎَﻤﱠﻧِﺇ َﻷﺍ َﺢِﻟﺎَﺻ َﻢ
ِﻕ َﻼ ْﺧ
“Sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki budi pekerti (akhlak) yang baik”. (HR. Malik)
Kata kunci hadist di atas adalah akhlak yang merupakan ranah otak mamalia atau System limbic. Sistem limbik ini berfungsi untuk mengatur perasaan atau emosi pada manusia. Setiap manusia memiliki akhlak yang mulia, karena perangkatnya telah dibekali oleh Allah swt berupa otak untuk berfikir, otak untuk mengendalikan emosi dan otak reptil yang berfungsi mengatur gerak reflex dan keseimbangan pada tubuh manusia. Otak inilah yang memerintahkan manusia untuk bergerak saat jika terjadi bahaya ataupun melidungi dari bahaya fisik. Otak reptil akan aktif apabila orang merasa takut, stres, terancam marah atau saat lelah. Pada saat otak reptil aktif, orang tidak dapat berfikir.2
Sekolah, kampus, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan lainnya merupakan sarana tempat berlangsungnya proses pendidikan dan proses pembelajaran, baik proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.3
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.4
Berbicara tentang potensi, setiap manusia memiliki potensinya masing- masing, namun masih banyak sekolah yang tidak memperhatikan potensi
2 Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah “Membangun Karakter dan Kepribadian
Anak”. (CV YRAMA WIDYA. April 2012), h. 123-124.
3 Ibid., h. 124.
4 Ibid., h. 95.
peserta didiknya, baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Bahkan tidak jarang ada sekolah yang lebih terfokus pada aspek akademik sedangkan aspek non akademik sebagai pondasi pembentukan karakter malah terabaikan.
Dengan dihadirkannya pendidikan ekstrakurikuler di sekolah atau lembaga- lembaga pendidikan diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan minat dan bakat yang berbeda sehingga terbentuk karakter yang baik.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara. Serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, berkarakter sehat dan mengaktivasi otak tengah secara alami.5
Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk mengajarkan kebiasaan yang positif yang menghasilkan kepribadian yang bertanggung jawab dalam diri setiap individu. Sikap tanggungjawab inilah yang akan membantu individu bertahan hidup dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter bertujuan untuk mengurangi destruktif pada anak, remaja dan orang dewasa. Hal ini merespon meningkatnya berbagai perilaku destruktif berkaitan dengan kurangnya keteladanan yang menyebabkan perilaku menyimpang pada anak dan remaja. Contohnya perilaku ugal-ugalan di jalan dan premanisme di lingkungan sekolah, perilaku merusak diri sendiri seperti kecenderungan menggunakan alcohol, narkoba dan bunuh diri pada usia remaja. Oleh karena itu, pembangunan karakter sebaiknya dilaksanakan secara lebih terarah dan berkesinambungan.
Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan sejak dini melalui penerapan nilai-
5 Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah “Membangun Karakter dan Kepribadian
Anak”. (CV YRAMA WIDYA. April 2012), h. 1.
nilai kebajikan dan keteladanan. Nilai-nilai kebajikan ini dapat berakar pada agama dan budaya.6
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, peneliti dapat menemukan beberapa esktrakurikuler yang menarik untuk diteliti dintaranya adalah bentuk kegiatan dari Pramuka maupun Imtaq. Adapun bentuk kegiatan Imtaq di MI Al-Ittihadul Islamiyah diantaranya yaitu sholawat, sholat dhuha berjamaah yang dipimpin oleh siswa yang piket sebagai imam sholat, yasinan bersama, ceramah siswa dan guru.7 Menurut penuturan Bapak Sudirman M.Pd.I, adapun bentuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka diantaranya adalah LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris), Pionering, Semaphore, Morse, Sandi-sandi dan Persami.8 Beberapa bentuk kegiatan pramuka maupun Imtaq yang telah disebutkan sangat berpengaruh terhadap terbentuknya karakter siswa yang baik, misalnya kegiatan baris berbaris dalam pramuka, kegiatan ini sangat membantu siswa dalam hal berbaris dari tidak tahu cara berbaris menjadi tahu. Selain itu, ketika upacara hari senin siswa yang mengikuti pramuka akan paham cara berbaris yang baik dan benar sehingga guru tidak kesusahan dalam mengatur siswa. Kehadiran pramuka tidak hanya membantu siswa membentuk karakter saja, namun lebih dari itu guru-guru pun ikut merasakan manfaat dari kehadiran ekstrakurikuler di sekolah. Inilah yang membuktikan bahwa ekstrakurikuler sangat diperlukan dalam sebuah lembaga pendidikan.
6 Ibid. h. 26-27.
7 Observasi awal di MI AL-Ittihadul Islamiyah Ampenan, 13 September 2019.
8 Sudirman, Wawancara, Ampenan, 24 Januari 2020
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewanangan di sekolah.9
Oleh karena itu, ekstrakurikuler harus ada di setiap lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mengembangkan karakter peserta didik agar tidak hanya terfokus pada aspek akademik saja. Sebab ketika dihadapkan dengan dunia nyata apalagi di zaman globalisasi seperti sekarang ini, tentu saja bukan hanya sekedar potensi kognitif yang dibutuhkan, akan tetapi, aspek afektif dan psikomotorik juga sangat diperlukan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik dan merasa terpanggil untuk meneliti dengan judul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq dalam membentuk karakter siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan?
2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq?
9 Tamjidillah HM Amin, Membentuk Karakter melalui Pendidika Ekstrakurikuler, (CV
Elhikam Press Lombok, 0ktober2018), h.1.
3. Bagaimana cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq?
C. Tujuan dan Manfaat
Berangkat dari permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui implementasi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Imtaq dalam membentuk karakter siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler Pramuka dan Imtaq
c. Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler Pramuka dan Imtaq 2. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan sesuai dengan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Secara teoritis temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap hasil dari penelitian yang sejenis dan memperkaya hasil penelitian yang diadakan sebelumnya. Selanjutnya dengan penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan dan memperkaya wawasan tentang pendidikan ekstrakurikuler.
b. Secara Praktis
Secara praktis, diharapkan berguna dan sebagai masukan informasi bagi:
1) Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna dan menjadi acuan terhadap penyelenggaraan pendidikan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
2) Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan refleksi dalam rangka merancang dan melaksanakan strategi dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.
3) Pembina Ekstrakurikuler
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik melalui pendidikan ekstrakurikuler.
4) Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu siswa dalam membentuk karakter yang baik sehingga terhindar dari penyimpangan-penyimpangan.
5) Manfaat bagi peneliti
Peneliti dapat menambah wawasan atau ilmu yang lebih luas terkait impelementasi pendidikan ekstrakurikuler, serta dapat mengimplementasikan perilaku yang baik ketika bersosialisasi dengan orang lain.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian yang diteliti yaitu Implementasi Pendidikan Ekstrakurikuler Dalam Membentuk Karakter Siswa di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, maka yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah impelementasi ekstrakurikuler dalam membentuk karakter siswa. Ekstrakurikuler yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Ekstrakurikuler Pramuka dan Ekstrakurikuler Imtaq.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian merupakan lokasi penelitian, yang menunjukkan tempat peneliti akan melakukan penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di MI Al-Ittihadul Islamiyah. Penempatan lokasi yang ditetapkan peneliti karena didasarkan pada objek yang dikaji, pertimbangan keefektifan dan efisiensi waktu, tenaga, dan sumber daya peneliti, serta relevansi dan urgensi tema yang diteliti dengan konteks pendidikan. Peneliti memilih MI Al-Ittihadul Islamiyah sebagai lokasi
penelitian disebabkan pengamatan awal peneliti bahwa di madrasah ini terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang menarik, diantaranya adalah Pramuka dan Imtaq. Kegiatan Pramuka maupun Imtaq memiliki bentuk-bentuk kegiatan tersendiri yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya terdahulu yang terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repitasi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian dalam proposal ini antara lain:
1. Sahrul Rahman “Pola Pembinaan Karakter Anak Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di MI Muhammadiyah 6 Syuhada Kota Makassar”.
Dalam penelitian tersebut peneliti lebih spesifik membahas mengenai pola pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk pembinaan karakter siswa dilakukan melalui: kegiatan keagamaan, upacara bendera, kegiatan SKJ, tapak suci dan kegiatan kepramukaan. Kemudian pembinaan karakter di MI Muhammadiyah 6 Syuhada Kota Makassar dilaksanakan melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan, pengkodisian, kegiatan ko-kurikuler, kegiatan keseharian di rumah, pemberian waktu tambahan untuk kegiatan
ekstrakurikuler, dan juga bekerja sama dengan pihak keluarga dan sekolah.10
Adapun yang menjadi persamaan penelitian oleh Sahrul Rahman dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada jenis penelitian yang dilakukan oleh Sahrul Rahman dan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian kualitatif.
Adapun Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan penelitian ini yaitu:
a. Subyek penelitian yang dilakukaan Sahrul Rohman lebih menekankan pada pola pembinaan karakter anak sedangkan peneliti lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa.
b. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Sahrul Rohman bertempat di MI Muhammadiyah 6 Syuhada Kota Makassar, sedangkan peneliti di MI Al-Ittihadul Islammiyah.
c. Waktu penelitian yang dilakukan oleh Sahrul Rohman adalah pada tahun pelajaran 2015/2016, sedangkan peneliti pada tahun 2019/2020.
2. Yuni Wijayanti “Peran Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Di SMPN 3 Malang”. Dalam penelitian tersebut peneliti lebih spesifik membahas peran ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter religius siswa. Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam membentuk karakter
10 Sahrul Rahman “Pola Pembinaan Karakter Anak Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di
MI Muhammadiyah 6 Syuhada Kota Makassar” (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin, Makassar, 2016.
religius membutuhkan perangkat pelatihan yaitu silabus dan penilaian.
Selain itu juga menggunakan metode agar mempermudah dalam proses pelaksanaannya.11
Adapun yang menjadi persamaan penelitian yang dilakukan Yuni Wijayanti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh Yuni Wijayanti dan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif. Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu:
a. Subyek penelitian yang dilakukan oleh Yuni Wijayanti adalah lebih khusus membentuk karakter yang religius sedangkan subyek peneliti dalam penelitian ini adalah membentuk karakter siswa secara umum.
b. Objek penelitian terdahulu lebih fokus membahas tentang peran ekstrakurikuler keagamaan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih fokus terhadap implementasi ekstrakurikuler.
c. Lokasi penelitian terdahulu bertemmpat di SMPN 3 Malang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan bertempat di MI Al- Ittihadul Islamiyah.
d. Waktu penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu adala tahun pelajaran 2016/2017, sedangkan peneliti pada tahun pelajaran 2019/2020.
11Yuni Wijayanti “Peran Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Di SMPN 3 Malang” (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017).
F. Kerangka Teori
1. Pendidikan Ekstrakurikuler
Sebelum peneliti membahas lebih jauh tentang pendidikan ekstrakurikuler, alangkah lebih baiknya peneliti memaparkan terlebih dahulu definisi pendidikan secara umum.
a. Pengertian Pendidikan 1) Etimologi
Istilah pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
“didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “Perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Sedangkan istilah pendidikan menurut bahasa Yunani berasal dari kata
“paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.12
Istilah pendidikan dalam islam kadang-kadang disebut dengan al-tarbiyah yang diterjemahkan dengan kata “pendidikan”.
Kadang-kadang disebut al-ta’lim yang diartikan dengan
“Pengajaran”. Kadang-kadang juga disebut al-ta’dib secara etimologi diterjemahkan dengan perjamuan makan atau pendidikan sopan santun.
12 Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Cv Kalam Mulia, 2015), h. 15.
2) Terminologi
Secara Terminologi terdapat berbagai definisi pendidikan menurut para ahli.
Nana Sudjana. Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia. Pendidikan dalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, moral sesuai dengan kemampuan dan martabat sebagai manusia.
Al-Abrasyi. Pendidikan adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.
Ahmad D. Marimba. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Hasan Langgulung meninjau pendidikan dari dua segi, pertama dari segi pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap berlanjut atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyrakat tersebut tetap terpelihara. Dari segi individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Manusia mempunyai berbagai bakat dan kemampuan yang kalau pandai kita mempergunakannya bisa berubah menjadi emas dan intan, bisa menjadi kekayaan yang berlimpah-limpah.13
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
13 Ibid., h. 16
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari berbagai pengertian pendidikan yang telah dirumuskan oleh para ahli di atas ada beberapa unsur yang selalu ada dalam setiap rumusan tersebut, yaitu:
a) Pendidikan itu merupakan suatu proses bimbingan yang dilaksanakan dengan sengaja.
b) Ada orang yang melaksanakan atau bertanggungjawab dalam pelaksanaan bimbingan.
c) Ada orang yang dibimbing.
d) Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut ada tujuan yang ingin dicapai.14
b. Pengertian Ekstrakurikuler
Menurut Bahasa, kata ekstra mempunyai tambahan di luar yang resmi. Sedangkan kata kurikuler, mempunyai arti bersangkutan dengan kurikulum.15 Sehingga kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan tambahan di luar yang berkaitan dengan kurikulum.
Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global, untuk membentuk insan yang
14 Ibid., h. 17
15 Departemen Pedidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Pustaka,
2001), h. 223.
paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minta mereja melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewanangan di sekolah.16
Menurut Wiyani, menyatakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.17 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kegiatan ekstrakurikuler dikenal dengan nama Pengembangan Diri, sebagai dasar pelaksanaan pendidikan berkarakter melalui ekstrakurikuler.18
Dari pengertian pendidikan dan ekstrakurikuler di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan ekstrakurikuler adalah usaha sadar yang dilakukan dengan memberikan bimbingan di luar jam pelajaran tatap muka dalam rangka meningkatkan dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma- norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global.
16 Tamjidillah HM Amin, Membentuk Karakter melalui Pendidikan Ekstrakurikuler, (CV
Elhikam Press Lombok, 2018), h. 1.
17 Noor yanti, Dkk, “Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam rangka Pengembangan
Nilai-nilai Karakter Siswa Untuk Menjadi Warga Negara Yang Baik di SMA KORPRI Banjarmasin”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 6, Nomor 11, Mei 2016, h. 965.
18 Tamjidillah HM Amin, Membentuk..., h. 2.
1). Visi-Misi Pendidikan Ekstrakurikuler
Visi Ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misi Ekstrakurikuler yaitu:
a) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.
b) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.19
2) Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun fungsi dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Muhaimin adalah:
a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial peserta didik.
19 Tamjidillah HM Amin, Pendidikan Ekstrakurikuler Jalan Membentuk Karakter, (SEGI Mataram NTB, 2019), h. 5.
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d) Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karier peserta didik.
3) Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
a) Bersifat Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, peserta didik masing- masing.
b) Bersifat Pilihan, yaitu prinsip kegaitan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kegiatan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
c) Bersifat Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e) Etoskerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.20
4) Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat dua jenis kegiatan ekstrakurikuler bila dilihat dari hubungannya dengan pelajaran di kelas, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat langsung dan tidak langsung.21
a) Kegiatan Ekstrakurikuler Mendukung yang secara langsung dengan pelajaran di kelas bertujuan meningkatkan penge tahuan dan keterampilan peserta didik contohnya olahraga, seni, bimbel, dan karya ilmiah remaja dan lain-lain yang mendukung pengembangan kompetensi akademik terutama pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan kompetensi akademik sekurang-kurangnya mencakup kegiatan-kegiatan yang secara langsung menunjang pencapaian KKM. Kegiatan ini dilakukan peserta didik diluar jam tatap muka dibawa bimbingan guru mata pelajaran.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain:
(1) Pembelajaran untuk program perbaikan;
(2) Pembelajaran untuk pengayaan dan;
(3) Klinik mata pelajaran.
20 Ibid., h. 8.
21 Ibid., h. 9.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan setelah guru melaksanakan analisis hasil penilaian. Bagi psesrta didik yang telah mencapai KKM diberikan pengayaan, bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan perbaikan, dan bagi peserta didik yang sudah diberikan program perbaikan tetapi belum juga mencapai KKM, dimasukkan ke program klinik mata pelajaran.
b)Kegiatan Ekstrakurikuler yang tidak langsung di kelas bertujuan menyesuaikan diri peserta didik dengan kehidupan integratif dan memberikan kesempatan untuk bekerja sama untuk tujuan bersama contohnya PMR, Pramuka, OSIS, Paskibraka, dan lain- lain untuk mengembangkan bakat, minat dan kepribadian karakter anak didik.
5) Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah
Dalam memantapkam kepribadian peserta didik guna mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan menyiapkan mereka agar berakhlak mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler diupayakan antara lain dalam bentuk kegiatan: a) Pembiasaan Akhlak Mulia; b) Masa Orientasi Siswa (MOS); c) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS); d) Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah; e) Kepramukaan; f) Upacara
Bendera; g) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara; h) Pendidikan Berwawasan Kebangsaan; i) Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS); j) Palang Merah Remaja (PMR); k) Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.22
2. Pembentukan Karakter a. Pengertian Karakter
Secara etiomologi karakter berasal dari bahasa Yunani, charasseim, yang berarti “mengukir” atau “dipahat”. Mempunyai akhlak mulia adalah tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan. Proses pengukiran, karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara.23
Hermawan Kertajaya mengatakan bahwa karakter adalah merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu, ciri khas tersebut adalah ciri yang asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu, dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, bertutur kata dan merespon sesuatu.
Thomas Lickona menjelaskan bahwa karakter terdiri atas tiga bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan perilaku bermoral (moral behavior), karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, mencintai atau menginginkan kebaikan, dan melakukan
22 Ibid., h. 13.
23M. Syakir, Dkk. “Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakurikuler Untuk Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Di Sma Negeri 1 Sinjai Borong”, Jurnal Mirai Managemen, Vol. 2, Nomor 1, Oktober 2017, h. 110.
kebaikan. Cara membentuk karakter yang efektif adalah melibatkan keduanya.24
Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhnya jika dihubungkan dengan falsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai- nilai luhur pancasila.
c. Fungsi Pendidikan Karakter
Fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut.
1) Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, dan berperilaku baik.
2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik.
3) Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
24Mardiah Astuti, Dkk. Implementasi Pendidikan Karakter Di Min Se Kodya Palembang.
Jurnal Ilmiah PGMI, 2018, Vol. 4, Nomor 1, h. 17.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Ruang lingkup atau sasaran dari pendidikan karakter adalah:
1) Satuan Pendidikan 2) Keluarga
3) Masyarakat25 e. Jenis-Jenis Karakter
Florance Littauer dalam bukunya yang berjudul Personality Plus, membagi karakteristik dasar menjadi empat kelompok besar yaitu:
1) Kepribadian sanguinis popular
Seseorang dengan kepribadian sanguinis tidak memiliki bakat atau kesempatan yang lebih banyak daripada orang dengan watak lainnya, tetapi mereka terlihat seperti memiliki lebih banyak kesenangan. Tipe ini sangat suka bersosialisasi bersenang-senang, menceritakan segala hal, serta ramah. Kepribadian tipe ini memiliki keinginan bawaan untuk menjadi pusat perhatian.
2) Kepribadian Melankolis sempurna
Tipe ini dideskripsikan sebagai tipe mental yang memiliki karakteristik yang kuat terkait kemampuan berfikir, mengevaluasi dan penilaian. Tipikal pelakunya meliputi gemar berpikir, menilai, membuat perencanaan atau daftar, gemar mengevaluasi hal-hal positif dan negatif, secara general menganalisis berbagai fakta.
25 Tamjidillah HM Amin, Pendidikan Ekstrakurikuler Jalan Membentuk Karakter,
(Matarm: SEGI Mataram NTB, 2019) h. 108-109.
Seorang melankolis sempurna dikenal sebagai tipe perfeksionis karena kebiasaannya yang suka merencanakan segala sesuatunya secara detail untuk memastikan semua berjalan sesuai dengan rencana. Kekurangan dari tipe ini adalah terkadang mereka melemahkan atau mempersulit dirinya sendiri dengan analisis yang berlebihan. Seseorang melankolis sempurna perasaannya sangat sensitif, sehingga mudah sekali dikuasai oleh perasaan yang berujung pada sikap sehari-hari yang murung.
3) Kepribadian koleris kuat
Seseorang dengan tipe koleris selalu mengorientasikan dirinya sebagai pemimpin. Tipe ini memiliki sifat yang dominan, kuat, mengatur, bahkan terkadang cenderung arogan. Kekurangan orang dengan tipe ini adalah kurangnya kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain sehingga belas kasihannya terhadap orang lain minim dan seringkali menyinggung perasaan orang lain.
4) Kepribadian Plegmatis yang damai
Dideskripsikan sebagai tipe yang paling datar, dan yang paling suka suasana yag damai dibandingkan tipe yang lain. Seorang plegmatis damai cenderung tidak beremosi, tidak menampakan perasaan sedih atau senang, serta naik turun emosi tidak jelas. Tipe ini sangat cocok sebagai mediator karena mereka sangat menjaga sikap agar tidak sampai mengecewakan orang lain sehingga tidak banyak memiliki musuh. Kelemahan orang phlegmatic adalah
cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, acuh tak acuh, tidak peduli, sehingga seringkali mengambil jalan pintas yang paling gampang.26
f. Nilai-nilai Karakter Siswa
Pendidikan karakter bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada peserta didik. Berikut 18 karakter bangsa sebagai bahan untuk membentuk karakter siswa:27
1) Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2) Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3) Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
26 Widhayani dan Sutama, “Analisis Karakter Dosen yang Berpengaruh Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Surabaya”, Jurnal studi Manajemen Dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, 2017, h. 279-280.
27 Dave Nayoan, “18 Indikator Penilaian Karakter”, dalam https://id.scribd.com/doc/102713798/18- indikator-penilaian-karakter, diunggah pada tanggal 13 Agustus 2012, pukul 08.47.
5) Kerja keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
10)Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11)Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12)Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengkui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
13)Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14)Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15)Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16)Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alm yang sudah terjadi.
17)Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18)Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), dengan negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Dilihat dari judul penelitian ini, yaitu Implementasi Pendidikan Ekstrakurikuler Dalam Membentuk Karakter Siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2019/2020, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif atau naturalistic
inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.28
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif memiliki ciri mempelajari situasi dunia nyata secara ilmiah, karena tidak ada manipulasi di dalamnya, selain itu menunjukkan peneliti punya hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan.
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai instrumen kunci yang terjun langsung ke lapangan dalam waktu melakukan penelitian.
Pengertian instumen di sini, peneliti menjadi alat dari keseluruhan proses penelitian, peneliti sebagai perencana, pengumpul data, penafsir data, sekaligus sebagai pelapor dari hasil penelitian. Kehadiran peneliti juga sebagai pengamat non partisipan, maksudnya peneliti tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai penonton tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan. Peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah
28 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 181.
yang sedang diteliti sehingga peneliti bisa mendapatkan data untuk masalah yang sedang diteliti.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian ini adalah MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dikarenakan di madrasah ini terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang menarik, diantaranya adalah Pramuka dan Imtaq yang sesuai dengan fokus penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa. Dalam proses pengimplementasiannya guru berupaya untuk membentuk karakter siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk kegiatan dari ekstrakurikuler Pramuka maupun ekstrakurikuler Imtaq.
4. Sumber Data
Menurut Loftland yang dikutip dari Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan yang berupa dokumen dan lain-lain.29Dilihat dari segi sumber perolehan data secara umum dalam penelitian dikenal ada 2 jenis data, yaitu data sekunder (secondary data) dan data primer (primary data).
a. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya (sumber asli). Sumber data primer merupakan sumber
29 Eri Hendro Kusuma, Implementasi pendidikan Karakter pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Batu, Universitas Negeri Malang.
data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lokasi penelitian. Sumber data ini mutlak hasil wawancara dengan beberapa informan.
Sehubungan dengan penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu:
1) Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan 2) Pembina ekstrakurikuler Imtaq
3) Guru Pembina ekstrakurikuler Pramuka 4) Siswa
b. Sumber Data Sekunder (Secondary Data)
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan. Jenis data ini disebut data eksternal. Jenis data ini dapat digali melalui monografi yang diterbitkan oleh masing-masing-masing lembaga, laporan-laporan, baik mingguan, bulanan, triwulan maupun tahunan, buku-buku profil, literatur, majalah-majalah dan publikasi data dari media surat kabar.30
Dalam penelitian ini, data sekunder dapat berupa profil dan sejarah MI Al-Ittihadul Islamiyah, visi dan misi madrasah, struktur organisasi, data siswa MI Al-Ittihadul Islamiyah, serta data sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Imtaq yang sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini serta berbagai literature yang relevan yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
30 Teguh Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi. (Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2005), h. 121-122.
5. Metode Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif mengumpulkan data terutama dalam bentuk kata daripada angka. Studinya menghasilkan deskripsi cerita terperinci, analisis, dan interpretasi fenomena. Berikut uraian tentang metode pengumpulan data:
a. Observasi
Secara bahasa observasi berarti memperhatikan dengan penuh perhatian seseorang atau sesuatu, memerhatikan dengan penuh perhatian berarti mengamati tentang apa yang terjadi.31 Tujuan dari observasi ini dilakukan antara lain:
1) Untuk mengetahui ekstrakurikuler yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah
2) Untuk mengetahui proses implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq
b. Wawancara
Metode pengumpulan data melalui wawancara dalam penelitian kualitatif umumnya dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu kejadian dan atau kegiatan subyek penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif diperlukan suatu wawancara mendalam (in-depth interview), baik dalam situasi maupun dalam beberapa tahapan data.
31 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 209.
Ada beberapa bentuk wawancara, diantaranya: wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara terbuka/tidak terstruktur.32
1) Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang pertanyaannya telah di susun terlebih dahulu.
2) Wawancara semi terstruktur yaitu hanya pokok-pokok masalah yang dipersiapkan sementara pertanyaannya diungkapkan pada saat terjadinya wawancara, sehingga bukan perangkat pertanyaan ilmiah yang diucapkan sama persis untuk setiap wawancara, namun ada beberapa pertanyaan umum untuk mengejar cakupan topik yang luas.
3) Wawancara terbuka atau tidak terstruktur yaitu pertanyaan ditentukan pada saat terjadinya wawancara serta bersifat terbuka sehingga responden mempunyai keleluasanuntuk mengekspesikan jawabannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur sebagai upaya untuk mengejar cakupan topik yang lebih luas sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk mengekspresikan jawabannya.
Dalam proses wawancara ini, peneliti bertujuan untuk mengumpulkan data terkait bagaimana implementasi pendidikan
32 Ibid. h. 214.
ekstrakurikuler pramuka dan imtaq dalam membentuk karakter siswa di MI AL-Ittihadul Islamiyah Ampenan, kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan ekstrakurikuler pramuka dan imtaq serta cara mengatasi kendala dalam pengimplementasian ekstrakurikuler pramuka dan imtaq.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.33 Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan arsip maupun dokumen-dokumen, majalah, buku-buku, peraturan-peraturan dan lain sebagainya mengenai latar belakang objek penelitian, sarana dan prasarana, plakat penghargaan, dan hasil karya siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah untuk mendukung hasil penelitian.
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan terkait dengan Implementasi pendidikan ekstrakurikuler.
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul selama penelitian, maka perlu dianalisis dan diinterpretasikan dengan teliti, ulet dan kecakapan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian.
33 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 216.
Data yang telah terkumpul dianalisis secara induktif dan berlangsung selama pengumpulan data di lapangan, dan dilakukan secara terus menerus. Analisis data yang dilakukan meliputi:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses mengolah data dari lapangan dengan memilah dan memilih, dan menyederhanakan data, dengan merangkum yang penting sesuai dengan fokus masalah penelitian.34 Pada tahap reduksi data, data yang diperoleh di lapangan kemudian dipilih lalu dikumpulkan agar data menjadi lebih sederhana dan juga mudah untuk diolah.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam membentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman menyatakan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclution Drawing And Verification)
Verifikasi data atau menarik kesimpulan merupakan kegiatan di akhir penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam
34 Ibid.
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang saat penelitian berada di lapangan. Kesimpulan yang diharapkan merupakan jawaban dari fokus penelitian yang dirumuskan dan berupa temuan baru.35
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan langsung.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Validitas data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan, untuk terpenuhinya kredibilitas data yang memerlukan waktu yang cukup lama dan melakukan pengamatan yang bersifat berkelanjutan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa permasalahan yang diteliti sesuai dengan yang sesungguhnya ada dalam kenyataan dan kejelasan yang diberikan sesuai dengan yang sebenarnya terjadi. Untuk menetapkan keabsahan data dan untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan beberapa tekhnik antara lain:
35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 249-253.
a. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada36. Oleh karena itu, dalam metode triangulasi yang penulis gunakan yaitu untuk mengecek hasil wawancara dan hasil observasi. Hal ini untuk membandingkan apa yang dilihat dan apa yang didengar oleh penulis, sehingga hasil penelitian tidak bertolak dengan fakta dan realitas yang ada.
Dengan demikian ada tiga macam triangulasi, antara lain:
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik interview di pagi hari pada saat narasumber masih fresh belum banyak masalah, hal itu akan berdampak pada tingkat kevalidan data sehingga lebih kredibel.
36 Ibid., h. 241.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan tekhnik yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Kecukupan bahan refrensi
Kecukupan bahan referensi, maksudnya disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran tentang suatu keadaan perlu di dukung oleh foto-foto sebagai bukti.37
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecukupan bahan referensi ini sebagai bahan pendukung untuk membuktikan data yang telah diperoleh di lapangan tempat penelitian dilakukan. Data ini bisa berupa rekaman wawancara dengan informan dalam penelitian ini baik kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler imtaq dan pramuka, guru maupun siswa serta berupa foto-foto pendukung yang berkaitan dengan judul penelitian.
c. Coding data
Coding adalah proses menelaah dan menguji data mentah yang ada dengan melakukan pemberian label (memberikan label) dalam bentuk kata-kata, frase atau kalimat.38
37Ibid., h. 275.
38 Ilham Junaid, Analisis data Kualitatif Dalam Penelitian Pariwisata, Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, Nomor 01, Februari 2016, h. 66.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa coding adalah menguji data yang masih mentah dengan memberikan label dalam bentuk kata. Data tersebut dapat berupa trasnkrip wawancara, catatan lapangan observasi partisipan, jurnal, dokumen, literatur, artefak, fotografi, video, website, korespondensi email dan lain sebagainya.
H. Sistematikan Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan tugas skripsi. Pada bagian ini mendeskripsikan rasionalitas isi dan hubungan.
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini menyangkut Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II Paparan Data dan Temuan
Di bagian ini diungkapkan seluruh data dan temuan penelitian.
Dalam hal ini, peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta terlebih dahulu.
Bab III Pembahasan
Di bagian pembahasan diungkapkan proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di Bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teoretik sebagaimana diungkap di bagian pendahuluan.
Bab IV Penutup
Pada bagian ini diuraikan mengenai kesimpulan dan saran
39
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Sejarah berdirinya MI Al-Ittihadul Islamiyah tidak lepas dari peran seorang warga etnis Arab yang bernama Saleh Harharah. Madrasah ini berdiri pada tahun 1930 H. Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok. Pada awal berdirinya madrasah ini bernama Madrasah Arab yang didirikan oleh jama’ah Arab yang berkedudukan di lingkungan Melayu Timur Ampenan Tengah dan berdiri di atas tanah dengan luas 743 m2 yang diwakafkan oleh seorang jama’ah Arab.
Pada awal berdirinya madrasah ini diperuntukkan khusus untuk jama’ah Arab yang pada saat itu sangat butuh akan pendidikan Agama sebagai modal dalam pengembangan kehidupan sehari-hari. Memang pada kenyataannya jama’ah Arab secara umum pada saat itu lebih memprioritaskan kehidupan sebagai penyiar Agama Islam, sehingga langkah yang dianggap cocok untuk mencetak da’i-da’i yang handal dan berwawasan keagamaan yang luas dan tinggi adalah dengan mendirikan madrasah.
Sehingga begitu madrasah ini berdiri langsung disambut dengan antusias yang sangat luar biasa oleh jama’ah Arab yang lain, baik yang berada di Ampenan, Mataram, Cakranegara, Lombok Tengah bahkan
sampai Lombok Timur. Dalam kiprahnya sebagai salah satu lembaga pendidikan, madrasah ini telah banyak menghasilkan alumnus yang berhasil baik di bidang pemerintahan, sebagai tokoh Agama, tokoh masyarakat, maupun pengusaha yang telah sukses.
Perkembangan zaman yang sangat pesat lama-kelamaan madrasah ini membuka diri terhadap kepentingan suku lain dari luar jama’ah Arab. Sejak berdirinya, madrasah ini tetap eksis sampai saat ini, tetap melaksanakan kegiatan sebagai lembaga pendidikan yang tidak terikat oleh organisasi politik maupun organisasi lain sehingga keberadaannya melingkupi masyarakat secara umum.
Madrasah Arab ini berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan sejak tahun 1986 sesuai dengan akte notaris Nomor: 15 tanggal 23 Januari 1976. Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan sebagai madrasah Agama/madrasah tingkat rendah yang melaksanakan kewajiban belajar seperti tercantum dalam Undang-Undang nomor 12 tahun 1945, 10. No. 4 tahun 1950 pasal 10 ayat 2.
2. Visi dan Misi MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Adapun visi dan misi MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan yaitu:
a. Visi
Visi MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan adalah “Mewujudkan Generasi yang Bertaqwa, Terampil dan Kompetitif”.
b. Misi
Misi MI Al-Ittihadul Islamiyah adalah sebagai berikut:
1) Menanamkan nilai-nilai keislaman melalui pengamalan ajaran islam 2) Mewujudkan generasi yang berakhlak mulia melalui penerapan nilai-
nilai etika yang benar
3) Menanamkan semangat kompetitif melalui upaya pembelajaran yang bervariasi
4) Meningkatkan jiwa dan semangat kompetisi melalui lomba akademis dan non akademis
3. Keadaan Geografis MI Al-Ittihadul Islamiyah
MI Al-Ittihadul Islamiyah terletak di wilayah yang cukup strategis karena berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah terletak di jalan Lumba-lumba No. 7, Lingkungan Melayu Timur, Kelurahan Ampenan Tengah, Kota Mataram.
MI Al-Ittihadul Islamiyah dapat dijangkau dengan kendaraan dengan batas- batas bangunan sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan SMPN 3 Ampenan b. Sebelah barat berbatasan dengan Masjid Jami Babussalam c. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga
d. Sebelah Utara berbatasan dengan gang
4. Keadaan Guru dan Pegawai MI Al-Ittihadul Islamiyah
Guru memiliki peran penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar
mengajar. Selain bertanggungjawab dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru juga berperan sebagai pembimbing yang bisa mengarahkan siswa menjadi pribadi yang baik dan santun. Dalam hal ini, dibutuhkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu diperlukan kapasitas dan kualitas guru, pegawai maupun staf lainnya tidak dapat diabaikan. Untuk lebih jelasnya data guru, pegawai maupun staf lainnya di MI Al-Ittihadul Islamiyah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Data Guru Dan Karyawan MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Bulan September 2019
N O
Nama Guru/Karyawan
Jenis Kelamin
L/P
Mata Pelajaran
Yang diajarkan
Jabatan Pendidikan Terakhir
1. Moh. Ramli
Alam, S.Pd L Fiqih kls VI A, SKI kls VI, QH
V A
Kepala
Madrasah S1
2 Asmahan, S.Pd P Guru Kelas V a S1
3 Hj. Zuhriah, S.Pd P Guru Kelas III a S1
4 Sudirman, M.PdI L Guru Kelas IV b S2
5 Aminah, S.Pd P Guru Kelas I a S1
6 Suwaebah Djamalullail, S.Pd.I
P Guru Kelas I b S1
7 Ahmad Fahran,
S.PdI L Guru Kelas VI a S1
8 Salmiati, S.Ag P Guru Kelas V b S1
9 Hamidah, S.PdI P Guru Kelas II a S1
10 Nurul Ariani,
S.Pd P Guru Kelas IV a S1
11 Huda Bagis, S.Pd P Guru Mata Pelajaran S1
12 Fitriani, S.PdI P Guru Kelas II a S1
13 Fitriani, S.Pd P Guru Kelas VI b S1