• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model discovery learning disertai media gambar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model discovery learning disertai media gambar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI DI SMPN 21 PADANG

Hamul Huznia1, Nurhadi2, Mimin Mardhiah Zural2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research is motivated because the result of student VII student SMPN 21 Padang still in standard of minimum completeness, at the time of the learning process took place student are not active and not motivated to learn because in the process of learning in the classroom teachers tend to use the lecture method, that students accustomed to receive information from teachers and students and fellow student less created and student become less spirit in learning. Study of aim to see the effect of application of learning Discovery Learning model for ecosystem in SMPN 21 Padang. This research is experiment research used design randomized control-group posttes only design. The population in this study is all student of the VII SMPN 21 Padang registered in the academic year 2016/2017. The sampling is class VII.3 as the experiment and VII.2 as the control. The instrument used is a written test in the form of objective questions. The data analysis technique uses tt with α 5%. The result of the students average score for cognitive domain in the experiment class is 3,04 with the predicate (B) and the control class 2,85 with predicate (B) with th= 1,82 > tt = 1,68 hypothesis accepted (H1). Based on the result of the assessment of the analysis of the fective sphere in the experiment class with mode valve 3,31 predicate (B) and the control class 3,00 predicate (B) with th= 2,38> tt = 1,67 hypothesis accepted (H1). Assessment of psychomotor domain in experiment class with optimum performance 3,76 predicate (A-) and the control class 3,70 predicate (A-). From the results of the study can be concluded that the application of Discovery Learning model fluencies increases the learning out comes of science biology in the cognitive and affective domain of SMPN 21 Padang.

Keywords : Discovery Learning, Picture Media.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan adanya komunikasi timbal balik yang berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran. Antara guru dan siswa merupakan dua komponen yang harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada jenjang pendidikan yang ditempuh oleh siswa sangatlah penting untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan

(2)

menciptakan situasi yang menyenangkan oleh guru merupakan salah satu upaya untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran biologi di SMPN 21 Padang pada bulan Juli 2016 diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa masih rendah dan berada di bawah KKM yaitu 76,00. Hal ini disebabkan pada mata pelajaran biologi siswa hanya mencatat dan menghafal sehingga siswa kurang motivasi dan kurang bersemangat untuk belajar biologi. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas guru sering menggunakan metode ceramah, menurut Lufri (2007 : 32) bahwa kekurangan metode ceramah yaitu kegiatan pembelajaran verbalisme (pengertian kata-kata), tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar siswa, membosankan bagi siswa bila terlalu lama, sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahaman siswa, menyebabkan siswa pasif, materi yang mudah juga ikut diceramahkan, kurang mengairahkan belajar siswa bila guru kurang cakup berbicara, guru cenderung

otoriter dan membuat siswa tergantung pada guru.

Sehingga siswa terbiasa menerima informasi dari guru dan siswa menjadi kurang memahami materi yang dipelajari. Hal ini menyebabkan siswa sibuk mencatat atau mendengar ceramah dalam proses pembelajaran, selain itu juga kurangnya interaksi antara siswa dalam proses pembelajaran. Keadaan seperti inilah yang membuat siswa tidak aktif dan tidak termotivasi untuk belajar dan berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa rendah dapat terlihat pada UH Biologi pada materi Ekosistem siswa kelas VII SMPN 21 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016 yakni dengan rata-rata nilai kelas VII/1 : 68,0 tidak tuntas 50% dari 34 siswa, VII/2 : 70,2 tidak tuntas 45% dari 31 siswa, VII/3 : 67,3 tidak tuntas 50%, dari 33 siswa, VII/4 : 69,0 tidak tuntas 69%

dari 32 siswa, VII/5 : 69,4 tidak tuntas 57% dari 32 siswa, VII/6 : 70,7 tidak tuntas 39% dari 33 siswa, VII/7 :74,4 tidak tuntas 35% dari 34 siswa, VII/8 : 74, tidak tuntas 47% dari 33 siswa.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa

(3)

kemampuan belajar biologi siswa masih rendah dan tidak mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan oleh sekolah dimana KKM untuk pelajaran biologi yaitu 76,00.

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 107) KKM tingkatan hasil belajar siswa.

Sebagai upaya untuk mengatasi dalam pencapaian hasil belajar siswa, dibutuhkan beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru perlu

menggunakan model-model

pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan termotivasi saat proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk melihat siswa bisa aktif dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

Menurut Supardi (2013:204) Discovery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri.

Dalam model pembelajaran ini penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk yang final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Proses

pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat mendorong siswa untuk ikut terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, dan peran guru lebih banyak pembimbing dan fasilitator.

Menurut Roestiyah (2008: 20-21) kelebihan model pembelajaran discovery learning adalah model ini mampu

membantu siswa untuk

mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan proses pengenalan siswa. Proses pembelajaran discovery learning disertai lembar diskusi siswa dengan media gambar. Menurut Sanjaya (2012: 166) Gambar merupakan media umum yang di pakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran, gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan imajinasi siswa. Penelitian tentang model pembelajaran discovery learning, telah dilakukan oleh : Rinanto (2015) dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA di SMA N 2

(4)

Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014 yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penelitian Maridi (2015) berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir logis siswa kelas X MIA SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi di SMPN 21 Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2017 di SMPN 21 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Populasi seluruh siswa kelas VII SMPN 21 Padang. Sampel penelitian kelas VII.3 kelas eksperimen dan kelas VII.2 kelas kontrol, dimana dalam proses pembelajaran kelas eksperimen

menggunakan model discovery learning disertai media gambar dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif, penilaian ranah afektif adalah penilaian aspek perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan penilaian psikomotor adalah penilaian keterampilan pengamatan siswa berupa lembar diskusi siswa dengan media gambar dan ringkasan selama proses pembelajaran. Analisis data hasil tes menggunakan uji statistik menurut Sudjana (2005: 239).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari ke tiga ranah kompetensi ranah kognitif, afektif dan psikomotor diperoleh data hasil ketiga ranah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skor dan Predikat untuk Setiap Ranah Berdasarkan KKM

N o

Kelas KKM Kognitif Afektif Psikomotor Skor

Rera ta

Pre dik at

Mod us

Pr edi kat

Capa ian Opti mum

Pr edi kat

1 Ekspe rimen

60,00

%

3,04 B 3,31 B 3,76 A-

2 Kontr ol

51,61 2,85 B 3,00 B 3,70 A-

(5)

Penilaian ranah kognitif tes berupa pilihan ganda yang berjumlah 35 butir soal. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 1.

Ranah Kognitif berupa tes akhir pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 3,04 dengan predikat B dan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan skor rerata 2,85 dengan predikat B. Terlihatnya nilai KKM siswa VII.3 setelah melakukan penerapan model pembelajaran discovery learning disertai dengan media gambar. Persentase KKM pada kelas eksperimen 60,00% dimana dari 30 orang siswa 18 siswa diantaranya mencapai KKM. Sedangkan pada kelas kontrol persentase KKM 51,61% dimana dari 31 orang siswa hanya 16 orang siswa yang tuntas.

Ketuntasan hasil belajar siswa 60%

menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan belajar dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berada pada tingkatan keberhasilan yang baik, hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) mengatakan bahwa tingkatan keberhasilan tersebut

dikatakan baik apabila bahan pembelajaran yang diajarkan 60%-75%

dapat dikuasai siswa.

Sedangkan kelas kontrol 51.61%

ketuntasan hasil belajar siswa menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan belajar kurang, hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) mengatakan tingkatan keberhasilan belajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Penilaian ranah afektif ini terdiri dari beberapa aspek yaitu bekerja sama, menghargai pendapat teman, dan berkomunikasi. Kompetensi ranah sikap pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Penilaian kompetensi ranah afektif dengan menggunakan nilai modus kelas eksperimen 3,31 dengan predikat B dan kelas kontrol 3,00 dengan predikat B, keseluruhan ke tiga aspek indikator bekerja sama, menghargai pendapat teman dan berkomunikasi, dengan persentase ketuntasan pada kelas ekperimen adalah 86,40% dan kelas kontrol 68,75%. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 107), bahwa tingkatan baik sekali/optimal apabila sebagian besar

(6)

(76%-99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa..

Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen merupakan laporan hasil diskusi siswa yang terdiri dari beberapa aspek yakni kelengkapan laporan diskusi, isi laporan dan penulisan laporan. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelengkapan ringkasan diskusi, isi ringkasan dan penulisan ringkasan.

Ranah keterampilan pada kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Nilai yang tertinggi didapatkan pada aspek kelengkapan laporan diskusi pada kelas ekperimen yaitu 3,67, sedangkan nilai terendah dikelas kontrol pada aspek isi ringkasan yaitu 2,86.

Penilaian akhir pada ranah keterampilan menghitung nilai capaian optimum. Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Dimana pada kelas eksperimen 3,76 dengan predikat A- dan kelas kontrol 3,70 dengan predikat A-.

keseluruhan ke tiga aspek indikator kelengkapan laporan/ringkasan, isi ringkasan dan penulisan ringkasan, dengan persentase ketuntasan pada kelas

ekperimen adalah 100% dan kelas kontrol 93,75%.

Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VII SMPN 21 Padang, hal ini terbukti setelah melakukan Uji statistik pada ranah kognitif dan ranah afektif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Biologi dengan meningkatnya nilai kelas pada ranah kognitif dan afektif Siswa Kelas VII SMPN 21 Padang semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: FMIPA Universitas Negeri Padang

(7)

Lufri, Arlis, Yunus Y dan Sudirman.

2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: FMIPA Universitas Negeri Padang

Rinanto. 2015. Pengaruh Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi di SMAN 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7 Nomor 2: FKIP UNS

Rostiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Jakarta:

Rajagrafindo Persada

Sudjana. 2005. Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito

Maridi. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas X Mia SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7 Nomor 1: FKIP UNS

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdullilah, penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X.1 DI SMA N 1 BANYUASIN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan kognitif (pengetahuan) siswa melalui penerapan model discovery learning berbasis

Berdasarkan data yang diperoleh, kesimpulan yang dapat diambil adalah model pembelajaran Discovery Learning disertai Concept Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Model Cooperative Learning

Pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Discovery Learning disertai power point siswa sudah mulai menunjukkan keseriusan dalam belajar ditandai dengan adanya kerja sama antar

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI ATP1 SMK Negeri 1 Pasir Penyu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap