KELOMPOK 10
Integritas dan Etika Ipteks
Ahmad Abdillah Iskandar / D041201109
Muhammad Rezki / D041201110
Sri Ulfa Lade / D04120113
Latar Belakang dan Permasalahan
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerapan Integritas Iptek Dalam Mode Segitiga Insan, Ihsan, Dan Iman?
2. Apa Aspek Yang Membahas Tentang Etika Ipteks?
3. Bagaimana Sistem Tata Nilai Dan Kearifan Lokal?
4. Bagaimana Cara Meredam Pengaruh Negatif Ipteks?
Latar Belakang
Integritas merupakan sifat atau karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan, persatuan,
kejujuran serta kedisiplinan dan kekonsistenan seseorang dalam berbagai hal.
Etika ialah aturan perilaku manusia terhadap sesamanya dan menegaskan mana yang baik dan
buruk.
Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan teknologi dan seni berdasarkan pengetahuan.
Dengan demikian, "Integritas dan Aspek Etika Ipteks"
yakni proses menyatu padukan budaya-budaya atau kelompok-kelompok sosial menjadi satu kesatuan yang memiliki ciri khas tersendiri dan dalam lingkup prinsip-prinsip moral dalam pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Pembahasan
Terkait masalah Integritas dan Etika Ipteks
Dari hasil pengembangan ini diperoleh bahwa subtansi ipteks pada dimensi insan ditopang oleh dimensi ihsan dengan tiga substansi yaitu: Filsafat, Etika dan Estetika
Dan dimensi iman dengan tiga subtansi yaitu: Intelektualitas, Moralitas dan Sensibilitas.
Simple Presentation
Integritas Iptek Model Segitiga
Integritas = rasa batin yang melingkupi diri secara utuh yang berasal dari kejujuran, kedisiplinan dan konsistensi nilai karakter yang baik.
Artinya “Integritas” adalah konstitensi tindakan, langkah-langkah, nilai-nilai, harapan, prinsip-
prinsip, dan hasil dalam diri seseorang.
Frase “Dunia bersudut Segitiga”
Konsepsi penyederhanaan keadaan yang
sebenarnya yang dapat menyingkap misteri
khususnya dalam menjelaskan aspek integritas
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
secara utuh
Aspek Etika Ipteks
Konsekuensia lisme
Deontolo gi
Etika
Hak Intuisional isme
Etika - Ethos = adat istiadat
Etika membahas mengenai baik (good), buruk (bad), semestinya (ought to), benar (right), dan salah (wrong).
Para ilmuwan professional IPTEKS sepakat bahwa di setiap cabang ilmu teknologi dan seni diperlukan seperangkat norma yang akan digunakan sebagai pembatas bagi pemberlakuan IPTEKS di lingkungan
masyarakat agar kita tidak dikendalikan
oleh teknologi oleh sebab itu dibutuhkan
pengawasan dan pengontrolan lewat aspek
etika IPTEKS.
Aspek Etika Ipteks
Teori ini berpihak pada intuisi yaitu, kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu itu baik atau tidak. Dengan intuisi ini kita dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tetapi kita tidak dapat mempertanggung jawabkan keputusan tersebut karena tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan
Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan moral yang ada di dalamnya yang pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral seseorang dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik yang etis. Selain itu teori ini juga menjelaskan tentang bagaimana konflik hak antar individu.
Deon = kewajiban.
Teori ini menganut bahwa kewajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifat etis atau tidak melalui kewajiban-kewajiban moral.
Suatu perbuatan bersifat etis, bila memenuhi kewajiban atau berpegang pada tanggung jawab.
• Kelebihan : kejelasan dan kepastian
• Kelemahan : tidak peka terhadap konsekuensi perbuatan oleh karena hanya berfokus pada kewajiban
Teori ini menjawab “apa yang harus kita lakukan”, dengan memandang konsekuensi dari berbagai jawaban yang berarti bahwa yang harus
dianggap etis adalah konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang
menguntungkan atau yang mengakibatkan kebaikan terbesar bagi orang lain.
• Kelebihan : memperhatikan dampak
keputusan dan bagaimana orang terpengaruh
• Kelemahan : lingkungan tidak menyediakan standar untuk mengukur hasilnya.
Konsekuensialisme
Etika Hak Intuisionalisme
Deontologi
DDDD D
Sistem Tata Nilai dan Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa
masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi
ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut, contohnya seni batik.
Kearifan lokal mencakup beberapa dimensi, yaitu sebagai berikut:
• Pengetahuan berbasis lokalisasi dalam suatu budaya. Keterampilan atau kemampuan untuk bertahan hidup.
• Sumber daya lokal yakni sumber daya yang tersedia di alam.
• Mekanisme pengambilan keputusan lokal.
Masyarakat memiliki pemimpin yang mengatur daerahnya sendiri.
• Solidaritas kelompok lokal.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks antara lain adalah :
Cara Meredam Pengaruh Negatif Iptek
01 02
03
Rehumanisme Kemampuan
Memilih
Arah
Perkembangan Kemajuan
04
Revitalitas
Cara Meredam Pengaruh Negatif Iptek
Rehumanisme
Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks yang sangat cepat dengan berbagai cara kecepatan perkembangan ipteks sebaikanya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang
bersangkutan perkembangan nilai-nilai agama,hukum,dan kebijakan lebih lambat dari dari perkembangan ipteks maka masalah ini harus mendapat perhatian khusus artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningakatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah.
Revitalitas
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan pembangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan sehingga diperlukan persiapang menyeluruh usaha-usaha revitalisasiakan banyak dipengaruhi naik secara positif maupun negatif oleh karena faktor-faktor dalam maupun luar negeri oleh karena itu beberapa sikap pribadi yang paripurna harus dimiliki demi memproteksikan diri dari pengaruh negatif IPTEKS.
Kemampuan Memilih
Dengan makin banyaknya kebolehan yang diakibatkan oleh ipteks maka timbul kesukaran dalam memilih meskipun pilihan relative lebih sedikit daripada kebolehjadian.Pendidikan pada umumnya diarahkan pada cara produksi bukan pada cara konsumsi.terkikisnya nilai-nilai menyebabkan menurunnya perbedaan antara yang mungkin dengan yang terjadi bahkan mana yang benar dan mana yang salah mana yang baik dan mana yang buruk sudah sanagat susah dibedakan..
Arah Perkembangan Kemajuan
Anomali yang ditimbulkan oleh perkembangan ipteks mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah material manusia hampir selurh dunia meniru model kemajuan barat seolah-olah itulah satu satunya jalan Yang terjamin baik beberapa ahli mengkonstalasi bahwa penyedian kebutuhan materil yang berlebihan pun tidak akan membawa kebahagian dan kesejahteraan bahkan sebaliknya menimbulkan dekomposisi lingkungan dehumnisasi dan ketegangan-ketegangan dalam intererilasi unsur-unsur dalam ekosistim.
Integritas secara garis besar merupakan sifat atau keadaan yang menyatakan suatu kesatuan yang utuh atau proses penyatu paduan. Dari pemahaman tersebut maka kita bebas untuk menjadi pribadi yang utuh tidak peduli denga apa yang akan menerpa kita, sehingga tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan kalau apa yang kita katakan dan yang kita lakukan tidak saling bertolak belakang. Sehingga kita dapat konsisten dalam bersikap dan berperilaku.
Integritas dan aspek etika Ipteks merupakan proses penyatu paduan kelompok-kelompok, kubu- kubu atau golongan-golongan menjadi satu kesatuan yang utuh serta memiliki identitas atau ciri khas tersendiri dalam lingkup prinsip-prinsip moral atau etika dalam pengetahuan, teknologi, dan seni.
Etika ialah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia bersikap terhadap baik atau buruk nya sesuatu, juga bisa diartikan sebagai adat atau kebiasaan seseorang dengan melakukan tindakan yang baik dan mencegah tindakan yang buruk. Dalam lingkup ipteks, etika sangat diperlukan agar tidak terjadi komplikasi seiring berkembangnya teknologi dan seni. Dengan etika memberikan kerangka analisis bagi pengembabgan ilmu agar tidak melanggar penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.
Pengembangan ilmu harus berdasarkan pada proyeksi tentang kemungkinan yang secara etis dapat diterima oleh masyarakat atau individu-individu manusia selaku pengguna atau penerima hasil pengembangan ilmu (teknologi). Apa yang baik dan buruk dari hasil pengembangan ilmu harus dapat dipertanggungjawabkan pihak yang mengembangkan ilmu (ilmuwan ataupun penemu). Sebagaimana namanya, “intuisionisme” memang tidak bisa menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena berpijak pada intuisi..