• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA OLEH KURATOR ATAS TINDAKANNYA YANG MENGGELAPKAN BUDEL PAILIT (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 2081/Pid.B/2011/PN.Jkt.Pst)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA OLEH KURATOR ATAS TINDAKANNYA YANG MENGGELAPKAN BUDEL PAILIT (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 2081/Pid.B/2011/PN.Jkt.Pst)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

Apabila pengadilan niaga memutuskan bahwa debitur adalah debitur pailit, maka timbul akibat hukum yaitu penyitaan secara umum seluruh harta kekayaan debitur pailit, yang mengakibatkan debitur tidak lagi mempunyai wewenang untuk menguasai dan mengurus harta pailit. (harta kebangkrutan). Hal ini dengan sendirinya akan menimbulkan ketidakpastian hubungan hukum antara debitur pailit dengan krediturnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, UU K-PKPU menentukan siapa yang berwenang menyelesaikan perselisihan antara kreditur dan debitur pailit, yaitu dengan menunjuk seorang wali yang juga bertugas mengurus dan menyelesaikan harta pailit (harta kepailitan) debitur. sebagai penyelesaian hubungan hukum antara debitur pailit dan.

Wali amanat juga berwenang untuk mencatat harta pailit, termasuk tagihan debitur pailit atau utang-utang debitur pailit, dan mengumumkan daftar harta pailit yang secara efektif berada di bawah penguasaan debitur pailit, beserta jumlah utang dan piutangnya. mereka punya. 10. Perlu diingat bahwa ruang lingkup tugas dan wewenang wali amanat berdasarkan Pasal 69 ayat (1) UU K-PKPU adalah melaksanakan pengurusan dan/atau penyelesaian harta pailit yang kewenangannya dilaksanakan sesuai dengan Pasal 98. UU K-PKPU.11 Yang dimaksud dengan harta pailit adalah seluruh harta kekayaan debitur, yang mengakibatkan penyitaan umum atas harta kekayaan debitur pailit. Pasal 21 UU K-PKPU menjelaskan bahwa harta pailit meliputi seluruh harta kekayaan debitur pada saat putusan pailit diucapkan, serta seluruh harta kekayaan debitur yang diperoleh debitur pailit selama proses kepailitan.12 .

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kurator bukan berarti kurator dapat melakukan kegiatan pengurusan dan penyelesaian sesuka hatinya, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kurator, seperti kewenangannya agar dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dengan peraturan yang berlaku, dengan memperhatikan tindakan-tindakan yang memerlukan peran serta pihak-pihak tertentu, misalnya debitur pailit sehubungan dengan pengukuhan, daftar debitur pailit yang benar-benar telah diakui oleh debitur pailit, dengan memperhatikan apakah Tindakan kurator memerlukan prosedur tertentu seperti tindakan penahanan (kekuatan fisik) apabila debitur tidak kooperatif dalam menjalankan tugas kurator. Tugas Kurator dalam melakukan pencatatan kepailitan (harta kepailitan) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 Undang-Undang K-PKPU sehubungan dengan benda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 Undang-Undang Kepailitan adalah menjamin bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam daftar kepailitan itu benar-benar miliknya. kepada debitur pailit.

Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Kerangka Konseptual

Namun kerangka konseptual terkadang masih dianggap abstrak sehingga diperlukan definisi operasional yang dapat dijadikan pedoman konkrit dalam proses penelitian. Harta Kepailitan/Harta Kepailitan adalah harta milik orang pribadi atau badan yang dalam keadaan pailit atau pailit dan dinyatakan pailit karena hukum. Proses pengurusan perkara kepailitan terjadi setelah pihak peminjam yang mengajukan permohonan pailit tidak mampu lagi melakukan pembayaran pada saat surat perintah pailit diumumkan.

Keaslian Penelitian

PLN) dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana dan siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban di pengadilan apabila suatu korporasi (PT. PLN) dituntut. Apa saja kendala dalam penerapan doktrin kesalahan (mens. rea) dalam pertanggungjawaban pidana korporasi dan bagaimana seharusnya sistem pidana di Indonesia dalam hal pertanggungjawaban pidana korporasi sehingga sanksi pidana tidak hanya dikenakan kepada pengelola korporasi saja, bahkan korporasi? sendiri dapat mencapainya. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses penegakan hukum korporasi terhadap tindak pidana illegal fishing yang belum berjalan dengan baik?

Upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa penindakan terhadap perusahaan penangkapan ikan ilegal dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui adanya persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas dan menganalisis permasalahan kejahatan korporasi.

Namun dalam penelitian ini fokus pembahasannya diarahkan pada pertanggungjawaban pidana direksi perseroan atas perbuatannya yang merugikan harta pailit/harta pailit. Dari fokus pembahasan penelitian ini terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Mengingat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini semata-mata merupakan hasil pemikiran penulis, sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

  • Metode Pendekatan
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Pengertian Kepailitan
  • Syarat-Syarat Untuk Dapat Dipailitkan

Pendekatan kasus65 dilakukan dengan mengkaji kasus-kasus yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, yang telah menjadi keputusan hukum dan mempunyai kekuatan hukum tetap. Pengumpulan data difokuskan pada pokok permasalahan, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dan ambiguitas dalam pembahasan. Untuk mendapatkan hasil yang obyektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode yaitu penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan cara mengkaji bahan pustaka atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.

Pengumpulan data difokuskan pada pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dan ambiguitas dalam pembahasan. Interpretasi sistematis dilakukan dengan menafsirkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peraturan hukum atau undang-undang lain atau dengan keseluruhan sistem hukum, dan interpretasi historis dilakukan dengan menafsirkan undang-undang dengan meninjau latar belakang sejarah terbentuknya undang-undang yang bersangkutan.68. Kepailitan ditinjau dari Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan dan PKPU) adalah perampasan secara umum seluruh harta kekayaan debitur pailit yang penguasaannya dan likuidasinya dilakukan oleh suatu pihak. kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Menurut Rudy Lontoh, kepailitan mengacu pada suatu proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan dalam membayar utang-utangnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan (dalam hal ini Pengadilan Niaga) karena debitur tidak dapat membayar utang-utangnya. Asas pari passau prorate parte mengandung arti bahwa harta benda itu merupakan jaminan bersama bagi para kreditur dan hasilnya harus dibagikan secara proporsional di antara mereka, kecuali ada kreditor yang menurut hukum harus mendapat prioritas dalam menerima pembayaran tagihan-tagihannya.72 Kreditor yang datang terlambat mungkin tidak mampu lagi membayar utangnya karena harta debitur sudah habis.

Dari sudut pandang sejarah hukum, hukum kepailitan pada mulanya dimaksudkan untuk melindungi kreditor dengan memberikan cara yang jelas dan pasti dalam menyelesaikan utang-piutang yang tidak dapat dibayar. Hakikat kepailitan secara singkat dapat disebut perampasan umum atas harta kekayaan debitur untuk kepentingan semua kreditur yang mempunyai utang pada saat debitur bangkrut. Pasal 1134 KUHPerdata: Hak istimewa adalah hak yang diberikan kepada debitur karena undang-undang agar kedudukannya lebih tinggi dari pada kreditor yang lain, hanya menurut sifat tuntutannya saja.

Kreditor separatis adalah kreditor yang mempunyai jaminan besar berdasarkan Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata yaitu gadai dan gadai. Kreditur preferen adalah kreditur yang mempunyai hak diutamakan karena sifat piutangnya diberi status khusus oleh undang-undang. Kreditur konkuren adalah kreditor yang tidak termasuk dalam kreditor separatis dan kreditor preferen (Pasal 1131 jo Pasal 1132 KUHPerdata). 75.

Wewenang Kurator Terhadap Perusahaan Yang Telah Dinyatakan Pailit

Tugas pokok dan wewenang Kurator pada dasarnya adalah melaksanakan tugas pengurusan dan/atau penyelesaian harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan. Tugas penyelesaiannya antara lain adalah menjual harta pailit dan membagi hasil penjualan secara proporsional kepada kreditur. Izin jual beli yang diberikan oleh Hakim Pengawas pada hakekatnya untuk menambah nilai harta pailit.80.

Hakikat tugas wali amanat dalam pengurusan dan pelunasan harta pailit adalah meningkatkan nilainya guna memberikan kepuasan tertentu kepada kreditor. Sama halnya dengan sewa yang belum dibayar, karena debitur dinyatakan pailit, maka gaji pegawai dianggap sebagai utang pengesahan hakim, sebagaimana diatur dalam alinea kedua Pasal 39 UU Kepailitan. Jika menerima warisan, maka warisan itu menjadi milik harta pailit, tetapi jika menolaknya, harus mendapat izin hakim pengawas.

Wali Amanat dapat mempergunakan harta pailit berupa harta tidak bergerak atau harta bergerak atau menjual harta pailit berupa harta bergerak yang berada dalam penguasaan Wali Amanat dalam rangka kelangsungan usaha debitur, dalam hal terdapat perlindungan yang wajar. asalkan . untuk kepentingan kreditur atau pihak ketiga. Wali amanat dapat mengajukan kepada pengadilan permohonan pelaksanaan penahanan (kekuatan fisik) terhadap debitur apabila debitur dianggap kurang kooperatif dalam penyelesaian harta pailit. Wali amanat harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengamankan harta pailit dan menyimpan semua surat-surat, surat-surat, uang, perhiasan, surat-surat berharga dan barang-barang berharga lainnya dengan memberikan tanda terima.

Dalam hal wali amanat memerlukan biaya kepailitan, maka wali amanat dapat mengalihkan harta pailit itu sepanjang diperlukan untuk menutup biaya kepailitan atau apabila penahanannya mengakibatkan hilangnya harta pailit itu, sekalipun putusan pailit itu diajukan kasasi atau yudisial. tinjauan. 93 Kurator wajib segera menguraikan seluruh harta kekayaan debitur pailit serta utang dan piutang harta pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 21 BBB dan harta kekayaan debitur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UUK. Khusus untuk uang tunai, bila tidak diperlukan untuk pengurusan, maka wali wajib menyimpannya di bank untuk kepentingan harta pailit.

97 Dalam pengurusan harta pailit, wali amanat wajib bertindak untuk meningkatkan atau sekurang-kurangnya mempertahankan nilai harta pailit. Wali amanat wajib menilai kemampuannya dalam mengelola harta pailit sesuai dengan standar profesional wali dan pengurus Indonesia dan bila perlu meminta bantuan dalam mengelola perusahaan. Wali amanat memulai penyelesaian harta warisan setelah harta warisan tidak mampu membayar dan usaha debitur ditutup.

Penyelesaiannya dapat dilakukan per unit usaha (going concern) atau per aset masing-masing pailit. Cara Menjual Harta Debitur Pailit : Hal ini yang harus selalu diperhatikan dalam melakukan pelunasan harta pailit.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulakan bahwa (1) Pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana penjualan obat-obatan tidak terdaftar di BPOM dalam

Berdasarkan pembahasan atas penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut; yang menjadi dasar pertanggungjawaban pidana adalah

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan: (1) Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku perekrutan Tenaga Kerja Indonesia yang tidak memenuhi persyaratan umur dalam

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pertanggungjawaban pidana pelaku anak yang melakukan perbuatan cabul terhadap anak dalam Putusan PN Nomor:

Bahwa hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana dinilai berdasarkan apa yang telah dilakukan terdakwa, pertimbangan penjatuhan pidana

Azas ini mengandung arti bahwa seseorang tidak dapat dibebani pertanggungjawaban pidana karena telah melakukan suatu tindak pidana apabila dalam melakukan perbuatan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU EIGENRICHTING MAIN HAKIM SENDIRI YANG MENGAKIBATKAN KORBAN MENGALAMI LUKA Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 929/Pid.B/2021/PN

Rumusan masalah dalam tesis ini adalah bagaimana pengaturan hukum tanah harta warisan sebagai jaminan kredit, bagaimana pertanggungjawaban pidana ahli waris yang menjadikan tanah waris