• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pelayanan Ta'Ku Duga

N/A
N/A
Maharani Amalia Safitri

Academic year: 2024

Membagikan "Inovasi Pelayanan Ta'Ku Duga"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...12

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian...12

1.3.1 Tujuan Penelitian...12

1.3.2 Manfaat Penelitian...13

BAB II...14

Tinjauan Pustaka...14

2.1 Kerangka Teori...25

2.1.1 Inovasi Pelayanan Ta’Ku Duga...25

2.2.2 Aspek-aspek Inovasi...29

2.2.3 Bentuk-bentuk Pelayanan...30

2.2.4 Indikator Inovasi...31

2.2.5 Konsep Inovasi Pelayanan...33

BAB III...35

METODE PENELITIAN...35

3.1 Definisi Konsepsional...35

(2)

3.2 Definisi Operasional...36

3.3 Kerangka Pikir...38

3.3.1 Lokasi penelitian...38

3.3.2 Data dan Sumber Data...39

3.3.3 Unit analisis...40

3.3.4 Lingkup penelitian...40

3.3.5 Teknik pengumpulan data...40

3.3.6 Teknik analisis data...42

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan benua terpadat di dunia, negara yang merupakan bagian dari Asia. Indonesia menempati urutan ke-4 (keempat) di dunia dan ke3 (ketiga) di Asia, dengan populasi sebesar 264 juta orang pada tahun 2018.

Kemudian, jika dirangkum, di tahun 2016 penduduk Indonesia sebanyak 258 juta dan meningkat menjadi 261 juta pada tahun 2017, dengan 131,5 juta lakilaki dan 130,3 juta perempuan. Luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia seluas 1.916.862,20 kilometer persegi,beserta seluruh pulaunya yang berjumlah 16.056 pulau, ukuran dan persebaran penduduk yang tidak merata ini menimbulkan banyak masalah yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat. Menurut Fadhil dan Muhammad Ilham (2019), mengingat pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari hari ke hari, masalah kependudukan tidak pernah ada habisnya. Pemerintah dituntut harus selalu mampu mensejahterahkan masyarakat yang dipimpinnya, namun banyak masyarakat masih kurang berpatisipasi dalam setiap program maupun kebijakan pemerintah yang dikeluarkan (Fadhil, Muhammad Ilham, 2019).

Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh badan pelaksana dan sah menurut hukum untuk bukti yang dapat dipercaya dari

(4)

dinas catatan penduduk dan kantor catatan sipil. Pencatatan kependudukan dan catatan sipil merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah dan harus ditangani oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pelayanan manajemen kependudukan yang terdiri dari pelayanan pencatatan kependudukan dan pencatatan sipil merupakan sub bagian pelayanan publik yang harus memberikan pelayanan yang layak kepada masyarakat.

Salah satu fungsi utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang Good Governance (penyelenggaraan pemerintahan yang baik) yakni penyelenggaraan pelayanan publik. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, mengemukakan bahwa pelayanan publik merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, dengan ketentuan undang-undang dan menyediakan barang/jasa dan/atau pelayanan kepada setiap warga negara dan penduduk dan/atau layanan administratif yang telah disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sebagai institusi, pelayanan publik didasarkan pada prinsip-prinsip profesional dan etis seperti akuntabilitas kepada semua penerima layanan, efektivitas, efisiensi, integritas, netralitas, dan keadilan.

Pelayanan publik menjadi tugas penting yang tidak bisa diabaikan oleh pemerintah daerah karena apabila komponen pelayanan mengalami stagnasi (kemacetan) maka menyebabkan dampak kemacetan seluruh sektor, oleh sebab itu perencanaan yang baik bahkan perumusan standar pelayanan publik

(5)

yang sesuai dengan kewenangan, disediakan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Instansi atau organisasi pemerintah dituntut untuk terus menciptakan pelayanan yang berkualitas yang dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, dinas (aparatur) pemerintah harus lebih proaktif dan berhati-hati dalam mengantisipasi paradigma baru global, agar pelayanannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang dinamis (Abdussamad, 2019).

Instansi pelaksana administrasi kependudukan wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil yang mempunyai wewenang memberikan pelayanan yang merata dan profesional kepada seluruh penduduk atas pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting. Dalam menjalankan penyelenggaraan administrasi kependudukan, maka peristiwa penting kependudukan yang harus didaftarkan, seperti kelahiran, kematian, kelahiran mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, dll., untuk melayani masyarakat. Kelahiran dan kematian merupakan peristiwa kependudukan penting yang harus dikumpulkan dan menjadi bagian penting dari adminitrasi agar dapat terlaksana dengan baik dalam adminitrasi kependudukan (Hardiansyah, 2011).

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai tempat penelitian guna melihat seberapa baik kinerjanya, bagaimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat di bidang kependudukan dan catatan sipil sesuai dengan

(6)

harapan, dan bagaimana kewenangannya digunakan untuk mengatur masalah kependudukan dan pencatatan sipil, apakah selaras dengan peraturan pusat.

Perbaikan kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil khusunya dalam penyelenggaraan pelayanan publik,terutama bagaimana proses menumbuhkan dan meningkatkan kinerja Dinas dalam memberikan pelayanan publik serta aparatur-aparatur yang ada di dalamnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Pelayanan Kependudukan (adminduk) Dinas Kependudukan merupakan pelayanan publik yang penting karena cakupannya yang luas, mencakup seluruh data penduduk Indonesia dari lahir hingga meninggal.

Perubahan dinamika kependudukan yang terjadi dari waktu ke waktu juga mempengaruhi kompleksitasnya. Dengan demikian, pelayanan ini menjadi titik sentral bagi bidang pelayanan lain seperti pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial. Pelayanan Adminduk tersebar di seluruh wilayah Indonesia meliputi 34 (tiga puluh empat) provinsi; dan 416 (empat ratus enam belas) kabupaten; dan 98 (sembilan puluh delapan) kota. Kualitas layanan dari satu lembaga ke lembaga lainnya mempengaruhi faktor-faktor seperti kondisi geografis, masalah yang dihadapi secara lokal dan global, dan berbagai kemampuan untuk menerapkan kebijakan adminduk (Dewi et al., 2021).

Sebagai negara hukum, sistem pemerintahan Indonesia menerapkan sistem demokrasi, dengan konsep berpikir dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh

(7)

rakyat. Sehingga pemerintah mempunyai tugas pokok dan kekuasaan untuk mengatur kemaslahatan masyarakat. Menurut Pasal 1 Ayat 1 dan 13 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kependudukan (direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013), pengelolaan kependudukan hanya dapat dilakukan dengan dukungan manajemen Kependudukan yang profesional, termasuk warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Manajemen kependudukan ialah rangkaian kegiatan untuk mengatur dan mengelola arsip kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi manajemen kependudukan, pemanfaatan umum dan pengembangan departemen lain.

Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 441.561 jiwa dan kepadatan penduduk sebanyak 7.203 jiwa/km2 di tahun 2021. Salah satu dinas di Kota Mataram yang membantu walikota dalam melaksanakan kewenangan pemerintah daerah adalah dinas kependudukan dan pencatatan sipil (Anisa Fatmawati, 2020). Di sisi lain, Menteri Administrasi dan Birokrasi melalui Peraturan Menteri Administrasi dan Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan memerintahkan setiap penyelenggara pelayanan untuk menyusun, menetapkan dan melaksanakan standar pelayanan dan menetapkan pengumuman pelayanan. dengan mempertimbangkan keterampilan operator, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, mengingat

(8)

status pandemi COVID-19, setiap instansi pemerintah memperbaharui dan menyesuaikan standar layanan untuk memastikan kelancaran pelayanan publik dan keselamatan dari penularan virus COVID-19. Selain pemutakhiran standar layanan, penyelenggara layanan publik perlu adanya inovasi dalam pemberian layanan yang optimal di masa pandemi. Dalam rangka pembatasan aktivitas kehidupan normal, pemerintah harus mampu memberikan pelayanan yang inovatif agar masyarakat dapat terus mendapatkan pelayanan prima. Hal ini dapat dicapai melalui terciptanya inovasi pelayanan publik, sebab inovasi pelayanan publik dapat mengurangi hambatan penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam praktiknya, inovasi merupakan salah satu kegiatan pemerintah untuk mendukung implementasi visi reformasi birokrasi (Fauzan Maulana, 2020).

Inovasi pemerintahan daerah di era otonomi daerah memiliki landasan hukum berupa kerangka kebijakan publik yang kuat, terdapat dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah. Harapannya, dengan inovasi layanan publik, masyarakat lebih mudah mengakses dan melaksanakan layanan publik. Hal ini juga sesuai dengan UU Pelayanan Publik No. 25 Tahun 2009, pasal. 4 menegaskan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus didasarkan pada kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Pemerintah Kota Mataram juga telah membuat kebijakan

(9)

melalui inovasi Ta’ku duga atau pengantaran dokumen langsung ke masyarakat.

Pemerintah provinsi, kementerian, dan lembaga diharapkan mampu bersaing melalui kebijakan tersebut untuk menciptakan inovasi pelayanan publik yang memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Inovasi dalam pelayanan publik di masa pandemi diperlukan agar pelayanan publik tetap berkualitas dan bekerja secara efisien dan aman terhadap penyebaran virus COVID-19. Perkembangan teknologi yang dipadukan dengan inovasi pelayanan publik di bidang pemerintahan tentu menuntut setiap otoritas untuk mengikuti tren tersebut. Dalam mengatasi masalah ini, pemerintah secara aktif mendorong administrasi mereka guna menawarkan layanan publik yang eksklusif.

Kebaharuan dalam inovasi diartikan sebagai suatu produk atau sistem yang merupakan perubahan dan perbaikan dari sistem layanan yang sebelumnya. Inovasi tentu perlu diimplementasikan dengan cara-cara baru dalam penyampaian layanan publik. Inovasi membutuhkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan secara kreatif memecahkan tantangan atau masalah dan menemukan pendekatan, ide produk baru (barang/jasa).

Prinsip kebaharuan sangat melekat dalam istilah inovasi. Namun demikian, bukan berarti inovasi hanya mengakui apa yang tidak ada, tetapi

(10)

memperbaharui ide yang sudah ada juga dapat digolongkan sebagai inovasi (Aldiansyah & Winarsih, 2022).

Kebijakan adminduk hadir dalam bentuk peraturan perundangundangan dan menjadi acuan untuk mengatasi permasalahan administrasi yang dihadapi. Perubahan atas UU No 24 Tahun 2013, Keputusan No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk, mengemukakan pemberdayaan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk mengelola urusan pemerintahan dengan baik.

Pedoman teknis yang diterbitkan pada tahun 2019 antara lain Permendagri Nomor 7 Tahun 2019 tentang Layanan Adminduk Online dan Permendagri Nomor 96 Tahun 2019 tentang Pendataan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan bagi penduduk Tertinggal secara administratif dan terkait dengan faktor geografis, kelembagaan dan manusia. Selain itu, isu global pandemi Covid-19 menjadi faktor yang banyak kaitannya. Pada pertengahan tahun 2020, pandemi Covid-19 telah merenggut hingga setengah juta jiwa.

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kota Mataram ini tentunya juga harus berkesinambungan. Berkesinambungan dalam inovasi yakni inovasi yang diciptakan tidak dapat berhenti pada suatu saat, artinya inovasi tersebut harus terus dilakukan, dikembangkan dan direplikasi lebih lanjut.

Oleh karena itu, inovasi yang ada harus diimplementasikan tepat waktu.

(11)

Terkait dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi, dibutuhkan kajian dan rekomendasi kebijakan.

Pandemi Covid-19 secara langsung berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia, menyebabkan mereka mengalami perubahan yang cukup dramatis.

Gaya hidup berubah, mulai dari tingkat individu, sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Yandri & Putri (2021), pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan pola kerja di seluruh dunia, termasuk pelayanan publik bidang adminduk di

Indonesia.(Yandri & Putri, 2021).

Adanya permasalahan dan kebijakan pemerintah tersebut diatas menjadi pendorong lahirnya inovasi pelayanan publik, seperti inovasi pelayanan Adminduk. Inovasi adalah pengenalan cara-cara baru untuk mengubah masukan menjadi keluaran, membawa perubahan yang meningkatkan nilai utilitas. Inovasi adalah penciptaan nilai. Dalam menciptakan nilai tersebut, inovasi harus mampu menambah nilai kesejahteraan. Keberhasilan inovasi tergantung pada keberhasilan proses perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, inovasi di sektor publik merupakan upaya untuk memecahkan permasalahan yang muncul dan

mengubah kebijakan agar proses pelayanan publik menjadi efektif dan efisien.

Misalnya layanan adminduk.

(12)

Dalam melayani kebutuhan dokumen kependudukan masyarakat khusus nya di Kota Mataram, Dinas Dukcapil Kota Mataram membuat sebuah inovasi yaitu Ta`ku Duga (Pengantaran Dokumen Kependudukan Warga) yang terbentuk tahun 2021(Dewi et al., 2021). Mekanisme ini dilaksanakan ketika dokumen cetak diserahkan langsung oleh tim dinas lapangan Kantor Catatan Sipil Kota Mataram. Inovasi ini juga bertujuan untuk membatasi backlog warga yang mengumpulkan dokumen langsung di kantor selama pandemi COVID-19.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Inovasi Pelayanan Ta’ku Duga dalam Melayani Kebutuhan Dokumen Kependudukan Dukcapil Kota Mataram.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas maka terdapat dua perumusan masalah terkait topik penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimanakan proses munculnya Inovasi Pelayanan Ta’ku Duga dalam Melayani Kebutuhan Masyarakat Kota Mataram?

(13)

b. Apa Saja Faktor Pendorong Dukcapil Kota Mataram Dalam Mengeluarkan Inovasi Ta’ku Duga?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimanakan proses munculnya Inovasi Pelayanan Ta’ku Duga dalam Melayani Kebutuhan Masyarakat Kota Mataram?

b. Untuk mengetahui dan menganalisis apa Saja Faktor Pendorong Dukcapil Kota Mataram Dalam Mengeluarkan Inovasi Ta’ku Duga?

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam wawasan inovasi pelayanan dengan secara khusus menjawab kebutuhan masyarakat di Kota Mataram Kawasan Dukcapil.

(14)

b. Secara Praktis

1) Bagi Masyarakat dan Bidang Pendidikan,

Yaitu untuk memperdalam wawasan inovasi pelayanan administrasi bagi masyarakat Kota Mataram serta mampu menambah dan meberikan informasi serta tambahan refrensi jika dikemudian hari ada yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

2) Bagi Instansi

Yaitu dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam mengambil kebijakan inovatif pemerintah Kota Mataram bagi kemajuan pelayanan administrasi kependudukan bagi masyarakat.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Berikut ini penulis dapat memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Beberapa temuan penelitian yang penulis temukan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(15)

No Nama Judul Hasil 1 Subhan,

Suaib (2021)(Sub han, 2021)

Kualitas Pelayanan PublikBidang

Administrasi

Kependudukan (Studi Di Kantor Camat Sekarbela Kota

Mataram).

Hasil penelitian mengemukakan bahwa kualitas pelayanan publik bidang administrasi kependudukan di kantor camat sekarbela dilihat dari aspek Bukti fisik (tangible), Kehandalan (reliability), Daya tanggap (responsiviness), Jaminan (assurance), Empati (emphaty).

Artinya Kecamatan Sekarbela Utilitas memiliki fasilitas pelayanan yang tepat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah Kota puas dengan pelayanan Dinas Kota Sekarbela pada komponen kehandalan dalam penanganan pengaduan sosial. Di antara pegawai dan penduduk yang saling berkomunikasi, para pegawai terlihat membantu mereka yang membutuhkan layanan, terutama mereka yang bingung tentang

layanan dengan pelayanan yang ada.

(16)

2 Wulan, Putri Nabilla (2021)(Wu lan, 2015)

Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Mataram (Studi Kasus Di Kelurahan Jempong Kota Mataram).

Penelitian ini menunjukkan kualitas pelayanan publik di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Mataram dinilai dari dimensi bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).

Berdasarkan (1) dimensi bukti fisik (tangible), fasilitas pendukung pelayanan di Dukcapil Kota Mataram belum memadai dan memuaskan masyarakat.

3 Firyal, Muhamma

d Darin (2022)(FIR YAL, 20189)

Optimalisasi Penerbitan Akta Kelahiran Dalam Meningkatkan Tertib Administrasi

KependudukanDi Kota Mataram.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan yang telah diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram dalam hal penerbitan dan keterampilan pegawai telah memenuhi harapan masyarakat.

4 Malasari, Malasari (2021) (Memenuh

i et

al., 2021)

Analisis Kinerja Pegawai Kantor Lurah

Dalam Memberikan Pelayanan Administrasi Kepada Masyarakat Di Kelurahan Slagalas

Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelayanan administrasi penduduk yang dilakukan oleh pegawai kantor Lurah Selagalas masih belum optimal. Diketahui pula bahwa

(17)

Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.

kedisplinan pegawai kantor Lurah Selagalas masih belum bisa di katakan baik atau masih kurang maksimal, pegawai lurah masih kurang tanggap terhadap keluhan masyarakat dalam memberikan palayanan.

5 (Bagoes Irawan Krishardia nto, Djoko Santoso Th, Anton Subarno, 2019) (Krishardia nto et al., 2012)

Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kepada Masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Kependudukan dan Dinas Catatan Sipil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten

Karanganyar belum cukup optimal sebab masyarakat merasa kurang puas dengan pelayanan dari segi ketepatan waktu dan kenyamanan pelayanan. Performa seperti itu disebabkan oleh terbatasnya jumlah of karyawan dan rendahnya kemampuan mereka dalam sistem komputerisasi.

6 Juriko Abdussam ad,

(2019)(Ab dussamad, 2019)

Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo

Temuan dari penelitian

menunjukkan ada beberapa hal yang menyebabkan pelayanan yang masih

kurang baik dari sisi

profesionalisme aparatur dan ketepatan waktu dalam kerja.

Kesemua hal ini perlu untuk diperbaiki dengan memperhatikan

(18)

sisi kualifikasi aparatur dalam memberikan pelayanan.

(19)

7 Muhamma d Fadhil, Muhamma

d Ilham, (2019)(Fad hil,

Muhamma d

Ilham, 2019)

Peranan Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Dalam Mengoptimalisasi Pelayanan

GerakanIndonesia Sadar Administrasi

Kependudukan (Gisa) Di Kota Bandung

Provinsi Jawa Barat

Hasil kajian menunjukkan bahwa 1) peran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung sangat penting untuk melayani penduduk Kota Bandung, dan DISDUKCAPIL

perlu melakukan inovasi

pelayanannya dari waktu ke waktu agar penduduk dapat diterima oleh penduduk dan terlaksana dengan baik; 2) Faktor penghambat optimalisasi program GISA, kurangnya sosialisasi layanan GISA oleh DISDUKCAPIL di kota Bandung; 3) Strategi yang akan dilakukan oleh

DISDUKCAPIL Kota Bandung untuk mengoptimalkan layanan berbasis GISA berdasarkan analisis SWOT dan uji lakmus oleh peneliti antara lain: a) meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam optimalisasi program GISA, b) meningkatkan cakupan Skema Layanan GISA Bagi Warga Bandung dan c) Pengertian APBD dan APBDP untuk Bandung harus

tepat waktu.

(20)

8 Muhamm a d Faris Aldiansya h, (2022) (Aldiansyah

&

Winarsih, 2022)

Inovasi Pelayanan Ktp Elektronik Melalui Aplikasi Temanggung Gandem Pada Masa Pandemi Covid-19

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aplikasi ini muncul kebaruan pada pelayanan KTP Elektronik yaitu sistem pelayanan, jenis pelayanan, sistem antrian.

Layanan KTP elektronik dalam aplikasi ini juga menunjukkan manfaatnya yang dibuktikan dengan peningkatan penggunaan layanan yang signifikan di masa pandemi. Layanan KTP elektronik dalam aplikasi ini tidak

menunjukkan kriteria

troubleshooting dari review yang ada, 61,45% menilai aplikasi ini tidak bisa menjadi solusi bagi di masa pandemi.

9 Dhea Candra Dewi, (2021) (Dewi et al., 2021)

Re-Modeling Sistem Pelayanan Publik

Sebagai Bentuk

Tanggap Kebijakan Dalam Mendukung Tatanan Normal Baru (Studi Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Mataram)

Hasil penelitian menunjukkan transformasi berupa perubahan beberapa aspek layanan yaitu (1) penggunaan aplikasi WhatsApp yang digunakan sebagai media layanan online, (2) program

“Berkah Batin” bentuk inovasi pelayanan terpadu. Kedua, transformasi atau inovasi layanan dilakukan agar otoritas Dukcapil dapat terus efektif

(21)

memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

10 Lara Indah Yandri, Tesha

Dwi Putri, (2021)(Yan dri & Putri, 2021)

Strategi Peningkatan Pelayanan Publik Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di Organisasi Perangkat Daerah Kota Paria.

Hasil penelitian ini, Strategi peningkatan pelayanan publik di Dukcapil Kota Pariaman yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia, Sinergitas antara Dukcapil kecamatan dan perangkat desa dalam pelayanan administrasi kependudukan, Peningkatan perangkat Teknologi Informasi dan saranaprasarana pendukung pelayanan, Pemanfaatan sarana informasi teknologi untuk sosialisasi serta Dukcapil Weekend Service.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Subhan memberikan penekanan pada pengukuran kualitas pelayanan berdasarkan pada beberapa indikator diantaranya adalah bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Hal yang menjadi pembeda dari penelitian yang akan dilakukan adalah dari segi indikator yang digunakan dan fokus penelitian dimana dalam penelitian yang akan dilakukan mengarah pada pengukuran inovasi.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh putri dimana menekankan pada

(22)

pengukuran kualitas pelayanan dengan beberapa indikator diantaranya adalah adalah bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Hal yang menjadi pembeda dari penelitian yang akan dilakukan adalah dari segi indikator yang digunakan dan fokus penelitian dimana dalam penelitian yang akan dilakukan mengarah pada pengukuran inovasi.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Firyal memberikan fokus terhadap optimalisasi pelayanan publik dimana pelayanan tersebut telah dirasa maksimal dan memberikan kepuasan terhadap masyarakat. Hal yang menjadi pembeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada fokus penelitian dimana penelitian ini lebih menenkankan pada inovasi yang dibuktikan dengan kebaruan sistem yang menjadi fokus kajian.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Malasari yang menjelaskan mengenai kinerja pegawai dimana kinerja pegawai masih dapat dikatakan kurang maksimal karena berbagai faktor. Hal yang menjadi pembeda dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada fokus yang diteliti dimana penelitian malasari memberikan penekanan pada sumber daya manusia sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menekankan pada kebaruan suatu sistem.

Penelitian kelima dilakukan oleh Bagoes Irawan dimana memberikan fokus kajian terhadap kinerja pelayanan. Kinerja pelayanan dirasa masih kurang optimal dikarenakan banyaknya faktor dari sumberdaya yang tidak maksimal. Hal yang

(23)

menjadi pembeda dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada fokus yang diteliti dimana penelitian malasari memberikan penekanan pada sumber daya manusia sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menekankan pada kebaruan suatu sistem.

Penelitian keenam yang dilakukan oleh Juriko dimana memberikan fokus kajian terhadap kualitas pelayanan dengan temuan penelitian berupa profesionalisme aparatur yang kurang maksimal. . Hal yang menjadi pembeda dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada fokus yang diteliti dimana penelitian malasari memberikan penekanan pada sumber daya manusia sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menekankan pada kebaruan suatu sistem.

Penelitian ketujuh yang dilakukan oleh Fadhil yang memberikan kajian terhadap optimalisasi pelayanan dengan hasil kajian berupa permasalahan atas sosialisasi suatu program. Hal ini memiliki kesejajaran yang cukup spesifik dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana penelitian Fadhil memberikan indikasi berupa perlunya inovasi dalam menanggapi pelayanan yang belum maksimal. Riset ini menyediakan ruang tersebut dengan fokus memaksimalkan inovasi.

Penelitian kedelapan yang dilakukan oleh faris dimana memberikan fokus kajian pada inovasi pelayanan dengan hasil maksimal dalam melakukan pelayanan.

Penelitian ini memberikan fokus kajian yang sama dengan penelitian yang akan diteliti namun memberikan perbedaan pada waktu, program inovasi dan wilayah yang

(24)

diteliti.

Penelitian kesembilan yang dilakukan oleh Dhea yang memberikan fokus kajian terhadap sistem pelayanan publik dengan memberikan penekanan pada merubah aspek-aspek pelayanan dimana dalam penelitian ini mengarahkan pada inovasi terhadap pelayanan yang dilakukan. Hal ini memberikan kesamaan yang cukup spesifik dengan penelitian yang akan dilakukan dimana penelitian ini akan dihadapkan pada kebaruan-kebaruan dari suatu inovasi yang dibentuk guna memaksimalkan sebuah pelayanan.

Penelitian kesepuluh yang dilakukan oleh Lara Indah memberikan fokus kajian terhadap strategi peningkatan pelayanan publik dimana dari hasil dapat dipaparkan berupa peningkatan sumber daya manusia serta pemanfaatan teknologi.

Hal yang menjadi pembeda dari penelitian yang akan dilakukan menekankan terhadap fokus kajian dimana peneliti lebih mengarahkan pada strategi yang terkait dengan inovasi dalam meningkatkan pelayanan.

Sepuluh penelitian yang telah dilakukan menekankan pada inovasi dalam meningkatkan pelayanan publik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti memberikan kebaruan terhadap inovasi dari segi pelayanan yang ditunjukkan dengan sistem pelayanan pengantaran dokumen. Penelitian yang dilakukan peneliti memberikan fokus pada kajian inovasi ta`ku duga dalam proses pengantaran dokumen kepada masyaraat. Inovasi ini merupakan inovasi pertama yang mampu memberikan dampak positif kepaa masyarakat mengingat masyarakat tidak perlu

(25)

datang untuk mengambil dokumen namun pihak dispenduk memberikan pelayanan prima melalui inovasi ta`ku duga dalam memberikan manfaat kepada masyarakat.

Berdasarkan pemaparan kebaruan dari penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa inovasi ta`ku duga merupakan inovasi yang diteliti pertama kali oleh peneliti dengan kontribusi keilmuan berupa keberadaan inovasi yang mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dalam hal pengantaran dokumen kepada masyarakat.

2.1 Kerangka Teori

Pembahasan teori yang lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam pengetahuan peneliti dengan menelaah masalah yang akan dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

2.1.1 Inovasi Pelayanan Ta’Ku Duga

Kata inovasi berarti suatu proses atau hasil pengembangan atau pemanfaatan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang atau jasa) proses atau sistem yang baru yang memberikan nilai berarti secara signifikan. Inovasi biasanya mengacu pada sifat seperti memperbaharui, mengubah atau membuat proses maupun produk, sehinga lebih efektif dalam konteks bisnis atau usaha, hal ini berarti menerapkan ide-

(26)

ide baru, meningkatkan layanan yang ada serta membuat produk-produk lain yang lebih dinamis (Yandri & Putri, 2021).

Schumpeter merupakan ahli yang pertama kali mengemukakan konsep inovasi ia mendefinisikan “inovasi” sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang menjadikan kewirausahaan dan pemikiran inovatif penting pertumbuhan ekonomi. Kemudian beberapa peneliti memfokuskan penelitiannya, bahwa konsep inovasi dari makro bergeser ke inovasi yang lebih mikro. Konsep inovasi makro berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, sedangkan konsep inovasi mikro merupakan inovasi yang dibawa oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa definisi inovasi (Wawan Dhewanto, 2014):

1) Pademore, Shuetze, dan Gibson (dikutip dalam buku Dewanto) Inovasi sebagai metode input atau output yang meningkatkan posisi komersial perusahaan dan pasar baru.

2) Inovasi ialah keahlian beberapa kreativitas pada masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan masyarakat.

3) Sedangkan menurut Ellitan's Woodman, inovasi adalah perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi, termasuk kreativitas untuk menciptakan produk baru, layanan, ide atau gagasan baru. Inovasi juga dapat dijelaskan sebagai proses mengembangkan suatu produk, layanan, ide atau proses yang sudah ada dalam suatu organisasi atau di luar

(27)

organisasi. Pengertian inovasi adalah proses seseorang dalam mengadopsi suatu “hal” baru, sebagai proses menciptakan suatu produk baru.

Pelayanan Ta`ku Duga adalah sebuah inovasi pelayanan masyarakat yang diterbitkan oleh Dinas Dukcapil Kota Mataram. Untuk memenuhi kebutuhan dokumen pemerintah daerah khususnya warga Kota Mataram, Dinas Dukcapil Kota Mataram meluncurkan sebuah inovasi bernama Ta`ku Duga (Pengiriman Dokumen Untuk Warga), dimana dokumen cetak diantarkan langsung oleh Dinas Dukcapil. Tim menjadi kota Mataram. Inovasi ini juga bertujuan untuk membatasi backlog warga untuk menerima dokumen secara langsung selama pandemi COVID-19 (Dukcapil, 2022).

Layanan publik adalah layanan yang diberikan kepada masyarakat umum yang merupakan warga negara atau penduduk resmi suatu negara. Masyarakat menjadi sasaran pelayanan publik karena masyarakat dapat langsung menilai apakah kualitas pelayanan yang diberikan sudah baik atau belum sesuai dengan harapan masyarakat.

Kualitas pelayanan sangat erat kaitannya dengan kepuasan masyarakat.

Kualitas pelayanan mendorong masyarakat untuk membangun hubungan yang kuat dengan pemerintah. Dalam jangka panjang, pemerintah dapat meningkatkan kebahagiaan masyarakat dengan memaksimalkan

(28)

pelayanan untuk masyarakat yang lebih nyaman dan meminimalkan pengalaman untuk masyarakat yang kurang nyaman. Kepuasan masyarakat merupakan tanggapan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Kepuasan masyarakat bergantung pada kualitas layanan, oleh karena itu kualitas menjadi prioritas utama pemerintah sebagai ukuran keunggulan kompetitif.(Aulia Rakhman, 2020).

Kualitas pelayanan merupakan peran penting guna mencapai tingkat kepuasan masyarakat. Kualitas pelayanan dinilai berdasarkan sudut pandang masyarakat sebagai pengguna layanan. Persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan (Fadhil, Muhammad Ilham, 2019). Terjadinya covid-19 di Indonesia mendorong setiap badan layanan publik untuk terus memikirkan dan berinovasi terhadap langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Salah satu perubahan layanan yang dilakukan ialah layanan online, layanan yang dapat dilakukan tanpa harus ke kantor karena dapat melalui online. Layanan online merupakan langkah penting guna meningkatkan kualitas dan transparansi pelayanan publik serta menekan

(29)

penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Tetapi ada juga kekurangan dalam pelayanan online yakni terjadi penumpukan dokumen

kependudukan yang telah diproses dan dicetak yang diakibatkan adanya himbauan jaga jarak dan tetap dirumah sehingga masyarkat belum dapat mengambilnya (Putri Berliaana, 2021).

Menyikapi hal tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram melakukan inovasi guna meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Inovasi tersebut diberi nama

Ta`ku Duga” merupakan layanan pengantar dokumen yang telah diproses dan dicetak ke Warga, sehingga dokumen dapat diterima oleh pemiliknya. Tentu saja hal ini akan menambah kesejahteraan bagi masyarakat. Inovasi ini ditujukan untuk seluruh warga kota Mataram yang tidak dapat mengambil kembali dokumen yang telah diproses karena peraturan pemerintah yang melarang kegiatan sosial (Pahrudin, 2020).

2.2.2 Aspek-aspek Inovasi

Suatu inovasi tidak terlepas dari beberapa hal atau aspek penting yang menunjukkan suatu organisasi inovasi. Menurut Suwarno ada lima hal yang perlu ada dalam suatu inovasi sebagaimana berikut ini:

(30)

a. Inovasi merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat dalam sistem sosial tertentu, sebagai faktor penting penentu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat .

b. Cara Baru

Inovasi juga dapat berupa cara baru bagi individu atau sekelompok orang dengan mengganti cara lama yang berlaku sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu.

c. Objek Baru

Suatu inovasi merujuk pada adanya objek baru untuk penggunanya . dapat berupa fisik (tangible) atau tidak berwujud fisik (intangible).

d. Teknologi Baru

Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi yang hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari suatu produk teknologi yang inovatif biasanya dapat dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada produk tersebut.

e. Penemuan Baru

Hampir semua inovasi merupakan hasil penemuan baru. Menurut Yandri & Putri (2021), inovasi merupakan produk dari hasil proses yang sepenuhnya bekerja dengan kesadaran dan kesengajaannya (Yandri &

Putri, 2021)

(31)

2.2.3 Bentuk-bentuk Pelayanan

Pelayanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu layanan dengan lisan, layanan dengan tulisan, layanan dengan perbuatan.

1) Layanan dengan tulisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan masyarakat (humas), bidang layanan informasi dan bidangbidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

2) Layanan dengan tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi peran. Secara umum, layanan SMS cukup efisien karena faktor biaya, terutama untuk panggilan jarak jauh. Agar pelayanan tertulis memuaskan pihak yang dilayani, maka faktor kecepatan harus diperhatikan, baik dalam penanganan masalah maupun penyelesaiannya (penulisan, penandatanganan dan pengiriman kepada pihak yang berkepentingan).

3) Layanan perbuatan dilakukan oleh sebagian besar kalangan menengah ke bawah, karena faktor pengetahuan dan ketrampilan para agen tersebut menentukan hasil perbuatan atau pekerjaan (Ujung, 2008).

(32)

2.2.4 Indikator Inovasi

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final, Rogers (1983) dalam (Sholahuddin et al., 2017) menyimpulkan bahwa karakteristik yang dapat membantu untuk mengurangi ketidak pastian tentang inovasi sehingga memengaruhi tingkat adopsi seseorang terhadap produk baru.

Dalam perspektif Rogers, karakteristik inovasi ini dapat memengaruhi individu maupun konsumen terhadap tingkat adopsi (rate of adoption). Rate of adoption yakni kecepatan relatif sebuah inovasi yang diadopsi oleh anggota sistem sosial. Adapun lima karakteristik inovasi tersebut sebagai berikut :

a. Relative advantage (keunggulan relatif), yaitu kadar atau tingkat sebuah inovasi dipersepsikan lebih baik daripada ide inovasi sebelumnya.

b. Compatibility (kesesuaian) derajat inovasi yang dipersepsikan sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada, yaitu pengalaman masa lalu, serta sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang potensial sebagai pengadopsi.

(33)

c. Complexity (kerumitan) sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sulit untuk dipahami atau digunakan.

d. Trialability (ketercobaan) derajat inovasi yang dapat dieksperimentsikan pada lingkup terbatas.

e. Observability (keterlihatan) termasuk tingkat di mana sebuah inovasi itu terlihat bagi orang lain.

2.2.5 Konsep Inovasi Pelayanan

Inovasi pelayanan merupakan bentuk dari layanan baru yang diberikan perusahaan, metode kerja baru yang diterapkan perusahaan serta penggunaan teknologi yang mengikuti perkembangan zaman yang diberikan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan konsumen.

Teknologi yang digunakan perkembangan selanjutnya akan mempercepat pelayanan kepada konsumen. Menurut Delafrooz et al., Inovasi layanan adalah aktivitas baru perusahaan yang menghasilkan layanan baru, praktik atau proses baru untuk menambah nilai layanan yang diberikan oleh perusahaan. Berkat inovasi perusahaan, efisiensi perusahaan meningkat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

(34)

inovasi pelayanan adalah kegiatan renovasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan menghasilkan pelayanan baru (Fadhil, Muhammad Ilham, 2019)

Inovasi sebagai elemen penting dalam sebuah bisnis, oleh karena itu inovasi layanan termasuk dalam konsep inovasi layanan. Inovasi layanan dapat dijelaskan dalam istilah layanan atau proses layanan berdasarkan penggunaan teknologi dan metode yang sistematis. Bisnis baru di sektor jasa dianggap sebagai layanan baru atau inovasi layanan.

Kegiatan ini tercermin dari teknologi yang digunakan, interaksi pelanggan, pengembangan layanan baru, peningkatan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan yang mempercepat layanan kepada konsumen, dan pengembangan layanan yang akan dialami akan berbeda dengan perusahaan sebelumnya. Membedakan agar konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan dan menggunakan kembali pelayanan tersebut.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Konsepsional

3.1.1 Inovasi adalah bentuk ide perubahan yang dapat mempercepat pertumbuhan dan keberhasilan bisnis, membantu beradaptasi dan tumbuh dipasar. Inovasi tidak berarti menciptakan; inovasi dapat berarti mengubah model maupun rancangan bisnis sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan yang ahirnya dapat memberikan produk atau layanan yang lebih baik(Yogi Suwarno, n.d.).

3.1.2 Inovasi Pelayanan Ta’Ku Duga merupakan inovasi pelayanan masyarakat, khususnya Kota Mataram yang dilaksanakan oleh Dinas Dukcapil Kota Mataram. Pelayanan ini untuk melayani kebutuhan dokumen kependudukan masyarakat khususnya di Kota Mataram, Dinas Dukcapil Kota Mataram membuat sebuah inovasi yaitu Ta`ku Duga (Pengantaran Dokumen Kependudukan Warga) dimana dokumen yang telah tercetak diantarkan langsung oleh tim lapangan Dinas Dukcapil Kota Mataram. Inovasi ini juga bertujuan guna mengurangi penumpukan warga yang mengambil dokumen langsung di Kantor selama masa Pandemi COVID-19 seperti saat ini(Dukcapil, 2022).

(36)

3.1.3 Pelayanan publik adalah suatu tindakan suka rela dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan hanya membantu adanya permintaan kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhan nya secara suka rela.

Pelayan publik merupakan aspek yang tidak bisa disepelekan dalam persaingan bisnis. Karena dengan adanya pelayanan konsumen akan menilai kemudahan sebagai pertimbangan apakah selanjutnya dia akan royal kepada pemberi layanan tersebut. Hingga tak jarang para pembisnis memaksimalkan layanan nya untuk menarik konsumen sebesar besarnya. Maka dari itu bila ingin menarik konsumen dengan sebanyak mungkin harus mengetahui arti dari lain itu sendiri. Pengertian lain dan atau pelayanan secara umum adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan.

3.2 Definisi Operasional

Tabel 1.2 Definisi Operasional

Variabel Indikator Parameter

Inovasi Kebijakan Relative Advantage atau Keunggulan Relatif.

Kebaruan sistem dari inovasi ta`ku duga dalam meningkatkan pelayanan Compatibility atau

Kesesuaian Nilai. Nilai kebaruan dari inovasi ta`ku duga yang sesuai

dengan kebutuhan

masyarakat.

Complexity atau Kerumitan Tingkat kesulitan dalam pemahaman inovasi ta`ku duga dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

(37)

Triability atau

Kemungkinan dicoba/

ketercobaan

Keunggulan dari inovasi inovasi ta`ku duga yang telah melewati tahap uji coba demi meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat Observability atau

Keterlihatan/Kemudahan diamati

Inovasi ta`ku duga mampu dengan mudah dikenal oleh masyarakat luas guna merasakan manfaat yang dihasilkan

Faktor Pendorong Dukcapil Kota Mataram Dalam Mengeluarkan Inovasi Ta’ku Duga

Kondisi Lingkungan Kesesuaian lingkungan yang mampu mendukung adanya inovasi ta`ku duga

Sumber Daya Keberadaan sumber daya yang mampu mendukung inovasi ta`ku duga dapat terlaksana dengan maksimal Kemampuan agen

pelaksana

Kemampuan yang

dimilki pelaksana inovasi ta`ku duga

Sumber : Data diolah peneliti, 2023

(38)

3.3 Kerangka Pikir

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi perlakuan atau manipulasi pada variable yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian dengan proses memperoleh data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan makna pada hasilnya(Semiawan, 2022).

3.3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL), yang berlokasi dikomplek Kantor Pemerintahan, Jalan Lingkar Selatan, Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram tentang Inovasi Pelayanan

Pelaksanaan Inovasi Pelayanan Ta'Ku Duga

Penerapan Inovasi Ta'Ku Duga ke masyarakat (Pengantaran dokumen kependudukan)

Kualitas Pelayanan Percepatan Pelayanan Publik

(39)

3.3.2 Data dan Sumber Data a. Sumber Data Primer

Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber utama, bisa melalui wawancara, survei, eksperimen, dan sebagainya. Biasanya, sumber data primer dipilih dan disesuaikan secara khusus untuk memenuhi tujuan penelitian tertentu(sugiyono, 2012). Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber wawancara yang didapatkan dari narasumbernarasumber yang telah dipilih oleh peneliti guna menjawab pertanyaan mengenai inovasi pelayanan Ta`ku Duga.

Tabel 3.3.2 Sumber Data No

.

Sumber Data Teknik Pengumpulan

Data 1. Dra. Hj. Baiq Evi Genevia, M.Si

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram

Wawancara

2. Lalu Ahmad Gunadi, S.Kom

Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil

Wawancara

3. 3 orang pengantar dokumen (AD, AS, AW) Wawancara 4. 5 Masyarakat (ZA, FA, MK, SL, MN, ZA) Wawancara

b. Sumber Data Sekunder

(40)

Berbeda sedikit dari pengertian data primer, data sekunder adalah data yang diambil dari sumber lain oleh peneliti. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi penting seperti sensus penduduk(sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal, dokumen dan artikel yang mendukung mengenai inovasi pelayanan Ta`ku Duga.

3.3.3 Unit analisis

Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian.

3.3.4 Lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebuah metode untuk pembatasan permasalahan dalam ilmu yang akan dikaji dalam kajian ilmiah.

Artinya, ruang lingkup adalah batasan subjek yang akan diteliti, dapat berupa batasan masalah ataupun jumlah subjek yang diteliti, materi yang akan dibahas, maupun variabel yang akan diteliti(Juliansyah Noor, 2011).

3.3.5 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang

(41)

digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Wawancara

Menurut Sugiyono membagi proses wawancara pada jenis wawancara terstruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono, 2012). Berikut penjabara terkait wawancara terstruktur maupun wawancara tidak

terstruktur :

a. Wawancara terstruktur : dalam melakukan proses wawancara peneliti harus menyiapkan instrumen penelitian berupa tertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya sudah disediakan pula. Selain itu juga menggunakan alat bantu seperti Tape Recorder, Handphone dan lain sebagainya sebagai alat pembantu pelaksanaan wawancara.

b. Wawancara tidak terstruktur : peneliti bebas untuk wawancara dimana saja serta tidak tidak menggunakan pedoman wawancara.

Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan proses wawancara terstruktur yang digunakan dalam pengumpulan data terkait Inovasi Program Pelayanan Ta`ku Duga Dalam Pelayanan Kebutuhan Dokumen Kependudukan:

Dukcapil Kota Mataram.

2. Dokumentasi

(42)

Sugiyono menyatakan bahwa studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif(sugiyono, 2011).

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa studi dokumen menjadi metode pelengkap bagi penelitian kualitatif, yang pada awalnya menempati posisi yang kurang dimanfaatkan dalam teknik pengumpulan datanya, sekarang ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari teknik pengumpulan data dalam metodologi penelitian kualitatif. Dengan adanya dokumentasi tentu data yang dihasilkan akan semakin banyak dan semakin lengkap yang bertujuan agar memudahkan peneliti dalam menganalisis semua data.

Dalam penelitian ini dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait mengenai inovasi Ta`ku Dugabaik dari berita maupun jurnal.

3.3.6 Teknik analisis data

Sugiyono menjelaskan terkait analaisis data yaitu proses yang dilalui dalam mencari dan menyusun data yang diperoleh dari proses wawancara, catatan ketika di lapangan yang dapat diinformasikan kepada orang-orang (sugiyono, 2013). Analisis data ini dapat dilakukan dengan tahapan berupa pengorganisasian data, menjabararkan sesuai dengan unit-unit, melakukan

(43)

sintesa dan menyusun dalam bentuk pola yang penting dan tidak penting untuk membaut sebuah kesimpulan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Alur teknik analisis data dapat dilhat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1.2 Teknik analisis data

Miles dan Huberman mengemukakan beberapa tahapan dalam analisis data kualitatif , sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang ditempuh dalam tahap ini adalah proses wawancara yang dilakukan secara berkala hingga peneliti merasa bahwa data yang dibutuhkan sudah terpenuhi.

b. Reduksi Data

Banyaknya data yang diperoleh oleh peneliti ketika dilapangan mengharuskan peneliti untuk mencatat semuanya secara rinci dan teliti. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan proses mereduksi data

(44)

yaitu proses merangkum, memilih data yang sesuai atau yang pokok dengan fokus data yang penting. hal ini ditujukan untuk pencapaian data yang lebih jelas dan terarah.

c. Penyajian Data

Reduksi data selesai dilakukan, maka peneliti melanjutkan ke tahapan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan berupa narasi, uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Menurut Miles dan Huberman penyajian data dalam penelitian kualitatif sering menggunakan data dengan teks yang bersifat naratif (sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, hasil wawancara yang telah didapatkan berupa uraian-uraian jawaban yang dikemukan oleh narasumber yang mana data tersebut akan di analisis.

d. Verifikasi Data

Langkah selanjutnya setelah penyajian data ialah verifikasi data, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa verfifikasi data merupakan sebuah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan yang didapatkan masih bersifat sementara dan sewaktu waktu masih bisa berubah. Perubahan tersebut bisa terjadi jika data yang diperoleh tidak valid dan bukti-bukti yang tidak kuat. Akan tetapi, jika kesimpulan dalam tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data ke

(45)

lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (sugiyono, 2013).

Gambar

Tabel 1.2 Definisi Operasional
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
Tabel 3.3.2 Sumber Data  No
Gambar 1.2 Teknik analisis data

Referensi

Dokumen terkait

belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran, 2. merujuk dari berbagai sumber

DAFTAR GAMBAR... Latar Belakang Masalah ... Masalah Penelitian ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Hasil

Bab pertama, pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan metodologi penelitian yang

manfaat penelitian, telah pustaka, kerangka teoritik, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika bembahasan. Bab kedua, penyusun memaparkan tinjauan umum

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah jika dalam proses pembelajaran diterapkan model

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika skripsi. Tinjauan

Bab II yaitu Kerangka Teori Yang terdiri dari Tinjauan Pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis penelitian, pada bab ini menguraikan tentang gambaran Pengaruh

Hipotesisi Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan