• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA PENGOLAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA PENGOLAHAN."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA PENGOLAHAN

Oleh: FAJRI SANARA

0911122089

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

Oleh: FAJRI SANARA

0911122089

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(3)

vii

PEMBUATAN TEH DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA PENGOLAHAN

Oleh : Fajri Sanara

Dosen pembimbing : 1. Tuty Anggraini, STP, MP, phD 2. Diana Sylvi, STP, MSi

ABSTRAK

Penelitian “Pembuatan Teh Daun Jambu Biji (Psidium guajava L)

Menggunakan Beberapa Metoda Pengolahan“ telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas pada bulan November 2013 sampai Januari 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh beberapa metoda pengolahan terhadap karakteristik teh

daun jambu biji (Psidium guajava L) dan untuk membandingkan masing – masing

produk yang dihasilkan secara organoleptik. Penelitian ini di desain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Dengan perlakuan sebagai berikut : A (Metoda pengolahan teh hijau), B (Metoda pengolahan teh oolong), C (Metoda pengolahan teh hitam), D (Metoda pengolahan teh wangi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan beberapa metoda pengolahan pada pembuatan teh daun jambu biji ini memberikan pengaruh nyata terhadap kadar tanin, polifenol, aktivitas antioksidan dan waktu larut dan berbeda tidak nyata terhadap kadar air dan kadar abu. Masing – masing teh daun jambu biji ini positif mengandung alkaloid. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan D (Metoda pengolahan teh wangi) sebagai produk paling disukai dengan persentase panelis yang memilih suka untuk warna sebesar 75%, aroma 95%, dan rasa 60%. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada perlakuan A (Metoda pengolahan teh hijau) yaitu sebesar 53,7133%.

(4)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teh merupakan bahan minuman yang sangat bermanfaat, terbuat dari

pucuk tanaman teh (Camellia sinensis L) melalui proses pengolahan tertentu.

Minuman teh dapat menimbulkan rasa segar dan dapat memulihkan kesehatan

badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negative (Puslitbang Teh dan

Kina Gambung, 1994).

Berdasarkan pengolahannya teh terbagi atas 4 macam yaitu teh hijau, teh

oolong, teh hitam dan teh wangi. Kualitas teh dikatakan tinggi apabila dipetik dari

lembar pucuk pertama sampai lembar pucuk ketiga, karena dalam ketiga lembar

daun tersebut terdapat kandungan katekin dan kafein yang tinggi sebagai

penambah rasa segar. Katekin sendiri merupakan senyawa polifenol yang

berfungsi sebagai antioksidan (Mulja, 1995).

Teh yang dikonsumsi bukan hanya berasal dari tanaman teh saja, tapi bisa

juga berasal dari buah, rempah-rempah, atau tanaman obat lainnya yang diseduh.

Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan teh.

Jambu biji (Psidium guajava L) banyak ditemukan di wilayah Indonesia,

walaupun sebenarnya berasal dari Amerika Tropik. Jambu biji secara taksonomi

tergolong ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava, sehingga

dàlam bahasa Latin disebut Psidium guajava L. Dalam bahasa Inggris jambu biji

dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu, jambu

klutuk, atau jambu Siki (Poejiati, 1994).

Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa, buahnya

memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan

besi. Selain itu, juga kaya zat non gizi, seperti, komponen serat pangan

karotenoid, dan polifenol (Prahasta, 2010). Buah jambu biji bebas dari asam

lemak jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat

pangan. Di dalam daun jamu biji antara lain mengandung tanin, minyak asiri

(eugenol), dan minyak lemak. Oleh karena adanya senyawa-senyawa yang

terkandung di dalamnya menyebabkan tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai

(5)

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teh merupakan bahan minuman yang sangat bermanfaat, terbuat dari

pucuk tanaman teh (Camellia sinensis L) melalui proses pengolahan tertentu.

Minuman teh dapat menimbulkan rasa segar dan dapat memulihkan kesehatan

badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negative (Puslitbang Teh dan

Kina Gambung, 1994).

Berdasarkan pengolahannya teh terbagi atas 4 macam yaitu teh hijau, teh

oolong, teh hitam dan teh wangi. Kualitas teh dikatakan tinggi apabila dipetik dari

lembar pucuk pertama sampai lembar pucuk ketiga, karena dalam ketiga lembar

daun tersebut terdapat kandungan katekin dan kafein yang tinggi sebagai

penambah rasa segar. Katekin sendiri merupakan senyawa polifenol yang

berfungsi sebagai antioksidan (Mulja, 1995).

Teh yang dikonsumsi bukan hanya berasal dari tanaman teh saja, tapi bisa

juga berasal dari buah, rempah-rempah, atau tanaman obat lainnya yang diseduh.

Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan teh.

Jambu biji (Psidium guajava L) banyak ditemukan di wilayah Indonesia,

walaupun sebenarnya berasal dari Amerika Tropik. Jambu biji secara taksonomi

tergolong ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava, sehingga

dàlam bahasa Latin disebut Psidium guajava L. Dalam bahasa Inggris jambu biji

dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu, jambu

klutuk, atau jambu Siki (Poejiati, 1994).

Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa, buahnya

memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan

besi. Selain itu, juga kaya zat non gizi, seperti, komponen serat pangan

karotenoid, dan polifenol (Prahasta, 2010). Buah jambu biji bebas dari asam

lemak jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat

pangan. Di dalam daun jamu biji antara lain mengandung tanin, minyak asiri

(eugenol), dan minyak lemak. Oleh karena adanya senyawa-senyawa yang

terkandung di dalamnya menyebabkan tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai

(6)

Selain buah, daun jambu biji juga memiliki manfaat yang banyak

digunakan masyarakat Indonesia secara turun temurun untuk menyembuhkan

berbagai macam penyakit seperti diare, kolesterol darah tinggi, demam berdarah,

sariawan, dan pendarahan (Poejiati, 1994). Hasil skrining fitokimia membuktikan

bahwa daun jambu biji mengandung metabolit sekunder yang terdiri dari, tannin,

polifenolat, flavonoid, monoterpenoid, siskulterpen, alkaloid, kuinon, dan saponin

(Kurniawati, 2006).

Meskipun daun jambu biji memiliki manfaat yang banyak untuk

kesehatan, namun pemanfaatnya belum maksimal karena selama ini masyarakat

mengolah daun jambu biji dengan merebusnya pada suhu dan waktu yang tidak

terkontrol. Suhu yang tinggi dan perebusan yang terlalu lama dapat menyebabkan

kehilangan komponen – komponen kimia yang terdapat pada daun jambu biji.

Metoda pengolahan yang tepat sangat diperlukan untuk mengefektifkan dan

mengefisienkan manfaat dari daun jambu biji ini.

Pengolahan daun jambu biji menjadi minuman teh ini, dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode pengolahan antara lain ; metoda pengolahan teh

hijau, teh oolong, teh hitam, dan teh wangi yang berdasarkan pengolahan pada

daun teh (Camellia sinensis L). Pada penelitian ini akan diolah daun jambu biji

dengan menggunakan metode – metode tersebut sehingga dapat dibandingkan

kadar antioksidan masing – masing produk teh yang dihasilkan. Untuk pembuatan

teh daun jambu biji ini digunakan daun muda jambu biji, karena berdasarkan

penelitian pendahuluan tentang studi pembuatan teh daun jambu biji, daun muda

jambu biji memiliki kadar tannin yang lebih tinggi daripada pucuk daun jambu

biji (Desmaisis, 2013).

Teh hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh (Camellia sinensis L)

yang diolah tanpa melalui proses oksidasi enzimatis. Tahapan pengolahan teh

hijau terdiri dari pelayuan, penggulungan, pengeringan, dan sortasi kering. Teh

oolong adalah teh hasil semi oksidasi karena tidak bersentuhan lama dengan udara

saat diolah. Oksidasi enzimatis terjadi namun hanya sebagian (30 – 70 %) dan

tahapan pengolahan teh oolong terdiri dari pemetikan, pelayuan, pengeringan, dan

penggulungan. Teh hitam merupakan pucuk daun teh yang mengalami perubahan

(7)

3

enzimatis menjadi teaflavin dan tearubugin. Tahapan pengolahan teh hitam yang

baik dan benar dimulai dari pemetikan, pelayuan, penggilingan, oksidasi

enzimatis, pengeringan, dan pengemasan (Sujayanto, 2008). Sedangkan teh wangi

merupakan teh hijau yang dicampur dengan bahan pewangi dengan bunga melati

atau culan, melalui proses pengolahan tertentu untuk mengahasilkan cita rasa yang

khas. Tahapan proses pengolahan teh wangi adalah sebagai berikut : penyediaaan

bahan baku, penggosongan, pemilihan bunga, pelembaban, pewangian,

pengeringan dan pengepakan (Puslitbang Teh dan Kina Gambung, 1994).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “ Pembuatan Teh Daun Jambu Biji

(Psidium Guajava L) Menggunakan Beberapa Metoda Pengolahan “

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa metoda

pengolahan terhadap karakteristik teh daun jambu biji (Psidium guajava L) dan

untuk membandingkan masing – masing produk yang dihasilkan secara

organoleptik.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk menentukan metoda pengolahan terbaik

dalam mengolah daun jambu biji dan pengaruhnya terhadap karakteristik dan

organoleptik minuman teh jambu biji (Psidium guajava L).

1.4 Hipotesis Penelitian

H0 : Berbagai macam metoda pengolahan tidak berpengaruh terhadap

karakteristik dan organoleptik teh daun jambu biji (Psidium guajava L).

H1 : Berbagai macam metode pengolahan berpengaruh terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.) pada minyak goreng curah terhadap keadaan (bau dan warna)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.) dapat diformulasikan ke dalam sediaan pewarna rambut dengan penambahan

Dari hasil skrining pendahuluan terhadap ekstrak metanol dan etil asetat dari daun tumbuhan jambu biji (Psidium guajava L.) dengan adanya penambahan pereaksi- pereaksi warna

Uji Efektifitas Variasi Massa Ekstrak Daun Tembakau Dan Biji Mahoni Sebagai Insektisida Alami Pada Tanaman Jambu Biji ( Psidium guajava L .).. Penelitian

Dari hasil skrining pendahuluan terhadap ekstrak metanol dan etil asetat dari daun tumbuhan jambu biji Australia (Psidium guajava L) dengan adanya penambahan

Lampiran Model Matematika Data Kimiawi Sari Buah Jambu Biji Merah. ( Psidium guajava

Dari hasil pengujian granul ekstrak daun jambu biji putih (Psidium guajava L.) yang dibuat dalam 2 formula dengan memvariasikan kadar asam sitrat dan asam tartrat, maka

Hasil ANOVA Analisis Total Fenolik (µg GAE / 100ml) pada Aktivitas Antioksidan dan Kualitas Kombucha dengan Kombinasi Teh dan Sari Buah Jambu Biji ( Psidium guajava