Salah satu yang dapat dipilih guru untuk meningkatkan engagement dan prestasi adalah model pembelajaran aktif tipe Index Card Match. Model pembelajaran aktif Index Card Match merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada model pembelajaran aktif Index Card Match, siswa dituntut untuk aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Agus Suprijono juga menyatakan bahwa model pembelajaran aktif dengan tipe Index Card Match merupakan metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan untuk digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Setiap model pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk model pembelajaran aktif tipe Index Card Match.
Metode Pembelajaran Talking Stick
Pengertian Metode Pembelajaran Talking Stick
Langkah-langkah Penerapan Metode Talking Stick
Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick
Tinjauan tentang Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar
Prinsip-prinsip Aktivitas
Rousseau (Sardiman juga berpandangan bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, hasil kerja sendiri, dengan fasilitas sendiri, baik spiritual maupun teknis. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas belajar siswa dapat menciptakan situasi belajar yang aktif dan aktif. mengembangkan seluruh potensi siswa. Pembelajaran yang memerlukan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, tentu memerlukan serangkaian kegiatan yang dapat mendorong aktivitas belajar siswa.
Menurut Win Sanjay, ada enam cara guru dapat melaksanakan kegiatan untuk merangsang aktivitas belajar siswa. Uno dan Nurdin Mohamad juga menyatakan bahwa ada berbagai jenis upaya pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa. Artinya antara lain: 1) siswa aktif mencari atau memberikan informasi, bertanya bahkan menarik kesimpulan; 2) terdapat interaksi aktif terstruktur dengan siswa; 3) Siswa mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi hasil karyanya sendiri; dan 4) adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip kegiatan adalah keterlibatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Guru mendorong untuk memunculkan aktivitas siswa, kemudian siswa memberikan feedback dengan cara bertanya kepada guru, antusias di kelas, sehingga berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dapat ditunjukkan dengan siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, mencatat, sering bertanya kepada guru atau siswa lain, bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, bereaksi atau memberikan pendapat, dan antusias sepanjang proses belajar mengajar.
Tinjauan tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan” (KBBI sedangkan “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan atau sikap yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai ujian atau nilai ujian atau nilai yang diberikan oleh guru” (KBBI. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah ditinjau dari skor yang diperoleh. Lebih lanjut Bloom yang dikutip oleh Saefudin Anwar mengartikan prestasi belajar sebagai hasil perubahan yang mencakup tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. .
Aspek kognitif memuat hal-hal yang berkaitan dengan aspek intelektual (pengetahuan), aspek afektif berkaitan dengan aspek nilai dan sikap, sedangkan aspek psikomotorik menyangkut aspek keterampilan. Oleh karena itu prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan sebenarnya yang diukur dalam bentuk penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dihasilkan dari proses belajar mengajar di sekolah. Sedangkan Slameto (2003: 2) mengartikan prestasi belajar sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Sutratinah Tirtonegoro menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil kegiatan belajar, yang dinyatakan dalam bentuk lambang, angka, huruf, dan kalimat, yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai setiap anak dalam jangka waktu tertentu. Keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar salah satunya tercermin dari nilai yang diperolehnya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja belajar adalah hasil penilaian dan pengukuran perilaku yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam menguasai mata pelajaran tertentu dalam jangka waktu tertentu, dan itu itu merupakan rangkaian keberhasilan seseorang dalam proses belajar.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keberhasilan akademik siswa, yaitu: . kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kedewasaan dan kesiapan. -Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Menurut Nana Syaodih S. 1) Faktor dalam diri individu. a) Aspek fisik, meliputi keadaan jasmani dan kesehatan menurut sudut pandang individu. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa, baik faktor dalam diri siswa maupun faktor luar siswa.
Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan aspek jasmani atau fisik tubuh setiap individu siswa yang belajar. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan aspek kesehatan rohani. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek motivasi belajar siswa, kecerdasan atau tingkat kecerdasan yang dimilikinya, kebiasaan belajar yang diterapkan secara terus menerus, metode pembelajaran yang diterapkan, gaya belajar yang dimiliki setiap siswa, bakat yang dimilikinya dalam melaksanakan pembelajaran, aspek kognitif. keterampilan, keinginan belajar, perhatian belajar, konsentrasi belajar, kemampuan siswa dalam mengolah dan mendalami bahan dan hasil belajar, mempunyai rasa percaya diri, mempunyai sikap jujur dan mempunyai prestasi yang dapat dibanggakan dan dipertanggungjawabkan. diambil untuk.
Faktor eksternal adalah faktor yang berhubungan dengan lingkungan atau faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi akademik adalah keluarga, masyarakat dan sekolah. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik anaknya, hubungan keluarga, suasana rumah, kondisi ekonomi keluarga, pemahaman anak terhadap anak, dan latar belakang budaya orang tua.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan sekolah antara lain metode mengajar guru di kelas, kurikulum sekolah, hubungan guru-siswa, hubungan siswa.
Tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
- Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
- Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan
- Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
- Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan
Aspek pendidikan politik yang materinya menitikberatkan pada peran warga negara dalam kehidupan bernegara, semuanya diolah untuk mengembangkan peran tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara sesuai dengan ketentuan. ketentuan Pancasila dan UUD 1945, pembelajaran dalam susunan kurikulum PKn merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan warga negara yang memahami hak dan kewajibannya serta mampu menjadi orang Indonesia. warga negara yang cerdas, terampil dan mempunyai karakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan mencerminkan kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945 (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006). Dari pengertian Pendidikan Kewarganegaraan di atas dapat dirumuskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan politik, pendidikan demokrasi, hukum dan pendidikan moral/karakter yang dapat melatih peserta didik bersikap dan bertindak kritis, analitis, demokratis dalam upaya menjadi cerdas, kritis, warga negara yang cakap melaksanakan hak dan kewajibannya serta bertanggung jawab.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik menjadi warga negara yang baik yang dapat dipercaya oleh bangsa dan negara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Hakikat pembelajaran kewarganegaraan adalah membekali peserta didik dengan bekal dan pemahaman sebagai warga negara Indonesia berupa nilai-nilai, kepekaan terhadap lingkungan hidup, sadar akan perbedaan hak dan kewajiban, serta mengenal prinsip-prinsip dasar dan pilar-pilar bangsa dan negara. . Fungsi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk SD dan MI, SMP dan MTs, SMA dan MA adalah pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai alat untuk membentuk warga negara yang cerdas, cakap, dan berkarakter, setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan tercermin dalam kebiasaan berpikir. dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.
Dari uraian di atas terlihat bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mendidik peserta didik menjadi warga negara Indonesia yang mampu berpikir kritis dan analitis, berperilaku demokratis dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan kewarganegaraan merupakan substansi mendasar yang harus diketahui warga negara mengenai hak, tugas dan peranannya sebagai warga negara, pemerintahan dan sistem sosial yang ideal berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta sistem yang telah menjadi konvensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis dan cara kerja sama untuk mencapai kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam komunitas internasional. Paradigma warga negara yang baru berupaya memberdayakan warga negara melalui proses pendidikan sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam sistem pemerintahan yang demokratis.
Berdasarkan misi mata pelajaran Kewarganegaraan paradigma baru yaitu terbentuknya kewarganegaraan yang baik yaitu terciptanya kompetensi peserta didik sehingga mampu berperan aktif dan . bertanggung jawab atas kelangsungan pemerintahan demokratis melalui pengembangan pengetahuan, karakter dan keterampilan warga negara.
Penelitian yang Relevan
Hasil tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai tes akhir pada setiap akhir siklus, yaitu rata-rata siklus I sebesar 79,45; siklus II sebesar 85,48. Keberhasilan akademik mencapai standar KKM yaitu 75 siswa atau 72,7% pada tahap pertama dan 27 siswa atau 81,8% pada tahap kedua. Selain itu, survei ini hanya mengukur prestasi akademik, sedangkan peneliti dalam survei tidak hanya mengukur prestasi akademik tetapi juga aktivitas akademik.
Kerangka Berfikir
Selama ini pembelajaran IPS belum menunjukkan upaya maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan persyaratan kurikulum. Keadaan tersebut terlihat pada pembelajaran yang masih dominan menggunakan metode mengajar, tidak melibatkan lingkungan sebagai alat pembelajaran, tidak menggunakan strategi yang berbeda-beda dan tidak menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang sudah ada. Selain itu, adanya persepsi bahwa materi IPS dianggap sulit dan tidak mudah dipahami sehingga mempengaruhi aktivitas dan kinerja belajar siswa, sehingga memerlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk menyampaikannya.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran diharapkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dapat diatasi, karena proses pembelajaran dikatakan baik apabila dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila siswa dapat menerima apa yang diberikan guru kepadanya, menciptakan suasana yang mendorong partisipasi siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan prestasi akademik siswa pada mata pelajaran kewarganegaraan, guru perlu mengubah cara penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pengajaran yang inovatif agar siswa menikmati pelajaran kewarganegaraan.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terkait, salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi tipe active learning. Strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Matching diduga mempengaruhi aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Beberapa kelebihan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran (Hisyam Zaini) adalah siswa dapat belajar sambil bermain, mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, siswa dapat berkolaborasi secara efektif dan berinteraksi dengan guru, sehingga proses pembelajaran dapat berkembang dengan lancar.
Strategi ini dapat menjamin siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya satu arah saja, melainkan tercipta proses interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, sehingga diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. aktivitas dan - kinerja akan meningkat.
Hipotesis Penelitian