• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI PENGGUNAAN MEDIA MANÖ-MANÖ DALAM MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP LITERASI MEMBACA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLIKASI PENGGUNAAN MEDIA MANÖ-MANÖ DALAM MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP LITERASI MEMBACA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Guru sebagai fasilitator hendaknya mampu membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik agar tidak menyebabkan siswa cepat bosan dalam proses pembelajaran yang terus menerus. Selain itu, guru hendaknya menciptakan sistem pembelajaran kreatif yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk mengoptimalkan proses pendidikan dengan menerapkan kurikulum 2013 sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran, maka dilakukan upaya salah satunya dengan menggunakan model pengajaran, model pembelajaran yang digunakan adalah.

Model pembelajaran Discovery learning merupakan proses pembelajaran yang tercipta melalui pemahaman konsep, makna dan hubungan melalui proses intuitif hingga akhirnya mencapai suatu kesimpulan. Menurut Arends Discovery, pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar aktif yang akan membimbing siswa menemukan dan mengungkapkan gagasannya tentang topik yang dipelajari. Proses pembelajaran yang diharapkan mencapai keberhasilan melalui kurikulum 2013 dikaitkan dengan kebiasaan membaca yang sering disebut dengan literasi.

Dalam proses pembelajaran abad 21, peserta didik dituntut untuk lebih aktif dan menjadi pusat pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip dasar pendidikan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, siswa SMP N.1 Lahewa Timur masih kurang perhatian siswa dalam memantau proses pembelajaran, dan sistem pengajaran yang diterapkan guru masih monoton sehingga membuat siswa kurang fokus. rendahnya tingkat literasi membaca. . Tingkat literasi membaca siswa pada model pembelajaran penemuan bebas media manÖ-manÖ.

Menurut Aqib, media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan proses pembelajaran.

Model Pembelajaran

  • Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
  • Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning
  • Prosedur Model Pembelajaran Discovery Learning
  • Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning
  • Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

Sedangkan menurut Effendi Discovery, pembelajaran adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan (Nabila Yuliana, 2018: 22). Rohani menyatakan bahwa “Discovery” berarti siswa menemukan prinsip-prinsip atau hubungan-hubungan yang sebelumnya tidak diketahui, yang merupakan hasil pengalaman belajarnya yang telah disusun secara cermat dan teliti oleh guru.” Ciri-ciri utama model pembelajaran discover adalah berpusat pada siswa. , mampu mengeksplorasi dan memecahkan masalah, menghasilkan ide, menghubungkan dan menggeneralisasi pengetahuan, serta berkolaborasi untuk menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penemuan adalah suatu teori belajar yang diartikan sebagai suatu bentuk proses pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan semangat belajar siswa maka siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pengembangannya. pengetahuan. . Melalui pembelajaran penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret dan abstrak, dan banyak siswa juga mengantisipasi informasi tambahan yang diberikan. Pembelajaran penemuan membantu siswa menciptakan cara yang efektif untuk bekerja sama, berbagi informasi satu sama lain, dan mendengarkan serta menggunakan ide-ide orang lain.

Ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan, konsep, dan prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi pembelajaran penemuan dalam beberapa kasus dapat lebih mudah ditransfer ke aktivitas baru dan diterapkan dalam situasi pembelajaran baru. Pada fase ini siswa diinstruksikan untuk mencari tahu permasalahan apa saja yang akan dihadapinya dalam proses pembelajaran, sehingga dalam kegiatan ini siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya, mengamati, mencari informasi dan merumuskan masalah.

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan atau alat alternatif pemecahan masalah. Pengelolaan data ini akan melatih siswa dalam memanfaatkan kemampuan konseptualnya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sehingga kegiatan ini dapat melatih kemampuan berpikir logis dan terapan. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk mengecek kembali kebenaran hasil pengelolaan data melalui berbagai kegiatan, seperti bertanya kepada teman, berdiskusi dan mencari berbagai sumber yang relevan, serta menghubungkannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

Dalam kegiatan ini siswa didorong untuk menggeneralisasikan kesimpulannya terhadap suatu peristiwa atau masalah yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognitif siswa. Mampu mengarahkan metode belajar siswa agar mempunyai motivasi yang lebih kuat untuk belajar lebih giat. Membantu siswa untuk memperkuat dan meningkatkan rasa percaya diri melalui proses penemuan diri.

Literasi

Pengertian Literasi Membaca

Seiring berjalannya waktu, pengertian literasi membaca mengalami perubahan dan berkembang menjadi makna yang lebih luas. Literasi membaca tidak hanya sebatas membaca buku teks dengan memperoleh pemahaman/makna kata atau kalimat dalam sebuah teks atau lisan. Menurut Nuzulia (dalam Taylor & Mackenney, literasi membaca adalah aktivitas memperoleh pesan dan menggunakannya secara fleksibel untuk memecahkan masalah).

Pengertian literasi adalah kemampuan memahami dan menggunakan bentuk-bentuk bahasa tertulis yang dibutuhkan oleh masyarakat dan/atau dihargai oleh individu. Pada kategori situasi berdasarkan Common European Framework of Reference (CEFR), literasi membaca adalah membaca yang digunakan untuk keperluan pribadi, untuk keperluan umum, untuk menunjang pekerjaan dan kepentingan di bidang pendidikan. Kategori pribadi adalah kategori yang berkaitan dengan teks untuk keperluan sendiri, yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, dan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Kategori publik merupakan teks bacaan yang berkaitan dengan aktivitas dan keprihatinan masyarakat luas. Isi naskah pendidikan adalah naskah yang dirancang khusus untuk tujuan pendidikan, misalnya perangkat lunak pembelajaran interaktif dan teks bacaan. Membaca dalam konteks kerja merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan tugas dalam menyelesaikan pekerjaan.

Tujuan Literasi

Tahapan Literasi

Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Perbaikan Bab I, II, III Perbaikan dan ACC Bab I, II, III Proposal seminar Implementasi penelitian Pengolahan data.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, diperoleh 48 siswa kelas VIII-A dan kelas VIII-B sebagai sampel dalam penelitian.

Desain Eksperimen

Instrumen Penelitian

Aspek-Aspek Penilaian Tingkat literasi Membaca

Jalannya Eksperimen

Langkah-langkah pembelajaran kelas dengan desain posttest dua kelompok. Pertemuan pertama pada tahap eksperimen kelas. Guru dan siswa saling tanya jawab tentang materi terkait teknik membaca cepat, fungsi, dan syaratnya. Peneliti meminta siswa dengan percaya diri merumuskan gagasan pokok dari bacaannya.

Setelah tahap pertama penggunaan media selesai, langkah selanjutnya adalah menilai kemampuan siswa berdasarkan materi yang telah disampaikan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan bagian terpenting dalam melakukan penelitian ilmiah karena hasil data yang dianalisis dan diolah dapat memberikan makna yang berguna untuk menyelesaikan penelitian. Sugiono menyampaikan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan suatu kegiatan setelah mengumpulkan data dari responden atau sumber data lainnya.” Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, untuk menguji.

Ujian yang diberikan kepada setiap siswa dilakukan dengan menandai kertas soal dan latihan.

Uji Persyaratan Analisis

  • Uji Normalitas
  • Uji Hipotesis

Uji tersebut digunakan apabila hipotesis nol (ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatif (ha) berbunyi “tidak sama” (ho= ha).

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran Discovery Learning adalah proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa dituntut untuk

Setelah diterapkan pembelajaran Outdoor Learning dengan model Discovery Learning diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar fisika peserta didik sebelum diterapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika menggunakan model discovery learning berbantu media tangram lebih dari rata-rata hasil belajar

Dari penerapan pembelajaran discovery learning dengan motede permainan dapat disimpulkan bahwa model discovery leaerning melalui metode permainan dapat meningkatkan hasil

Data dalam penelitian ini adalah skor hasil tes keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMAN 1 Sungai Tarab sebelum dan sesudah menggunakan model discovery learning

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di SMK Negeri 2 Banjarmasin, dapat diambil kesimpulan bahwa model discovery learning efektif diterapkan melalui pembelajaran

Adapun kelebihan dari model discovery learning adalah dapat membentuk dan mengembangkan kemampuan pada diri peserta didik, sehingga dapat mengerti tentang proses konsep dasar dan ide