• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN PROGRAM TUJUH HARI TEMATIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN PROGRAM TUJUH HARI TEMATIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN PROGRAM TUJUH HARI TEMATIK BAGI SISWA

SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

Siti Auliakhasanah1*, Wanda Hamidah2, Jennyta Caturiasari3, Dede Wahyudin4 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2,3,4

Corresponding Author: Siti Auliakhasanah, sitiauliakhasanah@upi.edu,

ARTICLE INFO Article history:

Received 29 April 2023

Revised 20 Mei 2023

Accepted 6 Juni 2023

ABSTRAK

Pembangunan pendidikan karakter sudah menjadi suatu kewajiban, hal ini dikarenakan mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan memiliki budi pekerti sebagai anggota masyarakat. Pendidikan karakter yang dilaksanakan di lembaga formal dilancarkan melalui pembelajaran sehari-hari yang berlangsung selama sekolah, karena nilai yang termuat dalam pendidikan karakter sudah tercantum pada kurikulum yang disampaikan secara tersurat. Seperti hal nya program pendidikan karakter di wilayah Bekasi, pokok dalam pemiaraan pendidikan karakter dilakukan secara terpadu dalam kurikulum. Penulisan ini bertujuan untuk melihat gambaran pengembangan pendidikan karakter melalui program Tujuh Hari Tematik Pendidikan. Dalam penelitian ini, digunakan jenis kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner/angket dengan perolehan 24 responden. Dari hasil diagram maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 62% sekolah sudah menerapkan program Tujuh Hari Tematik Pendidikan. Program tersebut dapat memberikan kebebasan yang luas bagi lembaga sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang mengedepankan akhlak sesuai identitas kepribadian bangsa.

Kata Kunci: Penerapan, Pendidikan Karakter, Sekolah Dasar

How to Cite : Siti Auliakhasanah, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Penerapan Program Tujuh Ahri Tematik Bagis Siswa Sekolah Dasar di Kota Bekasi ", Vol. 7, No. 1 (2023): 71-82.

DOI : https://doi.org/https://doi.org/10.52266/

Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/

This is an open access article under the CC BY SA license

: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

PENDAHULUAN

ahun 1999, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) memutuskan untuk mengukuhkan lembaga pendidikan sebagai pusat pemerolehan nilai, sikap dan kemampuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa lembaga pendidikan bertujuan menumbuhkembangkan sikap dengan bersumber pada nilai-nilai luhur budaya Indonesia. Sebagaimana tujuan dari pendidikan nasional tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

T

(2)

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 3 UU tersebut menjadi acuan dalam mengembangkan pendidikan karakter.

Menurut Adisusilo (2012: 36), penanaman nilai-nilai karakter telah tercantum pada Kurikulum 2013, yakni sebagai kiprah dalam upaya memperbaiki tujuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter dimaknai sebagai hasil dari penyusunan kembali pelajaran budi pekerti yang ada dalam kurikulum nasional. Hanya saja, dalam pendidikan karakter aspek pengembangannya lebih luas dibanding pedidikan budi pekerti, yakni melibatkan 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebagaimana Darmayanti & Wibowo (2014: 76), penanaman pendidikan karakter dapat menjadikan siswa unggul dari aspek pengetahuan, kecerdasan emosional serta memiliki kepribadian yang kuat. Pembinaan karakter tersebut dilakukan salah satunya melalui pendidikan yang bertahap, terprogram dan dilaksanakan secara berkesinambungan (Hasan, 2010: 6).

Pembangunan pendidikan karakter sudah menjadi suatu kewajiban, hal ini dikarenakan mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan memiliki budi pekerti sebagai anggota masyarakat. Hal ini sejalan dengan penuturan Samani, dkk (2014: 42) yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan karakter berfokus pada peningkatan kualitas penyelenggaraan serta arah dari hasil pendidikan, yakni pada perolehan penciptaan karakter dan pembentukan budi pekerti siswa secara integral, koheren, dan bertimbal selaras seraya standar kompetensi lulusan. Dengan hadirnya pendidikan karakter, dinantikan siswa atau siswi dapat mengaplikasikan nilai-nilai karakter ke dalam aktivitas sehari-hari. Perilaku manusia tidak akan terbina dengan cepat, namun perlu dibentuk secara berkesinambungan. Hal ini serupa dengan pendapat Aniek Irawatie, dkk (2019) bahwa pada dasarnya pelaksanaan pendidikan tidak dilakukan secara sebagian-sebagian dan tergesa-gesa. Pendidikan karakter harus dilakukan secara berangsur-angsur dengan melihat mekanisme peralihan sikap dan karakter setara dengan kondisi di lingkungan. Karakter peserta didik yang unggul dapat diterapkan melalui pembiasaan penerapan pendidikan karakter dalam kehidupannya setiap hari termasuk di lingkungan sekolah. Pendidikan karakter yang dilaksanakan di lembaga formal dilancarkan melalui pembelajaran sehari-hari yang berlangsung selama sekolah, karena nilai yang termuat dalam pendidikan karakter sudah tercantum pada kurikulum yang disampaikan secara tersurat. Pembinaan karakter ini dapat dilakukan ketika siswa berada pada bangku sekolah dasar. Hal ini mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter di sekolah dasar. Seperti hal nya program pendidikan karakter di wilayah Bekasi, pokok dalam pemiaraan pendidikan karakter dilakukan secara terpadu dalam kurikulum.

Pada dasarnya pendidikan karakter memiliki beberapa fokus utama, diantaranya harus berorientasi pada proses yang mengajarkan pada hal yang memiliki nilai-nilai positif yang telah berkembang di masyarakat sebagai budaya masyarakat. Untuk mewujudkan pendidikan karakter tersebut harus dilakukan dengan segala upaya yang dapat meningkatkan perilaku dan kepribadian yang berdasar pada nilai-nilai karakter.

(3)

Berdasarkan hal tersebut, penulisan ini bertujuan untuk melihat gambaran pengembangan pendidikan karakter melalui program Tujuh Hari Tematik Pendidikan.

TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter berakar dari kata “Charassein” dari bahasa Yunani yang artinya mengukir. Hal ini dimaksud bahwa dalam membentuk karakter seseorang seolah sedang mengukir batu. Istilah karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai suatu kepribadian, perangai, muapun tingkah laku yang menjadi pembanding dengan individu lain. Sebagaimana Pusat Kurikulum mengartikan karakter sebagai moral, adab, atau pembawaan setiap individu yang terbentuk karena hasil penghayatan nilai yang kemudian menjadi suatu keyakinan dan digunakan sebagai landasan dalam bertindak.

Kemendiknas (2011) mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu ikhtiar dalam rangka menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik dengan menunjukkan sikap dan tindakan yang selaras dengan nilai di lingkungan. Sedangkan menurut Supranoto (2015), Pendidikan Karakter merupakan suatu ambisi yang dilangsungkan guna memberi dan menimbulkan pengaruh pada karakter siswa.

Pendidikan Karakter menjadi bagian penting dalam kehidupan bangsa, karena karakter yang kuat dapat meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter yakni segala daya upaya dalam rangka membangun dan meningkatkan karakter seseorang yang setimpal dengan nilai-nilai yang berlaku, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan keseharian.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hasan dalam Santosa (2014) menjelaskan beberapa sumber nilai yang diluaskan dalam pendidikan karakter, diantaranya yaitu :

a. Agama

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, di dalamnya selalu didasari dan dilandasi dengan ajaran agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu dilandasi atas nila serta patokan yang berakar dari agama.

b. Pancasila

Pancasila termuat dalam mukadimah UUD 1945. Maknanya, sumber nilai yang terdapat di dalamnya selaku suatu nilai yang menata kehidupan, baik pada ranah hukum, ekonomi, masyarakat ataupun budaya. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter patut didasari dengan Pancasila. Hal ini bertujuan mempersiapkan seseorang menjadi individu yang memiliki kecakapan untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung oleh Pancasila pada kehidupannya sebagai warga negara.

c. Budaya

Nilai-nilai dalam suatu budaya menjadi keabsahan dalam balasan makna dari satu konsep. Oleh karena itu, dalam kehidupan seseorang harus menjadikan

(4)

budaya sebagai sumber untuk memperoleh nilai dalam membentuk pendidikan karakter.

d. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan dari pendidikan nasional mencakup nilai manusiawi yang krusial dimiliki setiap masing-masing individu sebagai warga negara. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional merupakan salah satu sumber operasional dalam mengembangkan pendidikan karakter.

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2013), dalam pendidikan karakter setidaknya terdapat 18 nilai-nilai yang dapat menjadi inti bagi pendidik dalam menegakkan nilai karakter dalam setiap mata pelajaran, diantaranya :

Tabel 1. Delapan Belas Nilai-nilai Pendidikan Karakter

No. Nilai Penjelasan

1. Religius Ketaatan dalam menjalankan petuah agama yang dipercayai.

2. Jujur Upaya mengukuhkan diri sebagai individu yang dapat dipercaya.

3. Toleransi Aksi menghormati perbedaan orang lain seperti perbedaan suku, agama, pendapat dan sebagainya.

4. Disiplin Perilaku tertib pada peraturan yang berjalan.

5. Kerja keras Perilaku khusyuk dalam mengatasi gangguan belajar, serta membereskan tugas.

6. Kreatif Kemampuan berpikir untuk mencipta.

7. Mandiri Sikap tidak bergantung pada kelompok lain.

8. Demokratis Sistem berpikir, berkelakuan dan berbuat dalam menilai hak dan kewajiban.

9. Rasa ingin tahu Sikap tegas berusaha memahami lebih luas tentang objek yang dipelajari.

10. Semangat kebangsaan Sikap mendudukkan keperluan bangsa dan negara diatas keperluan pribadi.

11. Cinta tanah air Kesetiaan kepada bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap untuk memanifestasikan suatu hal yang bernilai guna.

13. Bersahabat/komunikatif Perangai rasa senang, bersahabat, serta bekerja sama dengan individu lain.

14. Cinta damai Memperlihatkan sikap sehingga orang lain mengenyam aman.

15. Gemar membaca Prevelensi memanfaatkan waktu untuk membaca.

16. Peduli lingkungan Tindakan menangkal kerusakan lingkungan sekitar.

17. Peduli sosial Kegiatan memberi derma pada kelompok lain.

18. Tanggung jawab Sikap untuk menyamakan tugas dan kewajibannya.

Tujuh Hari Tematik Pendidikan

Maksud dan tujuan pengelolaan Pendidikan Karakter di Kabupaten Bekasi tertuang dalam pasal 2 ayat (1) yakni membentuk keturunan yang cerdik, cakap, cinta tanah air, menghargai keberagaman, independen, memiliki kemampuan menyesuaikan diri, memiliki wawasan luas dan berbudi pekerti luhur. Berdasarkan Peraturan Bupati Bekasi Nomor 45 Tahun 2019 BAB III Pasal 5 tentang Nilai Dasar Pendidikan Karakter, bahwa :

(5)

(1) Pendidikan Karakter diadakan berdasar pada kearifan setempat budaya Bekasi yang mengarah pada 7 (tujuh) Hari Tematik Pendidikan di Kabupaten Bekasi.

(2) 7 (tujuh) Hari Tematik Pendidikan di Kabupaten Bekasi, sebagaimana ditujui pada ayat (1) melingkupi nilai-nilai berikut :

a. Hari Senin, Bhineka tunggal ika, memiliki arti memupuk rasa kebangsaan dan cinta keberagaman yang mempersatukan.

b. Hari Selasa, Nasionalisme dan Patriotisme, memiliki arti bela tanah air dan cinta tanah air.

c. Hari Rabu, Mengenal Budaya Daerah, memiliki arti kembali pada identitas yakni sebagai orang Bekasi.

d. Hari Kamis, Menggapai Harapan, memiliki arti memberikan ruang untuk menelaah ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Hari Jum’at, Gemar beribadah, memiliki arti mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

f. Hari Sabtu, Aktualisasi Diri, mengandung arti lepas berekspresi dengan kreatif.

g. Hari Minggu, Belajar Dewasa, memiliki arti Pendidikan di lingkungan keluarga.

(3) Pendidikan Karakter diadakan dengan menyerap kearifan lokal budaya Bekasi yang tertuang dalam Ikrar Anak Bekasi Unggul, yaitu :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME

b. Hormat kepada orang tua dan guru serta cinta kasih sesama c. Mengikuti pelajaran sekolah dengan sepenuh hati

d. Tidak mencontek e. Tidak mencuri f. Tidak berkelahi g. Tidak menipu

h. Tidak berbuat asusila METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan metode analisis deskriptif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menekankan kualitas atau hal penting dari suatu gejala/fenomena. Sebagaimana menurut Sugiyono (2014, hlm 15), penelitian kualitatif yakni suatu metode penelitian yang hasilnya menekankan pada suatu makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif dilakukan ketika peneliti akan mengeksplor fenomena yang bersifat deskriptif mengenai suatu konsep. Sementara itu, analisis deskriptif menurut Sugiyono (2014, hlm 21) yakni cara menganalisis suatu data dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dengan tidak bermaksud membuat suatu hasil yang bernilai umum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalaui pengisian kuisioner/angket. Teknik kuisioner/angket merupakan pengumpulan bahan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sebagaimana menurut Sugiyono (2017, hlm 142), teknik angket merupakan suatu metode dalam pengumpulan data dengan membagikan suatu pertanyaan atau berupa pernyataan kepada responden.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilangsungkan dengan pengisian kuisioner/angket dengan perolehan hasil responden sebangak 22 responden sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Responden

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan responden yang mengikuti penelitian ini yaitu guru (100%). Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter melalui penerapan nilai-nilai tujuh hari tematik pendidikan di sekolah dasar Bekasi, peneliti mengemukakan sejumlah pertanyaan tertulis dengan pertanyaan berikut:

1) Tingakat Pengetahuan Terhadap Pendidikan Karakter

Berikut hasil responden terhadap pentaquin pendidikan karakter :

Gambar 2. Pengetahuan Pendidikan Karakter

Berdasarkan diagram di atas, seluruh dari responden (100%) mengetahui Pendidikan Karakter.

2) Penerapan nilai-nilai pendidikan karakter di lingkungan sekolah

Berikut hasil responden terhadap penerapan nilai-nilai pendidikan karakter : 100%

Responden Kuisioner

Bapak/Ibu Guru

100%

0%

Pengetahuan Pendidikan Karakter

Ya Tidak

(7)

Gambar 3. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Sekolah

Berdasarkan diagram di atas, seluruh dari responden (100%) sudah menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Karakter di lingkungan sekolah.

3) Kegiatan yang mendukung pendidikan karakter untuk siswa sekolah dasar Berikut hasil responden terhadap kegiatan pendukung pendidikan karakter :

Gambar 4. Kegiatan Pendukung Pendidikan Karakter

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 11 responden berpendapat bahwa kegiatan yang dapat mendukung Pendidikan Karakter untuk siswa berasal dari kegiatan yang terintegrasi oleh sekolah yang melibatkan kebersamaan siswa.

Adapun kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan kepramukaan, LDKS, Outingclass, maupun kegiatan keseharian siswa yang tercantum dalam program mingguan.

Selanjutnya menurut 4 responden berpendapat kegiatan yang menerapkan, melaksanakan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan Kebudayaan akan

100%

0%

Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Sekolah

Ya Tidak

0 2 4 6 8 10 12

Kejujuran Akidah dan akhlak Upacara bendera Pelaksanaan peraturan yang berlaku di sekolah Kegiatan yang menerapkan, melaksanakan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan…

Gebrakan kegiatan yang diadakan sekolah yang melibatkan kebersamaan siswa

Kegiatan Pendukung Pendidikan Karakter

(8)

dengan siswa melaksanakan peraturan yang berlaku di sekolah, secara tidak langsung mereka sedang menerapkan nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter.

Pembiasaan akidah dan akhlak pun menjadi kegiatan yang dapat dicontoh dalam menerapkan nilai Pendidikan Karakter (2 responden). Serta sikap kejujuran menjadi hal utama yang harus dimiliki setiap individu (1 respondnen).

4) Program tujuh hari tematik pendidikan yang diterapkan di Bekasi.

Berikut hasil responden terhadap pengetahuan program tujuh hari tematik pendidikan :

Gambar 5. Pengetahuan Program Tujuh Hari Tematik Pendidikan

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 62% dari keseluruhan responden mengetahui program Tujuh Hari Tematik Pendidikan, dan 38% responden tidak mengetahui program tersebut.

5) Sekolah menerapkan nilai-nilai yang ada dalam program tujuh hari tematik pendidikan tersebut?

Berikut hasil responden terhadap penerapan nilai tujuh hari tematik pendidikan : 62%

38%

Pengetahuan Program Tujuh Hari Tematik Pendidikan

Ya Tidak

(9)

Gambar 6. Penerapan Nilai-nilai Tujuh Hari Tematik Pendidikan

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 62% dari keseluruhan responden, di sekolah mereka sudah menerapkan nilai-nilai dari program Tujuh Hari Tematik Pendidikan. Namun sebanyak 38% artinya masih terdapat sekolah yang belum menerapkan program tersebut.

6) Program tujuh hari tematik pendidikan akan berpengaruh pada pembentukan karakter siswa

Berikut hasil responden terhadap pengaruh program tujuh hari tematik pendidikan terhadap pembentuka karakter :

Gambar 7. Pengaruh Program Tujuh Hari Tematik Pendidikan terhadap Pembentukan Karakter

62%

38%

Penerapan Nilai-nilai Tujuh Hari Tematik Pendidikan

Ya Tidak

92%

8%

Pengaruh Program Tujuh Hari Tematik Pendidikan terhadap Pembentukan Karakter

Ya Tidak

(10)

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 92% responden menyetujui bahwa program Tujuh Hari Tematik Pendidikan akan berpengaruh pada pembentukan karakter. Namun 8% dari responden tidak menyetujuinya. Berikut hasil responden terkait ulasannya :

Gambar 8. Ulasan Program Tujuh Hari Tematik Pendidikan terhadap Pembentukan Karakter

Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 14 responden berpendapat bahwa program Tujuh Hari Tematik Pendidikan akan memberikan ruang kepada lembaga sekolah, guru, maupun peserta didik untuk bersama-sama mengembangkan pembelajaran yang mengedepankan akhlak sesuai identitas dan kepribadian bangsa. Hal tersebut tentunya dapat membentuk kepribadian/karakter anak bangsa yang berkualitas. Selanjutnya menurut 3 responden, dengan adanya program tersebut siswa akan mengetahui arti dari nilai-nilai keseharian. Selain itu, menurut 3 responden dengan program tersebut diharapkan siswa dapat berperilaku sesuai norma dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Dengan program tersebut secara tidak langsung akan memperkenalkan budaya khas daerah (1 responden).

Disamping itu, sebanyak 3 responden tidak mengetahui program tersebut.

SIMPULAN

Menurut perincian di atas, dapat ditarik kesimpuln bahwa seluruh dari responden (100%) yaitu sebanyak 24 responden sudah menerapkan nilai-nilai Pendidikan Karakter di lingkungan sekolah. Hal ini akan mendorong siswa untuk memiliki karakter yang baik sebagaimana guru telah memberikan contoh di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu, sebanyak 62% sekolah sudah menerapkan program Tujuh Hari Tematik Pendidikan.

Program tersebut dapat memberikan kebebasan yang luas bagi lembaga sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang mengedepankan akhlak sesuai identitas dan kepribadian bangsa. Hal tersebut didukung dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk karakter siswa melalui kegiatan yang terintegrasi oleh sekolah. Pendidikan karakter pada saat ini bukan hanya diperlukan pada lingkungan sekolah saja, tetapi di lingkungan sosial. Oleh karena itu, untuk mensukseskan program Tujuh Hari Tematik

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Membudayakan budaya khas daerah Mengharapkan siswa berperilaku sesuai norma dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila

Tidak mengetahui program tersebut Siswa mengetahui arti dari nilai-nilai keseharian Memberikan ruang yang luas kepada guru dan siswa untuk mengembangkan pembelajaran yang…

Ulasan

(11)

Pendidikan perlu adanya dukungan dari semua pihak, baik guru, keluarga, maupun masyrakat. Hal ini selaras dengan fokus utama pendidikan karakter yang harus mengarah pada suatu proses yang mengajarkan hal-hal bernilai positif yang sudah berkembang di masyarakat sebagai budaya masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Anisa, R. N., & dkk. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakulikuler Seni Tari di SDN Perwira IV Bekasi Utara. Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar, (pp. 18-23)

Darmayanti, d. 2010. Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan, 22-24

Dewi, K. 2023. Implementasi Kapilara (Karakter Pilar Dua) Melalui Kegiatan Pembiasaan Untuk Membentuk Kemandirian Anak. Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan, 33-41

Hasan. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Litbang Puskur

Hasan, U. 2016. Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal Elementary

Judiani, S. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 280-289

Murniyetti, Engkizar, & Anwar, F. 2016. Pola Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terhadap Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 156-166

Rusmana, A. O. 2019. Penerapan Pendidikan Karakter di SD. Jurnal Eduscience, 74-80 Samani, Muchlas, & Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV Supranoto, H. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran

SMA. Jurnal Pendidikan Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Belajar Pendidikan Karakter Nilai Kedisiplinan Melalui Pembelajaran Tematik Pada Peserta Didik Kelas III Sekolah Dasar 2 Japan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Tahun

Proses implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang diteliti berupa perencanaan dan pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter yang telah dilakukan sekolah dan

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: 1 Implementasi pendidikan karakter di SDIT Permata Ummat Trenggalek telah terlaksana, hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai karakter yang

Hasil dan kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa: (1) strategi penerapan karakter nilai peduli lingkungan siswa diterapkan melalui program pengembangan diri,

Abstrak : Pendidikan karakter adalah suatu proses penerapan nilai-nlai moral dan agama pada peserta didik melalui ilmu-ilmu pengetahuan, penerapan nilai-nilai tersebut

Thomas Lickona (2013) mengemukakan bahwa karakter yang baik dengan sudut pandang yang sesuai dengan pendidikan moral, adalah karakter yang terdiri atas nilai-nilai

Hal tersebut sejalan dengan tujuan pengembangan aspek-aspek pendidikan karakter menurut Pusat Kurikulum Nasional yang mengembangkan nilai-nilai pembentuk karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk kembali menghidupkan karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, antara lain nilai ketaqwaan, nilai keimanan, nilai kejujuran,