• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal 1

N/A
N/A
Diam Seribubahasa

Academic year: 2023

Membagikan "Jurnal 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI ORTHODONTIK DAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL TERHADAP NILAI OHI-S PADA PASIEN FIXED ORTHODONTIC APPLIANCE

RR.Ratnasari Dyah Purnomowati*

*Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Tanjungkarang

Prosedur oral hygiene yang tepat sangat penting bagi pasien yang memakai Fixed Appliance Orthodontic, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan dalam penurunan indeks OHIS pada pemakai sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodontic. Jenis penelitian pada penelitianiniya itu experimental dengan rancangan one grouppretest-postest design, Pengambilan sampel mengunakan teknik simpel random sampling. Lokasi penelitian dilakukan di klinik drg.EravitaSamil, MHSM dan klinik keluarga Sejahtera. Variabel penelitian ini adalah OHIS indeks, sikat gigi konvensional, sikat gigi khusus orthodontic. Analisis statistik adalah analisa univariat untuk mendeskripsikan tiap variabel penelitian dan analisis bivariat untuk melihat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodontic, analisis multivariate untuk melihat efektifitas sikat gigi orthodontic terhadap indeks OHIS denganujianova. Dapat disimpulkan bahwa sikat gigi khusus orthodontic memiliki peranan yang lebih baik dalam menurunkan indeks OHIS di bandingkan dengan sikat gigi konvensional

Kata kunci: OHIS, sikat gigi konvensional, sikat gigi khusus orthodontic

LATAR BELAKANG

Andayasari menerangkan 90%

penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut (Andayasari dkk, 2004 ).

Hasil penelitian kesehatan gigi dan mulut Riskesdas 2013,secara umum menunjukkan angka kerusakan jaringan keras seperti karies gigi ditunjukkan dalam Prevalensi nasional Indeks DMF-T adalah 4,6, lebih besar dari standar WHO yaitu 3,5. Karies hanya merupakan salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat. Fakta lainnya adalah penyakit jaringan keras gigi tersebut bersifat agresif kumulatif, artinya daerah yang rusak tersebut menjadi tidak dapat disembuhkan.(Mangku, 2009) sedangkan angka Indeks OHI-S masyarakat Indonesia rata-rata adalah 1,46 sedangkan target nasional untuk indeks OHIS ≤ 1,2, menunjukan angka kerusakan jaringan lunak gigi cukup tinggi.

Selain kerusakan jaringan keras gigi, kerusakan jaringan pendukung gigi, kelainan susunan gigi dan relasi rahang juga merupakan masalah gigi dan mulut.

Kelainan susunan gigi-geligi seperti gigi

berjejal, maju-mundur, gingsul, gigi terlalu jarang (diastem),juga pada kondisi rahang bawah normal, rahang atas maju (tonggos), atau sebaliknya, rahang bawah terlalu maju, rahang atas normal (cakil).

Kondisi tersebut jika tak cepat ditanganiakibatnya gigi jadi gampang berlubang, tumbuh banyak karang gigi, gusi mudah berdarah, dan memunculkan bau mulut tak Sedap. Pada tahap lebih lanjut, dapat menimbulkan gangguan sakit kepala dan otot leher

Prevalensi (angka kejadian) kelainan susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia mencapai 80%. Kondisi ini turut mempengaruhi tingginya angka kerusakan jaringan keras gigi/karies (DMF-T), dan kerusakan jaringan lunak gigi (OHIS).

Kerusakan tersebut dapat terjadi salah satunya karena pembersihan yang tidak maksimal, adanya sisa makanan pada gigi adalah salah satu faktor penyebab terjadinya karies gigi. Kelainan susunan gigi dan relasi rahang menjadi masalah terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi.

Upaya menurunkan prevalensi karies dibutuhkan upaya preventif salah satunya

PENELITIAN

(2)

dengan memperbaiki kelainan-kelainan susunan gigi maupun susunan relasi rahang sehingga kegiatan menyikat gigi menjadi maximal, sehingga tidak ada lagi sisa makanan yang tertinggal yang dapat menggakibatkan terjadinya karies gigi

Usaha memperbaiki susunan gigi dan relasi rahang ini dengan tindakan orthodonti. Menurut British Society of Orthodontics, Orthodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan khususnya tulang rahang dan wajah yang dapat mempengaruhi posisi gigi. Dengan menggunakan alat bantu berupa kawat gigi.

Menurut jenisnya, alat orthodontik ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang (cekat)fixed appliace lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang (lepasan) removable appliance.

Alat orthodontik cekat sangat berpotensi menjadi tempat berkumpulnya plak, plak berasal dari penumpukan sisa- sisa makanan yang tertinggal pada sela- sela gigi. Lapisan plak terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut dan giginya. Apabila tidak dibersihkan, maka akan terjadi penumpukan plak dan menyebabkan karies.Tidak jarang terjadi karies dibawah bracket orthodonti, dan terkadang baru ketahuan setelah alat orthodontik dilepas

Sikat gigi merupakan salah satu alat mekanis yang dianggap paling efektif untuk membersikan gigi. Efektifitas menyikat gigi terutama tergantung pada bentuk sikat gigi, metode, frekuensi dan lamanya menyikat gigi. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa sebagian besar efektifitas menyikat gigi ternyata tergantung pada bentuk sikat gigi. Karena itu berbagai bentuk sikat gigi diciptakan, termasuk sikat gigi bagi pemakai fixed orthodontic bertujuan untuk lebih efektif dalam pembersihan gigi. (Sriyono, 2006)

Sikat gigi khusus orthodontic didesain khusus yaitu baris – baris tengah bulu sikat lebihb pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya. Desain

ini dimaksudkan agar bulu – bulu sikat gigi dapat menjangkau permukaan pada tepi – tepi bracket.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu experimental dengan rancangan one grouppretest-postest design dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas sikat gigi orthodontic dan sikat gigi konvensional terhadap nilai OHI-S pada pasien fixed orthodontic appliance.

Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk ke dua kalinya.

Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yang ditetapkan secara simpleramdom sampling yang terdiri dari kelompok adalah pasien fixed orthodontic dengan sikat gigi orthodontic dan kelompok 2 adalah pasien fixed orthodontic dengan sikat gigi konvensional.

Data dikumpulkan dengan menghitung indeks OHIS kedua kelompok sebelum pasien menyikat gigi dan menghitung kembali indeks OHIS kedua kelompok sesudah menyikat gigi.

Selanjutnya mengulang kembali penghitungan OHIS kedua kelompok satu bulan kemudian disaat pasien kontrol perawatan.

Hasil pengumpulan data dianalisis statistik dengan analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan tiap variabel penelitian adalah perbedaan nilai OHIS pengguna sikat gigiorthodontic dan pengguna sikat gigi konvensional.

Selanjutnya dilakukan analisis yang bertujuan untuk melihat efektifitas penggunaan sikat gigi orthodonti pada pasien fixed apliance orthodontic terhadap kebersihan gigi dan mulut (OHIS indeks) dengan uji- anova.

(3)

HASIL

Analisa Univariat

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan alat orthodontik cekat di praktek klinik Drg.Eravita Samil, MHS dan pasien pasien yang menggunakan alat orthodontik cekat di praktek klinik peneliti sendiri.

Berjumlah 234 pasien terdiri dari73 pasien fixed appliance orthodontic yang mengunakan sikat gigi konvensional dan 73 pasien fixed appliance orthodontic yang mengunakan sikat gigi khusus orthodontic.

Tabel1: Kriteria OHI-S pasien Fixed Appliance Orthodontic yang mengunakan sikat gigi konvensional dan Orthodontic

Sikat Gigi Konvensional Percobaan 1 Percobaan 2 Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Baik 0 45 4 67

sedang 38 28 68 6

buruk 35 0 1 0

Total 73 73 73 73

Kategori OHI-s

Sikat Gigi Orthodontik Percobaan 1 Percobaan 2 Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Baik 1 55 47 73

sedang 50 18 26 0

buruk 22 0 0 0

Total 73 73 73 73

Tabel2: Analisis Perbedaaan OHI-s Sebelum dan Sesudah Sikat Gigi Konvensional dan Orthodontic

Hasil Uji T dari dua kali percobaan p value Pada output ini diperlihatkan hasil

ringkasan statistik dari keempat percobaan, pada percobaan pertama menggunakan sikat gigi konvensional didapat P value .000 <0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional.

0,000

Pada percobaan kedua menggunakan sikat gigi konvensional didapat P value .000 <0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional.

.000

Pada percobaan pertama menggunakan sikat gigi Orthodontik didapat P value .000 <0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi Orthodontik.

.000

Tabel 3: Analisis Multivariat OHI-S Sebelum dan Sesudah Sikat

GigiKonvensional dan

Orthodontic

Pengujian Sikat Gigi Mean Homogenitas Anova Konvensional 1* 1.0973

.000 .000 Konvensional 2 0.6521

Orthodintik 1* 0.7671 Orthodontik 2 0.3493

Sebelum melanjutkan uji salah satu asumsi ujian ova adalah varians nya sama.

Dari tabel Test Of Homogenity Of Variances terlihat bahwa hasil uji menunjukkan bahwa varian keempat kelompok tersebut sama (p-value = 0.000).

sehingga ujian ova valid untuk menguji hubungan ini. Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan dari keempat pegujian tersebut kitalihattabel ANOVA, dari table itu pada kolom sig. Diperoleh nilai p-value= 0.000<0.05 sehingga kesimpulan yang didapat adalah ada perbedaan yang bermakna rata-rata OHI-s pada keempat percobaan tersebut.

Pada tabel Post hoc test memperlihatkanbahwa percobaan yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata OHI-s (ditandai dengan tanda “*”) adalah percobaan pertama sikat gigi konvensional dan percobaan kedua sikat gigi orthodontik, bila dilihat dari rata-rata percobaan kedua,sikat gigi orthodontic lebihefektif karna memiliki nilai rata-rata paling kecil.

(4)

PEMBAHASAN

Membersihkan gigi pada permukaan dimana terdapat bracket dan piranti nya tersebut sedikit lebih sulit sehingga dibutuhkan perawatan yang lebih intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Pasien perlu berhati – hati pada waktu membersih kan debris maupun plak yang menempel pada bracket agar tidak sampai terlepasnya bracket ataupun merusak bracket nya.

Dalam hal melakukan menyikat gigi, pasienfixed appliance orthodontic dapat melakukannya dengan mengunakan sikat gigi konvensional maupun sikat gigi khusus untuk pengguna bracket.

Sikat gigi khusus ini di desain agar mampu membersihkan debris yang menempel disela – sela gigi dan bracket, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi konvensional. Penelitian ini bertujuan ingin melihat efektifitas desain sikat gigi khusus orthodontic tersebut dalam membersihkan gigi dengan appliance bracket.

Pada penelitian ini dilakukan uji anova menunjukkan sikat gigi khusus orthodontic lebih efektif karna memiliki nilai rata-rata paling kecil dibandingkan sikat gigi konvensional. Hal ini disebabkan karena sikat gigi khusus orthodontic didesain khusus yaitu baris - baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya.

Desain bulu sikat yang lebih pendek ini dapat menjangkau bracket dan dasar gigi sehingga sisa – sisa makanan yang ada pada tepi bracket dapat tersikat, dan dasar gigi pun dapat juga tersikat, sehingga setelah penyikatan didapatkan hasil yang benar – benar bersih.

Pada sikat gigi konvensional dimana bulu sikat memiliki panjang yang sama tidak dapat menjangkau bracket dan dasar gigi, sehingga sisa – sisa makanan masih dapat tertinggal pada bracket dan dasar gigi, sehingga hasil penyikatan tidak maksimal.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi, tindakan oral hygiene secara mekanik dengan

menyikat gigi sampai saat ini masih diandalkan dalam membersihkan gigi dan mulut, dianggap juga paling efektif untuk membersihkan gigi. Efektifitas menyikat gigi tergantung pada bentuk sikat gigi, metode, frekkuensi dan lamanya menyikat gigi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan mengunakan sikat gigi konvensional perubahan indeks OHIS buruk menja di kategori sedang dan baik, untuk sikat gigi khusus orthodontic perubahan indeks OHIS buruk menjadi kategori baik.perubahan indeks OHIS ini terlihat pada pasien – pasien drg.Eravita Samil dan pasien – pasien di klinik peneliti.

KESIMPULAN

Pada percobaan pertama menggunakan sikat gigi konvensional didapat P value .000 < 0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigimenggunakan sikat gigi konvensional.

Pada percobaan kedua menggunakan sikat gigi konvensional didapat P value .000 < 0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional.

Pada percobaan pertama menggunakan sikat gigi Orthodontik didapat P value .000 <0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi Orthodontik.

Pada percobaan Kedua menggunakan sikat gigi Orthodontik didapat P value .000

< 0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara ohis sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi Orthodontik.

Pada uji anova menyimpulkan sikatgigiorthodonticlebihefektif dari sikat gigi konvensional dalam menurunkan indeks OHIS pada pasien Fixed Appliance Orthodontic.

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan kepada pasien fixed appliance

(5)

orthodontic untuk mengunakan sikat gigi khusus orthodontic dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya selama mengunakan fixed orthodontic.

DAFTAR PUSTAKA

Be Kien Nio, 1987, Preventive Dentistry, Bandung, Yayasan Kesehatan Gigi, Indonesia

E. Ellis Pamela, Philip E. Benson.

Potensial Hazard of Orthodonthic Treatment- What Your Patient Should Know. Sheffield : Journal of dental update, 2002;29:492-96

Darby ML, Walsh MM. Dental hygiene theory and practice (3rded). Canada:

Saunders Elsevier, 2010; p.281-39. -- ----tentang debris indeks

Djuita, Iendah. 1992. Spesifik Protection.

Jakarta:Depkes RI

Herijulianti, E.I. Tari S. 2002. Pendidikan Kesehatan gigi, Jakartas, EGC

Klumper GT. Hiser DG, Ravents MK.

Efficacy Of Wax Containing Benzocaine In The Reilief Of Oral Mucosal Pain Caused By Orthodontic Appliances. USA. Am Journal Orthodonti Dentofacial Orthop, 2002; 122(4) :359-65.

(Abstrak).

Megananda Hhiranya Putri, dkk. 2012, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, ( Jakarta: Buku Kedokteran EGC ) Mokhtar M, 1998. Dasar – dasar

Orthodonti ; Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniodentofasial.

Jakarata. IDI

Rahilly G, Price N. Current Products and practice Nickel Allergy And Orthodontics. Journal Of Orthodontik, 2003;30: 171-4.

RobertIreland. 2006. Clinical textbook of dental hygiene & therapy. Australia:

Blackwell Munksgaard, a Blackwell Publishing Company.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:ALFABETA)

Megananda dkk.2012.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi.

Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Riskesdas 2013. Kesehatan Gigi dan Mulut.

Srigupta, Aziz Ahmad. 2004. Panduan Singkat Kesehatan Gigi dan Mulut.

,Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Tarigan, Rasinta. 1994. Kesehatan Gigi

dan Mulut. Jakarta: Penerbit EGC

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan efektivitas issure sealant dan topical luoride application untuk mencegah karies gigi molar satu permanen anak usia 6