• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MITHONI DI DESA BRANI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MITHONI DI DESA BRANI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Maka merupakan langkah bijak bila tradisi dan budaya tidak diposisikan untuk berhadapan dengan ajaran, melainkan tradisi dan budaya sebagai pintu masuk ajaran Islam, misalnya tradisi Mithoni yang dipraktikkan oleh sebagian umat Islam di Jawa. Tradisi Mithoni yang dilakukan oleh sebagian umat Islam di Jawa merupakan salah satu upaya mengasuh anak dalam kandungan ibu ketika usia kehamilan mencapai tujuh bulan. Secara struktural, tradisi mythoni dibangun dari konfigurasi budaya ekspresif yang terutama mengandung nilai-nilai moral, etika, dan agama.

Pada prinsipnya tradisi Mithoni tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai religi dalam setiap rangkaian acara, terlebih nilai-nilai ajaran Jawa tidak dapat dipisahkan dari ajaran budi pekerti yang terkandung dalam ajaran Islam. Nilai-nilai ajaran Islam universal pada hakekatnya relevan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mitoni, misalnya tradisi mitoni yang sarat dengan nilai-nilai etika yang pada hakekatnya sama dengan ungkapan akhlakul karimah (sikap dan perbuatan terpuji). ). Berdasarkan hasil observasi penulis, Desa Brani Kecamatan Sampang merupakan daerah yang masih kental dengan tradisi Mithoni.

Mulai beberapa tahun terakhir, pelaksanaan tradisi mithoni dilakukan dengan cara yang lebih spiritual yaitu dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, al-Barjan, doa kelahiran anak dan anjuran tentang pentingnya melakukan mithoni. atau berdoa untuk masa depan. bayi yang berusia 7 bulan dan ibu yang melahirkan. Oleh karena itu penduduk desa Brani terus menerapkan tradisi Mithoni dan berusaha melestarikannya agar generasi penerus mencintai tradisi masa lalu yang telah berubah menjadi tradisi religi. Untuk kajian ini, penulis memfokuskan pada bagaimana proses pemerolehan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi mitis di desa Brani.

Judul yang diangkat penulis adalah Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mithoni di Desa Brani Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

Definisi Operasional

Pada tahap ini tidak menyajikan informasi tentang nilai baik dan buruk, tetapi juga terlibat dalam melakukan dan memberikan contoh praktek nyata, dan siswa diminta untuk memberikan jawaban yang sama, yaitu menerima dan menerapkan nilai tersebut. Pada tahap ini, penampilan guru terhadap siswa bukan lagi sosok fisik, melainkan sikap mental (kepribadian). Demikian pula siswa menanggapi guru tidak hanya dengan gerak/penampilan fisiknya, tetapi juga dengan sikap mental dan kepribadiannya.

Sikap seperti itu biasanya dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan tetap bertahan. Dalam penelitian ini, kata menyimak adalah sesuatu yang diberikan atau diinformasikan oleh pembicara atau pemimpin slametan tradisi Mithoni kepada masyarakat yang hadir tentang motivasi menyambut bulan ke-7 kehamilan. Dengan merespon, siswa mulai menanamkan pemahaman dan kecintaan terhadap nilai-nilai tertentu, sehingga memiliki latar belakang teori tentang sistem nilai, mampu memberikan argumentasi yang rasional, dan siswa dapat memiliki komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai tersebut.

Yang dimaksud dengan jawaban dalam penelitian ini adalah para pelaku tradisi Mithoni mendapatkan dasar hukum mengenai tradisi Mithoni yaitu masalah kebolehan tradisi Mithoni dalam Islam. Dalam tradisi Jawa terdapat beberapa aturan yang disebut upload ungah, oleh karena itu para pelaku tradisi mithoni dilatih dan diberi nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan. Nilai-nilai yang dapat dilihat dan dibiasakan adalah nilai tauhid yaitu selalu bersyukur kepada Allah SWT sehingga dapat meningkatkan keimanan, nilai akhlak, nilai sosial yaitu menjalin silaturahmi dan bersedekah, nilai ibadah, yaitu dengan selalu berdoa dan membaca serta mengamalkan ayat-ayat al-Qur'an-Qur'an, dan sebagainya.

Dalam kajian ini lebih difokuskan pada proses internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Mithoni yaitu nilai tauhid, nilai akhlak, ibadah, sedekah, silaturahmi, dan lain sebagainya. Nilai pendidikan Islam adalah nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam yang ditujukan untuk menjaga dan mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya manusia yang menjadi subjek peserta didik untuk pembentukan kepribadian yang utuh (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain. yaitu pembentukan kepribadian muslim 22. Nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud dalam kajian ini adalah ciri-ciri atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam dalam tradisi mitos.

Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Mithoni adalah nilai tauhid, nilai ibadah, nilai moral, nilai sosial (berkumpul dan beramal), dan sebagainya. 22 Mohammad Ahsanuddin, Menggali Nilai Pendidikan Melalui Syi'ir ImamSyafi'i, dikutip dari http/www.pro-ibid.com., diakses pada tanggal 27 April 2015. Dalam penelitian ini lebih fokus pada tradisi mithoni, yaitu tradisi tradisi mendoakan calon bayi yang masih berumur 7 bulan dan ibu yang mengandungnya agar selamat sampai waktu melahirkan nanti.

Rumusan Masalah

Tradisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun (dari nenek moyangnya) yang masih dipertahankan dalam masyarakat. 23 Dalam kamus utama istilah ilmiah, bagaimanapun, tradisi adalah adat istiadat dan kepercayaan yang telah dilestarikan secara turun-temurun 24. Makna hadis-hadis tersebut bukanlah dasar untuk menafsirkan makna yang dimaksudkan, tetapi hanya pembayaran material untuk konfirmasi. Tradisi Jawa adalah kebiasaan masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun dan memiliki tujuan hidup yang khusus. Pengetahuan Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Tradisi Mythoni di Desa Brani Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

Mengetahui persepsi pelaku terkait dengan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Mithoni.

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Al-Qur'an al-Karim berpesan kepada kita untuk selalu mendoakan anak cucu kita, meskipun mereka belum lahir. Maka berdasarkan kesimpulan kitab ini bahwa upacara selamatan seperti upacara mithoni saat usia kandungan 7 bulan tidak dilarang oleh agama, bahkan substansinya dianjurkan dan telah dilakukan oleh keluarga al-Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri sekolah The Hanbali. Hasil penelitian pertama yang penulis gunakan sebagai sumber adalah skripsi yang ditulis oleh Iwan Zuhri (2009), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mithoni di Padukuhan Pati Desa Genjahan Kecamatan Ponjong Gunung Kabupaten Kidul”.

Hasil tesis ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan mithon yang dilaksanakan di Padukuhan Pati, Kecamatan Genjahan, Kecamatan Pojong, Kabupaten Gunung Kidul, cenderung bernuansa religi dan islami serta meninggalkan rangkaian ibadah mithon yang mengarah pada kemusyrikan atau persekutuan Allah swt - Dasar pelaksanaan tradisi Mithoni, proses pelaksanaannya dan apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Mithoni. 27 Iwan Zuhri, Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mithoni di Padukuhan Pati Desa Genjahan Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009). Hasil kajian kedua yaitu tesis yang ditulis oleh Munafiah (2011), STAIN Salatiga berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Ritual Tingkepan Di Dusun Gintungan Desa Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang”. Dalam kajian ini lebih fokus pada pembahasan tentang proses ritual tradisi Mithoni yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan memiliki banyak dampak, misalnya dampak di bidang sosial budaya, dampak di bidang ekonomi dan dampak di bidang religi. .

Hasil kajian ketiga yaitu disertasi yang ditulis oleh Suryan (2009), STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sedekah Desa di Desa Peradong Kecamatan Simpang Teritip Barat Kabupaten Bangka.” Penelitian Suryan terfokus pada nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi sedekah desa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pola pendidikan Islam melalui tradisi sedekah di Desa Peradong nampaknya dapat menjadi solusi alternatif bagi pengembangan dan peningkatan pendidikan Islam khususnya bagi anak-anak dan remaja. Dari ketiga hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa lain di atas, terdapat perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu, penulis lebih menitikberatkan pada upaya pemajuan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi mitos dalam menginternalisasikan masyarakat.

28 Munafiah, Values ​​of Islamic Education in the Tingkepan Ritual in Gintungan Hamlet, Need Village, Tengaran District, Semarang Regency, (Salatiga: STAIN Salatiga, 2011). 29 Suryan, Values ​​of Islamic Education in the Alms Village Tradition i Peradong Village, Simpang Teritip District, West Bangka Regency, (Bangka Belitung: STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik, 2009).

Sistematika Pembahasan

Kesimpulan

Keempat, nilai-nilai tradisi Mithoni di desa Brani secara umum dinilai baik karena baik untuk konservasi, lebih banyak manfaatnya dibandingkan mudhorot dan sama-sama sejalan dengan ajaran Islam yaitu meminta pertolongan kepada Allah SWT. Kelima, peran edukatif tradisi Mithoni yang merupakan alternatif dalam pendidikan moral di masyarakat.

Saran-saran

Kata Penutup

Referensi

Dokumen terkait

v PENANAMAN NILAI-NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN IPNU DAN IPPNU RANTING MAOS KIDUL KECAMATAN MAOS KABUPATEN CILACAP Oleh: Bachtiar Adi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu