• Tidak ada hasil yang ditemukan

isolasi dan uji kemampuan bakteri rizosfer - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "isolasi dan uji kemampuan bakteri rizosfer - Repository UMA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Inhibiting Growth of Pathogens in Cocoa Fruit (Theobroma cacao Linn.)" was carried out in the microbiology laboratory of FMIPA USU Medan from March to September 2017. Isolation of Rhizosphere bacteria showed that all three isolates are capable of inhibiting the development of pathogenic fungi with inhibitory action. resistance ranging from 10.44% to 32.58. On the day and on the 4th day of observation, testing the ability of rhizosphere bacteria to inhibit pathogenic fungi in cocoa fruits (Theobroma cacao Linn.).

Isolat bakteri dari Rhizosfer menunjukkan seluruh isolatnya mampu menghambat perkembangan jamur patogen dengan daya hambat berkisar antara 10,44 hingga 32,58%. Penghambatan Pertumbuhan Jamur Patogen pada Buah Kakao (Theobroma cacao Linn.) telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU Medan pada bulan Maret sampai September 2017. Isolat bakteri dari Rhizosfer menunjukkan bahwa ketiga isolat tersebut mampu menghambat perkembangan jamur patogen. dengan gaya pengereman yang berbeda.

Pada akhir pengamatan hari keempat dilakukan pengujian kemampuan bakteri rizosfer dalam menghambat jamur patogen pada buah kakao (Theobroma cacao Linn.) menunjukkan bahwa bakteri rizosfer Ba-Sp1 mempunyai daya hambat terbesar yaitu 32,58. Pada pengamatan harian, proses penghambatan pertumbuhan jamur patogen ditandai dengan semakin pendeknya koloni jamur patogen dan jarak antara koloni jamur patogen dengan koloni bakteri antagonis. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU Medan pada bulan Maret sampai September 2017 dengan judul Isolasi dan Uji Kemampuan Bakteri Rhizosfer dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Patogen Buah Kakao (Theobroma Cacao Linn.).

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul “Isolasi dan Uji Kemampuan Bakteri Rhizosfer dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Patogen Buah Kakao (Theobroma Cacao Linn.) " .

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Hipotesis
  • Manfaat

Pengendalian jamur patogen bertujuan untuk mengurangi infeksi patogen dan memusnahkan inokulum sehingga dapat mempertahankan dan memperluas hasil buah (Yulia dan Widiantini, 2007). Beberapa spesies mikroorganisme rhizosfer yang dilaporkan dapat digunakan sebagai agen hayati terhadap aktivitas jamur patogen antara lain dari genus Pseudomonas, Arthrobacter, Agrobacterium, Azotobacter, Bacillills, Mycobanterium dan Flavobacterium. Menurut Harni dan Amaria, (2012). Bakteri Pseudomonas fluorescens yang berperan sebagai agen hayati terhadap jamur Fusarium oxysporumn dan Rizoctonia solani).

Bakteri Bacillus subtilis merupakan agen hayati yang efektif mengendalikan jamur tanah Rhizoctonia solani dan Fusarium spp pada jagung (Suriani dan Muis, 2016). Berdasarkan informasi di atas mengenai beberapa kemampuan bakteri rizosfer yang dapat menghambat dan mengendalikan jamur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah isolat bakteri yang berasal dari rhizosfer sekitar akar kakao mampu mengendalikan jamur patogen pada buah kakao.

Sebagai sumber informasi mengenai kemampuan bakteri rizosfer dalam menghambat jamur patogen buah kakao (Theobroma cacao Linn).

TINJAUAN PUSTAKA

  • Deskripsi Tanaman Kakao
  • Bakteri
  • Karakteristik, Sifat, dan Lingkungan Bakteri Rizosfer
    • Pseudomonas fluorescens
    • Bacillus Subtilis
    • Azotobacter
  • Jenis-Jenis Jamur Patogen pada Buah Kakao
    • Phytophtora palmivora
    • Colletotrichum gloeosporioides

Buah kakao mempunyai dua warna, ketika masih muda buahnya berwarna hijau dan ketika sudah matang berwarna oranye. Bakteri Bacillus subtilis telah banyak digunakan sebagai mikroorganisme antagonis yang mempunyai kemampuan menghambat perkembangan berbagai patogen tanaman. Ciri-ciri bakteri Bacillus subtilis antara lain bakteri gram positif, berbentuk batang, uniseluler, berukuran 0,5-2,5 μm x 1,2-10 μm, bereaksi positif terhadap katalase.

Bakteri Azotobacter chroococcum pada konsentrasi 108 CFU ml-1 dapat meningkatkan daya berkecambah benih jagung (Sachin dan Misra, 2009). Ciri-ciri bakteri ini adalah mempunyai sel yang besar dengan bentuk batang yang pendek, beberapa isolat diketahui mempunyai diameter 2-4 μm, bakteri Azotobacter diketahui mempunyai bentuk sel pleomorfik. Mikroorganisme penyebab kerusakan busuk pada buah kakao (Phytophtora palmivora) akan menyebar pada musim hujan basah atau kemarau.

Menurut Afriyeni dkk, (2009), serangan penyakit Phytophtora palmivora disebabkan kurangnya sanitasi pada kebun dan tidak dilakukannya pemangkasan cabang. Jenis cendawan yang bersifat patogen pada tanaman kakao adalah cendawan Phytophtora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao, ada juga cendawan Colletotrichum gloesosporioides penyebab penyakit antraknosa. Jamur Phytophtora palmivora merupakan jamur yang menginfeksi seluruh bagian tanaman kakao mulai dari akar, batang, bunga, buah dan daun.

Ciri-ciri buah kakao yang terserang jamur Phytophtora palmivora adalah permukaan kulit buah kakao sebagian berwarna coklat dan membusuk. Jamur Phytophtora palmivora terdapat pada buah, ciri-cirinya adalah pangkal buah lunak, berwarna hitam dan menyebar hampir menutupi seluruh permukaan kulit buah, ditutupi oleh kumpulan miselium berbentuk tepung berwarna putih dan bintik-bintik coklat pada buah. permukaan kulit buah. Jamur Phytophtora palmivora mempunyai ciri mikroskopis dengan koloni berwarna putih, permukaan halus dan tampak menyatu dengan medium, tepi koloni tidak rata.

Serangan jamur Colletotrichum gloeosporioides dapat menyebabkan kerusakan menular pada buah muda sehingga juga menurunkan produksi kakao. Ciri-ciri serangan Colletotrichum gloeosporioides adalah daun muda yang terserang akan rontok, cendawan ini muncul pada buah muda, ciri utamanya terdapat bercak coklat yang berkembang menjadi bercak coklat beralur, kering, kering dan berkerut. Kerusakan buah dapat terjadi melalui inti sel pada buah matang dan pori-pori pada buah yang masih berwarna hijau.

Gambar  1.  Hasil  pengamatan  Pseudomonas  fluorescens   bentuk  sel:  isolat  I  (kiri)  dan  isolat  II  (kanan)
Gambar 1. Hasil pengamatan Pseudomonas fluorescens bentuk sel: isolat I (kiri) dan isolat II (kanan)

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
  • Metode Penelitian
  • Prosedur Penelitian
    • Pengambilan Sampel Tanah
    • Isolasi Jamur Patogen
    • Karakterisasi Jamur patogen
    • Isolasi Bakteri Rizosfer
    • Pewarnaan Gram Bakteri
    • Uji Antagonis Isolat Bakteri Terhadap
    • Analisa Data

Dengan metode blok persegi yaitu dengan menyiapkan cawan petri yang dialasi kertas saring, kaca objek dan batang penahan benda yang telah disterilkan terlebih dahulu. Ketika media agar membeku, media agar dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm dan dipindahkan ke tengah-tengah benda dalam cawan Petri steril dengan menggunakan pisau atau alat pemotong steril. Karakteristik masing-masing isolat dibandingkan berdasarkan definisi kunci pada Panduan Praktis Deteksi dan Identifikasi Phytophthora.

Ambil contoh tanah sebanyak 1 gram, kemudian encerkan dengan 10 ml larutan akuades steril yang telah ditambahkan NaCl dalam tabung reaksi 10 ml, dan homogenkan selama 2 menit hingga diperoleh pengenceran 10-1. Kemudian diambil 1 ml dari tabung reaksi dan dimasukkan ke dalam tabung pengenceran ke-2 yaitu pengenceran 10-2, dihomogenkan, kemudian diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung pengenceran ke-3 yaitu pengenceran 10-3, yaitu pengenceran dilakukan dengan suspensi menjadi 10-8. Jika hasil pewarnaan menunjukkan bakteri berwarna merah maka bakteri tersebut gram negatif, sedangkan jika diperoleh bakteri berwarna ungu maka bakteri tersebut gram positif (Fitri & Yasmin, 2011). Isolat bakteri yang diperoleh dinilai sifat antagonisnya dengan cara menumbuhkan bakteri antagonis dan jamur patogen secara berdampingan dalam cawan petri pada Medium Potato Dextrose Agar (PDA).

Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan pola rancangan yang digunakan, RAL (Rancangan Acak Lengkap), berbagai jenis bakteri, digunakan sebagai perlakuan dan masing-masing 4 ulangan. Dengan memperhatikan bakteri mana yang akan lebih berkembang untuk menghambat pertumbuhan jamur pada setiap perawatan dan pengulangan maka akan terlihat hasil yang diperoleh. Jika memang ada perbedaan, maka dapat ditentukan bakteri mana yang lebih kuat menghambat jamur penyebab penyakit.

Seleksi Mikroba Rhizosfer Antagonis Terhadap Bakteri Ralstolnia solanacearum Penyebab Penyakit Layu Bakteri Pada Tanaman Jahe di Tanah Terkompresi. Dan Pseudomonas Flourescens sebagai agen pengendalian bakteri busuk lunak (Erwinia Carotovora) pada anggrek Phalaenopsis (Skripsi). Budidaya Mikroorganisme Genotipe Pisang (Musa spp.) dan Potensi Bakteri Endofit Terhadap Layu Fusarium (Fusarium oxysporum sp.

Penggunaan isolat bakteri tanah untuk mengendalikan Rhizoctonia solani penyebab pembusukan mikroba pada tanaman tomat (Tesis). Perbedaan Mikroorganisme Rhizosfer Pada Tanaman Pepaya (Carica Papaya L.) Di Pusat Penelitian Buah Tropis (PKTB) IPB, Desa Ciomas, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tabel 1.  Presentase  (%)  daya  hambat  bakteri  terhadap  pertumbuhan  jamur
Tabel 1. Presentase (%) daya hambat bakteri terhadap pertumbuhan jamur

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Karakteristik Jamur Patogen
  • Karakteristik Koloni Jamur
  • Isolat Bakteri Asal Rizosfer
  • Kemampuan Antagonis Bakteri Rizosfer Terhadap

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar  1.  Hasil  pengamatan  Pseudomonas  fluorescens   bentuk  sel:  isolat  I  (kiri)  dan  isolat  II  (kanan)
Gambar  2.  Pewarnaan  endospora  Bacillus subtilis  Sumber : (Sopyan,  2009)
Gambar  3.  Bakteri  Azotobacter   Sumber : (Erfin  dkk,  2016)
Gambar  4.  Gejala  penyakit  busuk  buah  Phytophtora  palmivora  Sumber : (Christiana  dan  Lapomi,  2012)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi pada informan dua dan tiga , ketika anak tersebut mengalami cacat tubuh dan anak terlalu bergantung pada orang dewasa (Solihin, 2004). Hal ini di dukung

Hasil isolasi yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri dan uji aktivitas enzim amilolitik dan lipase dengan melihat zona bening yang terbentuk pada isolat bakteri