Dokumen 1
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) KESEHATAN DARUSSALAM
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SEKOLAH : SMK KESEHATAN DARUSSALAM
BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN
PROGRAM KEAHLIAN : KEPERAWATAN
KOMEPETENSI KEAHLIAN : ANALIS KESEHATAN
SMK KESEHATAN DARUSSALAM
Jl. Syekh Penanggalan No. 5Desa Gebugan, Kec. Bergas (50552)
Telp. (024) 6926938, email: smkkesehatandarussalam@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
bersama unsur internal sekolah dan Pengawas Sekolah, serta memperhatikan
pertimbangan Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam
Bidang Keahlian Kesehatan; Program Keahlian Keperawatan; Kompetensi Keahlian
Analis Kesehatan (AK), disahkan untuk diberlakukan pada Tahun Pembelajaran
2015/ 2016.
Ditetapkan di : Bergas
Tanggal : 1 September 2015
Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Kesehatan Darussalam
Noor Komarianta, S. Pd, M. Pd Muhaimin, S. Ag
Mengetahui :
a.n Kepala Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah
Kepala Bidang Pendidikan Menengah
Dra. Aufrida Kriswati
Pembina Tk. I
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur dan terima kasih ke-Hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena dengan pertolongan dan Hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam pada Program
Keahlian Keperawatan, Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan (AK), sebagai salah
satu program dan kompetensi keahlian yang ada di sekolah kami.
SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2015/2016 menggunakan
Kurikulum 2006 secara menyeluruh untuk kelas X, XI, dan XII. Kurikulum SMK
Kesehatan Darussalam mengacu sepenuhnya pada ketentuan dan aturan Kurikulum
2006, juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Keperawatan
Kesehatan.
Penyusunan kurikulum ini merupakan revisi kurikulum sebelumnya yang
dilakukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah, serta atas masukan dari para
stakeholder sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Darussalam. Oleh karena itu kurikulum ini perlu selalu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai orientasi
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam.
Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini
secara realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Bergas, Agustus 2015
Kepala SMK Kesehatan Darussalam
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
RANGKUMAN HASIL REVISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Landasan ... 3
1. Landasan Filosofiis ... 4
2. Landasan Paedagogis ... 4
3. Landasan Yuridis ... 5
C. Pengertian ... 7
D. Tujuan Pengembangan KTSP ... 8
E. Prinsip Penyusunan KTSP ... 9
F. Prinsip Pengelolaan KTSP ... 11
G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ... 13
H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ... 14
I. Analisis SWOT ... 15
BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan SMK ... 19
B. Visi SMK Kesehatan Darussalam ... 20
C. Misi SMK Kesehatan Darussalam ... 20
D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam ... 20
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum ... 22
1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah ... 22
2. Struktur Kurikulum SMK/MAK ... 25
3. Penghitungan Jam Terstruktur ... 29
4. Penentuan Jam Prakerin ... 30
5. Alokasi Jam Mata Pelajaran Produktif ... 30
B. Muatan Kurikulum ... 30
C. Standar Kompetensi Lulusan ... 31
1. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan ... 31
2. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran ... 33
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 44
1. Standar Kompetensi ... 44
2. Kompetensi Dasar ... 46
1) SK & KD Pendidikan Agama Islam ... 47
2) SK & KD Pendidikan Kewarganegaraan ... 58
3) SK & KD Bahasa Indonesia ... 66
4) SK & KD Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ... 69
5) SK & KD Seni Budaya ... 85
6) SK & KD Matematika ... 89
7) SK & KD Bahasa Inggris ... 95
8) SK & KD Ilmu Pengetahuan Alam ... 98
9) SK & KD Ilmu Pengetahuan Sosial ... 100
10) SK & KD KKPI ... 104
11) SK & KD Kewirausahaan ... 106
12) SK & KD Fisika ... 108
13) SK & KD Kimia ... 113
14) SK & KD Biologi ... 118
15) SK & KD Dasar Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan ... 122
16) SK & KD Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan ... 123
E. Muatan Lokal ... 126
G. Pemilihan Peminatan ... 138
H. Kegiatan Pengembangan Diri ... 139
I. Pendidikan Kecakapan Hidup ... 141
J. Penilaian Hasil Belajar ... 142
K. Pengaturan Beban Belajar ... 149
L. Ketuntasan Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal) ... 150
M. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ... 153
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN A. Pengertian Silabus ... 155
B. Prinsip Pengembangan Silabus ... 155
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ... 158
D. Contoh Format Silabus ... 162
E. Pengertian RPP ... 163
F. Prinsip Pengembangan RPP ... 163
G. Komponen RPP ... 164
H. Langkah-langkah Pengembangan RPP ... 166
I. Contoh Format RPP ... 171
BAB V KALENDER PENDIDIKAN A. Permulaan Tahun Ajaran ... 174
B. Waktu Belajar ... 175
C. Libur Sekolah ... 175
RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
SMK KESEHATAN DARUSSALAM
A. KEGIATAN REVISI DAN PELAKSANAAN ANALISIS
Pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran
2015/2016 merupakan hasil revisi dan pengembangan dari kurikulum tahun pelajaran
2014/2015.
Revisi dilaksanakan dengan cara:
a. Pelaksanaan IHT dari tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan 8 Juli 2015 tentang
pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan implementasi Kurikulum 2006.
b. Rapat pleno dan pembahasan serta pelaksanaan revisi secara keseluruhan
pada tanggal 11 Juli 2015.
c. Perbaikan/Revisi/Penambahan pada keseluruhan batang tubuh dokumen 1, 2,
3 dan 4 sesuai dengan pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan Kurikulum
2006.
B. HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN
No Komponen Kurikulum 2014/2015 Kurikulum 2015/2016
No Komponen Kurikulum 2014/2015 Kurikulum 2015/2016 dengan minimal B untuk semua domain sikap, serta (B-) pengetahuan, dan keterampilan bagi kelas X dan XI.
KKM untuk setiap mata pelajaran mengacu ketentuan Kurikulum 2006 dimana pada tiap indikatornya nilai KKM dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu intake siswa, kompleksitas materi, dan daya dukung yang ada di sekolah. dan prosedural (kelas X), serta metakoginitif (kelas XI) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan tetapi jam tiap minggu bertambah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam
pelaksanaan kurikulum 2006. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target
kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.
Penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan di dunia usaha/industri yang semakin maju, karena lulusan
SMK diharapkan langsung dapat terserap di dunia kerja. Tuntutan tersebut
merupakan tantangan bagi SMK untuk mencetak tamatan yang kompenten sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan Visi, Misi dan
Tujuan SMK Kesehatan Darussalam yang mempersiapkan peserta didik menjadi
manusia produktif, terampil, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Untuk itu SMK Kesehatan Darussalam akan terus mengembangkan metode
pembelajaran dan kurikulumnya yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam.
Memperhatikan kondisi riil SMK Kesehatan Darussalam yang berada di
dekat pusat pemerintahan Kabupaten Semarang, maka pengembangan kurikulum
juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Juga kepercayaan masyarakat yang
semakin baik terhadap SMK Kesehatan Darussalam, terbukti pada Tahun Pelajaran
2015/2016 SMK Kesehatan Darussalam memiliki 8 rombongan belajar/kelas yang
tergabung dalam 2 Kompetensi Keahlian, yaitu Keperawatan Kesehatan (KP) dan
Analis Kesehatan (AK). Jumlah peserta didik 201 orang dengan berbagai latar
termasuk dalam kelas menengah ke bawah, sehingga dituntut pelayanan dan
pembimbingan yang lebih serius. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap
peserta didik dan stakeholder lainnya, saat ini SMK Kesehatan Darussalam didukung
oleh 19 Tenaga Guru. Hal ini tentu saja juga merupakan tantangan dan beban
tersendiri bagi sekolah untuk mewujudkan pelayanan terbaik.
Pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam tahun pelajaran
2015/2016 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam;
2) Beban belajar bagi peserta didik pada SMK Kesehatan Darussalam yang
didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi
dan minat peserta didik;
3) Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2014/2015, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,
terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana.
4) Kalender pendidikan SMK Kesehatan Darussalam disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2015/2016.
Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan
mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum 2006
dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMK Kesehatan
Darussalam dan Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.
B. Landasan
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 dan PP Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat
nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus
menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari
Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan
bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan
kurikulum 2006 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis,
1. Landasan F ilosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk
mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah
yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal
mendasar sebagai berikut.
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik
manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai
wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani
dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu
berubah.
Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk
menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani
kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan
perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial
budaya masyarakat.
2. Landasan Paedagogis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta
didik menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian,
pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja.
Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata
sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai
warganegara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi
SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain
meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di
pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah
kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.
3. Landasan Yuridis
1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan ayat (2) menyebutkan bahwa “Kurikukum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan
menengah;
Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/ madrasah.
2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
mengenai Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan yang
proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan.
Pasal 77M ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa “Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum”;
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2006 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2006
8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
10) Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah : Panduan
Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)
11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Perberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum Tahun 2013.
14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum.
15) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012
Tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa;
16) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor :
420/03004 Tentang Perubahan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah Nomor 420/02584 Tentang Pedoman Penyusunan
Kalender Pendidikan Tahun pelajaran 2015/2016.
C. Pengertian
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
D. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam disusun agar sekolah memiliki
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam bertujuan
untuk:
1) Menyusun kurikulum sekolah yang relevan dengan standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan,
pengaturan waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum
2006.
3) Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program
pelaksanaan kurikulum 2006 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
berkelanjutan.
4) Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan
rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi
program.
5) Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.
6) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik
untuk lebih memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan
kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih
berhasil guna.
7) Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013
dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat
E. Prinsip Penyusunan KTSP
Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,
memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan
sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus
mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
3) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinnkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
5) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
6) Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
8) Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9) Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing
serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
10)Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
11)Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12)Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13)Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
F. Prinsip Pengelolaan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah
koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, mengacu pada
standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni dengan tepat. Untuk memenuhi hal tersebut
maka di SMK Kesehatan Darussalam ditambahkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal berupa seni dan budaya sunda, dan karya tulis sebagai bekal
dasar pengetahuan dan keterampilan di perguruan tinggi.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kerja. Oleh karena itu kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan
untuk meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang diwujudkan
dalam berbagai kegiatan, baik intra maupun ekstrakurikuler antara lain PMR dan
Gugus Depan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan, serta kerjasama dengan
perguruan tinggi terdekat seperti Universitas Muhamadiyah Semarang dan
Ngudi Waluyo.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di SMK Kesehatan Darussalam dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik
harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
menyenangkan melalui kegiatan Tatap Muka (TM), Penugasan Terstruktur
(PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), pengembangan diri
baik melalui Bimbingan Karier (BK) maupun kegiatan ekstrakurikuler.
2) Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :
Belajar untuk memahami dan menghayati .
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain,dan.
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
3) Melalui bimbingan guru wali yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran
dan BP/BK secara terjadwal. Setiap guru wali memiliki maksimal 22 orang
peserta didik sebagai peserta bimbingannya.
4) Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata pelajaran
disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka dan hangat, dengan prinsip Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing madya
mangun karsa, Tut Wuri handayani.
5) Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar dan fasilitas internet.
6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
I. Analisis SWOT
1) Kekuatan / Keunggulan Sekolah ( S= Strength)
SMK Kesehatan Darussalam adalah sekolah kejuruan berbasis
kompetensi yang didukung tenaga muda potensial dan beretos kerja tinggi.
Hal tersebut berpegaruh pada adanya semangat juang serta kedisiplinan
yang tinggi untuk melangkah maju demi mewujudkan sekolah unggulan di
Kabupaten Semarang.
Dilihat dari segi lingkungan belajar, SMK Kesehatan Darussalam
terletak di kawasan pedesaan yang jauh dari keramaian. Kondisi lingkungan
sekitar yang sejuk serta sepi menjadikan suasana belajar mengajar di kelas
menjadi nyaman. Sehingga proses transfer ilmu dari pendidik kepada
peserta didik dapat dilakukan secara optimal.
Untuk mengembangkan sekolah, SMK Kesehatan Darussalam
mempunyai luas lahan yang memadai. Dengan keadaan yang demikian,
akan mudah bagi SMK Kesehatan Darussalam untuk membangun sarana
untuk menunjang kegiatan sekolah. Lahan yang rata serta kondisi tanah
yang baik, sedikit banyak membantu untuk mengembangkan sekolah.
Sebagai satu-satunya SMK yang bergerak di bidang Kesehatan di
Kabupaten Semarang, SMK Kesehatan Darussalam memiliki berbagai
prospek yang menjanjikan. Dengan munculnya isu bahwa hanya lulusan
dari SMK Kesehatan saja yang dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi
dari bidang yang sama, menjadikan SMK Kesehatan Darussalam sebagai
sasaran utama peserta didik lulusan SMP yang ingin bekerja di bidang
beban belajar sebagai asisten perawat, tenaga laboratorium dan lain-lain
juga menjadi daya jual yang mampu menarik berbagai kalangan untuk lebih
mengenal SMK Kesehatan Darussalam.
2) Kelemahan / Kekurangan Sekolah ( W=Weakness)
Salah satu yang menghambat perkembangan SMK Kesehatan
Darussalam adalah letak sekolah yang jauh dari pusat Pemerintah Daerah
dan Dinas terkait lain, serta dari ruas jalan raya berjarak ± 1,5 Km. Dengan
keadaan yang demikian, akses menuju sekolah bagi peserta didik khususnya
sedikit menjadi masalah. Selain itu, untuk mengurus berbagai keperluan,
misalnya keperluan yang berhubungan dengan instansi lain keadaan yang
demikian tentunya akan menjadi masalah tersendiri.
Dari segi sarana dan prasarana, sekolah ini masih mempunyai
kekurangan terutama masalah sarana Laboratorium, baik laboratorium
praktik kejuruan, ataupun laboratorium umum. Tingginya harga peralatan
kesehatan dan banyaknya alat yang dibutuhkan agar sesuai dengan
perbandingan antara jumlah peserta didik dengan sarana yang ada menjadi
sebab utamanya. Untuk itu diperlukan pembangunan fisik berupa bangunan
serta penambahan alat dan bahan praktik serta alat penunjang lainnya agar
masalah ini segera dapat diatasi.
Memiliki tenaga pendidik dengan rata-rata umur yang rendah pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelemahan terbesarnya
adalah mindset sebagian pendidik yang belum tertata. Ada pendidik yang
belum tahu apa saja tugas pokok dan fungsi seorang guru sehingga berulang
kali melakukan tindakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan tupoksinya.
Ada yang belum paham dengan etika yang harus seorang guru miliki,
sehingga menimbulkan tanggapan yang kurang baik dari beberapa peserta
didik.
Masalah lain yang dihadapi sekolah ini adalah berkaitan dengan
keamanan. Belum adanya pagar yang berfungsi menutup akses keluar dari
lingkungan sekolah, serta belum adanya petugas jaga menjadi alasannya.
Dengan tidak adanya batas yang jelas dengan lingkungan sekitar
di sekolah, sehingga apabila terjadi pelanggaran tata tertib, pihak sekolah
belum dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku
pelangagran. Padahal, keamanan merupakan aspek penting dari setiap
sekolah, karena akan berkaiatan langsung dengan seluruh komponen
sekolah.
3) Peluang / kesempatan Sekolah ( O= Opportunity)
Tanpa mengesampingkan berbagai kelemahan yang ada di sekolah ini,
sekolah ini tergolong sekolah yang mempunyai tekad yang kuat untuk maju
dan berkembang. Kenyataan yang terjadi di lapangan pun mengindikasikan
hal tersebut. Hal ini didasarkan dari jumlah peminat / pendaftar dari sekolah
sekitar yang cukup tinggi serta kuatnya semangat dari segenap warga
sekolah.
Selain itu, kesadaran peserta didik dan orang tua serta seluruh elemen
masyarakat sekitar juga mempunyai nilai lebih untuk mendukung sekolah
kemajuan sekolah. Karena tanpa bantuan serta dukungan dari masyarakat
sekitar mustahil sebuah institusi dapat berkembang menjadi institusi
unggulan.
Yang terakhir sebagai acuan untuk menjadikan sekolah ini
berkembang adalah peluang untuk penambahan dan pembenahan sarana dan
prasarana cukup besar. Hal ini didorong dengan luasnya lahan yang masih
tersedia, serta melihat kondisi serta minat masyarakat yang cukup besar
untuk ikut mengembangkan sekolah ini.
4) Ancaman ( T= Threat).
Setiap institusi, baik institusi pendidikan maupun institusi yang lain
tentunya mempunyai halangan atau ancaman untuk maju. Pun dengan SMK
Kesehatan Darussalam, ada sedikit ancaman untuk memajukan sekolah ini
terutama yang berkaitan dengan keadaan geografis sekolah serta yang
berkaitan dengan cuaca yang tidak diimbangi dengan pembangunan sarana
untuk mengatasi maslah tersebut.
Keadaan geografis sekolah dapat menjadi sebuah keunggulan maupun
bisa menjadi ancaman jika tidak diimbangi pembagunan sarana yang
kondisi tanah yang labil. Hal ini akan juga dipengaruhi kondisi cuaca. Cuaca
yang sering berubah sewaktu-waktu membuat kondisi sekolah menjadi sulit
untuk diprediksi. Apalagi pada saat musim penghujan. Letak sekolah yang
berada di lingkungan persawahan akan susah untuk dilalui jika terjadi hujan
karena tanah menjadi basah dan becek. Melihat kondisi yang demikian
tentunya diperlukan pembangunan sarana untuk mengatasi keadaan tersebut.
Ancaman lain yang berkaitan dengan kemajuan sekolah datang dari
masyarakat sekitar. Memang tidak bisa dipungkiri, masyarakat sekitar
mempunyai andil besar untuk kemajuan sekolah. Namun kondisi tersebut
tidak dipengaruhi kemampuan serta kesadaran warga akan pentingnya
kondisi peserta didik yang masuk ke sekolah. Masyarakat lokal terutama
masyarakat desa Gebugan ingin diutamakan untuk masuk sebagai peserta
didik di sekolah. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi sekolah jika
peserta didik - peserta didik khususnya dari masyarakat sekitar
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan SMK
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjutdengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Umum Pendidikan
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi agar menjadi warga negara
yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab.
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
Tujuan Khusus Pendidikan
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam
program keahlian yang dipilih.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar
mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri/kelompok
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
B. Visi SMK Kesehatan Darussalam
Menghasilkan insan kesehatan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
profesional sesuai kompetensi, terampil, dan mandiri.
C. Misi SMK Kesehatan Darussalam
1) Pusat pendidikan menengah kejuruan kesehatan yang bermutu dan unggul
dijajarannya.
2) Memberikan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dengan berlandaskan pada iman dan taqwa (IMTAQ).
3) Membimbing peserta didik untuk menjadi tenaga kesehatan yang
berdedikasi tinggi dan terampil melakukan pelayanan kesehatan sesuai
bidang kompetensinya.
D. Tujuan Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam
1) Mencetak insan yang berakhlak mulia, profesional dan berjiwa sosial di
masyarakat.
2) Menghasilkan calon-calon tenaga ahli yang terampil menjadi mitra yang
membantu tenaga profesional.
3) Mencetak calon tenaga ahli yang memiliki ketrampilan hidup dan mampu
berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.
4) Mengembangkan penguasaan pengetahuan yang dicirikan dengan proses
mencari tahu untuk mampu menginterprestasikan informasi.
5) Mengembangkan keterampilan yang dicirikan dengan ketaatan pada
prosedur, efisiensi waktu, tindakan yang efektif, akurasi dan teliti.
6) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis yang dicirikan dengan ide baru,
mengkaji masalah dengan cara baru dan merencanakan penanggulangan
E. Tujuan Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
2) Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang
bertanggungjawab.
3) Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat, memiliki
wawasan, pengetahuan dan seni.
4) Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten dalam :
i. Pemeriksaan urin, faces dan cairan tubuh lainnya.
ii. Pemeriksaan hematologi, bakteriologi, parasitologi, dan non patologis.
iii. Penganalisaan data hasil pemeriksaan.
5) Melatih peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi dan
memngembangkan sikap professional dalam kompetensi keahlian analis
kesehatan.
6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dan
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran/
Komponen Terkait
1. Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan
agama.
Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan,
Pengembangan Diri,
IPA, Seni Budaya,
IPS, Penjaskes,
Matematika dan
No Kelompok Mata
kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
SMK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia,
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan
Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris,
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran/
Komponen Terkait
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
KKPI, Kejuruan
dan Muatan Lokal.
5. Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada SMK
dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama,
dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual
bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.
Penjaskes, IPA, dan
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta
didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
2. Struktur Kurikulum SMK/MAK
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina
yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi
sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan
mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata
pelajaran Normatif Adaptif, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri.
Mata pelajaran Normatif Adaptif terdiri atas Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,
IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
Kewirausahaan, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI),
Fisika, Kimia, dan Biologi. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang
bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang
diselenggarakan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.
Pengembangan diri bagi peserta didik SMK/MAK terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat
diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau
kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan
pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian;
(2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri
atas 1 (satu) atau lebih program keahlian; (3) setiap program keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih
kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
1) Teknologi dan Rekayasa
2) Teknologi Informasi dan Komunikasi
3) Kesehatan
4) Agribisnis dan Agroteknologi
5) Perikanan dan Kelautan
7) Pariwisata
8) Seni Rupa dan Kriya
9) Seni Pertunjukan
Pemilihan peminatan Bidang Keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK yang menyelenggarakan program studi dimaksud.
Tabel 2 : Struktur Kurikulum dan beban belajar per minggu untuk SMK
Bidang Keahlian Kesehatan, Kompetensi Keahlian Analis Kesehatan
NO MATA PELAJARAN
SEMESTER / MINGGU EFEKTIF
JML
JAM
1 2 3 4 5 6
20 18 20 10 8 20 16
A NORMATIF
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 - 2 2 192
2. Pendidikan Kewarganegaran 2 2 2 2 - 2 2 192
3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 - 2 2 192
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2 2 - 2 2 192
5. Seni Budaya 1 1 1 1 - 1 1 128
B ADAPTIF
6. Matematika 4 4 5 5 - 5 5 516
7. Bahasa Inggris 4 4 4 4 - 4 4 440
8. Ilmu Pengetahuan Alam 1 1 1 1 - 1 1 192
9. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 1 1 1 - 1 1 128
10. Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
2 2 2 2 - 2 2 202
11. Kewirausahaan 2 2 1 1 - 1 1 192
12. Fisika 2 2 2 2 - 2 2 276
13. Kimia 2 2 2 2 - 2 2 192
14. Biologi 2 2 2 2 - 2 2 192
C PRODUKTIF
Kompetensi Kejuruan 5 12 12 12 42 12 12 1044
D MUATAN LOKAL
16. Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1 1 192
E PENGEMBANGAN DIRI
Bimbingan Karir (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) 192
JUMLAH JAM/MINGGU 44 44 44 44 44 44
Keterangan :
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau
empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap
muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari
durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan.
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.
a. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam
tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif.
Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap
yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni
Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi, Kewirausahaan, Fisika, Kimia, dan Biologi. Kelompok
produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan
dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.
Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi
waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat
diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk
c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar
kompetensi atau penyelesaian beberapa kompetensi dasar dari setiap
mata pelajaran.
d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem
ganda.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik
di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen
dengan 36 jam pelajaran per minggu.
g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu
dalam satu tahun pelajaran.
h. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga tahun, maksimum empat
tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.
i. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan
kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi
tidak boleh kurang dari 1044 jam.
3. Penghitungan Jam Terstruktur
Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan
melalui langkah-langkah berikut ;
1) Penentuan alokasi waktu pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan
waktu pada pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM)/teori,
praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk
pratik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu
terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan
kompetensi.
2) Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS, dan PI dengan ketentuan
konversi 1 – 2 – 4
4. Penentuan Jam Prakerin
Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada
ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan sekolah
dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat dihitung dengan
langkah-langkah berikut ;
1) Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap
kompetensi yang tertuang dalam silabus
2) Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi
sehingga diperoleh jumlah angka tertentu.
3) Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan)
4) Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri.
Jumlah jam akan diambilkan dari jumlah jam terstruktur mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan.
5. Alokasi Jam Mata Pelajaran Produktif
Program produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
dan Kompetensi Kejuruan (KK) dengan alokasi jam 120 jam untuk DKK dan
1316 jam untuk KK.
B. Muatan Kurikulum
Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional,
muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan
pendidikan.
1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional
Muatan kurikulum untuk SMK/MAK pada tingkat nasional yang
dimuat dalam KTSP mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah.
2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP
muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan
muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik
untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan
dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang
berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.
3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan
pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
C. Standar Kompetensi Lulusan
1. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yaitu
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah sebagai berikut.
1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
2) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan
diri serta memperbaiki kekurangannya.
3) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya.
4) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
5) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global.
6) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
8) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
10) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
11) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
12) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
13) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
14) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
15) Mengapresiasi karya seni dan budaya.
16) Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
17) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
18) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
19) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
20) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang
lain.
21) Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.
22) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
23) Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik
untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti
2. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
a) Pendidikan Agama Islam
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi
manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar
melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna.
3. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raza dan
meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan fitnah.
4. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan
hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam.
5. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan
periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia
b) Pendidikan Kewarganegaraan
1. Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan
nasional, dan tindakan anti korupsi
3. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan,
penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di
luar negeri
4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan
NKRI
5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan
negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia
6. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional
7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
8. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan
internasional, regional, dan kerja sama global lainnya
9. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik
c) Bahasa Indonesia
Tingkat Semenjana
1. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan
penerimaan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,
grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Tingkat Madia
1. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan
penerimaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,