• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumita Patusniari NIM - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Jumita Patusniari NIM - etheses UIN Mataram"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Perceraian Orang Tua pada Remaja di Desa Batuyang Kecamatan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggal 31 Januari 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perceraian orang tua berdampak pada remaja di Desa Batuyang, ( 2) dampak perceraian orang tua terhadap remaja di Desa Batuyang.

Latar Belakang Masalah

Hasil observasi awal dan wawancara dengan Kepala Desa Batuyang dan beberapa remaja yang mengalami perpisahan orang tua. Berdasarkan uraian di atas, dampak perceraian orang tua sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti perceraian orang tua di kalangan remaja di desa tersebut.

Rumusan Masalah

Anak menjadi terlantar sehingga dampaknya anak yang awalnya tenang menjadi pemabuk, merokok, mencuri, suka narkoba dan juga terjebak dalam kenakalan remaja yang kegiatannya dilakukan sendiri. Kemudian dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di desa Batuyang banyak terjadi kenakalan remaja baik laki-laki maupun perempuan, contohnya remaja yang masih nongkrong di rumah tanpa alasan yang jelas.

Tujuan

Manfaat

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada objek penelitiannya yaitu pada kajian masalah perceraian dan penggunaan metode penelitian kualitatif. Perbedaan peneliti terdahulu dengan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian sebelumnya.

Kerangka Teori

10. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di Desa Huntu Barat, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perceraian orang tua terhadap remaja di Desa Batuyang. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perceraian adalah putusnya perkawinan atau putusnya perkawinan yang dapat ditentukan oleh hukum atau agama. Hukum cerai menjadi wajib ketika suami istri tidak lagi dapat hidup rukun atau damai.

Jadi, dapat diartikan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency adalah tingkah laku atau perbuatan anak muda yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kenakalan remaja, menurut Suntrock, mengacu pada sekumpulan perilaku mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti membuat masalah di sekolah), pelanggaran status (kabur dari rumah), hingga tindakan kriminal (seperti pencurian). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang remaja yang bertentangan dengan norma-norma, seperti norma hukum, kesusilaan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan pendapat mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dikemukakan oleh Suntrock, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja tersebut sesuai dengan fenomena yang sering terjadi sehari-hari. Terdiri dari perbuatan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial, pelanggaran ringan dan pelanggaran berat. Menurut Santrock, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Metode Penelitian

  • Sistematika Pembahasan

Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh valid, peneliti harus mempersiapkan dengan cermat metode pengumpulan data setelah ditentukan, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh baik berupa benda, benda atau orang, dimana peneliti mengamati, membaca atau menanyakan data tersebut.39 Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan peneliti terdiri dari dua jenis. data, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah sumber data yang secara langsung menyediakan data untuk pengumpulan data.40 Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama, biasanya disebut responden. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lokasi penelitian yaitu hasil observasi dan juga wawancara dengan remaja yang pernah mengalami perpisahan dengan orang tuanya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari beberapa buku, jurnal yang berkaitan dengan kasus yang akan diteliti.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis data yang digunakan oleh. Penyajian data merupakan kumpulan informasi yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan, dan diambil tindakan 47 Penyajian data ini dilakukan dengan cara menyajikan data yang diperoleh selama kegiatan penelitian. Triangulasi adalah teknik atau cara pemeriksaan keabsahan data berdasarkan pola pikir fenomenal yang multiperspektif.

Gambaran Umum Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya

Hal ini berdasarkan data dan wawancara dengan informan yaitu orang tua dari remaja yang bercerai. Di lapangan masih banyak orang yang bercerai namun tidak mengikuti prosedur dan informasi yang telah ditetapkan secara hukum tentang perceraian tersebut.

Perceraian Orang Tua Berdampak Pada Remaja

Perceraian yang menimpa kedua orang tuanya membuat subjek sedih, iri dengan teman-temannya yang memiliki keluarga lengkap dan merindukan sosok ayah. Perceraian yang dialami oleh orang tuanya menyebabkan subjek merasa kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Perceraian yang menimpa kedua orang tuanya memberikan dampak yang menyedihkan dan ia merindukan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.

Perceraian yang dialami kedua orang tuanya membuat subjek sedih dan kehilangan sosok ayahnya, hal itu membuatnya merindukan kehadiran ayahnya. Perceraian yang terjadi dengan orang tuanya membuat subjek merasa bingung dan sendiri bahkan merasa tidak dipedulikan lagi dan merasa ditelantarkan oleh orang tuanya. Perceraian yang dialami oleh orang tuanya membuat subjek merasa tidak lagi diperhatikan dan ditelantarkan oleh orang tuanya.

Perceraian yang terjadi dengan orang tua subjek menyebabkan subjek menjadi pribadi yang tidak baik, merasa tidak mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya dan merasa ibunya terkekang dengan aturan yang dibuat. Perceraian yang dialami oleh orang tuanya membuat subjek menjadi anak yang sulit, karena tidak mau menuruti perkataan orang tuanya, bahkan subjek berani membantah ibunya. Perceraian yang dialami oleh orang tuanya membuat subjek merasa kurang diperhatikan dan kurang kasih sayang dari orang tuanya.

Remaja Korban Perceraian Orang Tua

Akibat perceraian orang tua subjek, subjek menjadi pribadi yang baik dengan tidak mudah putus asa dan tidak putus asa dalam belajar. Karena itu, subjek tes ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia bisa meraih prestasinya. Perceraian yang dialami oleh orang tuanya tidak menghalangi subjek untuk belajar namun justru membuat subjek semakin rajin belajar mengingat prestasi subjek yang selalu mendapat nilai tinggi di sekolahnya.

Perceraian yang dialami kedua orang tuanya dijadikan sebagai motivasi untuk belajar lebih giat dan tekun untuk mewujudkan cita-citanya, sekaligus untuk membuktikan dan membanggakan kedua orang tuanya. Perceraian yang dialami orang tuanya menyebabkan subjek jarang berada di rumah, bahkan subjek meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan rumah tangga. Perceraian yang dialami oleh kedua orang tuanya tidak serta merta membuat subjek menyerah dan terjerumus dalam pergaulan bebas, bahkan kejadian tersebut membuat subjek tumbuh menjadi wanita mandiri yang pantang menyerah untuk mengejar cita-citanya.

Perceraian yang terjadi dengan orang tuanya membuat subjek putus asa dan memilih putus sekolah karena subjek merasa tidak mendapatkan dukungan dari orang tuanya, baik dukungan materi maupun non materi. Hal itu ia lakukan karena merasa kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Perceraian yang menimpa orang tuanya membuat subjek merasa kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

Analaisis Perceraian Orang Tua Berdampak Pada Remaja

Dalam penelitian Ayu Wulandari berjudul Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Psikologi Remaja91 menyatakan bahwa kurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap anak yang orang tuanya bercerai akan menimbulkan perasaan cemas, bingung, gelisah, malu dan sedih. Apalagi pada usia remaja, anak akan mengalami gangguan emosi dan akan terjerumus dalam kenakalan remaja. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, peneliti dapat menemukan bahwa semua subjek atau remaja yang orang tuanya bercerai merasa bingung, sedih, kecewa, merasa kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang, serta merasa diabaikan oleh orang tua.

Maka dari hasil observasi, peneliti juga dapat menganalisis dari bahasa non verbal semua subjek atau remaja yang mengalami perceraian orang tua, bahwa mereka terlihat banyak masalah, mata mereka berkaca-kaca, suara mereka terdengar sedih, mereka bahkan menangis. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa perceraian orang tua berdampak pada remaja di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

Analisis Remaja Korban Perceraian Orang Tua

Berdasarkan data tersebut, peneliti menemukan bahwa salah satu pelaku kriminal muda yang terjadi pada remaja korban perceraian orang tua di Desa Batuyang sedang mabuk-mabukan. Hal ini sejalan dengan penelitian Reina yang berjudul Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Remaja Korban Perceraian Orang Tua. Berdasarkan data tersebut, peneliti menemukan bahwa remaja yang mengalami perceraian orang tua akan cenderung melakukan tindakan yang dapat mengalihkan perasaan kecewa dan sedihnya atas apa yang terjadi pada keluarganya.

Menurut penelitian Putri Erika dalam jurnalnya berjudul Analisis Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Remaja.100 Disebutkan bahwa anak-anak yang orang tuanya bercerai. Berdasarkan data tersebut peneliti menemukan bahwa remaja yang mengalami perceraian dengan orang tuanya kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Jika dikatakan dampak perceraian orang tua terhadap tingkat emosional anak juga terganggu, hatinya mengalami depresi, serta perasaan malu dan bersalah akan menimbulkan konflik batin.

Anak sering marah, memberontak dan sulit diatur karena merasa orang tua mereka yang bercerai tidak layak menjadi panutan.102 Entitas yang melakukan tindakan tersebut adalah entitas berinisial NF. Sesuai dengan penelitian Widi yang berjudul Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Tingkat Kematangan Emosi Anak 103 Dalam penelitian ini dikatakan bahwa prestasi belajar anak dapat meningkat atau menurun tidak sepenuhnya tergantung pada kehadiran orang tua, tetapi juga tergantung pada kemampuan anak. keinginan sendiri untuk berubah yang berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Sesuai dengan penelitian Widi yang berjudul Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Tingkat Kematangan Emosi Anak 104 Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak semua perceraian orang tua berdampak negatif bagi remaja.

Kesimpulan

Subyek atau remaja yang melakukan perbuatan tersebut adalah subyek berinisial WS, subyek berinisial P dan subyek berinisial NF. Sehingga menyebabkan mereka menerima tindakan tersebut dan sebagai pelampiasan rasa sakit mereka atas apa yang terjadi pada keluarga mereka. Subyek atau remaja yang melakukan perbuatan tersebut adalah subyek berinisial WS, subyek berinisial P dan subyek berinisial NF.

Sedangkan dampak positif perceraian orang tua pada remaja di Desa Batuyang baik pada subjek atau remaja korban perceraian orang tua. Subjek atau remaja yang melakukan hal tersebut adalah subjek berinisial SA dan subjek berinisial T.

Saran

Mereka dapat menunjukkan perilaku reflektif seperti kemampuan mengendalikan emosi, kemampuan berpikir positif saat menghadapi masalah, rasa tanggung jawab, dan kemandirian. Ia diharapkan mampu berpikir positif tentang segala peristiwa dan keadaan yang dialaminya dalam hidup sebagai pelajaran berharga. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016-2022.

Alamat Kediaman 1. SA 19 tahun Perempuan Batuyang Ayah 2. WS 19 tahun Laki-laki Ibu Batuyang 3. T 18 tahun Perempuan Batuyang Ibu 4. P 18 tahun Perempuan Batuyang Sendiri 5. NF 16 tahun Laki-laki Batuyang Ibu.

Referensi

Dokumen terkait

46  Decrease the number of students in each class and make it small group  Focus and encourage the students to read more and enhance the students’ reading skills by create a