INDUKSI PADA PASIEN ONE D AY SURGERY (ODS)
Present Kelompok 3 (2 Besar)
Indriani 210106078
Ita Oktaviana 210106083 Pebi Aradea 210106139
Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Anestesiologi
pada Pasien Ambulatory (ODS)
ONE DAY SURGERY / AMBULATORY
Pelayanan one day surgery atau ambulatory surgery merupakan sala h satu bentuk proses pelayanan berupa tindakan bedah /operasi terh
adap kasus tertantu tanpa memerlukan rawat inap di rumah sakit, se hinggga dapat mengurangi biaya yang harus dibayar oleh pemakai ja
sa pelayanan ODS tersebut ( Blanchet 1985).
Seleksi Kasus Operasi
Prosedur sesuai dengan operasi selektif,misal : abses, sirkumsisi,curettage, eksisi jaringan lunak, biopsy kelenjar getah bening, mini lap, vasectomy, dll.
Prosedur operasi yang tidak dapat dilakukan ODS:
a) lama operasi lebih dari 2 jam,
b) lama pulih (recovery) lebih dari 4 jam,
c) membutuhkan antsipasi transfuse darah, dan d) operasi kotor ( Septic Case).
Seleksi Pasien
Dari aspek medis, pasien yang termasuk dalam kategori ASA I dan ASA II yang dapat dilakukan layanan ODS.
ASA I: pasien yang tidak memiliki kelainan organic, fisiologi, biokimia, psikis.
ASA II: pasien memiliki kelainan sistemik yang ringan sampai sedang,
seperti dibetes ringan terkontrol, hipertensi esensial ringan, obesitas
ringan dan bronchitis kronis.
DEFINISI INDUKSI ANESTESI
Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar. Tujuan utama dari induksi anestesi adalah untuk mencapai kondisi dimana pasien tidak merasakan nyeri, tidak sadar dan relaksasi otot yang cukup sehingga dokter dapat melakukan tindakan pembedahan.
Tindakan anestesi yang ideal meliputi tiga komponen yaitu hipnotik, analgesia, dan relaksasi otot. Ketiga target anestesi ini biasa disebut dengan “Trias Anestesi”.
SEJARAH INDUKSI ANESTESI
Disamping manfaat yang diberikannya, eter dan kloroform
memiliki efek samping dan risiko komplikasi yang tinggi. Sejak itu, perkembangan teknologi dan penelitian terus berlanjut dalam bidang induksi anestesi. Saat ini, ada berbagai macam obat dan teknik anestesi yang tersedia, termasuk anestesi umum dan lokal.
Pada tahun 1846, dr. William Morton berhasil
mencabut gigi dengan menggunakan eter sebagai agen anestesi sehingga pasiennya tidak merasakan sakit.
1
Pada tahun 1853, John Snow menemukan bahwa kloroform dapat digunakan sebagai alternatif eter dan memiliki efek analgesik yang lebih kuat, dokter menggunakan kloroform untuk meringankan rasa sakit saat melahirkan.
2
PROSES INDUKSI
SOP Induksi Anestesi :
PERSIAPAN INDUKSI ANESTESI PADA UMUMNYA
1) Sebelum dilakukan induksi diberikan oksigen 6 liter/menit dengan masker (pre oksigenasi) selama 5 menit.
2) Obat induksi yang digunakan secara intravena:
l Ketamin (dosis 1-2 mg/kgBB) l Penthotal (dosis 4-5 mg/kgBB) l Propofol (dosis 1-2 mg/kgBB)
3) Pada penderita bayi atau anak yang belum
terpasang akses intravena, induksi dilakukan dengan inhalasi memakai agent inhalasi yang tidak iritasi atau merangsang jalan nafas seperti halothane atau sevoflurane.
4) Selama induksi dilakukan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi maupun saturasi oksigen). Tujuannya yaitu untuk mengurangi komplikasi anestesi.
5) Pada kasus operasi yang memerlukan pemeliharan jalan nafas, dilakukan intubasi endotracheal tube.
6) Pemeliharaan anestesi dilakukan dengan menggunakan asas trias anestesia(balance anaesthesia) yaitu : sedasi, analgesi, dan relaksasi otot.
7) Pemeliharaan anestesi dapat menggunakan agent volatile (halothane,enflurane, maupun isoflurane) atau TIVA
(Total Intravena Anestesia) dengan menggunakan ketamin
atau propofol.
TRIAS ANESTESI
Sebelum dilakukan sungkup atau intubasi (LMA atau ETT), pasien diinduksi terlebih dahulu.
Terdapat dua cara induksi pada pasien ODS yaitu:
1. Induksi secara Intravena
2. Induksi secara Inhalasi Khasiat: Hipnotik-Sedasi
Propofol adalah obat pilihan karena onset cepat, pulih bangun yang cepat, efek antiemetik dan antipruritus.
Khasiat: Analgesik Opioid
Non opioid seperti NSAID dapat digunakan secara aman.
Remifentanil memiliki durasi sangat pendek yaitu (10-15 menit) sehingga menjadi opioid yang paling banyak dipilih.
Khasiat: Pelumpuh otot
Mivacurium karena durasi kerjanya pendek. Mivacurium adalah pelumpuh otot pilihan untuk pelayanan bedah sehari.
Induksi Secara Intravena
(IV line / Bolus)
Induksi intravena pada pasien ODS biasanya menggunakan propofol karena memiliki onset dan pulih sadar cepat. Contoh obat induksi intravena: propofol, thiopental dan ketamin.
Untuk mencapai trias anestesi, dapat digunakan kombinasi beberapa obat yang mempunyai efek khusus ketika induksi anestesi:
LANJUTAN
LANJUTAN
INDUKSI SECARA INHALASI
Sevoflurane menjadi alternatif terbaik untuk pengganti desflurane yang memiliki onset dan sadar lebih cepat, sangat ideal untuk pelayanan bedah sehari namun harganya mahal dan jarang ada di banyak rumah sakit.
Agent
Inhalasi
Nitrous Oxide (N2O) mengurangikebutuhan agent inhalasi sehingga pemulihan lebih cepat (N2O dieliminasi dari tubuh dalam waktu 3-5 menit).
Induksi inhalasi ini dikerjakan pada bayi atau anak yang belum terpasang
Selama operasi harus ada pemantauan (Tanda-tanda vital, yaitu: Tensi darah, suhu, respirasi, nadi). Tujuannya yaitu untuk mengurangi komplikasi anestesi.
Nitrous Oxide
MANFAAT DAN RISI KO INDUKSI GENER AL ANESTESI
a) Manfaat Induksi GA
Menginduksi hilangnya kesadaran dengan menggunakan obat hipnotik yang dapat diberikan secara intravena atau inhalasi.
Menyediakan kondisi operasi yang cukup untuk lamanya prosedur pembedahan dengan menggunakan anestesi seimbang, yaitu kombinsi hipnotik untuk mempetahankan anestesi, analgesik untuk nyeri, dan bila diindikasikan relaksan otot atau anestesi regional.
Menyediakan jalan napas yang bersih (masker laring atau selang trakea kurang lebih ventilasi tekanan positif
intermitten).
Mempertahankan akses vaskuler yang baik.
Membangunkan pasien dengan aman saat akhir prosedur pembedahan.
b) Risiko Induksi GA
Sakit kepala.
Reaksi alergi terhadap obat anestetik.
Munculnya rasa mual dan ingin muntah.
Kerusakan gigi.
Nyeri punggung.
Penurunan suhu tubuh hingga hipotermia.
Gangguan fungsi sistem pernapasan.
Tersadar ditengah proses operasi.
Penurunan fungsi saraf.
Emboli.
Kerusakan saraf tepi.
Kematian.
MANFAAT DAN RISIKO ANESTESI LOKAL
a) Manfaat Anestesi Lokal
Nyeri di tempat injeksi.
Perdarahan ringan.
Kerusakan saraf kecil.
Infeksi.
Kematian sel.
Perasaan kesemutan.
Telinga berdenging.
Sakit kepala, pusing.
Gangguan irama jantung, dan tekanan darah.
b) Risiko Anestesi Lokal
Ahli anestesi tidak diperlukan. Dokter keluarga atau ahli bedah dapat memberikan anestesi lokal sebelum memulai prosedur.
Efek samping anestesi lokal jarang terjadi dan biasanya ringan.
Bahaya seperti pneumonia aspirasi jarang terjadi. Prosedur tidak akan tertunda jika baru saja makan.
Bisa pulang lebih cepat.
Biaya jauh lebih rendah.
KESIMPULAN
Sejarah induksi anestesi dimulai ketika penemuan-penemuan penting dilakukan oleh beberapa tokoh terkemuka. Sejak ditemukannya
obat bius intravena seperti propofol dan etomidate, teknik induksi telah mengalami perubahan yang signifikan. Penggunaan mesin anestesi modern yang menggunakan campuran gas dan obat intravena telah dikembangkan untuk memberikan kontrol yang lebih baik atas tingkat
kesadaran pasien selama operasi.
Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar. Terdapat dua cara induksi pada pasien ODS yaitu
induksi secara intravena dan induksi secara inhalasi. Induksi inhalasi ini dikerjakan pada bayi atau anak yang belum terpasang jalur
intravena atau pada orang dewasa yang takut disuntik.
Meskipun induksi anestesi merupakan langkah penting dalam prosedur pembedahan, namun terdapat risiko dan manfaat yang perlu
dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatunnisa, N. F. (2017, May 3). Efek samping anestesi dan komplikasi yang bisa terjadi.
Hello Sehat. https://hellosehat.com/sehat/operasi/dampak-dan-efek-samping-obat- anestesi/
Kumparan.com. (2020, November 25). Sejarah penemuan anestesi, penghilang rasa sakit dari tubuh manusia. Kumparan. https://kumparan.com/potongan-nostalgia/sejarah-penemuan- anestesi-penghilang-rasa-sakit-dari-tubuh-manusia-1ueuDp4T97A
Omogui, S., Iskandar , M., Lestari, W. A., & Hartanto, H. (2016). Buku saku obat-obatan anestesia. In library.uhb.ac.id (4th ed.). EGC. https://library.uhb.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=2863&keywords=Sota+Omogui
Soenarjo, Marwoto, Witjaksono, Satoto, H., Budiono, U., Lian, A., Jatmiko, H. D., Leksana, E., Harahap, M. S., Istanto, W., Arifin, J., Listlyanto, J., Sutlyono, D., Primatika, A. D., Sasongko, H., Susilowati, D., Villyastuti, Y. wahyu, Hendriarto, H., Yusmalinda, &
Mochamat. (2015). Anestesiologi (Soenarjo & H. D. Jatmiko, Eds.; 2nd ed.).
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi Dan Terapi Intensif (PERDATIN) CABANG JAWA - TENGAH. (Original work published 2013)
SOP Anestesi Umum : https://www.academia.edu/6481189/SPO_Anestesi_Umum
www-sciencedirect-com.translate.goog. (2016). Mivacurium - an overview | sciencedirect topics. Www-Sciencedirect-Com.translate.goog.
https://www-sciencedirect-com.translate.goog/topics/medicine-and
dentistry/mivacurium?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc Yosia, M. (1969, December 31). Anestesi lokal: Definisi, tujuan, prosedur. Hello Sehat.
https://hellosehat.com/sehat/operasi/anestesi-lokal/