• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PEMBELAJARAN KU MODUL 3

N/A
N/A
sdn 1sila

Academic year: 2025

Membagikan "JURNAL PEMBELAJARAN KU MODUL 3 "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“PENDIDIKAN INKLUSIF”

DISUSUN OLEH:

NAMA : YUYUN YULIANA, S.Pd NO.UKG : 201502667326

LPTK : UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) UNIT KERJA : SDN 6 SILA

PPG GURU TERTENTU DALJAB PILOTING 3 TAHUN 2024

(2)

1. Pengertian Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang terbuka, mengakomodasi dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan membutuhkan pendidikan layanan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan kelas yang sama tanpa diskriminatif.

2. Tujuan pendidikan Inklusif

a) Menurut Budiyanto (2017), tujuan pendidikan inklusif dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum adalah memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya kepada semua anak, khususnya anak-anak penyandang kebutuhan pendidikan khusus. Sedangkan tujuan khusus yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan perolehan hasil belajar bagi semua peserta didik, meningkatkan pemberdayaan nilai-nilai budaya lokal dalam seluruh proses penyelenggaraan pendidikan, dan meningkatkan peran tiga komponen (orang tua, masyarakat, dan pemerintah) dalam penyelenggaraan pendidikan.

b) Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang

(3)

bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

c) Sedangkan menurut Sumiyati (2011), tujuan pendidikan inklusif adalah:

1. Terpenuhinya hak atas pendidikan yang layak dan memberikan akses seluas-luasnya bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus.

2. Terwujudnya pemerataan penyelenggaraan sistem pembelajaran yang layak dan berkualitas sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan individu siswa.

3. Terwujudnya pembentukan manusia sosial yang menjadi bagian integral dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan inklusif

a) Penghargaan terhadap Keberagaman: Salah satu prinsip penting dalam pendidikan inklusif adalah menghargai perbedaan di antara peserta didik, baik dari segi kemampuan belajar, latar belakang budaya, maupun kondisi fisik. Dalam Kurikulum Merdeka, ini diwujudkan melalui pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan dan potensi individu.

b) Fleksibilitas Pembelajaran: Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam merancang dan menerapkan pembelajaran. Guru dapat menyesuaikan materi dan metode sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Ini

(4)

memungkinkan siswa dengan kebutuhan khusus untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan ritme belajar mereka.

c) Partisipasi Aktif: Pendidikan inklusif menekankan partisipasi aktif semua peserta didik dalam proses pembelajaran. Di bawah Kurikulum Merdeka, peserta didik diharapkan terlibat dalam diskusi, kolaborasi, dan eksplorasi pembelajaran, yang mendukung perkembangan keterampilan sosial dan kognitif.

d) Peningkatan Kapasitas Guru: Penerapan pendidikan inklusif dalam Kurikulum Merdeka juga berfokus pada pengembangan kapasitas guru.

Guru dilatih untuk memahami dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang inklusif, termasuk penggunaan penilaian formatif dan diferensiasi dalam mengajar.

5. Manfaat Pendidikan Inklusif

a) Menumbuhkan rasa toleransi terhadap sesama.

b) Mendorong pemahaman bahwa perbedaan itu wajar dan cara menghargai perbedaan tersebut.

c) Mengurangi sikap diskriminatif terhadap golongan tertentu.

d) Meningkatkan rasa percaya diri pada setiap anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

e) Mendorong perkembangan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman di kalangan anak-anak.

6. Implementasi Pendidikan Inklusif

(5)

Pendidikan inklusif merupakan pendekatan pendidikan yang mengakui dan mengakomodasi kebutuhan beragam siswa, termasuk siswa penyandang disabilitas. Implementasinya bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan setara bagi semua siswa.

Pendidikan inklusif mengedepankan penerimaan keberagaman di ruang kelas, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Salah satu pendekatan yang efektif dalam pendidikan inklusif adalah penggunaan metode project-based instruction. Metode ini menekankan pembelajaran aktif dan kolaboratif, di mana siswa terlibat dalam proyek yang bermakna dan menantang, seperti pembuatan model atau simulasi . Dengan berpartisipasi dalam proyek, siswa dari berbagai latar belakang dan kemampuan dapat belajar bersama, saling mendukung, dan mengembangkan keterampilan yang relevan untuk kehidupan nyata.

Metode project-based instruction memperkuat prinsip-prinsip pendidikan inklusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberdayakan semua siswa.

Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran dalam pendidikan inklusif berfokus pada diferensiasi dan fleksibilitas. Guru menggunakan berbagai metode dan bahan ajar untuk memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda. Ini mencakup:

Pembelajaran berdiferensiasi: Guru menyesuaikan materi, instruksi, dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan individu siswa.

(6)

Belajar kooperatif: Siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan beragam kemampuan, saling mendukung dan belajar dari satu sama lain.

Teknologi bantu: Alat dan perangkat lunak khusus digunakan untuk mendukung siswa dengan kebutuhan belajar khusus.

7. Modifikasi Kurikulum

Kurikulum diadaptasi untuk memastikan aksesibilitas bagi semua siswa.

Modifikasi dapat mencakup:

➢ Penyesuaian konten: Mengubah kompleksitas atau tingkat kesulitan materi pelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.

➢ Penggunaan bahasa yang jelas dan sederhana: Menghindari jargon dan istilah teknis yang sulit dipahami oleh siswa penyandang disabilitas.

➢ Memberikan pilihan: Siswa diberi pilihan dalam tugas atau penilaian untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda.

8. Tantangan Pendidikan Inklusif

Tantangan dalam pendidikan inklusif dapat bervariasi. Namun, beberapa tantangan umum yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif antara lain:

a) Kurangnya pemahaman dan sikap yang merata di kalangan masyarakat tentang pendidikan inklusif;

(7)

b) Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus;

c) Sarana, prasarana dan lingkungan sekolah yang belum sepenuhnya aksibel untuk anak berkebutuhan khusus;

d) Kurangnya komitmen pemerintah daerah terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif;

e) Keterbatasan jumlah guru pembimbing khusus yang mengunjungi sekolah inklusif;

f) Keterbatasan sumber daya manusia yang ada di sekolah inklusif dalam melakukan modifikasi;

g) Paradigma masyarakat yang keliru terhadap individu dengan disabilitas;

serta

h) Manajemen dan sumber daya manusia kampus yang tidak memadai untuk mendukung pendidikan inklusif.

9. Refleksi

Pendidikan inklusif menyoroti pentingnya pendekatan ini, untuk memastikan setiap peserta didik Mendapatkan hak yang sama untuk belajar.

Pendidikan inklusif juga membuka peluang belajar bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, untuk belajar Bersama, dan menciptakan lingkungan yang menghargai perbedaan dan memupuk rasa empati serta saling

(8)

menghormati dan menyayangi terhadap sesama peserta didik tampa membedakan status sosial terhadap peserta didik.

Dalam prakteknya, Pendidikan inklusif menantang guru dan sekolah untuk lebih fleksibel dalam memberikan metode pengajaran serta menyediakan dukungan yang sesuai dan menciptakan kurikulum yang adaptif, sehingga memerlukan paradigma dari mengajar kelompok homogen menjadi kelompok yang beragam dengan berbagai macam kebutuhan peserta didik. Serta menuntut guru agar mampu menciptakan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing agar tercipta Susana kelas yang efektif dan menyenangkan baik bagi guru maupun peserta didik.

Meskipun berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumberdaya, pelatihan guru, serta lingkungan yang kurang memadai atau media pembelajaran yang perlu dimodifikasi, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Maka saya sebagai guru memastikan semua peserta didik mendapatkan perhatian dan hak yang sama untuk disayangi dan diperhatikan. Namun, kepuasan tersendiri bagi guru Ketika melihat kemajuan peserta didik yang meningkat baik dalam nilai akademis maupun sosial yang tak ternilai. Dan dengan adanya pembebelajaran inklusif ini, peserta didik yang pada awalnya merasa tidak percaya diri dengan keterbatasan dan kesulitan yang dihadapinya pada saat proses belajar mengajar sekarang merasa lebih percaya diri dan mampu beradaptasi dengan aktif baik dilingkungan sekolah, keluarga, maupun dalam lingkungan Masyarakat.

(9)

10. Umpan Balik Teman Sejawat

Pemaparan yang diberikan sangat jelas sehingga saya lebih paham dengan keberagaman siswa dam metode apa yang akan digunakan untuk mendukung peserta didik baik yang cepat tangap atau yang sulit

menangapi setiap penyampaian materi pemebelajaran.

Dengan adanya pembelajaran inklusif saya lebih memahami strategi-strategi yang dapat diterapkan dikelas saya, maka dengan mengapresiasi pendekatan inklusif ini untuk bagi anak berkebutuhan khusus.

Menurut saya, dengan adanya Pendidikan inklusif ini diterapkan disekolah. Maka, bagi anak berkebutuhan khusus tidak merasa terisolasi, dan mereka berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan teman- temannya. Sehingga tercipta lingkugan kelas yang aktif dan menyenangkan.

(10)

Dokumentasi Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik

”Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan

Menurut Sudibyo (2009) pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan

Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

Untuk mengantisipasi permasalahan ini, model pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk

Konteks dalam kedua kebijakan tersebut pendidikan inklusif dimaknai sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang

Pendidikan Inklusif PI merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua Peserta Didik Berkebutuhan Khusus PDBK termasuk di dalamnya adalah Peserta

Pendidikan inklusif didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan inklusi yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi