Dimana Bank NTB Syariah di Bima dalam memberikan pinjaman kredit kepada nasabah menggunakan strategi kesepakatan yang mencakup jaminan fidusia, kemudian tidak melakukan pendaftaran untuk memperoleh sertifikat jaminan fidusia, hanya dilakukan dengan jaminan fidusia di bawah tangan. Hal ini kemudian dilakukan dengan melakukan penelitian langsung di Bank Bima NTB Syariah, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Bank NTB Syariah di Bima dan nasabah harus membuat akta jaminan fidusia dan segera mendaftarkannya.
Then conducted by conducting research directly to NTB Syariah Bima Bank, while the method of data analysis techniques using qualitative descriptive.
Konsonan Tunggal Huruf
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi huruf arab ke huruf latin yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini diatur dengan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 Tahun 1997 dan 0543b/U/1987 tanggal 10 September 1987.
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
Vokal Rangkap
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
Kata Sandang Alif + Lam a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
Jika diikuti huruf Syamsiyyah, ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya dan menghilangkan huruf l (el).
Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
ميحرلا نمحرلا هللا مسب
ا و اينّدلا رومأ ىلع نيعتسن هبو .نيملاعلا ّبر هلل دمحلا دهشأ .نيّدل
دهشأو هللا ّلاإ هلإ لا نأ ّمهللا .هلوسرو هدبع ادّمحم ّنأ
لص ىلع
نيعمجأ هباحصأو هلأ ىلع و دّمحم اندّيس
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana bentuk penyelesaian permasalahan yang timbul apabila wanprestasi tidak dicatatkan sebagai jaminan fidusia dalam transaksi akad murabahah oleh Bank NTB Syariah Bima.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum jaminan fidusia pada transaksi akad murabahah yang tidak didaftarkan oleh Bank NTB Syariah Bima. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian sengketa fidusia yang timbul apabila wanprestasi tidak didaftarkan oleh Bank NTB Syariah Bima.
Kegunaan Penelitian
Telaah Pustaka
Selanjutnya penelitian ini diteliti oleh Haji Siti Hapsah10, dengan judul “Penyelesaian Pengalihan Benda Fidusia Oleh Debitur Kepada Pihak Ketiga (Studi Kasus Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Baraabai” skripsi ini. 10 Haji Siti Hapsah, “Penyelesaian Penyelesaian Pengalihan objek fidusia oleh debitur kepada pihak ketiga (Studi Kasus pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Baraabai,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2013). Sedangkan penelitian ini fokus pada jaminan fidusia yang tidak terdaftar yang terjadi pada Bank NTB Syariah Bima.
Fokus penelitian terdahulu adalah kajian hukum mengenai pendaftaran jaminan fidusia di Kantor Pendaftaran Fidusia Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 12 Yogi Ekamanti, “Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Dalam Kasus Kredit Macet”, Tesis Universitas Diponogoro Semarang Diponogoro Semarang (2008). 13 Ilda Agnes, “Eksekusi Jaminan Fidusia Tidak Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia (Studi Kasus pada PT. BPR Artharprima Danajasa Bekasi),” Skripsi Universitas Diponegoro Semarang (2009).
Sedangkan pemeriksaan kali ini fokus pada jaminan fidusia yang tidak didaftarkan oleh Bank NTB Syariah Bima. Mengangkat tema 'Pengalihan Piutang Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Objek Jaminan Fidusia Tanpa Sepengetahuan Kreditur di PT. Tesis ini menjelaskan tentang pengalihan piutang dalam perjanjian pembiayaan konsumen ke objek jaminan fidusia tanpa sepengetahuan kreditur dan kendala-kendala pengalihan piutang dalam perjanjian pembiayaan konsumen ke objek jaminan.
14 Ismay Dedi, “Pengalihan debitur dalam kontrak pembiayaan konsumen ke fasilitas jaminan fidusia tanpa sepengetahuan kreditur di PT. Sedangkan penelitian ini fokus pada jaminan fidusia yang belum didaftarkan oleh Bank Bima NTB Syariah.
Kerangka Teoritik
- Teori Perlindung Hukum
- Teori perjanjian
- Asas-Asas Perjanjian
Menurut Setion, perlindungan hukum adalah suatu tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk menciptakan ketertiban dan kedamaian agar masyarakat dapat menikmati harkat dan martabatnya sebagai manusia.16 C . Hadjon membagi perlindungan hukum terhadap masyarakat menjadi dua bagian, yaitu perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif.17. Perjanjian antar pihak yang mengikatkan diri artinya para pihak yang mengadakan perjanjian harus terlebih dahulu menyepakati atau menyepakati hal-hal yang diperjanjikan yang akan diadakan.
Kompeten membuat perjanjian, artinya setiap orang cakap membuat perjanjian, kecuali menurut undang-undang (Pasal 1330 KUH Perdata) tidak dinyatakan tidak cakap, tidak diberi stempel untuk membuat perjanjian, yaitu : .. 2) Yang ditempatkan di bawah perwalian 3) Orang perempuan dalam hal-hal itu. Asas kebebasan berkontrak adalah setiap orang bebas mengadakan suatu perjanjian dalam bentuk apapun, baik bentuk, isi dan kepada siapa perjanjian itu ditujukan. Asas konsensualisme adalah bahwa untuk suatu perjanjian harus ada kesepakatan yang cukup antara kedua belah pihak yang membuat perjanjian tersebut tanpa diikuti dengan perbuatan hukum lain di luar yang bersifat formil.
Asas itikad baik adalah orang yang akan membuat suatu perjanjian harus melakukannya dengan itikad baik.Dalam arti subyektif dapat diartikan kejujuran seseorang yaitu apa yang ada pada diri seseorang pada saat dilakukannya suatu perbuatan hukum. keluar. Suatu perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak, mengikat bagi yang membuatnya, dan perjanjian itu sah sebagai undang-undang. Asas sahnya suatu perjanjian adalah bahwa pada dasarnya semua perjanjian berlaku bagi mereka yang mengadakannya dan tidak mempunyai pengaruh terhadap pihak ketiga kecuali jika diatur dalam undang-undang, misalnya perjanjian untuk pihak ketiga.
Asas publisitas dan asas kekhususan Dalam hukum penjaminan diketahui ada beberapa asas yang harus diperhatikan, yaitu asas publisitas dan asas kekhususan. Asas publisitas adalah asas yang mengharuskan semua hak, termasuk hak gadai, hak titipan, dan hak gadai harus didaftarkan.22 Sedangkan asas kekhususan adalah asas yang mensyaratkan agar hak gadai, hak titipan, dan hak gadai hanya dapat ditagih.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sifat Penelitian
- Metode Pendekatan
- Lokasi Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Analisis Data
Dalam mengkaji fenomena tersebut, penulis menggunakan pendekatan hukum empiris, yaitu mengonseptualisasikan hukum sebagai realitas sosial, baik dalam pelaksanaannya maupun penegakannya di masyarakat.27 Oleh karena itu, pendekatan yang akan kita fokuskan dalam artikel ini adalah jaminan fidusia yang tidak didaftarkan oleh pemegang fidusia. bank NTB Syariah Bima. Penelitian ini akan dilakukan di Bank NTB Syariah Bima sebagai lembaga yang memberikan layanan pembiayaan melalui sistem kredit dengan menggunakan asuransi fidusia. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau sumber data pertama tempat data itu dihasilkan.
Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh langsung dari informasi yaitu Bank BTN Syariah di Bima. Merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, melalui pengumpulan berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang bersumber dari literatur, jurnal, dokumen dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus hukum dan ensiklopedia yang berkaitan dengan penelitian ini. Percakapan dengan tujuan tertentu dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. 28 Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat dari yang bersangkutan yaitu peneliti secara langsung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan teknik deskriptif kualitatif, sehingga data yang diperoleh baik melalui sumber data primer maupun sumber data sekunder dapat menghasilkan kesimpulan yang konkrit.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini terlebih dahulu akan mengolah data-data terkait jaminan fidusia yang terjadi pada Bank Bima NTB Syariah secara deskriptif dan terakhir akan dilakukan pemilihan permasalahan pokok yang sesuai dengan penelitian ini yaitu fidusia. jaminan. Diharapkan dengan mereduksi data pada permasalahan yang hanya berkaitan dengan penelitian ini, kita dapat mengetahui gambaran yang jelas mengenai sistem jaminan fidusia yang ada di Bank Bima NTB Syariah.
Sistematika Pembahasan
Hal-hal yang dibahas dalam bab ini meliputi pengertian perjanjian, teori perlindungan hukum, syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, asas-asas perjanjian, wanprestasi, pengertian jaminan, jenis-jenis jaminan, pengertian jaminan fidusia, dasar hukum, asas-asas hukum jaminan. , obyek dan subyek jaminan fidusia, pendaftaran jaminan fidusia, pengalihan jaminan fidusia, pembatalan jaminan fidusia, pelaksanaan jaminan fidusia. Diantaranya adalah sejarah Bank NTB Syariah, visi dan misi Bank NTB Syariah, produk Bank NTB Syariah, pelaksanaan fidusia, pembiayaan dalam transaksi akad murabahah dan penyelesaian sengketa. Diantaranya kita akan membahas mengapa jaminan fidusia tidak dicatat dalam transaksi akad murabahah, akibat hukum jaminan fidusia dalam transaksi akad murabahah, serta proses penyelesaian sengketa jaminan fidusia dalam transaksi akad murabahah di Bank NTB Syariah Bima.
Bank NTB Syariah tidak mendaftarkan jaminan fidusia, dalam praktiknya tidak, artinya pembuatan dokumen jaminan fidusia memerlukan biaya yang tidak sedikit dan biaya tersebut ditanggung oleh nasabah Bank NTB Syariah di Bima. Rendahnya loan-to-value nasabah menyebabkan nasabah tidak mampu membayar pengelolaan jaminan fidusia. Akibat hukum jaminan fidusia tidak didaftarkan dan dibuat hanya berdasarkan suatu dokumen yang ditandatangani, dimana akad hanya sekedar dokumen biasa yang tidak mempunyai kuasa untuk langsung mengeksekusi barang yang berada di bawah penguasaan pemesan. Tentu saja permasalahan ini akan merugikan Bank NTB Syariah di Bima jika nasabahnya wanprestasi. Setelah itu, penegakan jaminan harus melalui penetapan pengadilan, sehingga Bank NTB Syariah di Bima harus mengajukan gugatan perdata ke pengadilan negeri.
42 Tahun 1999 yaitu harus dibuat dengan akta notaris kemudian didaftarkan pada Kantor Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Pasal 37 ayat (3) dan ayat (3) UU Jaminan Fidusia, jika memang demikian. tidak seperti itu. didaftarkan dengan sendirinya menjadi tidak berlaku sehingga jaminan fidusia tidak berlaku lagi. tidak mempunyai kekuatan hukum. Bank NTB Syariah di Bima dan nasabah harus membuat akta jaminan fidusia dan segera mendaftarkan jaminan fidusia melalui Notaris. Notaris kemudian membuat akta Notaris dan mendaftarkannya ke Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sehingga mempunyai kekuasaan eksekutif, selain itu Bank NTB Syariah di Bima akan mendapat hak diutamakan.
Apabila suatu jaminan perwalian tidak dibuat di bawah tangan dan tidak didaftarkan menurut ketentuan hukum, maka jaminan itu tidak mempunyai ketentuan pelaksanaan dan hak diutamakan serta dapat batal. Proses penyelesaian sengketa fidusia apabila nasabah gagal bayar Bank NTB Syariah di Bima terlebih dahulu diselesaikan secara kekeluargaan antara nasabah dan bank, penyelamatan ini dilakukan dengan 4 (empat) cara yaitu penagihan intensif, restrukturisasi, rekondisi dan restrukturisasi.
Saran-saran
- Peraturan Perundang-undangan
- Jurnal, Tesis, dan Disertasi
- Kamus, dan lain-lain
Dengan demikian UU Jaminan Fidusia memberikan kesadaran akan pentingnya UU Jaminan Fidusia dan mewajibkan Bank NTB Syariah di Bima untuk mendaftarkan akta jaminan fidusia serta memberikan sanksi bagi Bank NTB Syariah di Bima yang tidak mendaftarkan akta jaminan fidusia. Abdul Mujib, “Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Wilayah Jawa Tengah”, Majalah Az Zarqa', Vol. Agnes Ilda, “Eksekusi Jaminan Fidusia yang tidak didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia (Studi Kasus pada PT.
Dedi Ismay, “Pengalihan Debitur dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen terhadap Benda Jaminan Fidusia Tanpa Sepengetahuan Kreditur pada PT. Haji Siti Hapsah, “Penyelesaian Pengalihan Benda Fidusia Debitur kepada Pihak Ketiga (Studi Kasus pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Baraabai) , Skripsi, Universitas Gadjah Mada, 2013. Muhammad Yusuf, “Analisis Penerapan Pembiayaan Murabah Atas Perintah dan Tanpa Perintah serta Kepatuhan Terhadap PSAK 102”, Jurnal Binus Business Review, Vol.
Sa'diyah dkk., “Kedudukan Fidusia Sebagai Penjamin Akad Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah: Studi Kasus Pada BPRS Bhakti Sumekar Sumenep,” Jurnal Misykat al-Anwar Kajian Islam dan Masyarakat, Vol. Uhdiyati Noor Hafizah, “Studi Kasus Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah di Pengadilan Agama Banjarmasin, Tesis PhD, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017.