• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islam dan Globalisasi Makalah (tugas ITK-2)

N/A
N/A
DWI SUHARTANTO 521231085

Academic year: 2025

Membagikan "Islam dan Globalisasi Makalah (tugas ITK-2)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i TUGAS BESAR 1

AGAMA ISLAM

Islam dan Globalisasi

Penyusun : Dwi Suhartanto (521231085)

ii

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Islam dan Globalisasi " ini dapat

diselesaikan. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam yang penuh dengan keimanan dan ilmu pengetahuan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang berkaitan dengan kajian Islam dalam konteks globalisasi. Di era globalisasi ini, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang yang membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai panduan yang diberikan dalam Al-Qur'an dan hadis. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami peran dan tanggung jawab umat Islam dalam menghadapi fenomena

globalisasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan pemahaman tentang Islam dan globalisasi.

Jakarta, 20 Oktober 2024

Dwi Suhartanto

Iii

(3)

COVER

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN

1.4 MASALAH

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH 2.1

PENGERTIAN GLOBALISASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM 2.2 DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP UMAT ISLAM 2.3 PERAN UMAT ISLAM DALAM GLOBALISASI

2.4 TANTANGAN DALAM GLOBALISASI DAN SOLUSINYA MENURUT ISLAM

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari di era modern ini. Sebagai umat Islam, penting untuk memahami bagaimana globalisasi mempengaruhi kehidupan kita dan bagaimana ajaran Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan hadis dapat memberikan bimbingan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang muncul.

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam) telah memberikan panduan universal yang relevan sepanjang zaman. Dalam menghadapi era globalisasi, ajaran Islam tetap menjadi pedoman yang tak tergantikan dalam menjalani kehidupan yang

berlandaskan nilai-nilai moral dan spiritual.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan Islam terhadap konsep globalisasi?

o Apa saja prinsip-prinsip dasar Islam yang relevan dalam menghadapi arus globalisasi?

2. Bagaimana globalisasi mempengaruhi budaya dan nilai-nilai Islam di kalangan umat Muslim?

o Apakah globalisasi membawa dampak positif atau negatif terhadap praktik keagamaan umat Islam?

3. Bagaimana umat Islam dapat menjaga identitas keislamannya dalam era globalisasi yang semakin modern dan global?

o Apa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam dalam mempertahankan nilai-nilai Islam di tengah arus globalisasi?

4. Bagaimana Al-Qur'an dan Hadis memberikan pedoman bagi umat Islam untuk berinteraksi dengan masyarakat global yang multikultural?

(5)

o Bagaimana prinsip-prinsip Islam seperti toleransi, keadilan, dan solidaritas sosial dapat diaplikasikan dalam konteks globalisasi?

5. Apa peran umat Islam dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang dipicu oleh globalisasi?

o Bagaimana Islam mendorong umatnya untuk berkontribusi secara positif dalam perubahan global sambil tetap mematuhi nilai-nilai syariah?

6. Bagaimana globalisasi mempengaruhi pendidikan Islam dan dakwah di seluruh dunia?

o Apakah globalisasi membantu penyebaran nilai-nilai Islam atau malah menimbulkan tantangan baru dalam proses dakwah?

7. Bagaimana umat Islam dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan media dalam era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai agama?

o Apa pandangan Islam tentang penggunaan media sosial dan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan

Mengeksplorasi peluang yang ditawarkan globalisasi bagi perkembangan umat Islam, terutama dalam hal penyebaran nilai-nilai Islam, pendidikan, dan dakwah melalui teknologi dan media global.

Memberikan solusi dan rekomendasi bagi umat Islam untuk menghadapi globalisasi secara bijaksana, dengan tetap mempertahankan identitas keislaman serta memanfaatkan peluang globalisasi untuk kemaslahatan umat.

Mengevaluasi relevansi nilai-nilai Islam dalam merespons isu-isu global, seperti perubahan sosial, perkembangan teknologi, ekonomi global, dan hubungan antar bangsa.

(6)

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai hubungan antara Islam dan globalisasi.

Meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara Islam dan globalisasi: Makalah ini membantu pembaca memahami bagaimana ajaran Islam, berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis, relevan dalam menghadapi dinamika globalisasi.

Menyoroti dampak globalisasi terhadap umat Islam: Makalah ini bermanfaat dalam mengidentifikasi dampak positif dan negatif globalisasi terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya umat Islam di berbagai negara.

Membuka peluang bagi dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam: Makalah ini juga menyoroti bagaimana umat Islam dapat menggunakan teknologi dan komunikasi global untuk menyebarkan pesan Islam secara lebih luas.

Mendorong kerjasama antarbangsa dalam perspektif Islam: Makalah ini dapat menjadi referensi untuk memperkuat kerjasama internasional dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, perdamaian, dan persaudaraan antarumat manusia.

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian Globalisasi dalam Perspektif Islam

Globalisasi dalam perspektif Islam adalah proses penyatuan manusia yang dapat diarahkan menuju kebaikan jika didasari dengan nilai-nilai keislaman.

Globalisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses interaksi dan integrasi antara individu, perusahaan, dan pemerintah di seluruh dunia, didorong oleh teknologi dan

perdagangan. Dalam perspektif Islam, globalisasi bisa dipandang sebagai proses penyatuan umat manusia yang dapat mengarah pada kebaikan jika didasari oleh nilai-nilai yang benar.

Al-Qur'an menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama di antara manusia:

(7)

"Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat [49]: 13)

Ayat ini menekankan bahwa meskipun terdapat perbedaan di antara bangsa dan suku, tujuan akhirnya adalah untuk saling mengenal dan berbuat baik. Dalam konteks globalisasi, umat Islam diajak untuk menjalin hubungan yang harmonis dan penuh toleransi dengan berbagai bangsa dan budaya, selama tidak melanggar nilai-nilai Islam.

2.2 Dampak Globalisasi Terhadap Umat Islam

Globalisasi membawa dampak positif dan negatif bagi umat Islam. Di satu sisi, globalisasi membuka akses yang lebih luas terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup umat manusia. Namun, di sisi lain, globalisasi juga membawa ancaman berupa penyebaran nilai-nilai materialisme dan hedonisme yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Al-Qur'an dan hadis memberikan panduan bagaimana menghadapi tantangan ini. Sebagai contoh, umat Islam diperintahkan untuk menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan akhirat: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi..." (QS. Al-Qasas [28]: 77)

Keseimbangan ini penting di tengah globalisasi yang sering kali mengarahkan fokus umat manusia pada aspek material dan mengecilkan aspek spiritual.

Berikut beberapa contoh dampak globalisasi terhadap umat Islam:

(8)

1. Dampak Positif

a. Akses yang Lebih Luas terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Globalisasi telah memungkinkan umat Islam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi dari seluruh dunia. Ini memudahkan umat Islam untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu yang dapat memperkuat kemampuan dan daya saing mereka dalam berbagai bidang. Contohnya:

Umat Islam dapat belajar melalui kursus online dari universitas atau lembaga pendidikan internasional.

Pengetahuan keagamaan juga dapat diakses secara lebih luas melalui platform seperti YouTube, podcast, atau aplikasi pendidikan Islam.

b. Penyebaran Nilai-Nilai Islam secara Global

Globalisasi memberi kesempatan bagi umat Islam untuk menyebarkan ajaran agama ke seluruh dunia. Dengan media sosial dan internet, dakwah Islam bisa menjangkau orang-orang dari berbagai belahan dunia. Misalnya:

Ustaz dan dai modern memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk menyebarkan ajaran Islam dengan gaya yang mudah dipahami oleh generasi muda.

Gerakan amal internasional berbasis Islam, seperti Islamic Relief, yang menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial ke seluruh dunia.

c. Peningkatan Kerjasama Ekonomi dan Politik

Globalisasi juga memungkinkan terbentuknya kerja sama antarnegara Muslim yang lebih erat dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Misalnya, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menjadi platform bagi negara-negara Islam untuk berkolaborasi dalam berbagai isu global seperti ekonomi syariah, bantuan kemanusiaan, dan diplomasi.

(9)

2. Dampak Negatif

a. Pengaruh Budaya Asing

Globalisasi sering kali membawa budaya luar yang dapat memengaruhi nilai-nilai dan tradisi umat Islam, khususnya yang bersifat materialisme, hedonisme, dan sekularisme. Contoh pengaruh ini meliputi:

Budaya konsumerisme yang didorong oleh media global dapat mengubah gaya hidup umat Islam, mendorong mereka untuk lebih mementingkan aspek material daripada spiritual.

Penurunan nilai-nilai Islam di kalangan generasi muda akibat paparan film, musik, atau gaya hidup Barat yang tidak sejalan dengan ajaran Islam.

b. Tantangan terhadap Identitas Islam

Dengan arus informasi yang cepat, umat Islam sering kali menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas keislaman mereka. Misalnya:

Generasi muda Muslim bisa mengalami kebingungan identitas ketika dihadapkan dengan standar hidup Barat yang kadang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Tuntutan agar umat Islam lebih "moderat" atau "toleran" kadang diterjemahkan sebagai desakan untuk mengurangi ketaatan terhadap ajaran agama, terutama dalam hal seperti cara berpakaian atau praktik ibadah.

c. Islamofobia dan Diskriminasi

Dalam beberapa kasus, globalisasi juga telah memicu peningkatan prasangka atau stereotip negatif terhadap umat Islam, terutama setelah peristiwa-peristiwa seperti serangan teroris yang dikaitkan dengan ekstremisme Islam. Contohnya:

Umat Islam di negara-negara non-Muslim sering kali menghadapi diskriminasi dan marginalisasi, seperti larangan terhadap jilbab di beberapa negara Eropa.

(10)

Kampanye negatif terhadap Islam di media Barat yang kadang menggambarkan Islam sebagai agama yang mendukung kekerasan, menciptakan Islamofobia.

3. Tantangan Umat Islam dalam Globalisasi

Untuk menghadapi dampak-dampak tersebut, umat Islam perlu mengambil langkah-langkah yang bijak, seperti:

Pendidikan Islam yang Kuat: Umat Islam harus memperkuat pendidikan agama untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada generasi muda agar tetap teguh pada ajaran Islam di tengah pengaruh budaya asing.

Menggunakan Teknologi untuk Dakwah: Teknologi dan media sosial dapat dimanfaatkan secara positif untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar dan memperbaiki citra Islam di mata dunia.

Mempertahankan Identitas Islam: Umat Islam perlu menyeimbangkan keterbukaan terhadap modernisasi dan globalisasi dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman mereka.

Dengan memahami dampak globalisasi ini, umat Islam dapat mengambil peran aktif dan tetap teguh dalam memegang ajaran agama di era modern.

2.3 Peran Umat Islam dalam Era Globalisasi

Umat Islam memiliki peran penting untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang universal seperti keadilan dan kasih sayang melalui sarana global yang tersedia.

Dalam era globalisasi, umat Islam memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menjadi penerima pasif, tetapi juga berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang universal, seperti keadilan, kasih sayang, dan toleransi. Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi contoh yang baik bagi umat manusia lainnya:

(11)

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu...” (QS. Al-Baqarah [2]: 143)

Hadis Rasulullah SAW juga menegaskan peran umat Islam sebagai teladan bagi yang lain:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" ( سِانَّلا رُيْخَ

سِانَّلل مْهُعُفَنْأَ) diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad.

Dalam globalisasi, umat Islam diharapkan dapat menyebarkan manfaat kepada orang lain dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam yang mulia. Teknologi yang berkembang, terutama internet dan media sosial, dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam secara lebih luas.

Beberapa contoh peran umat Islam dalam era globalisasi adalah:

1. Menyebarkan Nilai-Nilai Islam yang Universal a. Menjadi Teladan dalam Akhlak

Umat Islam diajarkan untuk menampilkan perilaku yang baik dan akhlak mulia, sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis. Ini termasuk bersikap jujur, adil, dan penuh kasih sayang.

Contoh peran ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari:

Di tempat kerja, umat Islam dapat menunjukkan integritas, etos kerja yang tinggi, dan disiplin. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.

Dalam masyarakat, menjadi teladan dalam toleransi antaragama dan menghormati perbedaan. Contoh nyata adalah ketika umat Islam berpartisipasi dalam kegiatan sosial bersama dengan komunitas non-Muslim, sehingga membangun persaudaraan dan rasa saling menghormati.

(12)

b. Dakwah dengan Menggunakan Teknologi Modern

Globalisasi telah membawa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang

memungkinkan penyebaran dakwah lebih luas. Umat Islam dapat menggunakan media sosial, podcast, YouTube, dan platform digital lainnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai dan penuh rahmat. Contohnya:

Beberapa dai dan ulama memanfaatkan platform Whatsap dan Instagram untuk memberikan ceramah agama dan menjawab pertanyaan seputar Islam kepada audiens global.

Kampanye digital yang mempromosikan nilai-nilai Islam seperti keadilan, kasih sayang, dan kebersamaan, dapat menjangkau berbagai kalangan di seluruh dunia.

2. Menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kemaslahatan Umat a. Kontribusi dalam Sains dan Teknologi

Sejarah umat Islam mencatat kontribusi besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti dalam matematika, astronomi, kedokteran, dan lain-lain. Di era globalisasi, umat Islam diharapkan melanjutkan tradisi ini dengan berkontribusi dalam inovasi dan pengembangan teknologi modern. Contohnya:

Ilmuwan Muslim yang bekerja di bidang penelitian medis dan teknologi informasi, menggunakan ilmu pengetahuan untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Pengembangan teknologi keuangan syariah, seperti perbankan syariah dan fintech, yang memberikan solusi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan membantu meningkatkan inklusi keuangan di seluruh dunia.

b. Peran dalam Pendidikan

Globalisasi membuka peluang bagi umat Islam untuk mengambil peran aktif dalam bidang pendidikan, baik formal maupun informal. Contohnya:

(13)

Lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia dapat meningkatkan kurikulum mereka dengan mengintegrasikan ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan modern, sehingga menghasilkan generasi Muslim yang siap bersaing secara global namun tetap teguh pada prinsip-prinsip agama.

Guru dan pendidik Muslim dapat mengajar di berbagai negara, berbagi pengetahuan tentang Islam sambil mempromosikan toleransi dan dialog antarbudaya.

3. Memperjuangkan Keadilan Sosial dan Kemanusiaan a. Peran dalam Misi Kemanusiaan Global

Globalisasi telah menghubungkan dunia dengan lebih baik, memberikan umat Islam peluang untuk aktif dalam misi kemanusiaan di berbagai belahan dunia. Lembaga amal dan organisasi bantuan kemanusiaan berbasis Islam telah banyak berperan dalam menanggulangi bencana, kemiskinan, dan kelaparan di seluruh dunia. Contohnya:

Organisasi Kemanusiaan Islam seperti Islamic Relief dan Mercy Malaysia, yang memberikan bantuan kepada korban bencana alam, perang, dan kelaparan di berbagai negara, baik di negara-negara Muslim maupun non-Muslim.

Umat Islam ikut serta dalam kampanye kemanusiaan global, seperti advokasi untuk pengungsi atau bantuan untuk korban konflik, terlepas dari agama atau etnis yang terdampak.

b. Menjaga Kelestarian Lingkungan

Islam mengajarkan pentingnya menjaga alam dan lingkungan, sesuai dengan prinsip khalifah (penjaga bumi). Dalam era globalisasi, umat Islam dapat berperan aktif dalam gerakan

pelestarian lingkungan dan keberlanjutan. Contohnya:

Komunitas Muslim di berbagai negara mulai membangun mesjid ramah lingkungan yang menggunakan energi terbarukan dan praktik ramah lingkungan.

(14)

Kampanye hijau dari umat Islam yang mendorong gaya hidup berkelanjutan, seperti penggunaan plastik yang lebih sedikit, pengelolaan limbah yang baik, dan

pengurangan jejak karbon, sejalan dengan ajaran Islam tentang menjaga bumi.

c. Memperkuat Persatuan Umat Islam

Sebagai negara tempat lahirnya agama islam , Kerajaan Arab Saudi berperan penting dalam diplomasi dan hubungan internasional, khususnya dalam memperkuat persatuan umat Islam.

Berikut adalah beberapa contoh konkret dari langkah-langkah yang diambil oleh Arab Saudi dalam bidang ini:

d. Peran dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

Arab Saudi adalah salah satu negara pendiri Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang didirikan pada tahun 1969. OKI merupakan organisasi yang bertujuan untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama antara negara-negara Islam. Saudi sering menjadi tuan rumah pertemuan puncak OKI dan berperan aktif dalam merumuskan kebijakan bersama di antara negara-negara anggota. Melalui OKI, Arab Saudi mendorong persatuan umat Islam dalam menangani berbagai isu global, seperti konflik Palestina, perlindungan umat Muslim di berbagai belahan dunia, dan peningkatan kerja sama ekonomi serta sosial antarnegara Muslim

e. Diplomasi untuk Isu Palestina

Arab Saudi memiliki posisi yang kuat dalam memperjuangkan hak-hak Palestina. Kerajaan ini terus mendukung upaya pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Pada pertemuan OKI, Arab Saudi selalu mendorong persatuan negara- negara Muslim dalam mendukung perjuangan Palestina. Selain itu, negara ini secara rutin memberikan bantuan finansial dan kemanusiaan kepada rakyat Palestina, memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam isu-isu yang mempengaruhi umat Islam secara globa

(15)

f. Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagai Wadah Persatuan

Sebagai penjaga dua tempat suci umat Islam, Mekkah dan Madinah, Arab Saudi memainkan peran penting dalam menyatukan umat Islam melalui penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Setiap tahun, jutaan Muslim dari seluruh dunia datang ke Arab Saudi untuk

menunaikan ibadah ini, yang menciptakan ikatan persaudaraan global di antara umat Islam.

Dengan memastikan keamanan, kenyamanan, dan pelayanan yang baik selama ibadah, Arab Saudi menunjukkan komitmennya untuk memperkuat persatuan umat Islam melalui salah satu pilar agama yang paling penting.

g. Mediasi Konflik di Dunia Muslim

Arab Saudi aktif berperan sebagai mediator dalam konflik antarnegara atau antarkelompok di dunia Muslim. Salah satu contoh terbaru adalah upaya Arab Saudi untuk memediasi konflik antara Qatar dan negara-negara tetangganya di Teluk (yang dikenal sebagai krisis Teluk 2017-2021). Pada awal 2021, Arab Saudi memainkan peran kunci dalam menyelesaikan konflik ini melalui pertemuan di Al-Ula, yang menghasilkan normalisasi hubungan antara Qatar dan negara-negara yang sebelumnya memblokadenya, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir. Ini menunjukkan peran Arab Saudi dalam menyatukan kembali hubungan antarnegara Muslim yang sempat renggang. Mempromosikan perdamaian dan resolusi konflik di negara-negara Muslim yang sedang dilanda krisis atau perang, seperti di Palestina, Suriah, dan Yaman.

h. Inisiatif untuk Melawan Ekstremisme dan Terorisme

Arab Saudi juga berperan dalam melawan ekstremisme dan terorisme yang sering kali memecah belah umat Islam. Negara ini mendirikan Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (Etidal), yang bertujuan untuk mempromosikan pesan Islam yang moderat dan mencegah radikalisasi. Melalui berbagai program pendidikan dan kampanye, Arab Saudi berusaha memperkuat persatuan umat Islam dengan menolak interpretasi

ekstremis yang dapat menyebabkan konflik di dalam maupun di luar komunitas Muslim. Arab Saudi juga memberikan bantuan baik dari sisi militer dan dana perang kepada pemerintah Yaman untuk membasmi pemberontak Houthi di yaman.

(16)

i. Bantuan Kemanusiaan untuk Negara Muslim

Kerajaan Arab Saudi secara aktif memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara-negara Muslim yang menghadapi krisis. Misalnya, Saudi sering mengirim bantuan medis, makanan, dan dukungan keuangan ke negara-negara yang dilanda perang atau bencana alam, seperti Yaman, Suriah, dan Sudan. Melalui badan seperti King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Arab Saudi berupaya memperkuat ikatan antarumat Islam dengan

menunjukkan solidaritas kepada mereka yang membutuhkan. Meskipun Arab Saudi

mengecam tindakan kudeta di mesir tetapi tetap memberikan bantuan yang berlimpah kepada pemerintahan el-sisi demi keberlangsungan negara Mesir. Bukan hanya di timur tengah tetapi pemerintahan Arab Saudi juga sering membantu sampai ke asia tenggara seperti Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Beberapa contoh bantuan dan dukungan yang diberikan Arab Saudi kepada negara-negara di kawasan ini termasuk:

j. Bantuan Kemanusiaan dan Bencana Alam

Indonesia: Arab Saudi telah memberikan bantuan signifikan selama bencana alam besar di Indonesia, seperti gempa bumi dan tsunami. Contohnya, setelah tsunami di Aceh pada tahun 2004, Arab Saudi memberikan bantuan keuangan besar, termasuk pembangunan masjid dan fasilitas kesehatan. Melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSRelief), Arab Saudi terus memberikan bantuan untuk pemulihan di daerah terdampak bencana di Indonesia.

Filipina: Arab Saudi juga memberikan bantuan kemanusiaan untuk wilayah Mindanao di Filipina, yang terdampak oleh konflik dan bencana alam. Bantuan ini meliputi bantuan pangan, pembangunan rumah sakit, dan pengobatan bagi korban perang dan bencana.

Malaysia: Saat terjadi banjir besar di Malaysia, Arab Saudi memberikan bantuan darurat berupa pasokan makanan, tenda, dan bantuan medis kepada para korban bencana.

(17)

k. Bantuan Keuangan dan Ekonomi

Proyek Pembangunan: Arab Saudi telah berkontribusi dalam pendanaan proyek- proyek infrastruktur dan pembangunan ekonomi di beberapa negara Asia Tenggara melalui dana hibah atau pinjaman lunak. Salah satu contohnya adalah pembiayaan pembangunan jalan dan infrastruktur di Indonesia melalui Saudi Fund for

Development (SFD).

Investasi: Kerjasama ekonomi Arab Saudi dengan negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia mencakup investasi di berbagai sektor, termasuk energi, perdagangan, dan pariwisata.

l. Bantuan dalam Pendidikan

Beasiswa Pendidikan: Arab Saudi memberikan beasiswa bagi pelajar-pelajar dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina, untuk belajar di

universitas-universitas di Arab Saudi, khususnya di bidang studi Islam, teknologi, dan kedokteran. Universitas Islam Madinah dan Universitas Umm Al-Qura di Mekkah adalah beberapa universitas yang sering menerima pelajar dari Asia Tenggara.

Bantuan untuk Lembaga Pendidikan: Arab Saudi juga memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah Islam dan pesantren di negara-negara seperti Indonesia dan Thailand, membantu membangun fasilitas pendidikan yang lebih baik.

m. Kerjasama Diplomatik dan Keagamaan

Hubungan Diplomatik: Arab Saudi memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara Asia Tenggara, khususnya dengan Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini sering menjadi tuan rumah kunjungan pejabat tinggi Arab Saudi, termasuk

Raja Salman, yang melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan Malaysia pada tahun 2017.

Haji dan Umrah: Arab Saudi selalu memberikan layanan khusus bagi jamaah haji dan umrah dari Asia Tenggara, terutama Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah jamaah haji terbesar di dunia. Selain memfasilitasi ibadah, Arab Saudi juga

memberikan kuota tambahan dan pelayanan VIP bagi jamaah dari kawasan ini.

(18)

n. Bantuan Kesehatan

Arab Saudi, melalui KSRelief, sering memberikan bantuan medis dan mendirikan rumah sakit lapangan di kawasan Asia Tenggara, terutama setelah bencana besar.

Selain itu, banyak dokter dan tenaga kesehatan dari Asia Tenggara yang juga diberi kesempatan untuk mendapatkan pelatihan di rumah sakit di Arab Saudi.

o. Peran dalam Perdamaian dan Keamanan

Arab Saudi aktif dalam mendukung perdamaian di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam membantu proses perdamaian di Filipina Selatan antara pemerintah Filipina dan kelompok-kelompok Muslim di Mindanao. Arab Saudi juga mendorong dialog

antaragama dan kerukunan di negara-negara seperti Indonesia dan Thailand.

p. Memperjuangkan Perdamaian Dunia

Dengan prinsip-prinsip Islam yang menganjurkan keadilan dan perdamaian, umat Islam dapat berperan sebagai duta perdamaian dalam dunia yang penuh dengan konflik dan ketegangan.

Contohnya:

Tokoh Muslim yang berperan dalam upaya diplomasi dan mediasi konflik di negara- negara yang sedang berkonflik, baik antar negara Muslim maupun antara Muslim dan non-Muslim.

Diplomat Muslim yang mempromosikan kerja sama dan saling pengertian di antara bangsa-bangsa melalui forum internasional.

q. Tantangan dalam Globalisasi dan Solusinya Menurut Islam

Salah satu tantangan besar globalisasi adalah benturan budaya dan nilai-nilai yang tidak selalu selaras dengan ajaran Islam. Fenomena seperti westernisasi, individualisme, dan

konsumerisme sering kali merusak moralitas dan spiritualitas umat. Al-Qur'an mengingatkan umat Islam agar tetap teguh dalam menjalani hidup sesuai ajaran Islam:

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah..." (QS. Al-An'am [6]: 116)

(19)

Umat Islam harus mampu memilih dan memilah pengaruh globalisasi yang sesuai dengan ajaran agama, sambil tetap terbuka terhadap hal-hal positif yang dapat diambil.

Selain itu, umat Islam diingatkan untuk senantiasa memperkuat ikatan keimanan dan ketaqwaan sebagai benteng dalam menghadapi godaan duniawi:

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (pembeda antara yang benar dan yang salah)..." (QS. Al- Anfal [8]: 29)

Hadis juga menekankan pentingnya menjaga akhlak yang baik:

Hadis yang berbunyi, “Sesungguhnya orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya” (اقًلخَ مْهُنَّسَحْأَ انْامَيإِ نَيْنَّمِؤْمَلا لَمَكْأَ نَّإِ) diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (No. 1162)

dalam kitab Sunan-nya.Dengan memegang teguh nilai-nilai akhlak mulia dan ketaatan kepada Allah SWT, umat Islam akan mampu menghadapi tantangan globalisasi dengan baik.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Globalisasi adalah fenomena yang membawa tantangan dan peluang bagi umat Islam. Dengan berpegang teguh pada ajaran Al-Qur'an dan hadis, umat Islam dapat berperan aktif dalam dunia yang semakin terintegrasi.

Globalisasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, dan umat Islam dihadapkan pada tantangan serta peluang yang datang bersamanya. Dalam menghadapi globalisasi, penting bagi umat Islam untuk selalu merujuk kepada Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman utama.

Dengan memegang teguh ajaran-ajaran Islam, umat Islam dapat berperan aktif dalam proses globalisasi, sekaligus menjaga identitas keislaman dan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

(20)

Islam mendorong keterbukaan terhadap kemajuan teknologi dan budaya global, namun juga menuntut keteguhan dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan spiritual yang

diamanahkan. Dengan keseimbangan ini, umat Islam dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia global yang semakin terintegrasi.

3.2 Saran

Umat Islam diharapkan dapat menyikapi globalisasi dengan bijak dan terus memperkuat nilai- nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak langsung percaya berita-berita hoaks yang menyudutkan negara-negara muslim terutama pada pemerintahan Kerajaan Arab Saudi. Yang notabene Allah memilih wilayah mekah dan Madinah sebagai lahirnya Islam dan tempat tinggal Rasulullah Ṣallallāhu 'alayhi wasallam

Globalisasi adalah proses yang menciptakan interkoneksi antara berbagai negara melalui perdagangan, teknologi, budaya, dan komunikasi. Dalam konteks ini, Islam, sebagai agama universal, memiliki pandangan yang relevan dan mendalam mengenai fenomena globalisasi, sebagaimana tercermin dalam Al-Qur'an dan Hadis.

1. Islam sebagai Agama Universal

Al-Qur'an menyatakan bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Ini tercermin dalam firman Allah SWT:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 107).

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam membawa pesan yang bersifat global dan inklusif, bukan hanya untuk umat Muslim, tetapi bagi seluruh umat manusia. Globalisasi dalam pandangan Islam seharusnya dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang universal seperti keadilan, perdamaian, dan persaudaraan antar bangsa.

2. Etika dalam Interaksi Global

(21)

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman tentang pentingnya keadilan dan integritas dalam hubungan antar manusia, termasuk dalam konteks global:

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70).

Hadis Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang pentingnya akhlak yang baik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam perdagangan dan interaksi antar bangsa. Dalam konteks globalisasi, umat Islam harus menjaga etika dalam bertransaksi, menghormati hak-hak orang lain, dan menolak eksploitasi.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Islam mendorong umatnya untuk terus belajar dan berkembang, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim” (مٍلِسْمُ لِّكُ ىلِعَ ةٌضَيرِفَ مٍلِعِلْا بُلِطَ) diriwayatkan oleh Ibnu Majah (Sunan Ibnu Majah No. 224). Hadis ini juga diriwayatkan oleh beberapa perawi lain seperti Al-Baihaqi, Ath-Thabrani, dan Ad-Dailami.

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah menjadi salah satu pilar utama. Umat Islam harus proaktif dalam memanfaatkan globalisasi untuk menimba ilmu, berinovasi, dan memberikan kontribusi bagi kemajuan peradaban dunia, sesuai dengan nilai-nilai Islam.

4. Persaudaraan Antar Bangsa

Globalisasi juga membuka peluang untuk mempererat persaudaraan antar bangsa, sebagaimana Al-Qur'an menekankan persatuan dalam keragaman:

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13).

(22)

Ayat ini menegaskan pentingnya persaudaraan global dan interaksi yang saling menghormati antar budaya dan bangsa. Globalisasi memberikan peluang untuk memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara umat manusia tanpa memandang ras, suku, atau kewarganegaraan.

3.3 Kesimpulan

Islam, melalui Al-Qur'an dan Hadis, memberikan panduan yang relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi. Umat Muslim didorong untuk aktif dalam dunia global dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam seperti keadilan, etika, ilmu pengetahuan, dan

persaudaraan. Dengan demikian, globalisasi dapat dimaknai sebagai sarana untuk memperkuat dakwah Islam dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi seluruh umat manusia.

Islam dan globalisasi memiliki keterkaitan erat yang berlandaskan pada ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Globalisasi, yang mencerminkan penyebaran informasi, teknologi, budaya, dan ekonomi melintasi batas-batas geografis, sejalan dengan prinsip-prinsip universalitas dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa umat manusia diciptakan dari satu jiwa dan dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal (QS. Al-Hujurat: 13).

Ayat ini menekankan pentingnya persaudaraan universal, dialog antarbudaya, dan hubungan harmonis antara berbagai bangsa, yang juga menjadi ciri khas globalisasi.

Dalam konteks globalisasi, umat Islam didorong untuk memperluas interaksi dengan dunia luar tanpa melupakan identitas mereka sebagai Muslim. Nabi Muhammad SAW sendiri menyebarkan pesan Islam secara global, memperlihatkan bahwa dakwah tidak terbatas pada satu wilayah geografis atau suku bangsa. Hadis-hadis juga menyebutkan pentingnya

memanfaatkan ilmu pengetahuan, mencari ilmu meskipun harus ke negeri jauh

Islam mendukung globalisasi dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya yang bersifat positif, selama nilai-nilai keadilan, kemaslahatan umat, dan kepatuhan terhadap ajaran Islam tetap dijaga. Globalisasi dapat menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan, memperkuat

solidaritas umat manusia, dan meningkatkan kualitas hidup asalkan tidak melanggar prinsip- prinsip syariah. Dalam ekonomi, perdagangan global dalam Islam selalu menekankan keadilan, transparansi, dan menghindari praktik riba serta penindasan.

(23)

Namun, Islam juga mengajarkan kewaspadaan terhadap dampak negatif globalisasi, seperti hegemoni budaya, materialisme, dan sekularisme yang dapat mengikis nilai-nilai keislaman.

Oleh karena itu, umat Islam perlu berperan aktif dalam mengarahkan proses globalisasi agar sesuai dengan moralitas dan etika Islam. Globalisasi yang berlandaskan pada prinsip tauhid (keesaan Allah) dan keadilan sosial, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an dan Hadis, dapat menjadi kekuatan positif yang mendukung terciptanya dunia yang lebih damai, adil, dan beradab. Secara keseluruhan, Islam menawarkan kerangka panduan yang jelas dalam menyikapi globalisasi: terbuka terhadap perubahan dan kemajuan, tetapi tetap teguh pada prinsip-prinsip iman dan akhlak yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Rasulullah.

DAFTAR PUSTAKA

 Al-Qur'an al-Karim. Terjemahan dan Tafsir. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia

 Al-Tirmidzi, Muhammad ibn Isa. Sunan al-Tirmidzi. Beirut: Dar al-Fikr, 1987.

 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Laporan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca tsunami Aceh 2004. Jakarta: BNPB, 2006.

 Philippine Red Cross. Annual Report: Conflict and Natural Disaster Relief in Mindanao. Manila: Philippine Red Cross, 2017.

 Malaysian National Disaster Management Agency (NADMA). Flood Relief and Assistance Report 2021. Kuala Lumpur: NADMA, 2022.

 Reuters. Saudi Arabia Extends Humanitarian Aid to Flood Victims in Malaysia. Reuters, 12 January 2022.

 Ismail, Z. H., & Hassan, R. A. Post-Disaster Recovery in Southeast Asia:

The Role of Saudi Aid. Journal of Humanitarian Assistance, 15(3), 2021.

 United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).

Humanitarian Response in Mindanao, Philippines. New York: OCHA, 2018.

(24)

LAMPIRAN

1. Lampiran A: Ayat Al-Qur'an dan Hadis yang Relevan

Referensi

Dokumen terkait

Internet merupakan suatu jaringan global yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer berbagai instansi dan institusi maupun pribadi di seluruh dunia sehingga dapat

Merupaknn isu global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat manusia dalam suatu negara atau wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai belahan dunia, Berikut ini akan

Umat islam di berbagai belahan dunia tidak akan bersatu dan memiliki kalimat dunia tidak akan bersatu dan memiliki kalimat yang sama, kecuali dengan berpegang teguh pada akidah

ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya.. 10 para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi,