• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMAL KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INFORMAL KOTA MAKASSAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penawaran tenaga kerja di sektor informal adalah pendapatan, modal, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga. Melalui penelitian ini akan diketahui sejauh mana pengaruh pendapatan, modal, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi jumlah tenaga kerja di Sektor Informal Kota Makassar.

Tabel 1.1` TPAK dan TPT Kota Makassar Tahun 2011-2018
Tabel 1.1` TPAK dan TPT Kota Makassar Tahun 2011-2018

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja sektor informal Kota Makassar dengan judul “Analisis Penawaran Tenaga Kerja Sektor Informal Kecamatan Panakukang (Studi Kasus Pedagang Keliling)”.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap ketersediaan tenaga kerja pada sektor informal (subsektor ambulans). Untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal (subsektor PKL keliling).

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tenaga Kerja

Menurut UU Ketenagakerjaan, yang tergolong pekerja adalah mereka yang berumur antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Bukan pekerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan untuk bekerja.

Penawaran Tenaga Kerja

Tenaga kerja terpelajar ialah tenaga kerja yang mempunyai kepakaran dalam bidang tertentu melalui pengalaman kerja. Penawaran buruh adalah fungsi yang menerangkan tingkat upah dengan jumlah buruh yang dibekalkan.

Sektor Informal

Sektor informal merupakan salah satu alternatif pilihan lapangan kerja yang mampu menampung pekerja tanpa persyaratan tertentu seperti pendidikan dan keterampilan kerja. Dalam beberapa hal, sektor informal lebih mudah beradaptasi dan tidak terlalu terganggu oleh manajemen operasional yang kaku. Selain itu, investasi di sektor informal rata-rata jauh lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan sektor formal.

Jika dicermati, seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan sektor informal lebih mengandalkan keterampilan khusus yang diperoleh dibandingkan pendidikan formal. Hal ini dikarenakan usaha di sektor informal merupakan satu-satunya sumber pendapatan mereka, sehingga pengusaha di sektor informal sangat mudah beradaptasi dalam menghadapi perubahan situasi di lingkungan usahanya. Sementara itu, jenis sektor informal cukup banyak dan beragam, sehingga kemampuan sektor ini dalam menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah cukup besar.

Pedagang Keliling

Keterampilan pekerja diprioritaskan pada sektor informal karena usaha pada sektor ini tidak memerlukan persyaratan pendidikan formal, namun benar-benar didasarkan pada kemampuan menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas. Dalam klasifikasi sektor informal berdasarkan konsep Hart (Manning dan Noer, 2012), pedagang keliling diklasifikasikan sebagai jenis peluang untuk memperoleh pendapatan informal yang sah. Pedagang keliling merupakan usaha distribusi skala kecil, yang biasanya digambarkan sebagai wujud pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran (Bromly, 2013).

Sebagai pekerjaan di sektor informal, salesman keliling terkadang dianggap sebagai pekerjaan yang tidak relevan dan sering dianggap parasit oleh pemerintah dan masyarakat.

Hubungan Antara Variabel

Penawaran atau penawaran tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah pekerja. Seperti halnya penawaran, permintaan tenaga kerja juga merupakan hubungan antara upah dan jumlah pekerja. Besar kecilnya permintaan tenaga kerja suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksi perusahaan tersebut.

Saat ini tingkat pendidikan menjadi acuan dalam mencari pekerjaan, karena tingkat pendidikan yang tinggi dianggap mampu menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, serta memiliki mentalitas dan cara berpikir yang modern. Karena pendidikan dinilai mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang memiliki pola pikir dan cara bertindak yang modern. Semakin harmonisnya struktur angkatan kerja yang disediakan oleh sistem pendidikan dengan struktur lapangan kerja, maka akan semakin efisien pula sistem pendidikan yang ada.

Tinjauan Empiris

Dinyatakan bahwa faktor-faktor seperti jumlah anggota keluarga, status migrasi, lama usaha, status pekerjaan, jumlah pekerja dan masa kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan sektor informal perkotaan di Sulawesi Selatan. Dan adakah perbedaan antara perempuan yang mempunyai pengalaman kerja dengan perempuan yang belum mempunyai pengalaman kerja pada penyediaan perempuan di sektor informal di Kota Makassar? Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk wilayah observasi kota Makassar, faktor sosial ekonomi seperti pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran perempuan menikah di sektor informal.

Nurdin Iqra (2016) dengan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di Sektor Informal (Studi Kasus Pedagang Tanaman Keliling di Bukittinggi) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga mempunyai hubungan yang positif dan mempunyai pengaruh yang positif. berpengaruh signifikan terhadap penawaran wanita menikah di sektor informal di kota Makassar.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di sektor informal (Studi Kasus: Pedagang sayur keliling di Bukittinggi).

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

Kerangka Konsep

Dengan demikian H1 diterima sehingga terdapat pengaruh pendapatan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor jajanan keliling). b) Uji hipotesis kedua (H2). Dengan demikian H2 diterima maka terdapat pengaruh modal terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor jajanan keliling). c) Uji hipotesis ketiga (H3). Dengan demikian H4 diterima sehingga terdapat pengaruh modal terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor jajanan keliling). e) Koefisien determinasi (R2).

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pengaruh pendapatan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang keliling) adalah positif dan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pengaruh jumlah ketergantungan rumah tangga terhadap pasokan tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang keliling) adalah negatif dan signifikan.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian

Definisi Operasional dan Pengukuran…………………………………….j28

Pedagang keliling: salah satu jenis usaha sektor informal yang dilakukan dengan berkeliling di sekitar komplek perumahan atau berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang keliling yang melakukan aktivitas berjualan barang, makanan dan non makanan sebagai mata pencaharian sehari-hari yang berjumlah 1.052 orang, diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diperoleh melalui teknik acak sederhana (random sampling) yang cenderung proporsional, yaitu dengan mewawancarai para pedagang keliling yang bekerja di sektor informal yang bersedia dijadikan sumber.

Sampel ditentukan dengan metode Slovin dan jumlah responden yang dijadikan sampel adalah 92 responden. Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah rumus Slovin sebagai berikut.

Teknik Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Uji Heteroskedastisitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu ketidaksamaan varians dari residual seluruh observasi pada model regresi. Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Jika VIF kurang dari 10,00 dan nilai toleransi lebih besar dari 0,100 maka dapat disimpulkan model regresi tidak mempunyai masalah multikolinearitas.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara confounding error pada periode t dengan confounding error pada periode t-1 (sebelumnya). Agar lebih mudah, Anda bisa melihat probabilitasnya dan membandingkannya dengan tingkat kesalahan (a) yang digunakan, yaitu masing-masing 5% atau 0,5. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kota Makassar

Jumlah penduduk dan persebaran penduduk suatu wilayah sangat mempengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang berdaya dalam upaya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, termasuk Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis juga berada pada posisi strategis sebagai pintu gerbang menuju wilayah timur. Indonesia, yang berdampak pada pesatnya arus urbanisasi dan migrasi masuk dari kabupaten, kota, dan provinsi lain. Pada Tabel 4.1 terdapat angka jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Makassar. Terlihat bahwa jumlah penduduk masih terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Biringkanaya yaitu sebanyak 208.436 jiwa atau sekitar 2,92 persen dari total penduduk, disusul oleh Kecamatan Tamalate sebanyak 198.210 jiwa atau 1,91 persen dan Kecamatan Rappocini sebanyak 166.480 jiwa ( 1,16 persen), sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 28.696 jiwa (0,70 persen). Dilihat dari kepadatan penduduknya, Kabupaten Makassar menjadi yang terpadat dengan jumlah penduduk sebanyak 33.751 jiwa per kilometer persegi, disusul Kecamatan Mariso (32.814 jiwa per kilometer persegi) dan Kecamatan Mamajang (27.194 jiwa per kilometer persegi).

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Makassar  Tahun 2016-2017
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2016-2017

Hasil Penelitian

Dari tabel di atas terlihat korelasi jumlah pencari nafkah dengan jam kerja pedagang keliling, jumlah pencari nafkah terbesar terdapat pada kelompok responden dengan 3-5 pencari nafkah mencapai 32 orang, dengan jam kerja 45- 75 setara dengan 61,5 persentase. Dari tabel diatas terlihat hubungan pendapatan dengan jam kerja pada pedagang keliling, dari 92 responden pendapatan tertinggi sebesar 65,1% dengan jam kerja 45-75 jam. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang keliling yang paling tinggi adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 41 responden.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 92 responden salesman keliling, jumlah jam kerja maksimal adalah 45-75 jam per minggu, dimana 67 responden bekerja. Artinya jika modal responden meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan penawaran tenaga kerja salesman sebesar 3,497% dengan asumsi semua variabel lainnya dianggap konstan. Artinya untuk setiap kenaikan 1%. maka penawaran tenaga kerja travelling salesman akan mengalami penurunan sebesar 0,865% dengan asumsi variabel independen lain dari model regresi tidak berubah. e) Jumlah anggota keluarga tanggungan (X4).

Artinya, setiap peningkatan penawaran tenaga kerja pedagang keliling sebesar 1%, maka penawaran pedagang keliling akan mengalami penurunan sebesar 2,787% dengan asumsi variabel independen lain dari model regresi tidak berubah. Berdasarkan hasil analisis regresi diatas menunjukkan nilai konstanta sebesar 36,927, jika pendapatan, modal, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga konstan maka jam kerja seorang pedagang keliling adalah 36,927 per minggu.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah

Pembahasan

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tiffani Pebristy (2013) dengan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Perempuan Sektor Informal Di Kota Manado” yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap jumlah tanggungan keluarga. penyediaan tenaga kerja perempuan di sektor informal. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang asongan) dengan nilai pada variabel pendapatan diperoleh nilai sebesar 0,001 < 0,05 dan t hitung 3,589 > t tabel 1,662. Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang asongan) dengan nilai variabel modal diperoleh nilai 0,000 < 0,05 dan t hitung 7,482 > t tabel 1,662.

Tingkat pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang), dengan nilai pada variabel pendidikan diperoleh nilai 0,059 > 0,05 dan t angka -1,913 > t tabel 1,676. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja sektor informal Kota Makassar (subsektor pedagang), dimana nilai variabel jumlah tanggungan keluarga diperoleh dengan nilai 0,001 < 0,05 dan t hitung - 3,391 > t tabel 1,662. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita Menikah Sektor Informal Kota Makassar.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Pengaruh umur, pendidikan, pengalaman kerja dan jantina terhadap tempoh pencarian pekerjaan bagi penduduk yang bekerja.

Gambar

Gambar 4.13 Grafik P-P Plot .........................................................................
Tabel 1.1` TPAK dan TPT Kota Makassar Tahun 2011-2018
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa secara parsial hanya variabel modal operasional lama usaha dan jumlah tanggungan yang berpengaruh