• Tidak ada hasil yang ditemukan

jrtie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "jrtie"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

18 Rosichin Mansur, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural”, dalam Jurnal Pendidikan dan Islam FAI Unismea, Vol. Selain itu, pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 1 Depok juga menekankan pada penguatan pendidikan karakter.

IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 DEPOK (MUSADE)

Perencanaan

Tinjauan literatur di atas menunjukkan bahwa implementasi kurikulum pada aspek perencanaan menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 1 Depok mempersiapkan sebaik-baiknya dalam melaksanakan proses pendidikan. Hal ini terlihat dari perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP yang mengacu pada KI dan KD yang dibuat oleh guru pendidikan agama Islam.

Pelaksanaan

Penilaian

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran kategoris kompetensi pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotorik) yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik pada mata pelajaran pada tingkat tertentu.

KESIMPULAN

Mansur, Rosichin, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural,” dalam Jurnal Pendidikan dan Islam FAI Unismea, Vol. Shofiyah, “Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pengajaran,” dalam Edureligia: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.

INOVASI KURIKULUM DALAM DIMENSI TAHAPAN

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  • PENDAHULUAN
  • MAKNA INOVASI MANAJEMEN KURIKULUM PAI
  • TAHAPAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI 1. Perencanaan Kurikulum
    • Implementasi Kurikulum
    • Ciri-ciri Kurikulum PAI
    • Dasar-dasar Kurikulum PAI
    • Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum PAI
    • Pendekatan Kurikulum PAI
  • KESIMPULAN

Materi setiap mata pelajaran berupa bahan kajian atau topik pembelajaran yang dapat dijawab siswa dalam proses pembelajaran; Jika model ini dipilih untuk penerapan kurikulum, guru harus mengajak siswa untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan kewirausahaan di sekolah.

Gambar  di  atas  menunjukkan  empat  aspek  obyek  evaluasi  kurikulum.  Dua  aspek pertama terkait dengan evaluasi terhadap perencanaan kurikulum, sementara  dua aspek yang terakhir terkait dengan evaluasi terhadap implementasi kurikulum
Gambar di atas menunjukkan empat aspek obyek evaluasi kurikulum. Dua aspek pertama terkait dengan evaluasi terhadap perencanaan kurikulum, sementara dua aspek yang terakhir terkait dengan evaluasi terhadap implementasi kurikulum

KONSEPSI IBNU MISKAWAIH TENTANG MORAL, ETIKA DAN AKHLAK SERTA RELEVANSINYA BAGI PENDIDIKAN ISLAM

RIWAYAT HIDUP IBNU MISKAWAIH

Nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya'qub Ibnu Miskawaih atau dikenal dengan nama Ibnu Miskawaih. Dalam bidang pekerjaannya, Ibnu Miskawaih adalah bendahara, sekretaris, pustakawan dan pendidik anak-anak para pemimpin dinasti Buwahi.

PEMIKIRAN ETIKA DAN MORAL IBNU MISKAWAIH

  • Akal, Jiwa dan Nafsu
  • Bagian – bagian Kebajikan
  • Bagian-bagian sikap sederhana
  • Bagian-bagian dari berani
  • Bagian-bagian dari dermawan
  • Bagian-bagian dari adil
  • Kebajikan Adalah Ttitik Tengah

Keinginan terburuk adalah mereka yang menganggap sesuatu yang buruk itu baik, atau menganggapnya wajar dan pantas mendapat tempat. Jika suatu benda berada pada posisi terjauh dari sesuatu yang lain, berarti sesuatu itu jika dilihat dari sudut pandangnya, berada di garis tengah.

RELEVANSI MORAL-ETIKA-AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami

Pengaruh pemikiran Aristoteles terhadap Ikhwan Ash-Shafa kemudian diadopsi oleh Ibnu Miskawaih dan kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi teori kenabian. Mengenai konsepnya tentang manusia, Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa manusia mempunyai tiga kekuatan, yaitu kekuatan hawa nafsu (an-Nafs al-Bahimiyat). Ibnu Miskawaih bukan hanya seorang filosof muslim yang sangat mementingkan etika, namun juga karena filsafat mengandung ajaran etika yang sangat tinggi.

Menurut Ibnu Miskawaih, ada empat keutamaan yang utama antara lain: kebijaksanaan, kesopanan, keberanian, keadilan, semuanya itu berjalan selaras/tidak saling bertentangan.

APLIKASI METODE AL-GHOYAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KITAB KUNING

Studi di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Desa Sumur Dalam Kecamatan Besuk Probolinggo Tahun Pelajaran 2018-2019)

PONDOK PESANTREN 1. Pengertian Pondok Pesantren

Asrama Islam sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, rumah tinggal Islam tetaplah lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dari masyarakat dan berkembang untuk masyarakat12. Pondok pesantren ini merupakan pengembangan dari tipe pesantren karena orientasi pembelajarannya cenderung mengadopsi sistem pembelajaran secara keseluruhan.

Pondok Pesantren Bahrul Ulum merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di Desa Sumur Dalam, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.

APLIKASI METODE AL-GHOYAH DI PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM

  • Persiapan

Metode al-Ghoyah merupakan metode yang membutuhkan waktu yang sangat singkat, dalam waktu 40 jam Anda sudah dapat membaca, menerjemahkan dan memahami isinya. Selain kitab al-Jurumiyah, ada juga beberapa kitab yang menggunakan metode al-Ghoyah dalam pengajarannya, berikut rincian dana/tarif tiap kitabnya. Dalam pembelajaran pendalaman materi merupakan suatu target yang harus dicapai.Untuk mencapai materi yang sempurna tentunya harus memahami rumus-rumus yang ada pada Metode Al-Ghoyah.

Rumus dalam metode Al-Ghoyah banyak sekali, salah satunya yang dijadikan acuan oleh PP.

عراضم

Dengan hadirnya metode al-ghoyah memberikan pemahaman bahwa dengan menggunakan metode al-ghoyah, pembelajaran dapat tercapai dalam waktu yang sangat singkat dan cepat.

ضام

لـــعف

Dalam pembelajaran, pendalaman materi merupakan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai materi secara lengkap tentunya perlu memahami rumus-rumus dalam metode Al-Ghoyah... Rumus dalam metode Al-Ghoyah banyak sekali, salah satunya yang dijadikan acuan oleh PP.

ـُح تــفــعــق ،اوــ

ضام ـــــــ ــــــــ

Evaluasi

Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Metode al-Ghoyah di Pondok Pesantren Bahrul ulum

Penerapan metode al-Ghoyah di PP Bahrul Ulum dilakukan dengan melaksanakan 3 siklus pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Begitu pula dalam pelaksanaannya mengikuti pola baku metode al-Ghoyah yang mengharuskan pemahaman materi yang sangat baik dari guru dan siswa. Kekurangannya adalah kurangnya instruktur metode Al-Ghoyah, siswa harus memiliki pemahaman tentang ilmu alat dan tingginya biaya yang terkait dengannya.

Metode Al-Ghoyah Memudahkan Belajar Membaca Kitab Kuning (13 Juli 2013), https://www.nu.or.id/post/read/45804/method-al-ghooyah-permudah-belajar- baca-kitab-kuning.

INTERNALISASI NILAI RELIGIUS PADA PESERTA DIDIK;

KAJIAN ATAS PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BIOGRAFI SINGKAT IMAM AL-GHAZALI

Seperti yang dikatakan oleh Sharif, dia mula belajar dengan Ahmad bin Muhammad al-Razikani pada tahun Thus sehingga dia berumur sepuluh tahun. Di Madrasah ini, Al-Ghazali mempelajari ilmu kalam, falsafah, hukum, logik, retorik, sains dan tasawuf. Imam Al-Haramain menyifatkan Al-Ghazali sebagai seorang ulama yang agung dan dalam ilmunya serta cerdik mengamalkannya, berbanding murid-murid yang lain.

20 Muhammad Edi Kurnantho, Uddannels e Ala-Ghazalis Tankegang e Khatulistiva Jurnal - Jurnal Kajian Islam Volume 1 Nomor 2 September 2011, hal.

METODE INTERNALISASI NILAI RELIGIUS

Nilai menurut pendapat Perry adalah: “nilai adalah setiap objek yang penting”, atau jika diartikan yaitu “nilai adalah suatu objek yang dimiliki atau. Menurut Sidney Simon sebagaimana dikemukakan oleh Endang Sumantri34, “nilai adalah ‘suatu konsep atau gagasan tentang apa yang dianggap penting oleh seseorang dalam hidupnya. Dapat disimpulkan nilai-nilai Mulyana, Allport36 menyatakan bahwa “nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak berdasarkan pilihannya”.

Hakam37 bahwa “nilai adalah keyakinan yang digeneralisasikan dan dijadikan pedoman dalam memilih tujuan yang akan dipilih untuk dicapai”.

RELEVANSI PEMIKIRAN AL-GHAZALI DALAM KONTEKS PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

53 Zainal Arifin, Pendidikan Multikultural-Religius Untuk Mewujudkan Karakter Humanis-Religius Peserta Didik dalam Jurnal Pendidikan Islam Jilid I Nomor 1 Juni hal. Kesembilan, menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial seperti ) membagikan stiker untuk donasi Peduli Duafa Palestina, memberikan santunan kepada anak yatim dan lain sebagainya. Ketiga, metode internalisasi nilai-nilai keagamaan peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan.

Pendidikan Multikultural-Agama untuk Mewujudkan Karakter Humanistik-Religius Siswa dalam Jurnal Pendidikan Islam Jilid I Nomor 1 Juni 2012/1433.

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KEMANDIRIAN

KURIKULUM DAN KEMANDIRIAN 1. Pengembangan Kurikulum

  • Kemandirian

Berdasarkan penjelasan di atas, kemandirian adalah keyakinan diri dalam mengambil keputusan dan keyakinan terhadap kemampuan diri. Kemandirian perilaku terlihat dari kemampuan mengambil keputusan, kepekaan terhadap pengaruh orang lain, orang lain termasuk orang tua yang diposisikan sebagai konsultan, perasaan percaya diri. Menurut Masruni, ciri-ciri kemandirian adalah apakah seorang anak dapat bebas, progresif, gigih, inisiatif, terkendali dalam diri, dan stabil dalam diri.

Menurut Zakiyah, ciri bebas ialah kebebasan untuk mengambil inisiatif dan keyakinan diri, serta kebolehan membuat keputusan, bertanggungjawab dan mengawal diri.

KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KEMANDIRIAN DI SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR SLEMAN

  • Konsep Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Kemandirian di SD Muhammadiyah Condongcatur
  • Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kemandirian di SD Muhammadiyah Condongcatur
  • Format Evaluasi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kemandirian di SD Muhammadiyah Condongcatur
  • Program-Program Sekolah Penguatan Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Kemandirian

Bagi guru yang ingin terlibat, ada dua syarat terkait pengembangan kurikulum PAI berbasis kemandirian. Metode pengembangan kurikulum berbasis kemandirian PAI terdiri dari beberapa metode, antara lain: keteladanan, referensi, praktik langsung, diskusi, dan Discovery Learning. Program sehari-hari memuat berbagai rutinitas yang dilaksanakan sekolah untuk menyesuaikan diri dengan pengembangan kurikulum PAI berbasis kemandirian.

Program pengembangan kurikulum PAI berbasis kemandirian selama satu semester ini merupakan tindak lanjut dari program kemandirian bulanan yaitu Program Sejuta Kemerdekaan di SD Muhammadiyah Condongcatur.

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI BERBASIS KEMANDIRIAN

  • Implementasi Konsep Kurikulum Pai Berbasis Kemandirian Di SD Muhammadiyah Condongcatur
  • Implementasi Program-Program Sekolah Penguatan Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Kemandirian

Dalam program ini terdapat beberapa penghargaan yang diberikan pihak sekolah kepada siswa dengan kategori yang berbeda-beda, antara lain: Kemandirian terbaik diambil oleh 3 orang pemenang yaitu kelas 1, 2, 3, Terbaik. Program penguatan pengembangan kurikulum PAI berbasis kemandirian dibagi menjadi tiga komponen, antara lain: Pertama, program sehari-hari memuat berbagai kebiasaan yang diterapkan sekolah untuk membiasakan mengembangkan kurikulum PAI berbasis kemandirian. Keempat, program kurikulum PAI berbasis kemandirian semester merupakan tindak lanjut dari program kemandirian bulanan yaitu program sejuta kemandirian di SD Muhammadiyah Condongcatur.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap konsep dan implementasi kurikulum PAI berbasis kemandirian di SD Muhammadiyah Condongcatur diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain: pertama, konsep kurikulum PAI berbasis kemandirian merupakan perluasan dari visi sekolah.

NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA TRADISI SEDEKAH BUMI

Studi di Dusun Melati, Desa Olak-Olak Kubu, Kubu Raya

TRADISI SEDEKAH BUMI DI DUSUN MELATI, KUBU RAYA 1. Asal Usul Tradisi di Dusun Melati

  • Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi di Dusun Melati

Rangkaian pelaksanaan tradisi sedekah tanah terdiri dari empat kegiatan, yaitu: kegiatan awal, bersih-bersih desa, kegiatan pokok dan kegiatan sosial. Dalam diskusi tersebut dibentuklah panitia yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tradisi sedekah dunia pada tahun tersebut. Ketiga, tradisi sedekah tanah di Dusun Melati dilakukan pada hari Selasa Pon berdasarkan penanggalan Jawa.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH ADAT DI DESA MELATI DUSUN SEKITAR OLAK-OLAK KUBU.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI DI DUSUN MELATI, DESA OLAK-OLAK KUBU, KABUPATEN

Kegiatan sosial yang berkaitan dengan tradisi sedekah tanah di Dusun Melati dilakukan dengan cara memberikan zakat mal kepada masyarakat (petani di Dusun Melati) yang telah berhasil memanen hasil panennya sebagai ungkapan rasa syukur dan pelaksanaan syariat agama. Al-Ukhuwah adalah ruh persaudaraan khususnya terhadap sesama umat beriman (bisa disebut uhuvah Islamiyah) 17 Nilai uhuvah terlihat pada penggunaan busana muslim pada saat acara perayaan dalam tradisi sedekah duniawi sebagai simbol persaudaraan umat Islam. . . Pesan uhuwa tersebut disampaikan saat orasi tokoh masyarakat dan agama pada acara sedekah tanah masyarakat.

Tradisi sedekah tanah di Dusun Melati, Desa Olak-Olak Kubu, Kabupaten Kubu Raya yang dilakukan masyarakat Jawa dilakukan setahun sekali setiap hari Selasa setelah panen.

MERETAS PENDIDIKAN TERINTEGRATIF PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

KEAGAMAAN ISLAM NEGERI

Transformasi Ideologi Pancasila dan Deradikalisasi

URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PTKIN

Inti perundingannya dapat dikaji melalui visi, misi dan kompetensi pendidikan kewarganegaraan dalam Surat Keputusan Dirjen Dikti No. Dalam konteks tertentu, pendidikan ini akan memberikan hukuman kepada siapapun termasuk individu dan kelompok yang tidak melaksanakannya – in bentuk ritual. Oleh karena itu, dalam Pendidikan Kewarganegaraan di PTKIN, penting untuk memposisikan Pancasila dan Islam tidak hanya sebagai kesepakatan bersama antara subyek pendiri bangsa atau antar pengikutnya.

Dalam kerangka Pendidikan Kewarganegaraan di PTKIN, materi kajian di dalamnya harus mampu menawarkan konsep terpadu sesuai dengan konstruksi KKNI, fokus pada konsep prestasi lulusan (CPL), secara terstruktur yang selalu dievaluasi dari pencapaian. tujuan, materi pembelajaran, ruang praktek dan prestasi kelulusan berdasarkan bidang ilmu masing-masing program studi (Prodi) di PTKIN.

PERAN PTKIN DALAM DERADIKALISASI DAN PENEGAS IDEOLOGI PANCASILA

Aliran sesat ini memang tidak ideal, namun telah melahirkan penguatan salah satu aspek geostrategis di bidang pertahanan dan keamanan. Peran penting PTKIN yang terakhir dalam upaya deradikalisasi dan antisipasi aksi terorisme terstruktur adalah sebagai ruang penyiapan organ Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Seperti disebutkan secara singkat di atas, salah satu keberhasilan Orde Baru dalam memberantas terorisme adalah bagaimana rezim tersebut mampu memaksimalkan peran pertahanan dan keamanannya, meskipun terdapat kecenderungan militeristik yang kuat.

Yang dimaksud dengan stabilitas nasional adalah memperkuat lembaga pertahanan dan keamanan – TNI dan Polri – sehingga pers dan aktivitas masyarakat, termasuk mahasiswa, dapat dikontrol sepenuhnya oleh lembaga tersebut.

MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRATIF MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA TRANSFORMASI IDEOLOGI

Dalam posisi inilah peran pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan kontribusi nyata sebagai pengawal pengetahuan masyarakat, dalam hal ini khususnya melalui lembaga pendidikan agama Islam. Sama maknanya dengan ideologi yang merupakan wadah, sarana, cita-cita dan tujuan kelompok tertentu, sehingga menjadi alasan untuk bergerak. Pembelajaran tematik Pendidikan Kewarganegaraan di PTKIN dapat diarahkan pada wacana berbeda yang membentuk karakter berbasis keberagaman, pluralisme dan kearifan lokal tanpa meninggalkan pokok ajaran Islam sebagai identitas keilmuan dan kelembagaan.

Hal ini seharusnya menunjukkan bahwa nilai kebenaran yang dibawa oleh Islam lambat laun merambah ke Pancasila.

Gambar 1. Skema Pembelajaran Dialogis
Gambar 1. Skema Pembelajaran Dialogis

PENUTUP

Wujud keberhasilan tertinggi dari keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan di PTKIN adalah mampu memerdekakan peserta didik di dalamnya, sebagai ahli, ilmuwan dan profesional sesuai bidang keilmuannya, tanpa meninggalkan jati diri keislaman dan keindonesiaannya. Ismail, H., dan Naipospos, BT., Dari Radikalisme ke Terorisme: Kajian Hubungan dan Transformasi Organisasi Islam Radikal di Jawa Tengah dan D.I. Muthmainnah, L., Muhaimin, H., dan Widodo, SS., “Mengintegrasikan ESD ke dalam Metodologi Ilmiah Pengajaran dan Penguatan Pancasila Bagi Guru di Wilayah Bantul Selatan”.

Sishankamrata Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Nasional, Seminar Nasional Indonesia II: Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer.

Gambar

Gambar  di  atas  menunjukkan  empat  aspek  obyek  evaluasi  kurikulum.  Dua  aspek pertama terkait dengan evaluasi terhadap perencanaan kurikulum, sementara  dua aspek yang terakhir terkait dengan evaluasi terhadap implementasi kurikulum
Gambar 2. Skema Hadap Masalah Terintegratif
Gambar 1. Skema Pembelajaran Dialogis

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Penyusunan standar isi pembelajaran pada masing-masing PS mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar kompetensi lainnya

Pengembangan KTSP yang beragam, mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan mencakup pada

Kelayakan program dan/atau satuan pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

Standar mutu pendidikan ditetapkan dalam suatu standarisasi nasional yang dikenal dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Seperti disebutkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X Pasal 36 (3) bahwa kurikulum disususn sesuai dengan jenjang

Pengembangan Kurikulum MTs Negeri Mojokerto ini mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan