Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran Membaca Al-Darul Auliya Al-Islamiyah Kodya Asri Jempong Mataram. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini.
LATAR BELAKANG MASALAH Al-Al-
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menambah khazanah atau wawasan keilmuan terkait implementasi metode Ummi dalam pembelajaran membaca Alan di TPQ. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah penerapan metode Ummi, serta permasalahan penggunaan metode Ummi dalam pembelajaran.
Kajian Teori 1. Metode Ummi
Hikmah Pembelajaran Membaca AL- an
Pendekatan Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencerminkan prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang sedang terjadi dan berlaku serta upaya yang dilakukan untuk mendeskripsikan, menganalisis, mencatat dan memperoleh informasi data yang lebih luas dan mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan pokok bahasan. penerapan metode Ummi dalam pembelajaran membaca Al-.
Kehadiran Peneliti
Oleh karena itu, keberhasilan dalam penelitian ini sangat ditentukan oleh kemampuan peneliti selama berada di lapangan dalam mengumpulkan data yang diperlukan, menguasai teori dan pengetahuan yang berkaitan dengan bidang yang diteliti, mampu menginterpretasikan data yang ada dan tidak terpisah dari konteks nyata dan kesiapan bahan penelitian untuk memasuki lapangan.
Lokasi Penelitian
Sumber Data
Data primer menurut Sugiyono adalah sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data atau kepada peneliti, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto data primer berarti data yang dikumpulkan dari pihak pertama yang dapat diperoleh melalui wawancara, penelusuran, dan lain-lain. Sedangkan menurut Sugiyono, data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang sumbernya berasal dari buku, literatur, majalah dan dokumen. Sedangkan menurut Uber Silalahi, data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber bekas atau dari sumber data lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.
Santri TPQ Darul Aulia yang ingin mendaftarkan remajanya yang berusia antara 10-12 tahun adalah rekomendasi dari santri TPQ Darul Aulia Ustadz/sUstadzah TPQ Darul Aulia agar santri tersebut dianggap dapat diwawancarai. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu serta sumber yang mendukung keberhasilan penelitian.
Prosedur Pengumpulan Data
Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu serta sumber yang mendukung keberhasilan penelitian, tentunya harus sesuai dengan karakteristik penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. a) Metode observasi. Metode ini sangat cocok digunakan dalam penelitian yang meliputi observasi kondisi atau interaksi pembelajaran, perilaku guru dan siswa serta interaksi kelompok, fenomena yang dijadikan sasaran observasi 38 Dalam pelaksanaan observasi, kegiatan dapat dilakukan dengan berbagai cara sedangkan teknik observasi dibagi menjadi 2.
Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan peneliti adalah observasi non partisipan, hal ini dikarenakan peneliti dalam penelitian hanya sebatas sebagai pengamat terhadap suatu fenomena atau peristiwa yang menjadi subjek penelitian. Dalam penelitian ini jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara bebas (tidak terstruktur), karena wawancara ini bersifat rendah dan terbuka yang memungkinkan kata-kata dalam setiap pertanyaan yang diajukan diubah pada saat wawancara rumusan kata yang dikonstruksi oleh peneliti. sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat wawancara. Data dokumentasi yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dapat berupa profil sekolah, rekaman program kegiatan, data pendidik, jumlah tenaga pengajar dan siswa, foto kegiatan dan dokumen lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian.
Analisis Data
Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang belum ada pada saat observasi dan wawancara, selain untuk memperkuat data yang diperoleh peneliti. Berapa lama perpanjangan pengamatan akan dilakukan akan tergantung pada kedalaman, keluasan dan keandalan data yang diperoleh. Triangulasi teknis adalah pengujian kredibilitas data dengan cara mengecek sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.
Triangulasi sumber adalah memperoleh data dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama.52 Dalam penelitian ini, metode keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik dan sumber. Data yang terkumpul melalui wawancara dicek dengan dokumentasi, dan observasi serta triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan menanyakan hal yang sama dari sumber yang berbeda sebelumnya. Yang dimaksud dengan bahan acuan disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan peneliti.
Sistematika Pembahasan
Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Darul Aulia Islamiyah Kodya Asri Jempong Mataram
- Visi dan Misi TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah Visi dari TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah
- Geografis TPQ Darul Aulia
- Keadaan Guru TPQ Darul Aulia
- Data Santri di TPQ Darul Auliya
- Sarana dan Prasarana TPQ Darul Auliya
43 Keberadaan Taman Pendidikan Al-. dengan terus bertambahnya jumlah mahasiswa yang mendaftar di TPQ Darul Aulia. Pada awal berdirinya TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah hanya memiliki 10 santri, perkembangan TPQ dalam kurun waktu 2 tahun sejak berdirinya terus mengalami perkembangan pada aspek-aspeknya seperti perkembangan pada bidang fisik termasuk bentuk bangunannya. , dan jumlah siswa. Selama perjalanannya selama 3 tahun dengan menggunakan metode sebelumnya yaitu metode Iqra, hasil belajarnya dirasa kurang berhasil. TPQ Darul Aulia merasa perlu meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan mencari cara untuk mengajar Al -. sesuai dengan keinginan Anda dan agar dapat lebih terstruktur dalam . Belajar Al-Islamiyah. menerapkan metode Ummi dalam pembelajaran.
TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah berdiri di atas tanah seluas 4 hektar dengan pola bangunan segi empat yang terletak di pinggir jalan raya, dari Jl. Berdasarkan kondisi dan lokasi kawasan yang telah dipaparkan, TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah memiliki lokasi yang sangat baik. Keadaan Santri Darul Auliya TPQ sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu ketika mengikuti pelajaran mereka mengikuti pelajaran secara teratur dan aktif.
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Membaca Al- -Islamiyah Jempong Mataram -Islamiyah Jempong Mataram
Target pembelajaran
Jika santri atau santri memenuhi kriteria tersebut maka dapat dinyatakan lulus dalam metode pengajaran ummi dan diperbolehkan mengikuti khotaman atau proses wisuda ummi. Sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh TPQ Darul Auliya, setiap siswa harus menguasai setiap bagian dalam waktu 2 bulan. Targetnya kita butuh waktu 2 bulan untuk bisa menguasai 1 jilid, tapi soalnya lagi dengan siswa, karena disini tidak semua anak bisa menyelesaikan tiap jilid dalam waktu yang kita tentukan, karena kemampuan anak berbeda-beda dan anak-anak yang baru masuk 2-3 kali seminggu, sehingga otomatis tidak bisa selesai tepat waktu.
Pembelajaran kami lakukan dalam kurun waktu 1 jam dengan rincian 5 menit pembukaan, 10 menit hafalan murajaah, 10 menit klasikal dengan alat peraga, 30 bacaan klasikal murni dan 5 menit penutup. Hasil wawancara di atas juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan peneliti yang di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah melakukan pembelajaran dalam waktu 1 jam. 5 menit untuk adegan pembuka, 10 menit untuk hafalan dan murajaah, 10 menit untuk klasikal dengan alat peraga, 30 menit untuk membaca dan menonton secara klasikal dan 5 menit untuk fase penutup.
Langkah-Langkah Pembelajaran Al- Ummi di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah
Berdasarkan observasi pada hari Jumat pukul 16.30 di kelas Ummi jilid 2, pada tahap ini Ustadz Joni Iskandar terlebih dahulu mengkondisikan ke-13 santri tersebut dengan menyuruh mereka duduk dengan baik, yang kemudian diikutinya. Tahap kedua dalam proses pembelajaran metode ummi adalah apersepsi, apersepsi adalah pengulangan materi yang telah dipelajari sebelumnya sehingga dapat dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari hari ini. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Rabu pukul 16.35 WIB di kelas Ummi Jilid 3 dengan jumlah siswa 15 orang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Kamis pukul 16.45 dengan 14 siswa kelas Ummi jilid 4 pada tahap ini Ustadz Ahmad Maulana Ari memberikan penjelasan materi baru yaitu pengenalan gerak tasydid. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Senin pukul 17.05 di kelas Ummi jilid 5 dengan jumlah siswa 15 orang. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Senin pukul 17.15 di kelas Ummi Bagian 6 dengan jumlah siswa selama kelas 14 orang.
Hasil Pembelajaran
Kelas B adalah nilai yang diberikan oleh guru kepada siswa yang belum lancar membaca dan harus mengulang latihan pada halaman yang sama pada pertemuan berikutnya. Kami Ustadz/Ustadzah memberikan penilaian kepada siswa yang sudah lancar membaca Q, kemudian siswa yang belum lancar harus mengulang latihan untuk halaman yang sama pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, selain hasil belajar membaca al-santri, mereka juga berhasil menghafal surat-surat pendek yang menjadi sasaran Ustadz/Ustadzah.
Untuk kelompok A, tujuannya adalah untuk menghafal Surah An-Nas hingga Surah Al-Kafirun dan untuk kelompok B, tujuannya adalah untuk menghafal dari Al-Kafirun hingga At-Takasur.
Problematika Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran
Hasil observasi di atas dibenarkan oleh hasil wawancara peneliti dengan Ustadz Sahdi S.Pd selaku pengajar metode Ummi di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah. Kendala lain yang saya tahu masih ada teman-teman yang sering datang terlambat dan mereka tidak bisa sepenuhnya mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terhambat karena ustadz dan ustadzah kita tidak bisa mengulang kembali materi yang tertinggal, karena masing-masing level mempunyai sendiri. setiap kali kakak. Kendalanya pasti ada ya mbak, untuk kendalanya biasanya ada temen-temen yang datang telat padahal proses belajarnya jauh, karena ustadz dan ustadz kita tidak bisa mengulang materi yang sudah disiapkan ustadz dan ustadz khusus untuk bapak/ibu . dia tidak kekurangan bahan seperti itu kak .103.
Ada 6 Ustadz/Ustadzah yang bersertifikat Ummi di TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah Kodya Asri Jempong Mataram, sedangkan 5 Ustadz/Ustadzah Ummi lainnya belum bersertifikat Ummi Guru, karena yang lebih mengetahui secara konkrit penerapan Ummi. . Ada 6 Ustadz/Ustadzah yang sudah bersertifikat ummi di TPQ sedangkan 5 lainnya belum bersertifikat ummi, tentunya hal ini menjadi kendala karena mereka tidak mengetahui secara spesifik tentang penerapan metode ummi sehingga berdampak pada pembelajarannya. kurang optimal. Di TPQ Darul Aulia Al-Islamiyah terdapat 11 tenaga pengajar, 6 diantaranya sudah tersertifikasi Ummi, dan sisanya belum tersertifikasi. Hal ini tentunya akan berdampak pada pembelajaran secara keseluruhan.
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Membaca Al-
Di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah menggunakan target pembelajaran metode Ummi sesuai dengan ketentuan Yayasan Ummi. Dengan siswa yang tidak mampu, Ustadz dan Ustadzah di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah mengadakan kelas tambahan di luar jam pengajaran metode Ummi untuk mengadakan pembelajaran privat guna meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur'an siswa. Dalam proses pembelajaran metode Ummi di TPQ tidak membuat RPP seperti pembelajaran yang lain, tetapi setiap guru harus membuat proses (program semester) untuk setiap kelompok yang dipegangnya.
Berikut tahapan pelaksanaan pembelajaran Membaca Serbaguna dengan metode Ummi di TPQ Darul Auliya Al-Islamiyah Kodya Asri Jempong Mataram dibawahnya: 109. Teori yang digunakan untuk analisis sesuai dengan Landasan Ummi- teori terkait tahapan pembelajaran Metode Ummi, meliputi tahap pembukaan, apersepsi, pengajaran konsep, pemahaman konsep, keterampilan, evaluasi, dan penutup. Kodya Asri Jempong Mataram yaitu siswa dapat membaca Al- dengan tajwid dan makhorijul yang benar, membaca cepat tanpa tawallud (bacaan yang bertele-tele atau tertunda), dan siswa dapat membaca Al- secara tartil dan dengan irama yang digunakan dalam metode Ummi .
Problematika Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran
Pengelaman Organisasi 1. Pramuka