• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM 2013 SDN KARYAMUKTI 2 2016 2017 FIX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KURIKULUM 2013 SDN KARYAMUKTI 2 2016 2017 FIX"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM 2013

SEKOLAH DASAR NEGERI KARYAMUKTI 2

JLN. RAYA CIBALONG NO. 222

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

KURIKULUM 2013

SD NEGERI KARYAMUKTI 2 KECAMATAN CIBALONG

KABUPATEN GARUT

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum 2013 SD Negeri Karyamukti 2 Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2016/2017.

Ditetapkan di : Cibalong

Tanggal : 18 Juli 2016

Menyetujui, Ketua Komite Sekolah

E. Sutisna

Kepala SD N Karyamukti 2 Kecamatan Cibalong

Maman, S.Pd NIP. 19660624 198803 1 004

Mengetahui

Kepala UPTD. Pendidikan Kecamatan Cibalong

Umen Herdiana , S.Pd

(3)

KATA PENGANTAR

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini, di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan yang berlangsung terus menerus. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi respon terhadap berbagai permasalahan serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Keadaan ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk di dalamnya penyempurnaan kurikulum.

Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 atas perubahan dari Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan antara lain berkenaan dengan standar isi, proses, kompetensi lulusan, dan penetapan kerangka dasar serta struktur kurikulum oleh pemerintah.

Upaya penyempurnaan kurikulum ini dilakukan guna mewujudkan peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan untuk mengikuti dengan tuntutan perkembangan negara-negara maju.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Selain dari pada itu, dalam penyusunan Kurikulum 2013 perlu mengakomodasi penerapan pembelajaran integratif yang sudah mulai dilaksanakan sejak ditetapkan secara serentak mulai bulan Juli 2013, sehingga dengan penyusunan Kurikulum 2013 memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi peserta didik.

(4)

DAFTAR ISI

B. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013……… C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ... D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013... E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 2013……… F. Pengertian Istilah ... BAB II TUJUAN, VISI, MISI SEKOLAH ………. ...

A. Tujuan Pendidikan Dasar ... B. Visi Sekolah ... C. Misi Sekolah

………...

D. Tujuan Sekolah ... BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ...

A. Struktur Kurikulum ... B. Muatan Kurikulum ... 1. Mata Pelajaran dan Tujuan ... 2. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ……… 3. Muatan Lokal ... 4. Pengembangan Diri ………... 5. Pengaturan Beban Belajar ... 6. Ketuntasan Belajar ... 7. Kenaikan Kelas ... 8. Penentuan Kelulusan ... 9. Pendidikan Kecakapan hidup ... 10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ……… BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ...

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi berdampak pada perubahan paradigma diberbagai bidang kegiatan praktek penyelenggaraan pemerintahan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini mendorong terjadinya perubahan dari aspek pendidikan termasuk Kurikulum.Pengaruh perubahan tersebut juga berimbas terhadap kurikulum sekolah dasar, sehingga memunculkan pemikiran-pemikiran baru yang inovatif, komitmen dari tri pusat pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional,” dan ayat (2) menyebutkan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.” Pasal 38 ayat (2) menyatakan bahwa “Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan Komite Sekolah/ madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan. Sejak keluarnya PP. No. 19 Tahun 2005 secara resmi penyusunan kurikulum menjadi tanggung jawab setiap satuan pendidikan (sekolah dan madrasah) , namun dengan keluarnya Kurikulum 2013 maka untuk Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kelulusan ada perubahan.

(6)

(psikomotor), Untuk pendidikan dasar bertujuan meletakkan dasar kepribadian, akhlak mulia kecerdasan, pengetahuan, dan ketrampilan sebagai bekal untuk hidup mandiri serta Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan secara efektif; (d) belajar untuk bekerjasama dan berguna untuk orang lain; (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.

Rasional Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal

(7)

dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan saintefik

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

(8)

7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa; pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

8) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

e. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

B. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum 2013 :

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor Republik Indonesia 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

(9)

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

6. Permendikbud Nomor 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/ Kota atas perubahan Peraturan Merntri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010.

7. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan Dasar dan Menengah atas perubahan Peraturan Mentri Perndidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006.

8. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah atas perubahan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

9. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah atas perubahan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007.

10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian atas perubahan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007.

11. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah .

12. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku teks dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 :

Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Karyamukti 2 Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut disusun bertujuan :

1. Menjadikan Kurikulum yang sesuai dengan potensi karakteristik, sosial budaya masyarakat, dan peserta didik.

2. Sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

(10)

4. Menciptakan pembelajaran efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan melalui pendekatan scaintifik.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kurikulum adalah kurikulum satu satuan pendidikan atau jenjang pendidikan, dan bukan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. 2. Berdasarkan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

(11)

4. Kurikulum berdasarkan prinsip bahwa setiap sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk KD dapat dipelajari dan dikuasai setiap siswa (mastery learning), sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan, kurikulum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, ketrampilan dan pengetahuan), beragam program sesuai dengan minat peserta didik, dan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan awal dan minat peserta didik.

6. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti, memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalah di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

(12)

10. Berdasarkan kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, SK/KD dan silabus. Kepentingan daerah untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhineka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok siswa. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 2013

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum 2013 didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

2. Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menegakkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan pembelajaran tematik integratif.

3. Pelaksanaan kurikulum 2013 memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

4. Kurikulum 2013 dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada.

5. Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

(13)

7. Kurikulum 2013 yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

F. Pengertian Istilah

1. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

2. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari organisasi kompetensi, struktur kurikulum, dan beban belajar, kompetensi inti, kompetensi dasar, kalender pendidikan, dan silabus.

3. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya kompetisi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik tematik integratif dengan pendekatan scintifik maupun mata pelajaran secara lengkap terlampir pada dokumen II.

BAB II

TUJUAN , VISI, DAN MISI SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Nasional

(14)

B. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar akhlak, kepribadian, pengetahuan, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

C. Visi Sekolah

Adapun visi SDN. Karyamukti 2 UPTD. Pendidikan Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut mencakup ”Terwujudnya peserta didik yang akhlaqul karimah, sehat, cerdas, dan berkarya”. Dalam mewujudkan visi sekolah tersebut, berbagai pembenahan telah dilakukan, diantaranya

1. pembenahan sarana dan prasarana; 2. pembenahan adminitrasi;

3. pembenahan mental guru, karyawan, dan peserta didik.

D. Misi Sekolah :

Untuk mencapai visi sekolah tersebut yang termasukprinsip ”3 Ter” terdepan, terbaik, dan terpercaya, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis. Berikut misi SDN. Karyamukti 2 UPTD. Pendidikan Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut yang dirumuskan berdasarkan visi sekolah.

1. Menanmakan keyakinan terhadap Allah SWT dan perilaku yang dicontohkan Rosulullah SAW;

2. Menanamkan kesadaran pentingnya hidup sehat dan linmgkungan yang sehat; 3. Terlaksananya program akademik yang konsisten yang sesuai dengan IPTEK dan

IMTAQ;

4. Terlaksananya program ekstra kurikuler yang unggul dan manfaat; 5. Terwujudnya kinerja guru dan tenaga kependidikan yang professional; 6. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan;

7. Mengembangkan hasil karya yang dimiliki peserta didik.

E. Tujuan Sekolah.

(15)

Marujuk pada tujuan poendidikan dasar tersebut maka tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi, dan misi sekolah. Berdasarkan visi dan misi tersebut, dapat dijabarkan tujuan SDN. Karyamukti 2 UPTD. Pendidikan Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut adalah sebagai berikut.

1. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil dari proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan;

2. Meraih prestasi akademik maupun nonakademik minimal tingkat kecamatan atau kabupaten;

3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang SMP/MTs dan atau pun yang sderajat;

4. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di masyarakat lingkungan sekitar; 5. Menjadi sekolah yang banyak diminati masyarakat;

6. Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam perolehan nilai UAN; 7. Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam persaingan secara global; 8. Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam pelayanan.

Secara berkelanjutan, tujuan sekolah tersebut akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan dalam kurun waktu tertentu secara berkala untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat (20) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran, yaitu meliputi :

Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.

Mata pelajaran terdiri atas:

(16)

- Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) dikembangkan dalam kegiatan intra kurikuler. Sedangkan kegiatan pembelajaran lain dikembangkan dalam extra kurikuler.

Kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan terdapat dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD/MI dan SMP/MTS.

Struktur Kurikulum SD/MI

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI Kelas I dan IV masing-masing 32 dan 38 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit.Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH DASAR TH PELAJARAN 2016/2017

A. Struktur Kurikulum :

NO KOMPONEN KELAS

Kelompok A. I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

22

5 6

28

4 4

3 Bahasa Indonesia 9 10 7 7

4 Matematika 6 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3

(17)

Kelompok B -

-1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4

2 Pendidikan Jasmani, olah

raga, dan kesehatan 4 4 4 4 4 4

3 Mulok

a. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2

b. Bahasa Inggris 2)* 2)* 2 2 2

c. PLH 2)* 2)* 2 2 2

Jumlah 32 34 36 4

2 42 42

Keterangan :

: Belum dilaksanakan Kurikulum 2013, masih Kurikulum KTSP 2006.

2)* : Tidak termasuk dalam penghitungan jam pembelajaran efektif ( masuk dalam pengembangan diri)

 1 jam pelajaran alokasi waktunya 35 menit

 Sekolah memasukkan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam semua mata pelajaran yang relevan dengan nilai-nilai yang dikembangkan, serta pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan dan sesuai karakteristik daerah yaitu teknologi komunikasi dan pariwisata.

 Tambahan jam pelajaran untuk kelas I, dan IV 2 jam pelajaran untuk muatan lokal Bahasa Sunda

Keterangan untuk kelas I dan IV

 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur

kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Drum Band, Olahraga, Kesenian (seni lukis, dan seni tari), dan TIK/Komputer.

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi KD IPA dan IPS adalah berdasarkan keterdekatan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten.

(18)

Agama, PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan (statutory).

 Bahasa Sunda sebagai muatan lokal diajarkan secara terpisah karena daerah

merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan menambah 2 jam pelajaran per minggu sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa mengamanatkan bahwa mata pelajaran Bahasa Sunda wajib diajarkan di Sekolah.

 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per

minggu untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah

minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pembelajaran di kelas 1 dan kelas 4 dilaksanakan dengan pendekatan

Tematik-Terpadu berbasis scientifik.

Struktur dan muatan Kurikulum SD Negeri Karyamukti 2 pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam standar isi, meliputi 2 kelompok pelajaran, untuk kelas 1 dan 4 adalah sebagai berikut:

Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

(19)

Kompetensi Inti Kelas I, dan IV Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah

KOMPETENSI INTI

KELAS I KOMPETENSI INTIKELAS IV

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima,menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya .

2.Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.

3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3.Memahami pengetahuan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. 4.Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

(20)

mulia.

B. Muatan Kurikulum

1. Mata pelajaran

a. Pendidikan Agama meliputi : Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katholik, Agama Hindu dan Agama Budha mengingat kondisi sosial budaya masyarakat di lingkungan sekitar sekolah.

Tujuan:

 Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia.

 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa sesuai dengan

keyakinan agamanya masing-masing . b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Meliputi : Kewarganegaraan, Kepribadian, dan Pancasila.

Tujuan :

 Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup

berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman persatuan dan kesatuan.

c. Bahasa Indonesia

Meliputi aspek Berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Tujuan :

 Membina ketrampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat

menggunakan bahasa sebagai dan sarana pemahaman terhadap IPTEK.

d. Matematika

Meliputi : Berhitung, geometri, dan pengukuran, pengolahan data. Tujuan :

 Memberikan pemahaman logoka dan kemampuan dasar matematika

dalam rangka penguasaan IPTEK.

e. Ilmu Pengetahuan Alam

(21)

Tujuan :

 Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk

menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.

f. Ilmu pengetahuan Sosial

Meliputi :Sejarah, ekonomi dan geografi. Tujuan :

 Memberikan pengetahuan sosio cultural masyarakat yang majemuk,

mengembangkan kesadaran hidup masyarakat, serta memiliki ketrampilan hidup secara mandiri.

g. Seni Budaya dan Ketrampilan.

Meliputi :Seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Tujuan :

 Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni

budaya nasional.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Tujuan :

 Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan

ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab, disiplin dan percaya diri pada siswa.

i. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Tujuan:

 Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

 Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

 Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

(22)

 Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajara yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

2. Pendidikan Karakter Bangsa

Dalam upaya pembentukan watak,sikap, dan kepribadian peserta didik sangat diperlukan pendidikan karakter bangsa. Sehingga dalam pembelajaran sehari-hari guru dituntut untuk memasukan muatan pendidikan karakter bangsa pada setiap muatan pelajaran.Terlebih SD Negeri Karyamukti 2 telah mengangkat pendidikan karakter sebagai program unggulan sekolah. Adapun nilai karakter yang dikembangkan ada 6 antara lain iman dan taqwa,kejujuran,kedisiplinan,tanggung jawab,cerdas/giat belajar dan kebersamaan.Implementasi pelaksanaannya dilakukan pada kegiatan pembelajaran,pembiasaan,dan pengembangan diri/ekstra kurikuler.Sebagai alat pengendali perilaku atau rekam jejak kesalahan yang dilakukan,siswa diberlakukan memakai kartu karakter pada saat kegiatan tersebut.

a. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

No Deskripsi

Karakter Karakter Bangsa

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, sikap, dan tindakan orang lain yangberbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

(23)

tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasikan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7 Mandiri Sikap dan perillaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9 Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10 Semangat Kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11 Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12 Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/ Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabakan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

(24)

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya diam lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

b. Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Tujuan Pencapaian

No Deskripsi Karakter

Tujuan Pencapaian

1 Religius Tujuan :

 Menanamkan kebiasaan hidup yang selalu

menjalankan setiap amal ketaatan serta menanamkan sikap peduli sesama dan menjadikan kegiatan itu semua menjadi sebuah kebiasaan hidup

2 Jujur Tujuan :

 Melatih kejujuran serta menanamkan sikap

saling mempercayai dan berani menyampaikan pendapat.

3 Toleransi Tujuan :

 Menanamkan sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tujuan :

 Menanamkan dan melatih agar selalu tepat

(25)

peraturan yang telah disepakati. 5 Kerja Keras Tujuan :

 Mengisi kegiatan-kegiatan mendidik, serta

menjalankan tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawabnya dengan penuh

kesungguhan. 6 Kreatif Tujuan :

 Mengembangkan apresiasi bakat yang

dimiliki serta menyalurkan ide-ide yang telah dimiliki unukdiaplikasikan dalam bentuk media.

7 Mandiri Tujuan :

 Menanamkan untuk membiasakan tidak

mudah tergantung kepada orang lain sebelum dirinya sendiri berusaha dengan penuh kesungguhan.

8 Demokratis Tujuan :

 Menanamkan sikap berani mengutarakan

pendapat disertai pengambilan keputusan dengan penuh tanggungjawab serta memiliki sikap kerja sama yang kuat.

9 Rasa Ingin Tahu Tujuan :

 Menjadikan sikap berani untuk menayakan

hal-hal yang belum dipahami serta mampu melakukan eksperimen.

10 Semangat Kebangsaan

Tujuan :

 Menanamkan sikap cinta terhadap bangsa dan

negara serta berjiwa nasiolaisme yang kokoh. 11 Cinta Tanah Air Tujuan :

 Menjadikan kegiatan keseharian bercirikan

budaya bangsa serta mengetahui aneka ragam kebudayaan yang ada.

12 Menghargai Prestasi

Tujuan :

(26)

anak lebih semangat dan lebih berkreasi. 13 Bersahabat/Komu

nikatif

Tujuan :

 Menanamkan sikap saling menghargai serta

kekeluargaan antar teman serta menghargai orang lain.

14 Cinta Damai Tujuan :

 Menanamkan sikap tolong-menolong serta

rasa persaudaraan dan memiliki tanggungjawab terhadap kebersamaan.

15 Gemar Membaca Tujuan :

 Mengenalkan serta membiasakan kegiatan

membaca menjadi menu yang wajib untuk dikonsumsi setiap hari.

16 Peduli Lingkungan

Tujuan :

 Menanamkan sikap mejaga dan merawat

terhadap lingkungan serta menjadikan itu semua sebagi salah satu sikap yang wajib dimiliki.

17 Peduli Sosial Tujuan :

 Menanamkan pentingnya saling merasakan

keadaan disekitar kita dasn menjadikan sikap yang peka terhadap keadaan sosial.

18 Tanggungjawab Tujuan :

 Menanamkan sikap penuh tanggungjawab

dalam pengaplikasian di kehidupannya.

3. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

(27)

a. Bahasa Sunda (Muatan Lokal Provinsi Jawa Barat)

Mata pelajaran Bahasa Sunda bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kemampuan berBahasa Sunda baik lisan maupun tulisan dalam rangka melestarikan Bahasa Sunda.

b. Bahasa Inggris (Muatan Lokal Kabupaten Garut)

Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di SD adalah:

Membina ketrampilan berbahasa dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menyongsong era globalisasi.

c. TIK/ Komputer / PLH? (Muatan Lokal Pilihan Sekolah) Tujuan:

Materi pelajaran TIK/ Komputer bertujuan untuk membentuk siswa agar:

1) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajarinya sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat .

2) Memotivasi siswa untuk dapat beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan percaya diri.

3) Mengembangkan potensi kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja dan berbagai sktivitas lainya.

4) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar dan bekerjasama/.

4. Pengembangan Diri

(28)

Kegiatan pengembangan diri secara terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya, melalui:

4) Wawasan dan perencanaan karir.

b. Kegiatan melalui ekstrakurikuler, yang meliputi: 1. Ekstrakurikuler wajib:

a) Kepramukaan, maksud dan tujuan kegiatan kepramukaan antara lain: 1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi.

2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri. 3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup. 4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain. 5) Memiliki sikap kerjasama kelompok.

2. Ekstrakurikuler Pilihan:

a) Olah Raga Atletik dan Permainan, meliputi : 1) Pengembangan olah raga permainan 2) Pengembangan olah raga atletik 3) Pengembangan Karate

b) Kegiatan Seni dan Budaya, meliputi: 1) Pengembangan Seni Rupa, 2) Pengembangan Seni Musik 3) Pengembangan Seni Tari 4) Pengembangan Seni Kria c) Kegiatan Keagamaan, meliputi:

1) Pembiasaan (Solat Duha dan Baca tulis Al Qur’an (BTQ)) 2) Pengembangan seni baca Al Qur’an dan Kaligrafi

3) Pesantren kilat

Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan.

Budaya bangsa bersifat progresif, artinya perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar efektif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan

(29)

a. Pengaturan beban belajar menggunakan sistim paket dengan beban belajar bagi siswa klas II maksimal 31 jam pelajaran, kelas III 32 jam pelajaran dan kelas , V dan VI maksimal 36 jam pelajaran per minggu, masing-masing jam pelajaran lamanya 35 menit,

b. Penambahan 4 jam pelajaran dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu. Dengan rincian tambahan 1 jam untuk mata pelajaran IPA, 2 jam untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan 1 jam muatan lokal pilihan sekolah.

c. Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan

d. Alokasi waktu untuk praktik adalah 2 jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka, dan 4 jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

e. Rekap beban belajar kegiatan tatap muka di SD adalah sebagai berikut:

BEBAN BELAJAR

: Belum dilaksanakan Kurikulum 2013

6, Ketuntasan Kompetensi

a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Substansi ketuntasan belajar minimal setiap indikator yang ditetapkan dalam kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100%. Sedangkan acuan dari Departemen Pendidikan Nasional, kriteria ideal penentuan ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 75%. Namun mengingat tingkat kompleksitas SK/KD (kerumitan dan kedalaman materi), intake siswa, dan daya dukung baik sarana prasana maupun SDM guru yang ada, maka sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal tahun pelajaran ini adalah sebagai berikut :

REKAP KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

SDN KARYAMUKTI 2 KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mata Pelajaran KKM Kelas

Sekolah I II III IV V VI

(%) Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

69 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 68

I 35 menit 32 JP 36 minggu 1.152 jam pembelajaran (40.320 menit)

III 35 menit 32 JP 36 minggu 1.152 jamPembelajaran (40.320 menit)

672 jam

IV 35 menit 36 JP 36 minggu 1.296 jam pembelajaran (45.360 menit)

756 jam

V 35 menit 36 JP 36 minggu 1.296 jam pembelajaran (45.360 menit)

756 jam

VI 35 menit 36 JP 36 minggu 1.296 jam pembelajaran (42.840 menit)

(30)

3 Bahasa Indonesia 69 8 8 5 5

4 Matematika 67 8 8 5 5

5 Ilmu Pengetahuan Alam 68 2 3 5 5

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 68 2 2 3 3

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya 73 2 2 4 4

2 Pendidikan Jasmani, olah

raga, dan kesehatan 75

2 2 4 4

3 Mulok

a. Bahasa Sunda 68 2 2 2 2

b. Bahasa Inggris 66 - - 2 2

c. PLH 72 - - 1 1

Rata-Rata KKM Sekolah 69

: Belum dilaksanakan Kurikulum 2013

b. Pelaksanaan Konsep Ketuntasan Belajar

a. Sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal

masing-masing standar kompetensi dan atau kompetensi dasar yang wajib dikuasai siswa.

b. Seorang siswa yang mempelajari unit satuan pelajaran

tertentu dapat berpindah ke unit satuan pelajaran berikutnya jika siswa yang bersangkutan telah menguasai secara tuntas sekurang-kurangnya sama dengan KKM dari setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator unit satuan pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.

c. Jika semua indikator dalam suatu kompetensi dasar telah dikuasai siswa, maka siswa tersebut dianggap telah menguasai kompetensi dasar yang bersangkutan, dan pada akhirnya dapat menguasai standar kompetensi dan mata pelajaran.

d. Siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan belajar

wajib mengikuti program remidial atau perbaikan. Sedangkan siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan belajar berhak mendapatkan program pengayaan, atau melanjutkan ke kompetensi dasar berikutnya.

(31)

1) Remedial dilakukan kepada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal pada indikator tertentu.

2) Remedial dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun diluar jam efektif, hal ini tergantung bentuk penugasan maupun bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

3) Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes maupun penugasan yang lain, misalnya :

(a) Penugasan terstruktur atau mandiri tak terstruktur (b) Pembelajaran Ulang

(c) Belajar Mandiri

(d) Belajar Kelompok dengan Bimbingan Alumni atau tutor sebaya dan sebagainya.

4) Semua kegiatan remidial diakhiri dengan ulangan/ujian

d. Program Pengayaan

1) Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar siswa yang lain belum.

2) Program pengayaan berbentuk tugas-tugas individual yang bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa.

3) Pengayaan dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun diluar jam efektif. Tergantung bentuk penugasannya maupun bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

4) Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.

5) Penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal yang hasilnya dinilai dan direkam, namun tidak mempengaruhi nilai raport namun tetap diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar siswa.

7. Kenaikan Kelas

(32)

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Penentuan kenaikan kelas dilakukan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/perilaku/budi pekerti dan kehadiran siswa.

Adapun kriteria kenaikan kelas untuk siswa kelas II, III, dan V diatur sebagai berikut :

a. Siswa dinyatakan naik kelas bila jumlah mata pelajaran mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari jumlah mata pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing.

b. Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian.

c. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang diikuti.

8. Penentuan Kelulusan

Dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 pasal 72 ayat (1) sekolah menetapkan kriteria kelulusan bahwa peserta didik dinyatakan lulus jika :

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memiliki nilai rapor semester I dan II pada setiap jenjang kelas sejak dari klas II, III, V, dan VI.

c. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan;

d. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

e. lulus Ujian Nasional (jika diselenggarakan Ujian Nasional)

Penentuan kelulusan

a. Penentuan kelulusan siswa dilakukan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah/UN, sikap dan perilaku/budi pekerti siswa dan memenuhi kriteria kelulusan.

b. Siswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh STTB, SKHU, dan buku rapor.

c. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh STTB dan kepadanya wajib mengulang kembali di kelas terakhir.

9. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup dimaksudkan untuk membekali siswa agar memiliki keberanian dalam menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

(33)

a. Mengaktualisasikan potensi siswa untuk digunakan dalam memecahkan problema.

b. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasis masyarakat luas. c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah,

masyarakat sesuai prinsip MBS.

Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup tidak dikemas dalam bentuk mata pelajaran baru tetapi dilakukan dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran yang telah ada.

Bidang kecakapan hidup yang dikembangkan di sekolah meliputi kecakapan personal (kecakapan potensi diri dan kecakapan berfikir), kecakapan sosial, kecakapan akademik awal dan kecakapan pra vokasional, diantaranya:

a. Kecakapan potensi diri, meliputi:

1) Kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan.

2) Kecakapan mengembangkan potensinya dalam membaca dan menulis. 3) Kecakapan berhitung dengan atau tanpa bantuan teknologi.

b. Kecakapan berfikir, meliputi: 1) Kecakapan menggali informasi 2) Kecakapan mengolah informasi.

3) Kecakapan mengambil keputusan sendiri

4) Kecakapan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. c. Kecakapan sosial, meliputi:

1) Kecakapan berkomunikasi secara lisan 2) Kecakapan berkomunikasi secara tertulis

3) Kecakapan melakukan kerjasama dengan orang lain. d. Kecakapan akademik awal, meliputi:

1) Kecakapan berfikir ilmiah, eksploratoris, discovery dan inventory 2) Kecakapan melakukan penelitian sederhana.

e. Kecakapan pra vokasional, meliputi:

1) Kecakapan memahami beraneka ragam teknologi sederhana dalam bidang pertanian, peternakan, perindustrian, kerumahtanggaan, perdagangan, informasi, komunikasi, dan transportasi.

2) Kecakapan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan sebagai bekal hidupnya.

10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

(34)

diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik sehingga mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

a. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dikembangkan di sekolah dan wajib dikuasai siswa antara lain meliputi:

1) Bahasa Sunda, karena sebagai bahasa ibu di lingkungan masyarakat sekitar maka Bahasa Sunda dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib yang harus dilatihkan dan dikuasai siswa.

Catatan: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal Bahasa Sunda disajikan tersendiri dalam lampiran.

2) Seni Musik, hal ini untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah khususnya seni musik yang terdapat dilingkungan masyarakat sekitar, maka sekolah mengangkat budaya Seni Musik ini sebagai materi unggulan lokal yang perlu dikembangkan dan dilatihkan kepada siswa.

Catatan: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal Seni Suara Daerah disajikan tersendiri dalam lampiran.

b. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global

Guna menyikapi adanya berbagai tantangan di era globalisasi, arus informasi yang cepat dan persaingan semakin kuat, maka siswa perlu dipersiapkan sejak dini agar mampu bersaing di era globalisasi yang semakin ketat.

Adapun pendidikan keunggulan global yang perlu dilatihkan adalah:

1)Bahasa Inggris, hal itu dikarena statusnya sebagai bahasa internasional, maka agar mampu mengikuti arus perkembangan dunia luar, sekolah memandang perlu memberikan materi Bahasa Inggris sebagai muatan lokal berbasis keunggulan global untuk dilatihkan dan dikuasai siswa.

Catatan: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal Bahasa Inggris disajikan tersendiri dalam lampiran.

(35)

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

A. Alokasi Waktu

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

(36)

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi Waktu Minggu Efektif Belajar, Waktu Libur dan Kegiatan Lainnya Tahun Pelajaran 2016/2017

N

o Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar

35 minggu dalam setahun

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan 2. Jeda tengah

Antara semester I dan II 4. Libur akhir tahun

pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran 5. Hari libur

keagamaan

Sekitar 2 – 4 minggu

Pengaturan hari libur keagamaan dilakukan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif 6. Hari libur umum/

nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah 7. Hari libur khusus Maksimum 1

minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

Digunakan untuk kegiatan yang

diprogramkan secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif B. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran dimulai pada pertengahan bulan Juli dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

2. Hari libur sekolah ditetapkan mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

(37)

4. Kalender pendidikan yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

C. Kalender Pendidikan Tahun 2016/2017

Alokasi waktu penyelenggaraan kegiatan pendidikan tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari:

1. Alokasi waktu semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah:

Kelas Pembelajaran Satu Jam Per MingguJumlah jam

Minggu Efektif Semester I

Hari Efektif Semester I

Jam Pelajaran Efektif Semester I

I 35 menit 32 jam 18 minggu 103 hari 576 JP

II 35 menit 31 jam 18 minggu 103 hari 558 JP

III 35 menit 32 jam 18 minggu 103 hari 576 JP

IV 35 menit 42 jam 18 minggu 103 hari 756 JP

V 35 menit 36 jam 18 minggu 103 hari 648 JP

VI 35 menit 36 jam 18 minggu

103 hari

648 JP

2. Alokasi waktu semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah:

Kelas Satu Jam Pembelajaran

Jumlah jam Per Minggu

Minggu Efektif Semester II

Hari Efektif Semester II

Jam Pelajaran Efektif Semester II

I 35 menit 32 jam 17 minggu 108 hari 544 JP

(38)

III 35 menit 32 jam 17 minggu 108 hari 544 JP

IV 35 menit 42 jam 17 minggu 108 hari 714 JP

V 35 menit 36 jam 17 minggu 108 hari 612 JP

VI 35 menit 36 jam 17 minggu 108 hari 612 JP

: Belum dilaksanakan

Adapun kalender pendidikan tahun pelajaran 2016/2017 yang dimaksud adalah: KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

(39)

Minggu Efektif : Semester I = 18 minggu, dan Semester II = 17 minggu

(40)
(41)

6 Desember

2016 31 0 4 2 9 15 1 0

Jumlah

Semester I 184 18 26 6 0 6 21 21 1 103

7 Januari 2017 31 4 5 1 25

8 Februari 2017 28 4 4 24

9 Maret 2017 31 4 4 1 6 20

1 0

April

2017 30 2 5 2 6 17

11 Mei 2017 31 3 4 3 2 22

1

2 Juni 2017 30 0 4 1 3 10 11 1 0

Jumlah

Semester II 181 17 26 7 3 0 11 25 1 108

Jumlah

Semester I+II 365 35 52 13 3 32 46 2 211

Prakiraan Ujian :

US SD bulan Mei 2017

(42)

Jum'at, 1 Januari 2016 = Tahun Baru Masehi Senin, 8 Februari 2016 = Tahun Baru Imlek

Rabu, 9 Maret 2016 = Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka) Jum'at, 25 Maret 2016 = Wafat Isa Almasih

Minggu, 1 Mei 2016 = Hari Buruh

Kamis, 6 Mei 2016 = Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW Kamis, 5 Mei 2016 = Kenaikan Isa Al-Masih

Senin-Selasa, 4-5 Juli 2016 = Cuti Bersama

Rabu-Kamis, 6-7 Juli 2016 = Hari Raya Idul Fitri / Lebaran Jum'at, 8 Juli 2016 = Cuti Bersama

Senin, 17 Agustus 2016 = Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I. Senin, 12 September 2016 = Hari Raya Idul Adha / Hari Raya Haji Minggu, 2 Oktober 2016 = Tahun Baru 1433 Hijriyah

(43)

Minggu, 1 January 2017 = Tahun Baru Masehi Sabtu, 28 Januari 2017 = Tahun Baru Imlek

Rabu, 28 Maret 2017 = Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka) Jum'at, 14 April 2017 = Jum'at Agung

Senin, 24 April 2017 = Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW Senin, 1 Mei 2017 = Hari Buruh Nasional

Kamis, 11 Mei 2017 = Hari Raya Waisak Kamis, 25 Mei 2017 = Kenaikan Isa Al-Masih Minggu-Senin, 25=26 Jun i 2017 = Hari Raya Idul Fitri / Lebaran Selasa-Jum'at, 27-30 Juni 2017 = Cuti Bersama

Kamis, 17 Agustus 2017 = Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I. Sabtu, 2 September 2017 = Hari Raya Idul Adha / Hari Raya Haji Jum'at, 22 September 2017 = Tahun Baru 1435 Hijriyah

(44)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Karyamukti 2 ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan secara maksimal, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna, menantang, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga memiliki daya guna bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan selanjutnya atau kelak terjun kemasyarakat.

B.Rekomendasi

Bagi para guru agar menerapkan kurikulum ini, diharapkan dapat melakukan pengembangan dan evaluasi secara informal terhadap dokumen kurikulum ini sehingga mampu menjawab pertanyaan :

1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam dokumen kurikulum ini telah lengkap dan dapat tercapai?

2. Apakah kemampuan pemahaman, ketrampilandan sikap yang tertulis cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik?

3. Bagaimana kemampuan pemahaman, sikap,dan ketrampilan siswa yang diharapkan dapat tercapai ?

4. Apakah strategi yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan ?

5. Apakah penilaian dari proses pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas perkembangan kemampuan siswa sesuai harapan ?

6. Apakah kontribusi dan hambatan pelaksanaan kurikulum ini,sehingga menggambarkan hasil belajar siswa maksimal ?

Jawaban dari pertanyaan diatas, untuk dicatat dan dikumpulkan secara bertahap guna penyempurnaan kurikulum ini. Selain itu menjadi bahan pertimbangan dalam evaluasi terhadap pencapaian Visi Sekolah Dasar Negeri Karyamukti 2, dalam melaksanakan program tindak lanjut pencapaian visi sekolah

(45)

Dokumen Kurikulum ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Masukan, saran, kritik dan teguran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Cibalong, 18 Juli 2016 Kepala Sekolah

Maman, S.Pd

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada pengertian kurikulum sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah seperangkat

Merujuk pada pengertian kurikulum sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah seperangkat

Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. 6 Kedudukan guru sebagai

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

Pengertian Kurikulum juga dapat dicermati menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 bab 1 yang menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah

20 tahun 2003, bagian umum dikatakan, bahwa : “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi : pembangunan dan pelaksanaan kurikulum berbasis

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir