Diava (Psidium Guajava) Anti Ketombe ………...Sutanti, dkk 47 DIAVA (Psidium Guajava) ANTI KETOMBE
Sutanti, Alya Fadzillah Azzahra, Salsabila Ignacia Algren, Sindi Oktavia SMA Negeri 1 Manyaran Bero-Pageyan Wonogiri
Email: [email protected]
Artikel dikirim : 10 Oktober 2023 Direvisi : 23 Oktober 2023 Diterima : 28 Oktober 2023
ABSTRACT
Guava leaves or the scientific name Psidium Guajava Lare plants found throughout Indonesia, a country with a tropical climate. The leaves have pinnate bones and the color of the leaves on the upper side looks smoother green compared to the lower side, which has a wrinkled leaf surface. This research is aimed at creating new innovative shampoo products using natural ingredients in the form of guava leaves. The goal is that guava leaf plants are not only used as organic waste but can be utilized effectively by finding new innovations. This research was conducted at SMA Negeri 1 Manyaran. In this research, the materials used were Psidium Guajava L guava leaves, lerak, lime, coconut oil, texapon, distilled water. With 2 treatments, namely the ratio of guava leaves and distilled water, A1 = 100 gr : 100 ml, A2 = 150 gr : 100 ml. From the organoleptic test that we carried out with 15 respondents with the ratio A1 = 100 gr: 100 ml, this was the best result, including color, aroma and texture tests. Meanwhile, laboratory tests at the Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) at Gajah Mada University, Yogyakarta, showed that the saponification number was 18.34 cm. So the foam in Diava is able to keep the shampoo in the hair, makes hair easy to wash, and prevents hair strands from coming together, causing tangles.
Keywords: Guava leaves, natural, shampo
ABSTRAK
Daun jambu biji atau memiliki nama ilmiah Psidium Guajava L merupakan tumbuhan yang terdapat di seluruh Indonesia, negara beriklim tropis. Daunnya memiliki tulang menyirip dan warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin dibandingkan dengan sisi bawah, memiliki permukaan daun yang berkerut.
Penelitian ini ditujukan untuk membuat inovasi baru produk shampo menggunakan bahan alami berupa daun jambu biji. Tujuannya adalah agar tanaman daun jambu biji tidak hanya digunakan sebagai sampah organik namun bisa dimanfaatkan secara efektif dengan penemuan inovasi baru. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Manyaran Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah daun jambu biji Psidium Guajava L, lerak, jeruk nipis, minyak kelapa, texapon, aquades. Dengan 2 perlakuan yakni perbandingan daun jambu dan aquades, A1 = 100 gr : 100 ml, A2 = 150 gr : 100 ml. Dari uji organoleptik yang kita lakukan dengan 15 responden dengan perbandingan A1 = 100 gr : 100 ml merupakan hasil yang terbaik meliputi uji warna, aroma, dan tekstur. Sedangkan dari uji laboratorium di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa bilangan penyabunan mendapatkan hasil 18.34 cm. Sehingga busa pada diava mampu menjaga sampo tetap berada pada rambut, membuat rambut mudah dicuci, serta mencegah helaian rambut menyatu sehingga menyebabkan kusut.
Kata kunci : Daun jambu biji, shampo, alami
PENDAHULUAN
Bagian penting yang dapat dijadikan daya tarik oleh manusia yang merupakan salah satu bagian vital pada tubuh yang berasal dari lapisan ektoderm kulit dan sebagai pelengkap pelindung pada tubuh (aksesoris) adalah rambut. Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan kehangatan, perlindungan dan keindahan. Rambut juga terdapat diseluruh tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki dan bibir. Ketombe merupakan keadaan
anomali yang terdapat pada kulit kepala.
Keadaan ini dikarakterisasi dengan terjadinya pengelupasan pada lapisan tanduk dari kulit kepala secara berlebihan yang kemudian akan membentuk sisik-sisik yang halus. Ketombe terkadang disertai dengan pruritus (gatal-gatal) dan juga peradangan.
Penyebab munculnya ketombe disebabkan berbagai cara, karena sekresi kelenjar keringat secara berlebihan atau terdapat peranan dari mikroorganisme pada kulit kepala yang dapat menghasilkan metabolit
48 INISIASI, Volume 12 Nomor 1 – Juni 2023 yang kemudian menginduksi terbentuknya ketombe pada kulit kepala manusia. Salah satu penyebanya adalah jamur yang disebut Malassezia restricta dan M. Globosa.
Sebelumnya Malassezia ini merupakan jamur dengan nama Pityrosporum ovale yang merupakan ragi yang dapat menyebabkan infeksi pada bagian kulit kepala dan sering menyebabkan rasa gatal pada kulit. Jamur ini merupakan flora normal yang ada dikulit kepala, tetapi pada saat kondisi rambut terdapat kelenjar minyak yang berlebih maka membuat jamur dapat tumbuh dengan subur. Ketombe kebanyakan terjadi pada masyarakat kalangan pubertas dengan usia antara 20-30 dan tahun, dan ketombe lebih cenderung mempengaruhi pria dibandingkan dengan wanita.
Jenis-jenis kosmetik yang digunakan pada kulit kepala yaitu dalam bentuk sediaan hair tonic, gel penumbuh rambut, vitamin rambut, pelembab rambut, masker rambut dan sampo. Sampo merupakan produk yang digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan rambut. Sehingga pemilihan sampo yang tepat akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan rambut.
Rambut yang berketombe hingga kini masih merupakan gangguan yang dapat menghambat kenyamanan beraktivitas.
Dilaporkan bahwa hampir 60% orang bermasalah dengan ketombe. Ketombe adalah suatu gangguan berupa pengelupasan kulit mati secara berlebihan. Sampo merupakan cairan yang dapat membersihkan rambut dari kuman dan kotoran yang menempel di permukaan rambut. Hampir semua orang membutuhkan sampo untuk mencuci rambut dan menghilangkan rasa gatal yang disebabkan minyak atau kotoran.
Kegiatan membersihkan kulit kepala ini disebut keramas. Sampo didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung surfakatan dalam bentuk cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala.
Kasey Harbert seorang yang menjadi penemu sampho di dunia. Sampo biasanya terbuat dari campuran beberapa bahan kimia seperti sampo yang mengandung bahan anti ketombe. Beberapa jenis sampo dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-
orang tertentu. Selain itu anak-anak dilarang menggunakan sampho orang dewasa.
Penggunaan sampo sayangnya juga masih menggunakan bahan yang hampir sama dengan sabun sehingga dapat memberikan banyak iritasi dan rasa tidak nyaman pada kulit kepala.
Pohon jambu biji banyak tumbuh di lingkungan Manyaran baik yang ditanam di lingkungan rumah atau pohon jambu yang tumbuh liar di kebun dan jalan. Di lingkungan Manyaran daun jambu biji belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Salah satu pemanfaatan dau jambu dijadikan ramuan herbal dengan cara direbus untuk menyembuhkan penyakit diare dan gatal - gatal. Umumnya daun jambu biji hanya dibiarkan dan menjadi sampah organik.
Berdasarkan dari latar belakang diatas dan kandungan zat yang terdapat pada daun biji jambu maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui alternatif pemanfaatan daun jambu biji 2. Untuk mengetahui proses
pembuatan diava sampo
3. Untuk mengetahui uji mutu diava sampo
Tanaman Jambu biji (Psidium guajava L) dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Psidium
Species : Psidium guajava L Daun jambu biji (Psidium guajava L) bersifat antimikroba pada daun jambu biji memiliki kandungan senyawa fenol yang cukup banyak antara lain ;
a. Tanin, merupakan komponen utama dari daun jambu biji sekitar 9%. atau besarnya mencapai 90.000-150.000 ppm.
Tanin merupakan senyawa “growth inhibitor”, bersifat antibakteri dengan cara mempresipitasi protein. Efek antimikroba tanin melalui reaksi dengan membrane sel, inaktivasi enzim,
Diava (Psidium Guajava) Anti Ketombe ………...Sutanti, dkk 49 destruksi atau inaktivasi fungsi materi
genetik.
b. Alkaloid, merupakan golongan tanin yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan.
Alkaloid mengandung nitrogen dan merupakan turunan dari asam amino yang memiliki rasa pahit dan merupakan metabolit sekunder dari tanaman, hewan dan jamur. Alkaloid memiliki efek farmakologi pada manusia dan hewan sebagai zat antibakteri. Hal ini disebabkan karena alkaloid mempunyai kemampuan dalam menghambat kerja enzim untuk mensintesis protein bakteri.
Penghambatan kerja enzim ini dapat mengakibatkan metabolisme bakteri terganggu. Alkaloid juga dapat merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian pada sel tersebut.
c. Fenol merupakan senyawa yang mempunyai sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil.
senyawa fenol dapat menyebabkan penghambatan dalam pertumbuhan bakteri. Senyawa fenol menyebabkan penggumpalan protein penyusun protoplasma sehingga dalam keadaan demikian metabolisme menjadi inaktif, dan pertumbuhan bakteri menjadi terhambat.
d. Minyak Atsiri merupakan senyawa terpenoid, umumnya larut dalam lemak dan terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Minyak atsiri bersifat antibakteri dan antijamur yang kuat.
Minyak ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri merugikan seperti Escherichia coli, Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Klebsiella dan Pasteurella.
e. Triterpenoid, Triterpenoid adalah senyawa metabolid sekunder yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.
Senyawa tersebut dapat dijumpai pada bagian akar, batang, daun, buah maupun biji tanaman. Senyawa Triterpenoid dalam kehidupan sehari-hari banyak dipergunakan sebagai obat seperti untuk pengobatan penyakit diabetes, gangguan
menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
f. Saponin, merupakan senyawa aktif permukaan yang bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar. Saponin berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi kestabilan sel itu sendiri. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel. Agen antimikroba yang mengganggu membran sitoplasma bersifat bakterisida.
g. Steroid, merupakan senyawa yang memilik sifat bioaktivitas. misalnya dalam pembentukan struktur membran, pembentukan hormon dan vitamin D, sebagai penolak dan penarik serangga dan sebagai anti mikroba.
h. Flavonoid, merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa flavonoid mempunyai respon terhadap infeksi mikroba, bersifat antibakteri menghambat pertumbuhan bakteri Staphyococcus aureus. bagi tumbuhan senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap lingkungan.
METODE
Pelaksanaan penelitian pada bulan Januari - Februari 2023 dilaboratorium kimia SMA Negeri 1 Manyaran Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Baskom, Saringan besar, Saringan kecil, Sendok, Panci, Pisau, Gelas ukur, Timbangan, Pengaduk, Gelas kaca, Kompor, Kertas label, Blender. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Daun Jambu biji, Minyak kelapa, Jeruk nipis, Lerak, Aquades, Texapon.
Langkah-langkah proses pembuatan diava shampo sebagai berikut : mula - mula menyiapkan alat dan bahan kemudian
50 INISIASI, Volume 12 Nomor 1 – Juni 2023 merebus 20 biji lerak dengan 200 ml
aquades selama 5 menit, menuangkan hasil rebusan lerak kedalam wadah, mencuci jeruk nipis dan memotong menjadi dua bagian, setelah itu emeras jeruk nipis yang sudah dipotong sampai mengeluarkan sari,selanjutnya mencuci daun jambu yang telah dipisahkan dari tangkainya, memotong daun jambu biji yang telah bersih memblender daun jambu biji sesuai dengan variabel yaitu ; (a) A1 = Daun jambu 100 gr dan air Aquades 100 ml (b) A2 = Daun jambu 150 gr dan air Aquades 100 ml kemudian menyaring masing masing campuran yang sudah diblender dan menuangkan ke wadah gelas kaca yang berbeda, menuangkan 100 ml air rebusan lerak disetiap perlakuan, menambahkan air perasan jeruk nipis di setiap perlakuan sebanyak 30 ml, menambahkan minyak kelapa, texapon di setiap perlakuan sebanyak 100 gr kemudian mengaduk semua bahan hingga homogen dan menutup rapat gelas kaca dan menyimpan cairan sampai melalui proses fermentasi selama 7 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesifikasi Kandungan Diava Shampo Diava merupakan salah satu produk shampo dari proses fermentasi. Dalam proses pembuatan Diava, membutuhkan bahan utama yang berupa daun jambu biji, minyak kelapa ,jeruk nipis, lerak, aquades, Texapon. Keunggulan diava menggunakan bahan alami
Karakteristik Diava Anti Ketombe
Berdasarkan data pengamatan diatas Diava anti ketombe memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Warna
Berdasarkan hasil pengamatan warna pada perlakuan A1 dan A2 mempunyai warna yang hampir sama yaitu warna coklat dimana perlakuan A1 mempunyai warna coklat yang lebih muda, sedangkan pada perlakuan A2 memiliki warna coklat kehitaman. Hal ini disebabkan jumlah komposisi daun jambu bji lebih banyak pad perlakuan
A2 menyebabkan warna lebih coklat kehitaman. Dari hasil penelitian sebelumnya melaporkan bahwa daun jambu biji mengandung senyawa tanin, flavonoid, dan terpenoid. Senyawa tanin merupakan senyawa organik komplek, mempunyai kristal membentuk amorf, dapat larut dalam air dengan membentuk cairan berwarna.
Tanin yang terdapat dalam daun jambu biji memberikan warna coklat . Nilai senyawa tanin pada daun jambu biji dapat terekstrak optimum dengan menggunakan pelarut alkohol, aquades dan sodium hidroksida. Pelarut aquades mempunyai sifat netral, dalam penelitian ini menggunakan aquades sehinggga mampu melarutkan senyawa yang terkandung didalam daun jambu biji dapat menbentuk cairan warna yang lebih tinggi. Selain itu Ekstraksi zat warna juga dipengaruhi oleh suhu proses, pada suhu yang tinggi mengakibatkan serat selulosa penyusun dinding sel dalam daun rusak dan pecah sehingga akan memudahkan pelarut untuk mengekstrak senyawa tanin dalam daun selain itu juga dipengaruhi oleh pengaruh proses fermentasi yang lama dan adanya tambahan bahan berupa lerak
2. Aroma
Berdasarkan hasil pengamatan aroma pada perlakuan A1 dan A2 memiliki aroma khas yang berasal dari daun jambu biji. Hal ini karena semakin tinggi zat aktif yang ditambahkan dalam sediaan sampo maka semakin kuat aroma dan semakin pekat warna yang dihasilkan.
3. Wujud
Berdasarkan hasil pengamatan wujud pada perlakuan A1 dan A2 memiliki wujud berupa cair yaitu A1 lebih kental sedangkan A2 memiliki wujud yang cair saja.
Diava (Psidium Guajava) Anti Ketombe ………...Sutanti, dkk 51 B. Hasil Pengamatan Diava Anti
Ketombe
Berdasarkan tabel 2 Hasil Pengamatan Diava Anti Ketombe memiliki hasil sebagai berikut:
1. Uji Organoleptik
Tujuan Uji organoleptis untuk
mengamati dengan
menggunakan pancaindera seperti melihat warna, aroma dan wujud selama 3 minggu tidak ada perbedaan sehingga 2. pH
Berdasarkan tabel 2, hasil uji pH sediaan kedua paramater yaitu 7.
Uji pH pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat keasaman pada sampo ekstrak daun jambu biji.
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Dilakukan pengujian pH untuk mengetahui keamanan sediaan saat digunakan agar tidak menimbulkan iritasi kepala, karena penggunaanya kontak langsung dengan kulit kepala.
Adapun hasil penelitian menunjukkan sampo ekstrak daun jambu biji mempunyai pH 7. Semakin tinggi konsentrasi sampo ekstrak daun jambu biji maka pH yang dihasilkan semakin asam. Penelitian Mondala, dkk (2017), melaporkan bahwa penurunan pH pada penambahan konsentrasi ekstrak disebabkan oleh zat aktif yang terkandungsemakin besar sehingga nilai pH semakin asam.
Meskipun pH sampo ekstrak daun jambu biji mengalami penurunan pH namun masih memenuhi SNI sampo No.06- 2692-1992 yaitu harus dalam rentang pH 5,0-9,0.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas Sediaan sampo diamati apakah terdispersi secara merata atau tidak dengan cara melihat menggunakan panca indera lalu diamati ada atau tidak adanya butiran kasar pada sediaan. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu. Sampo yang baik mempunyai ciri bahwa akan tercampur atau terdispersinya semua bahan secara sempurna.
Tujuan lain dilakukan pengujian homogenitas adalah untuk melihat apakah dalam sediaan sampo terdapat partikel kasar dan apakah komponen yang digunakan tercampur dengan merata. Adapun hasil penelitian menunjukkan sampo daun jambu biji pada parameter A1 dan A2 memiliki homogenitas yang baik. Hal tersebut ditandai dengan tidak ditemukannya butiran-butiran kasar pada tiap konsentrasi sampo. Hasil yang diperoleh sampo sesuai dengan ketetapan SNI 06-2692-1992, yang menyatakan bahwa sampo yang baik adalah sampo yang memiliki bentuk cair atau tidak ada yang mengendap.
4. Uji Pengukuran Tinggi Busa Uji tinggi busa pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sampo ekstrak daun jambu biji menghasilkan busa.
Busa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan sampo. Hal ini dikarenakan busa dapat mempertahankan keberadaan sampo pada rambut, membuat rambut mudah dicuci dan mencegah helaian rambut menyatu yang dapat mengakibatkan kusut.
Uji Tinggi Busa dilakukan menggunakan tabung reaksi dengan cara dimasukkan sediaan kedalam tabung reaksi kemudian ditutup lalu di kocok selama 20 detik dengan cara membalikkan
52 INISIASI, Volume 12 Nomor 1 – Juni 2023 tabung reaksi secara berurutan.
Tinggi busa yang berbentuk lalu diamati. Munculnya busa pada tiap konsentrasi sampo dikarenakan terdapatnya kandungan saponin pada sampel.
Semakin tinggi konsentasi ekstrak sampo maka tinggi busa yang dihasilkan semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh surfaktan, yang merupakan bahan aktif dalam sampo yang memiliki fungsi sebagai penghasil busa. Selain itu, busa memiliki sifat yang mudah larut dalam air sehingga pada saat pengocokan busa akan muncul.
Tinggi busa yang dihasilkan memenuhi persyaratan sesuai penelitian Willkison dan More (1982), menyatakan tinggi busa yaitu 1,3-22cm
5. Bilangan penyabunan
Penentuan bilangan penyabunan merupakan jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Nilai bilangan penyabunan yang diperoleh pada penelitian ini sebagai menunjukkan jumlah asam lemak tak jenuh yang terkandung dalam minyak goreng, sebagai indikator kualitas minyak. Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alcohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan uji di LPPT UGM Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa bilangan penyabunan mendapatkan hasil 18.34 cm.
Sehingga busa pada diava mampu menjaga sampo tetap berada pada rambut, membuat rambut mudah dicuci, serta mencegah batangan-batangan rambut menyatu sehingga menyebabkan kusut. busa menjaga sampo tetap berada pada rambut, membuat rambut mudah dicuci, serta mencegah batangan-batangan rambut menyatu sehingga menyebabkan kusut. Pada daun jambu biji memgandung flavonoid yang sangat tinggi yaitu quercetin.
Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antibakteri, selain itu pada daun jambu biji terdapat saponin, minyak atsiri, tanin, anti mutagenic, flavonoid, dan alkaloid. Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan.
Quercetin adalah zat sejenis flavonoid yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, daun dan biji-bijian. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan dalam suplemen, minuman atau makanan. Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.
Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.
Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman dan digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi, Tanin juga sebagai sumber asam pada buah.
Diava (Psidium Guajava) Anti Ketombe ………...Sutanti, dkk 53 Keunggulan Diava anti ketombe
1. Bahan alami
Pembuatan diava shampoo banyak menggunakan bahan alami seperti lerak, daun jambu biji, dan jeruk nipis.
2. Ramah lingkungan
Biasanya daun jambu biji hanya menjadi sampah organik namun dengan adanya inovasi baru bisa dimanfaatkan menjadi produk shampo yang kaya akan manfaat.
3. Lebih aman
Karena menggunakan bahan alami tentunya dapat membuat kulit kepala lebih aman.
4. Harga terjangkau
Harga Diava anti ketombe yaitu Rp 10.000 harga ini lebih terjangkau dibandingkan harga produk pasaran.
Prospek bisnis komersialisasi
1. Melakukan promosi Diava anti ketombe kepada masyarakat.
2. Memperbanyak produk Diava anti ketombe
3. Bekerja sama dengan toko-toko terdekat untuk mempromosikan Diava anti ketombe
4. Melakukan promosi Diava anti ketombe di sosial media, secara online baik bukalapak, tokopedia, shoope
KESIMPULAN Simpulan
Diava anti ketombe merupakan salah satu hasil alternatif pemanfaatan daun jambu biji. dalam proses pembuatan dilakukan dengan memcampurkan daun jambu biji dengan bahan lain yang besifat alami. Hasil Diava anti ketombe dengan perlakuan A1 yang memiliki hasil organoleptik mempuyai warna coklat, beraroma khas berbentuk cair agak kental.
Berdasarkan pengamatan A1 mempunyai
pH 7, Homogenitas. Dari hasil uji laboratorium di LPPT UGM Yogyakarta untuk uji mutu dengan mengambil sampel, tinggi busa dan bilangan penyabunan 18,34 cm.
Saran
1. Perlu dilakukan upaya untuk menyebarluaskan informasi tentang Diava anti ketombe dengan daun jambu biji (Psidium guajava L) melalui organisasi yang ada di masyarakat.
2. Penelitian Diava anti ketombe selanjutnya diharapkan mampu meneliti minyak yang terkandung didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Ridla Saraswati, Norisca Aliza Putriana, Formulasi Shampo Anti Ketombe Dan Anti Kutu Rambut Dari Berbagai Macam Tanaman Herbal : Article Review Farmaka, Suplemen Volume 15 Nomor 1 248, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jl.
Raya Bandung - Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telepon : (022) 7796200, Faksmile : (022) 7796200 Asjur, Vebriyanti Asti, Saputro, Syaifullah,
Musdar1, Azizi Tamzil, Ikhsan Khaerati, Mifta, Formulasi dan Uji Efektivitas Shampo Antiketombe Minyak Atsiri Seledri (Apium graveolens) terhadap Jamur Candida albicans Formulation and Effectiveness Test of Anti-dandruff Shampoo Essential Oil of Celery (Apium graveolens) against Candida albicans Fungus, Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Megarezky Makassar, Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Megarezky Makassar, file:///home/tanti/Downloads/1265.pd f, Jurnal Sains dan Kesehatan J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. p-ISSN:
2303-0267, e-ISSN: 2407-6082 (Diunduh, 30 september 2023, pukul 09.00 WIB)
Astiningsih Diah Pravitasari, Dolih Gozali, Rini Hendriani, Resmi Mustarichie, Review: Formulasi Dan Evaluasi Sampo Berbagai Herbal Penyubur
54 INISIASI, Volume 12 Nomor 1 – Juni 2023 Rambut, Program Studi Sarjana, Fakultas
Farmasi, Universitas Padjadjaran, Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Universitas Padjadajran, Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor 45363 Majalah Farmasetika, 6 (2) 2021, 152-168 Haryadi, Ichwan, Hidayati, Nur
EKSTRAKSI ZAT WARNA DARI DAUN JAMBU BIJI AUSTRALIA (Psidium guajava l) Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Jendral Ahmad Yani Pabelan Kartasura Sukoharjo Telp./Fax. (027)1717417/1715448 Indonesia Journal of Halal Pusat kajian halal universitas Diponegoro, file:///home/tanti/Downloads/4180- 12812-1-PB-1.pdf (Diunduh, 30 september 2023, pukul 10.48 WIB)
Herlita Gasella Salsabila, Nur Masyithah Zamruddin, Herman*, Optimasi Konsentrasi Basis HPMC Sediaan Sampo Antiketombe Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian
“Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
Nurhikma Eny, Antari Dewi, Austin Tee, Selfyana Formulasi Sampo Antiketombe Dari Ekstrak Kubis (Brassica oleracea Var. Capitata L.) Kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) Laboratorium Farmasetika, Akademi Farmasi Bina Husada Kendari Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 4.No.1 Juni 2018 Avaiable online at www.jurnal- pharmaconmw.com/jmpi p-ISSN : 2442-6032 e-ISSN : 2598-9979 https://media.neliti.com/media/public ations/278015-formulasi-sampo- antiketombe-dari-ekstrak-
67fe7efe.pdf (Diunduh, 30 september 2023, pukul 10.37 WIB)