PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa mungkin telah memperoleh ilmu agama melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (IRA). Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan, sekolah bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan keagamaan kepada siswa. Bimbingan keagamaan dapat diterapkan di luar jam pelajaran melalui bimbingan dan konseling guru dan ustadz sebagai upaya membantu peserta didik menjadi individu yang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia.
Pelaksanaan program bimbingan keagamaan dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran sekolah efektif yang diikuti oleh seluruh siswa dengan menggunakan metode bimbingan kelompok yang membedakan antara kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan. Program Bimbingan Keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi bekerjasama dengan Tim Penyuluh Keagamaan Kementerian Agama Banyuwangi. Namun umumnya bimbingan keagamaan dilakukan khusus bagi siswi sebagai program tambahan untuk mengisi waktu kosong di hari Jumat ketika siswi laki-laki menunaikan salat Jumat.
Tim Penyuluh Keagamaan dari Kemenag Banyuwangi melakukan pendampingan santri dan siswi di banyuwangi.6. Program penyuluhan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi menarik untuk diteliti karena merupakan program penyuluhan keagamaan yang menitikberatkan pada bimbingan akhlak dan merupakan sekolah pertama yang mengikutsertakan kelompok pendampingan keagamaan dari Kemenag banyuwangi untuk kategori siswa putra dan putri. .
Fokus Penelitian
Selain itu, mengingat pentingnya bimbingan agama bagi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana program bimbingan agama dilaksanakan di sekolah. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Implementasi Program Bimbingan Keagamaan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai pelaksanaan program orientasi keagamaan di sekolah. Bagi pihak instansi yaitu IAIN Jember, diharapkan penelitian ini dapat menambah literatur perpustakaan IAIN Jember khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebagai bahan informasi dan pengetahuan mengenai pelaksanaan program pengajaran agama di sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data atau memberikan sumbangan pemikiran kepada SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi khususnya mengenai pelaksanaan program orientasi keagamaan di sekolah.
Definisi Istilah
Bimbingan keagamaan adalah segala kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memberikan pertolongan kepada orang lain yang mengalami kesulitan rohani di lingkungan hidupnya sehingga orang tersebut mampu mengatasi dirinya sendiri karena timbul kesadaran atau ketundukan terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. 8. Konseling agama dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan membantu konselor/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mempertanggungjawabkan sendiri berbagai permasalahan kehidupan melalui pemahaman dan cara agama. Pengertian konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa penyelenggaraan program bimbingan keagamaan adalah suatu rancangan suatu upaya yang dilakukan dalam bentuk bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada orang lain untuk mengatasi permasalahan hidup melalui keagamaan. metode atau bahasa.
Dalam penelitian pelaksanaan program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi difokuskan pada tiga hal yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bimbingan keagamaan. Perencanaan adalah upaya menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.9 Jadi merencanakan program bimbingan keagamaan adalah proses mempersiapkan langkah-langkah dan komponen-komponen yang diperlukan dalam proses bimbingan keagamaan. Penyelenggaraan program bimbingan keagamaan berarti melaksanakan, melaksanakan, atau melaksanakan rencana yang telah direncanakan dalam program bimbingan keagamaan.
Evaluasi program bimbingan merupakan upaya untuk menilai efektivitas dan efisiensi pemberian bimbingan itu sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas program bimbingan. 10 Evaluasi program bimbingan keagamaan dengan demikian merupakan suatu bentuk penilaian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat panduan. efektivitas, efisiensi dan keberhasilan dalam mencapai tujuan bimbingan keagamaan. Batasan konsep yang menjadi fokus penelitian berdasarkan definisi di atas adalah segala macam upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam program bimbingan keagamaan yang mendukung pelaksanaan program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi.
Sistematika Pembahasan
Siswa SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi untuk mendapatkan gambaran hasil pelaksanaan program bimbingan keagamaan. Dalam perencanaan penyusunan program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi didasarkan pada situasi kehidupan siswa seperti yang dikemukakan oleh Moh. Tujuan utama dari program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi adalah peningkatan karakter.
Hal ini diperkuat dengan arsip program kerja bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi yang tercantum pada Lampiran 8. Program kerja program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi dibuat bersama-sama oleh kepala sekolah dan pembina. dan guru BK serta guru mata pelajaran PAI. Sebelum para pengajarnya masuk ke SMP Sunan Giri, Bu, mereka sudah mempunyai program bimbingan agama.
Evaluasi Program Bimbingan Keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi melalui dua tahap yaitu evaluasi siswa dan evaluasi program bimbingan agama. Berdasarkan data yang diperoleh maka pembahasan temuan ini akan membahas tentang program bimbingan agama SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi. Bimbingan keagamaan juga dapat diberikan dalam bentuk program khusus seperti program bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi.
Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara tujuan program orientasi keagamaan di SMA Sunan Giri 1 Giri dengan visi dan tugas guru agama. Penyelenggaraan Program Pelajaran Agama di SMA Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dilakukan. Melihat tujuan tersebut maka program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi dapat dibedakan menjadi bimbingan pribadi dan bimbingan sosial.
Sebagaimana dijelaskan pada bagian penyajian data, evaluasi program orientasi keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi dilakukan dalam 2 tahap yaitu evaluasi siswa dan evaluasi program.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Kajian Teori
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini digunakan karena peneliti akan menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan orang dan perilaku yang diamati. Tujuan penelitian kualitatif adalah menafsirkan dalam bentuk makna kemudian menjelaskan permasalahan yang diteliti dalam bidang tersebut.28. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan karena peneliti melakukan observasi langsung di lapangan dan membuat catatan lapangan yang berisi informasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut.29.
Lokasi Penelitian
Pada awal perencanaan program bimbingan agama di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi ditunjuk seorang guru bimbingan dan konseling yang juga guru mata pelajaran PAI sebagai guru bimbingan konselor. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan film dokumenter, maka perencanaan program bimbingan keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai bentuk persiapannya. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi bimbingan agama di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi adalah metode ceramah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
RUANG GURU DAN TATA USAHA J. Siswa putra dan putri mengikuti kegiatan orientasi keagamaan di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi.
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan dalam pengumpulan data sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam memahami situasi sosial yang menjadi fokus penelitian. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan oleh seorang peneliti yang mana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan subjek penelitian. Selama observasi, peneliti juga melakukan apa yang dilakukan sumber data dan mengalami naik turunnya.
Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh seorang peneliti dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh sumber data, peneliti adalah pengamat independen 33 Dalam metode ini peneliti menggunakan tipe observasi non partisipan. observasi, dimana dalam observasi ini peneliti datang ke lokasi kegiatan yang dilakukan, sedang diamati peneliti tidak dilibatkan. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur, artinya wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan dua tahapan yaitu analisis data pra lapangan dan analisis data lapangan. Peneliti menggunakan analisis data sebelum terjun ke lapangan karena melakukan analisis sebelum terjun ke lapangan dapat membantu peneliti menentukan fokus penelitian, meskipun fokus penelitian masih bersifat sementara. Sedangkan peneliti menggunakan analisis data lapangan karena dengan melakukan analisis lapangan akan memudahkan peneliti dalam memilih data yang diperlukan.37.
Pengumpulan data merupakan proses awal yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data, dimana pengumpulan data dilakukan pada saat wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap informan atau subjek penelitian, kemudian peneliti menganalisis tanggapan dan data secara detail, jika data yang diperoleh setelah dianalisis. tetap kurang memuaskan, kemudian dilanjutkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi, hingga data yang diperoleh jenuh dan valid. Reduksi data yang dilakukan disini adalah merangkum, memilih highlight, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data lebih lanjut dan mencarinya bila diperlukan.
Dengan menyajikan data, akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, dan berdasarkan pemahaman tersebut, kami akan merencanakan pekerjaan selanjutnya. Pencabutan ini terjadi karena kesimpulan yang dikemukakan di awal masih bersifat tentatif dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa saja merespon atau tidak menanggapi rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, karena permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian lapangan.
Keabsahan Data
Tahap-tahap Penelitian
Kekhawatiran akan semakin menurunnya akhlak dan berbagai kasus kenakalan yang terjadi di kalangan siswa menjadi latar belakang rencana penyusunan program bimbingan agama di SMP Sunan Giri 1 Giri Banyuwangi.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis Data