• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumen 1

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK) KESEHATAN DARUSSALAM

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SEKOLAH : SMK KESEHATAN DARUSSALAM

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

PROGRAM KEAHLIAN : KEPERAWATAN

KOMEPETENSI KEAHLIAN : ANALIS KESEHATAN

SMK KESEHATAN DARUSSALAM

Jl. Syekh Penanggalan No. 5

Desa Gebugan, Kec. Bergas (50552)

Telp. (024) 6926938, email: smkkesehatandarussalam@yahoo.com

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

bersama unsur internal sekolah dan Pengawas Sekolah, serta memperhatikan

pertimbangan Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam

Bidang Keahlian Kesehatan; Program Keahlian Keperawatan; Kompetensi Keahlian

Analis Kesehatan (AK), disahkan untuk diberlakukan pada Tahun Pembelajaran

2015/ 2016.

Ditetapkan di : Bergas

Tanggal : 1 September 2015

Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Kesehatan Darussalam

Noor Komarianta, S. Pd, M. Pd Muhaimin, S. Ag

Mengetahui :

a.n Kepala Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah

Kepala Bidang Pendidikan Menengah

Dra. Aufrida Kriswati

Pembina Tk. I

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan terima kasih ke-Hadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena dengan pertolongan dan Hidayah-Nya akhirnya kami dapat

menyelesaikan penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam pada Program

Keahlian Keperawatan, Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan (AK), sebagai salah

satu program dan kompetensi keahlian yang ada di sekolah kami.

SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2015/2016 menggunakan

Kurikulum 2006 secara menyeluruh untuk kelas X, XI, dan XII. Kurikulum SMK

Kesehatan Darussalam mengacu sepenuhnya pada ketentuan dan aturan Kurikulum

2006, juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Keperawatan

Kesehatan.

Penyusunan kurikulum ini merupakan revisi kurikulum sebelumnya yang

dilakukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah, serta atas masukan dari para

stakeholder sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Darussalam. Oleh karena itu kurikulum ini perlu selalu

disempurnakan sesuai dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai orientasi

pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam.

Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari

kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini

secara realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Bergas, Agustus 2015

Kepala SMK Kesehatan Darussalam

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RANGKUMAN HASIL REVISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan ... 3

1. Landasan Filosofiis ... 4

2. Landasan Paedagogis ... 4

3. Landasan Yuridis ... 5

C. Pengertian ... 7

D. Tujuan Pengembangan KTSP ... 8

E. Prinsip Penyusunan KTSP ... 9

F. Prinsip Pengelolaan KTSP ... 11

G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ... 13

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ... 14

I. Analisis SWOT ... 15

BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan SMK ... 19

B. Visi SMK Kesehatan Darussalam ... 20

C. Misi SMK Kesehatan Darussalam ... 20

D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam ... 20

(5)

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum ... 22

1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah ... 22

2. Struktur Kurikulum SMK/MAK ... 25

3. Penghitungan Jam Terstruktur ... 29

4. Penentuan Jam Prakerin ... 30

5. Alokasi Jam Mata Pelajaran Produktif ... 30

B. Muatan Kurikulum ... 30

C. Standar Kompetensi Lulusan ... 31

1. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan ... 31

2. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran ... 33

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 44

1. Standar Kompetensi ... 44

2. Kompetensi Dasar ... 46

1) SK & KD Pendidikan Agama Islam ... 47

2) SK & KD Pendidikan Kewarganegaraan ... 58

3) SK & KD Bahasa Indonesia ... 66

4) SK & KD Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ... 69

5) SK & KD Seni Budaya ... 85

6) SK & KD Matematika ... 89

7) SK & KD Bahasa Inggris ... 95

8) SK & KD Ilmu Pengetahuan Alam ... 98

9) SK & KD Ilmu Pengetahuan Sosial ... 100

10) SK & KD KKPI ... 104

11) SK & KD Kewirausahaan ... 106

12) SK & KD Fisika ... 108

13) SK & KD Kimia ... 113

14) SK & KD Biologi ... 118

15) SK & KD Dasar Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan ... 122

16) SK & KD Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan ... 123

E. Muatan Lokal ... 126

(6)

G. Pemilihan Peminatan ... 138

H. Kegiatan Pengembangan Diri ... 139

I. Pendidikan Kecakapan Hidup ... 141

J. Penilaian Hasil Belajar ... 142

K. Pengaturan Beban Belajar ... 149

L. Ketuntasan Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal) ... 150

M. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ... 153

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN A. Pengertian Silabus ... 155

B. Prinsip Pengembangan Silabus ... 155

C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ... 158

D. Contoh Format Silabus ... 162

E. Pengertian RPP ... 163

F. Prinsip Pengembangan RPP ... 163

G. Komponen RPP ... 164

H. Langkah-langkah Pengembangan RPP ... 166

I. Contoh Format RPP ... 171

BAB V KALENDER PENDIDIKAN A. Permulaan Tahun Ajaran ... 174

B. Waktu Belajar ... 175

C. Libur Sekolah ... 175

(7)

RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

SMK KESEHATAN DARUSSALAM

A. KEGIATAN REVISI DAN PELAKSANAAN ANALISIS

Pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran

2015/2016 merupakan hasil revisi dan pengembangan dari kurikulum tahun pelajaran

2014/2015.

Revisi dilaksanakan dengan cara:

a. Pelaksanaan IHT dari tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan 8 Juli 2015 tentang

pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan implementasi Kurikulum 2006.

b. Rapat pleno dan pembahasan serta pelaksanaan revisi secara keseluruhan

pada tanggal 11 Juli 2015.

c. Perbaikan/Revisi/Penambahan pada keseluruhan batang tubuh dokumen 1, 2,

3 dan 4 sesuai dengan pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan Kurikulum

2006.

B. HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN

No Komponen Kurikulum 2014/2015 Kurikulum 2015/2016

(8)

No Komponen Kurikulum 2014/2015 Kurikulum 2015/2016 dengan minimal B untuk semua domain sikap, serta (B-) pengetahuan, dan keterampilan bagi kelas X dan XI.

KKM untuk setiap mata pelajaran mengacu ketentuan Kurikulum 2006 dimana pada tiap indikatornya nilai KKM dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu intake siswa, kompleksitas materi, dan daya dukung yang ada di sekolah. dan prosedural (kelas X), serta metakoginitif (kelas XI) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan tetapi jam tiap minggu bertambah

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut

pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas

manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar

memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi

pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan

kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi

manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah

dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu

ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi

dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum

disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

(10)

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional

pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,

Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan

dalam mengembangkan kurikulum.

Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam

pelaksanaan kurikulum 2006. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan

wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target

kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.

Penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disesuaikan dengan

tuntutan perkembangan di dunia usaha/industri yang semakin maju, karena lulusan

SMK diharapkan langsung dapat terserap di dunia kerja. Tuntutan tersebut

merupakan tantangan bagi SMK untuk mencetak tamatan yang kompenten sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan Visi, Misi dan

Tujuan SMK Kesehatan Darussalam yang mempersiapkan peserta didik menjadi

manusia produktif, terampil, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI

sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Untuk itu SMK Kesehatan Darussalam akan terus mengembangkan metode

pembelajaran dan kurikulumnya yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam.

Memperhatikan kondisi riil SMK Kesehatan Darussalam yang berada di

dekat pusat pemerintahan Kabupaten Semarang, maka pengembangan kurikulum

juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Juga kepercayaan masyarakat yang

semakin baik terhadap SMK Kesehatan Darussalam, terbukti pada Tahun Pelajaran

2015/2016 SMK Kesehatan Darussalam memiliki 8 rombongan belajar/kelas yang

tergabung dalam 2 Kompetensi Keahlian, yaitu Keperawatan Kesehatan (KP) dan

Analis Kesehatan (AK). Jumlah peserta didik 201 orang dengan berbagai latar

(11)

termasuk dalam kelas menengah ke bawah, sehingga dituntut pelayanan dan

pembimbingan yang lebih serius. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap

peserta didik dan stakeholder lainnya, saat ini SMK Kesehatan Darussalam didukung

oleh 19 Tenaga Guru. Hal ini tentu saja juga merupakan tantangan dan beban

tersendiri bagi sekolah untuk mewujudkan pelayanan terbaik.

Pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam tahun pelajaran

2015/2016 mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam

pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam;

2) Beban belajar bagi peserta didik pada SMK Kesehatan Darussalam yang

didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi

dan minat peserta didik;

3) Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan berdasarkan hasil revisi

kurikulum tahun 2014/2015, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,

terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana.

4) Kalender pendidikan SMK Kesehatan Darussalam disusun berdasarkan hasil

perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2015/2016.

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam menjadi acuan bagi satuan

pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan

mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum 2006

dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMK Kesehatan

Darussalam dan Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.

B. Landasan

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 dan PP Nomor 32 Tahun 2013

tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat

nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus

menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari

Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan

bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan

kurikulum 2006 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis,

(12)

1. Landasan F ilosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh

dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur

perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk

mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah

yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal

mendasar sebagai berikut.

1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan

pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun

pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama

peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik

manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai

wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani

dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu

berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk

menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani

kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan

perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial

budaya masyarakat.

2. Landasan Paedagogis

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta

didik menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah

melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian,

pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja.

Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata

(13)

sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai

warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi

SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain

meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di

pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah

kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan

pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.

3. Landasan Yuridis

1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan ayat (2) menyebutkan bahwa “Kurikukum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.

Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan

menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi

dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan

menengah;

Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah/ madrasah.

2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

mengenai Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan yang

(14)

proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan.

Pasal 77M ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa “Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum”;

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2006 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2006

8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

(15)

10) Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah : Panduan

Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK)

11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

160 Tahun 2014 tentang Perberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan

Kurikulum Tahun 2013.

14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum.

15) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012

Tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa;

16) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor :

420/03004 Tentang Perubahan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah Nomor 420/02584 Tentang Pedoman Penyusunan

Kalender Pendidikan Tahun pelajaran 2015/2016.

C. Pengertian

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama

adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan

(16)

D. Tujuan Pengembangan KTSP

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disusun agar sekolah memiliki

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar

Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam bertujuan

untuk:

1) Menyusun kurikulum sekolah yang relevan dengan standar nasional pendidikan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan,

pengaturan waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum

2006.

3) Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program

pelaksanaan kurikulum 2006 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan

berkelanjutan.

4) Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan

rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi

program.

5) Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.

6) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik

untuk lebih memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan

kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih

berhasil guna.

7) Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013

dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat

(17)

E. Prinsip Penyusunan KTSP

Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta

didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang

peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan

berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan

moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,

memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan

sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus

mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan

kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

3) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia

secara holistik yang memungkinnkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)

berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan

memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,

emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

4) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,

kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media

(18)

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan

nasional.

6) Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.

Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali

peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan

pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi.

7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat

berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak

utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan

penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual

dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara

berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

8) Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta

akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.

Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung

peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

9) Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang

sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa

yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing

serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan

(19)

10)Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan

peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan

dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan

sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa

dalam wilayah NKRI.

11)Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu

sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12)Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang

berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13)Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.

F. Prinsip Pengelolaan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari

kurikulum pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan relevansinya

oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah

koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, mengacu pada

standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP

(20)

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan

pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,

adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri

secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang

bermakna dan tepat antarsubstansi.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan atas dasar

kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara

dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan,teknologi dan seni dengan tepat. Untuk memenuhi hal tersebut

maka di SMK Kesehatan Darussalam ditambahkan pendidikan berbasis

keunggulan lokal berupa seni dan budaya sunda, dan karya tulis sebagai bekal

dasar pengetahuan dan keterampilan di perguruan tinggi.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

(21)

kerja. Oleh karena itu kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan

untuk meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan

sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang diwujudkan

dalam berbagai kegiatan, baik intra maupun ekstrakurikuler antara lain PMR dan

Gugus Depan.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan, serta kerjasama dengan

perguruan tinggi terdekat seperti Universitas Muhamadiyah Semarang dan

Ngudi Waluyo.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus

saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di SMK Kesehatan Darussalam dilaksanakan sebagai

berikut :

1) Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik untuk

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik

harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh

(22)

menyenangkan melalui kegiatan Tatap Muka (TM), Penugasan Terstruktur

(PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), pengembangan diri

baik melalui Bimbingan Karier (BK) maupun kegiatan ekstrakurikuler.

2) Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :

 Belajar untuk memahami dan menghayati .

 Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.

 Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain,dan.

 Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.

3) Melalui bimbingan guru wali yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran

dan BP/BK secara terjadwal. Setiap guru wali memiliki maksimal 22 orang

peserta didik sebagai peserta bimbingannya.

4) Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata pelajaran

disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana

peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,

terbuka dan hangat, dengan prinsip Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing madya

mangun karsa, Tut Wuri handayani.

5) Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan

teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar dan fasilitas internet.

6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk

keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang

memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam

aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,

ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan

kompetensi peserta didik.

(23)

3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian

dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan

lokal.

4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta

didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan

pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

I. Analisis SWOT

1) Kekuatan / Keunggulan Sekolah ( S= Strength)

SMK Kesehatan Darussalam adalah sekolah kejuruan berbasis

kompetensi yang didukung tenaga muda potensial dan beretos kerja tinggi.

Hal tersebut berpegaruh pada adanya semangat juang serta kedisiplinan

yang tinggi untuk melangkah maju demi mewujudkan sekolah unggulan di

Kabupaten Semarang.

Dilihat dari segi lingkungan belajar, SMK Kesehatan Darussalam

terletak di kawasan pedesaan yang jauh dari keramaian. Kondisi lingkungan

sekitar yang sejuk serta sepi menjadikan suasana belajar mengajar di kelas

menjadi nyaman. Sehingga proses transfer ilmu dari pendidik kepada

peserta didik dapat dilakukan secara optimal.

Untuk mengembangkan sekolah, SMK Kesehatan Darussalam

mempunyai luas lahan yang memadai. Dengan keadaan yang demikian,

akan mudah bagi SMK Kesehatan Darussalam untuk membangun sarana

untuk menunjang kegiatan sekolah. Lahan yang rata serta kondisi tanah

yang baik, sedikit banyak membantu untuk mengembangkan sekolah.

Sebagai satu-satunya SMK yang bergerak di bidang Kesehatan di

Kabupaten Semarang, SMK Kesehatan Darussalam memiliki berbagai

prospek yang menjanjikan. Dengan munculnya isu bahwa hanya lulusan

dari SMK Kesehatan saja yang dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi

dari bidang yang sama, menjadikan SMK Kesehatan Darussalam sebagai

sasaran utama peserta didik lulusan SMP yang ingin bekerja di bidang

(24)

beban belajar sebagai asisten perawat, tenaga laboratorium dan lain-lain

juga menjadi daya jual yang mampu menarik berbagai kalangan untuk lebih

mengenal SMK Kesehatan Darussalam.

2) Kelemahan / Kekurangan Sekolah ( W=Weakness)

Salah satu yang menghambat perkembangan SMK Kesehatan

Darussalam adalah letak sekolah yang jauh dari pusat Pemerintah Daerah

dan Dinas terkait lain, serta dari ruas jalan raya berjarak ± 1,5 Km. Dengan

keadaan yang demikian, akses menuju sekolah bagi peserta didik khususnya

sedikit menjadi masalah. Selain itu, untuk mengurus berbagai keperluan,

misalnya keperluan yang berhubungan dengan instansi lain keadaan yang

demikian tentunya akan menjadi masalah tersendiri.

Dari segi sarana dan prasarana, sekolah ini masih mempunyai

kekurangan terutama masalah sarana Laboratorium, baik laboratorium

praktik kejuruan, ataupun laboratorium umum. Tingginya harga peralatan

kesehatan dan banyaknya alat yang dibutuhkan agar sesuai dengan

perbandingan antara jumlah peserta didik dengan sarana yang ada menjadi

sebab utamanya. Untuk itu diperlukan pembangunan fisik berupa bangunan

serta penambahan alat dan bahan praktik serta alat penunjang lainnya agar

masalah ini segera dapat diatasi.

Memiliki tenaga pendidik dengan rata-rata umur yang rendah pasti

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelemahan terbesarnya

adalah mindset sebagian pendidik yang belum tertata. Ada pendidik yang

belum tahu apa saja tugas pokok dan fungsi seorang guru sehingga berulang

kali melakukan tindakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan tupoksinya.

Ada yang belum paham dengan etika yang harus seorang guru miliki,

sehingga menimbulkan tanggapan yang kurang baik dari beberapa peserta

didik.

Masalah lain yang dihadapi sekolah ini adalah berkaitan dengan

keamanan. Belum adanya pagar yang berfungsi menutup akses keluar dari

lingkungan sekolah, serta belum adanya petugas jaga menjadi alasannya.

Dengan tidak adanya batas yang jelas dengan lingkungan sekitar

(25)

di sekolah, sehingga apabila terjadi pelanggaran tata tertib, pihak sekolah

belum dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku

pelangagran. Padahal, keamanan merupakan aspek penting dari setiap

sekolah, karena akan berkaiatan langsung dengan seluruh komponen

sekolah.

3) Peluang / kesempatan Sekolah ( O= Opportunity)

Tanpa mengesampingkan berbagai kelemahan yang ada di sekolah ini,

sekolah ini tergolong sekolah yang mempunyai tekad yang kuat untuk maju

dan berkembang. Kenyataan yang terjadi di lapangan pun mengindikasikan

hal tersebut. Hal ini didasarkan dari jumlah peminat / pendaftar dari sekolah

sekitar yang cukup tinggi serta kuatnya semangat dari segenap warga

sekolah.

Selain itu, kesadaran peserta didik dan orang tua serta seluruh elemen

masyarakat sekitar juga mempunyai nilai lebih untuk mendukung sekolah

kemajuan sekolah. Karena tanpa bantuan serta dukungan dari masyarakat

sekitar mustahil sebuah institusi dapat berkembang menjadi institusi

unggulan.

Yang terakhir sebagai acuan untuk menjadikan sekolah ini

berkembang adalah peluang untuk penambahan dan pembenahan sarana dan

prasarana cukup besar. Hal ini didorong dengan luasnya lahan yang masih

tersedia, serta melihat kondisi serta minat masyarakat yang cukup besar

untuk ikut mengembangkan sekolah ini.

4) Ancaman ( T= Threat).

Setiap institusi, baik institusi pendidikan maupun institusi yang lain

tentunya mempunyai halangan atau ancaman untuk maju. Pun dengan SMK

Kesehatan Darussalam, ada sedikit ancaman untuk memajukan sekolah ini

terutama yang berkaitan dengan keadaan geografis sekolah serta yang

berkaitan dengan cuaca yang tidak diimbangi dengan pembangunan sarana

untuk mengatasi maslah tersebut.

Keadaan geografis sekolah dapat menjadi sebuah keunggulan maupun

bisa menjadi ancaman jika tidak diimbangi pembagunan sarana yang

(26)

kondisi tanah yang labil. Hal ini akan juga dipengaruhi kondisi cuaca. Cuaca

yang sering berubah sewaktu-waktu membuat kondisi sekolah menjadi sulit

untuk diprediksi. Apalagi pada saat musim penghujan. Letak sekolah yang

berada di lingkungan persawahan akan susah untuk dilalui jika terjadi hujan

karena tanah menjadi basah dan becek. Melihat kondisi yang demikian

tentunya diperlukan pembangunan sarana untuk mengatasi keadaan tersebut.

Ancaman lain yang berkaitan dengan kemajuan sekolah datang dari

masyarakat sekitar. Memang tidak bisa dipungkiri, masyarakat sekitar

mempunyai andil besar untuk kemajuan sekolah. Namun kondisi tersebut

tidak dipengaruhi kemampuan serta kesadaran warga akan pentingnya

kondisi peserta didik yang masuk ke sekolah. Masyarakat lokal terutama

masyarakat desa Gebugan ingin diutamakan untuk masuk sebagai peserta

didik di sekolah. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi sekolah jika

peserta didik - peserta didik khususnya dari masyarakat sekitar

(27)

BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan SMK

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjutdengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Umum Pendidikan

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi agar menjadi warga negara

yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan

bertanggung jawab.

3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,

memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan

efisien.

Tujuan Khusus Pendidikan

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri

sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam

program keahlian yang dipilih.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar

mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri/kelompok

(28)

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

program keahlian yang dipilih.

B. Visi SMK Kesehatan Darussalam

Menghasilkan insan kesehatan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,

profesional sesuai kompetensi, terampil, dan mandiri.

C. Misi SMK Kesehatan Darussalam

1) Pusat pendidikan menengah kejuruan kesehatan yang bermutu dan unggul

dijajarannya.

2) Memberikan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

dengan berlandaskan pada iman dan taqwa (IMTAQ).

3) Membimbing peserta didik untuk menjadi tenaga kesehatan yang

berdedikasi tinggi dan terampil melakukan pelayanan kesehatan sesuai

bidang kompetensinya.

D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam

1) Mencetak insan yang berakhlak mulia, profesional dan berjiwa sosial di

masyarakat.

2) Menghasilkan calon-calon tenaga ahli yang terampil menjadi mitra yang

membantu tenaga profesional.

3) Mencetak calon tenaga ahli yang memiliki ketrampilan hidup dan mampu

berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.

4) Mengembangkan penguasaan pengetahuan yang dicirikan dengan proses

mencari tahu untuk mampu menginterprestasikan informasi.

5) Mengembangkan keterampilan yang dicirikan dengan ketaatan pada

prosedur, efisiensi waktu, tindakan yang efektif, akurasi dan teliti.

6) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis yang dicirikan dengan ide baru,

mengkaji masalah dengan cara baru dan merencanakan penanggulangan

(29)

E. Tujuan Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

2) Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang

bertanggungjawab.

3) Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki

wawasan, pengetahuan dan seni.

4) Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

kompeten dalam :

i. Pemeriksaan urin, faces dan cairan tubuh lainnya.

ii. Pemeriksaan hematologi, bakteriologi, parasitologi, dan non patologis.

iii. Penganalisaan data hasil pemeriksaan.

5) Melatih peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi dan

memngembangkan sikap professional dalam kompetensi keahlian analis

kesehatan.

6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk

(30)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Kerangka Dasar Kurikulum

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri atas:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Kelompok mata pelajaran estetika, dan

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Mata

Pelajaran Cakupan

Mata Pelajaran/

Komponen Terkait

1. Agama dan

Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia dimaksudkan

untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia.

Akhlak mulia mencakup etika,

budi pekerti, atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan

agama.

Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan,

Pengembangan Diri,

IPA, Seni Budaya,

IPS, Penjaskes,

Matematika dan

(31)

No Kelompok Mata

kesadaran dan wawasan peserta

didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk

wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak

asasi manusia, kemajemukan

bangsa, pelestarian lingkungan

hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial,

ketaatan pada hukum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta

perilaku anti korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada

SMK dimaksudkan untuk

menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, membentuk kompetensi,

kecakapan, dan kemandirian kerja.

Bahasa Indonesia,

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika

dimaksudkan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan

Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris,

(32)

No Kelompok Mata

Pelajaran Cakupan

Mata Pelajaran/

Komponen Terkait

mengekspresikan dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dan

harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan

mengekspresikan keindahan serta

harmoni mencakup apresiasi dan

ekspresi, baik dalam kehidupan

individual sehingga mampu

menikmati dan mensyukuri hidup,

maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu

menciptakan kebersamaan yang

harmonis.

KKPI, Kejuruan

dan Muatan Lokal.

5. Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga dan kesehatan pada SMK

dimaksudkan untuk meningkatkan

potensi fisik serta membudayakan

sikap sportif, disiplin, kerja sama,

dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk

kesadaran, sikap, dan perilaku

hidup sehat yang bersifat

individual ataupun yang bersifat

kolektif kemasyarakatan seperti

keterbebasan dari perilaku seksual

bebas, kecanduan narkoba,

HIV/AIDS, demam berdarah,

muntaber, dan penyakit lain yang

potensial untuk mewabah.

Penjaskes, IPA, dan

(33)

Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta

didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan

pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

2. Struktur Kurikulum SMK/MAK

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program

kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta

mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina

yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan

dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi

sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan

mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata

pelajaran Normatif Adaptif, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan

Pengembangan Diri.

Mata pelajaran Normatif Adaptif terdiri atas Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,

IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,

Kewirausahaan, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI),

Fisika, Kimia, dan Biologi. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk

manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang

bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan

pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek

pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

(34)

lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang

diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.

Pengembangan diri bagi peserta didik SMK/MAK terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.

Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat

diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau

kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan

pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian;

(2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri

atas 1 (satu) atau lebih program keahlian; (3) setiap program keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih

kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:

1) Teknologi dan Rekayasa

2) Teknologi Informasi dan Komunikasi

3) Kesehatan

4) Agribisnis dan Agroteknologi

5) Perikanan dan Kelautan

(35)

7) Pariwisata

8) Seni Rupa dan Kriya

9) Seni Pertunjukan

Pemilihan peminatan Bidang Keahlian dilakukan saat peserta didik

mendaftar pada SMK/MAK yang menyelenggarakan program studi dimaksud.

Tabel 2 : Struktur Kurikulum dan beban belajar per minggu untuk SMK

Bidang Keahlian Kesehatan, Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan

NO MATA PELAJARAN

SEMESTER / MINGGU EFEKTIF

JML

JAM

1 2 3 4 5 6

20 18 20 10 8 20 16

A NORMATIF

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 - 2 2 192

2. Pendidikan Kewarganegaran 2 2 2 2 - 2 2 192

3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 - 2 2 192

4. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2 - 2 2 192

5. Seni Budaya 1 1 1 1 - 1 1 128

B ADAPTIF

6. Matematika 4 4 5 5 - 5 5 516

7. Bahasa Inggris 4 4 4 4 - 4 4 440

8. Ilmu Pengetahuan Alam 1 1 1 1 - 1 1 192

9. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 1 1 1 - 1 1 128

10. Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

2 2 2 2 - 2 2 202

11. Kewirausahaan 2 2 1 1 - 1 1 192

12. Fisika 2 2 2 2 - 2 2 276

13. Kimia 2 2 2 2 - 2 2 192

14. Biologi 2 2 2 2 - 2 2 192

C PRODUKTIF

(36)

Kompetensi Kejuruan 5 12 12 12 42 12 12 1044

D MUATAN LOKAL

16. Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1 1 192

E PENGEMBANGAN DIRI

Bimbingan Karir (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) 192

JUMLAH JAM/MINGGU 44 44 44 44 44 44

Keterangan :

Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam

pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau

empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap

muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari

durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan.

Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.

a. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam

tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif.

Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap

yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni

Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris,

Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan

Informasi, Kewirausahaan, Fisika, Kimia, dan Biologi. Kelompok

produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan

dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi

waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat

diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.

b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi

Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk

(37)

c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar

kompetensi atau penyelesaian beberapa kompetensi dasar dari setiap

mata pelajaran.

d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem

ganda.

e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik

di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen

dengan 36 jam pelajaran per minggu.

g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu

dalam satu tahun pelajaran.

h. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga tahun, maksimum empat

tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.

i. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan

kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi

tidak boleh kurang dari 1044 jam.

3. Penghitungan Jam Terstruktur

Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan

melalui langkah-langkah berikut ;

1) Penentuan alokasi waktu pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan

waktu pada pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM)/teori,

praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk

pratik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu

terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan

kompetensi.

2) Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS, dan PI dengan ketentuan

konversi 1 – 2 – 4

(38)

4. Penentuan Jam Prakerin

Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada

ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan sekolah

dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat dihitung dengan

langkah-langkah berikut ;

1) Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap

kompetensi yang tertuang dalam silabus

2) Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi

sehingga diperoleh jumlah angka tertentu.

3) Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan)

4) Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri.

Jumlah jam akan diambilkan dari jumlah jam terstruktur mata pelajaran

Kompetensi Kejuruan.

5. Alokasi Jam Mata Pelajaran Produktif

Program produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)

dan Kompetensi Kejuruan (KK) dengan alokasi jam 120 jam untuk DKK dan

1316 jam untuk KK.

B. Muatan Kurikulum

Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional,

muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan

pendidikan.

1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional

Muatan kurikulum untuk SMK/MAK pada tingkat nasional yang

dimuat dalam KTSP mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah.

2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah

Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP

(39)

muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan

muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik

untuk provinsi maupun kabupaten/kota.

Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan

dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang

berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan

bupati/walikota.

3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan

pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang

ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

C. Standar Kompetensi Lulusan

1. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

sesuai dengan kejuruannya. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan

Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah sebagai berikut.

1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja.

2) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan

diri serta memperbaiki kekurangannya.

3) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,

perbuatan, dan pekerjaannya.

4) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

5) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup global.

6) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,

(40)

7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

dalam pengambilan keputusan.

8) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

9) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil

yang terbaik.

10) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks.

11) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

12) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.

13) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

14) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

15) Mengapresiasi karya seni dan budaya.

16) Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

17) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkungan.

18) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

19) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat.

20) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang

lain.

21) Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara

sistematis dan estetis.

22) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan

berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

23) Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik

untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti

(41)

2. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

a) Pendidikan Agama Islam

1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi

manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar

melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna.

3. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raza dan

meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan fitnah.

4. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan

hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam.

5. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan

periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia

b) Pendidikan Kewarganegaraan

1. Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan

nasional, dan tindakan anti korupsi

3. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan,

penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di

luar negeri

4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan

NKRI

5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan

negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia

6. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional

7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai

dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

8. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan

internasional, regional, dan kerja sama global lainnya

9. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik

(42)

c) Bahasa Indonesia

Tingkat Semenjana

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan

penerimaan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis

berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari

4. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,

grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Tingkat Madia

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan

penerimaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis

berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan

4. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,

Gambar

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 6. Kriteria Ketuntasan Minimal tiap Mata Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Pembinaan, diatur dalam Pasal 3 ayat 1 huruf (c) Peraturan BPOM yaitu suatu proses sosialisasi atau edukasi terhadap bahan tambahan yang dijinkan sesuai dengan yang

Prevalensi dan Derajat Infestasi Ektoparasit pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei di Tambak Intensif dan Tradisional di Kabupaten Gresik.. Jurnal Ilmiah Perikanan

gg. Metode ini biasanya digunakan untuk menyambungkan 2 perangkat yang sama seperti komputer dengan komputer, switch dengan switch, hub dengan hub dll. Jadi jika

Putusan Nomor 242/PID/2016/PT.MDN Halaman 8 dari 9 Penuntut Umum yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan

Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor

Setelah gambaran permasalahan penelitian pada Bab Pendahuluan, selanjutnya pada Bab II Kajian Pustaka yang dimulai dengan Landasan Teori yang menjelaskan 1)

Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa dokumentasi keperawatan perencanaan yang dikerjakan oleh perawat lebih dari 50% adalah lengkap terdapat pada

Karakterisasi yang dilakukan pada strain khamir dalam percobaan ini menggunakan Karakterisasi yang dilakukan pada strain khamir dalam percobaan ini