Menyelenggarakan Pendidikan Karakter Bagi Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Pengembangan Anak Islami Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Di SDIT Bina Anak Islam Krapyak pendidikan karakter ditekankan untuk membekali anak dengan akhlak yang mulia. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penyelenggaraan pendidikan karakter di SDIT Bina Islam Anak Krapyak didasarkan pada visi sekolah yaitu “Menumbuhkan generasi Al-Qur’an yang mampu mengedepankan Akhlaqul Karimah dan dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju. ."
Latar Belakang Masalah
Sudah banyak sistem pendidikan yang berhubungan dengan pendidikan karakter, seperti yang coba diperkenalkan oleh SDIT Bina Anak Islam Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta, dengan model full day school, sekolah ini sangat memperhatikan pendidikan moral dalam pelaksanaannya. Meskipun kurikulum SDIT Bina Islam Anak Krapyak berpedoman pada kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, namun penerapannya mengacu pada pendidikan agama sebagai pembentukan karakter. Untuk menjawab dari uraian di atas dan mengetahui lebih detail seperti apa proses pendidikan karakter siswa SDIT Bina Anak Islam Krapyak dan faktor apa saja yang mempengaruhinya, maka diperlukan penelitian lebih lanjut.
Rumusan Masalah
Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pendidikan karakter di SDIT Bina Islam Anak Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Untuk mengetahui proses pendidikan karakter pada siswa yang diterapkan di SDIT Bina Anak Islam Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses pendidikan karakter siswa di SDIT Bina Islam Anak Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta.
Kajian Pustaka
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan bagian yang saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan penjelasan Nurul Zuriah yang menjelaskan bahwa pendidikan karakter atau pendidikan akhlak merupakan suatu program. 11 pengajaran di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan watak atau budi pekerti peserta didik dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya melalui kejujuran, kehandalan, kedisiplinan dan kerjasama yang menekankan pada ranah emosional (perasaan dan hubungan) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah psikomotor (keterampilan, keterampilan mengolah data, mengutarakan pendapat dan kerjasama).10.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter juga untuk mempersiapkan dan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia utuh, berbudi luhur dalam segala perannya saat ini dan di masa yang akan datang. Selain itu, pendidikan karakter pada dasarnya bermuara pada pendidikan nilai yang erat kaitannya dengan pendidikan agama Islam, sehingga pendidikan karakter harus mempunyai muatan pendidikan agama Islam. Menurut Fauzil Adhim, karakter yang kuat dibentuk dengan penanaman nilai-nilai yang menekankan pada kejelasan baik dan buruk, melalui pengalaman-pengalaman yang membangkitkan perasaan nafsu dan pantangan yang sangat kuat, dan bukan dengan berkutat pada taraf ilmu belaka.12.
Ruang Lingkup Nilai dalam Pendidikan Karakter
Nah, jika dikaitkan dengan pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar, maka perilaku yang dapat dikembangkan dalam diri mereka menurut Nurul Zuriyah dalam bukunya adalah sebagai berikut: 14. Cinta dan kasih sayang dapat diartikan sebagai perasaan suka (cinta) untuk seseorang disertai dengan kasih sayang. Yaitu sikap berperilaku baik terhadap orang lain, dimulai dari ucapan dan perbuatan.
Komponen-komponen dalam Pendidikan Karakter
Dalam istilah hukum resmi, yang dimaksud dengan guru adalah seseorang yang telah mendapat Surat Keputusan (SC), baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, sehingga mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan mengajar di sekolah. lembaga pendidikan 16 Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia no. Pada hakikatnya guru mempunyai beberapa peran penting dalam pembelajaran, antara lain: guru sebagai ahli pembelajaran yang mempunyai wewenang mengambil keputusan mengenai materi pelajaran dan metode, guru sebagai motivator yang selalu memberikan masukan bagi siswa untuk berkreasi dan bertindak, guru sebagai manajer yang mampu untuk mengatur dan mengelola kelas dengan baik, yaitu Anda bisa. 16 menyelenggarakan lingkungan belajar yang sehat dan bebas masalah perilaku, guru sebagai konselor yang mampu peka dalam mengamati perilaku siswanya dan guru sebagai teladan yaitu menjadi teladan atau teladan yang baik bagi siswanya 18 c.
Lembaga pendidikan (baik formal, nonformal, maupun informal) merupakan tempat transmisi ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Dengan belajar dari sejarah perkembangan lembaga pendidikan di Indonesia, mempunyai corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi disekitarnya, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana hingga zaman penjajahan yang sebagian bernuansa barat dan gereja. gaya dan gaya pada sekolah gizi Islam gaya Timur sebagai penyeimbang, serta model dan pola kelembagaan yang berkembang, tidak lepas dari kebutuhan dan tujuan tersebut.19.
Sebagai suatu sistem sosial, lembaga pendidikan harus mempunyai fungsi dan peran dalam mengubah masyarakat menuju perbaikan di semua tingkatan. 17 Terdapat perbedaan antar peserta didik berdasarkan kepribadian dan kebutuhannya.20 Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan berfungsi sebagai instrumen: pengembangan pribadi, pengembangan kewarganegaraan, pengembangan kebudayaan, dan pembangunan bangsa. Kedua, dilandasi oleh pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai filosofis, khususnya filsafat negara, yaitu mencapai manusia yang berkarakter.
Hal inilah yang saat ini sedang digalakkan oleh setiap lembaga pendidikan, karena selain murah, media ini juga merangsang munculnya kreativitas pada diri siswa.
Metode Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Sekolah Dasar a. Metode Dasar Pendidikan Budi Pekerti
Kepala sekolah, penyelenggara pendidikan, pengembang kurikulum, dan penulis buku teks, serta wawasan yang lebih luas mengenai pendidikan karakter bagi guru dan penyelenggara pendidikan secara keseluruhan. Nurul Zuriah juga menambahkan bahwa pemilihan mata pelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai moral sebagai sarana pendidikan karakter sangat tepat, mengingat negara Republik Indonesia secara konstitusional menetapkan prinsip-prinsip Pancasila sebagai landasan dan sumber dari segala upaya pendidikan untuk mencapai bangsa yang cerdas. 26 Ini adalah cerdas secara intelektual dan cerdas secara moral. Agar peserta didik mempunyai akhlak mulia, diperlukan bimbingan yang berkesinambungan dan berkesinambungan di sekolah.
Keterampilan guru mata pelajaran sangat diharapkan dalam mengintegrasikan moralitas ke dalam mata pelajaran yang diajarkannya.24 Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan dan sosialisasi serta penyesuaian guru agar guru benar-benar memahami cara mengintegrasikannya. Oleh karena itu, untuk mendukung terwujudnya penanaman akhlak yang maksimal di sekolah, diperlukan sinergi dan kerjasama yang erat antara orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan, maka pengumpulan datanya merupakan tinjauan atau kajian terhadap hasil observasi, wawancara dan dokumen berupa data sekunder yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori yang ada.
Subjek penelitian merupakan sumber utama dalam penelitian yang mempunyai data-data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.30 Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa SDIT Bina Islam Anak Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh data yang akurat, relevan dan responsif. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter di SDIT Bina Anak Islam Krapyak.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tertulis seperti sejarah singkat berdirinya, tujuan, visi dan misi, letak geografis sekolah, dan hal-hal lain yang dapat digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian ini.
Sistematika Pembahasan
29 tinjauan pustaka, kerangka teori dan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini serta pembahasan yang sistematis. Pembahasan pada bagian ini meliputi letak geografis, sejarah berdiri dan berkembangnya, visi dan misi, struktur organisasi, kurikulum dan program pendukungnya, keadaan guru dan siswa, serta sarana dan prasarana yang ada di SDIT Bina Islam Anak Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Setelah membahas mengenai gambaran umum SDIT Perkembangan Anak Islam Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta, maka pada bab III berisi tentang pemaparan data beserta hasil analisis mengenai pendidikan karakter siswa SDIT Anak Islam Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta.
Pada bagian ini uraian akan fokus pada implementasi pendidikan karakter dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pendidikan karakter di SDIT Bina Islam Anak Terpadu Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. 30 Terakhir, bagian akhir disertasi ini terdiri dari daftar pustaka dan berbagai lampiran yang berkaitan dengan penelitian.
Kesimpulan
Kedekatan antara guru dan siswa memberikan dampak positif terhadap pembelajaran yaitu siswa merasa nyaman. 90 2) Beberapa siswa sering membuat keributan di kelas setelah . Guru mengingatkan, tidak lama kemudian akan terjadi banyak kebisingan sehingga hal-hal kecil seperti ini dapat mengganggu konsentrasi siswa lain yang sedang serius mengikuti pembelajaran.
Saran
Sebaiknya guru memberikan sanksi kepada siswa yang ribut dalam pembelajaran karena hal ini selain memberikan efek jera bagi siswa juga dapat memberikan nilai positif.
Kata Penutup
Pada tanggal 13 Mei 2012 pukul Pukul 13.00 penulis datang ke SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) untuk melakukan observasi. SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) merupakan sekolah yang terbuka bagi pihak luar dan sangat menghormati tamu. SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) mendapat kepercayaan besar dari masyarakat setempat, terbukti dengan jumlah siswa yang mendaftar setiap tahunnya terus meningkat.
Namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu kegiatan pembelajaran di SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) dan siswa tetap mengikuti pembelajaran dengan ceria dengan paket pembelajaran yang menarik. Implementasi Pendidikan Karakter di SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) secara umum berjalan baik, meski ada beberapa yang berjalan dengan baik. Kegiatan yang benar-benar mencerminkan pembentukan karakter siswa di SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) sangat dominan dalam kurikulum yang disusun oleh pimpinan SDIT Bina Islam Anak Krapyak (BAIK).
SDIT Pembinaan Anak Islami Krapyak (BAIK) terletak di Dusun Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Hal ini menunjukkan bahwa sifat ingin tahu siswa SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) sangat besar, hanya tergantung bagaimana lingkungan membimbingnya. Selain itu, kesadaran dan keingintahuan siswa SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) sudah mulai terbentuk untuk mempersiapkan karakternya di masa depan.
Seluruh siswa SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) berbaris di halaman sekolah dan dikelompokkan sesuai kelasnya masing-masing. Pembiasaan hidup rapi menjadi salah satu cara pembelajaran yang ingin diwujudkan oleh para guru SDIT Bina Islam Anak Krapyak (BAIK). Pembelajaran integratif yang dilakukan guru SDIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) juga turut membentuk karakter siswa di masa depan.