• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PRAKTIKUM IX FARMASI FISIKA

N/A
N/A
Sultan Adam Tazuri

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL PRAKTIKUM IX FARMASI FISIKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PRAKTIKUM IX

DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA

DOSEN PEMBIMBING:

Apt. Diah indah Kumalasari.M.Farm

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. Habib Husain Syafrudin (2002060121) 2. Mukhammad Syaifuddin Zuhri (2002060132) 3. Galuh Ambar Pramudita (2002060125)

4. Nasywa Zahraindah Nur Agustina (2002060117) 5. Yully Anugrahayau Harsart (2002060203)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2021

DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA 1.1 Tujuan Praktikum

(2)

Memahami dan mengerti gambaran mengenai sifat-sifat larutan koloidal dan mengenal penggolongan larutan koloidal.

1.2 Dasar Teori

Koloid adalah sistem dispersi. Sistem dispersi atau sistem sebaran adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain. Zat yang terbagi atau didispersikan disebut sebagai fase terdispersi. Dispersi halus atau koloid merupakan sistem dua fase yang ketercampurannya berada di antara homogen dan heterogen, agak keruh serta memiliki diameter partikel 10-7cm (Sumardjo, 2006).

Partikel koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat dalam suspensi air baku, dan partikel inilah yang merupakan penyebab utama kekeruhan. Stabilitas koloid tergantung pada ukuran koloid serta muatan elektrik yang dipengaruhi oleh kandungan kimia pada koloid dan pada media dispersi (seperti kekuatan ion, pH dan kandungan organik dalam air) (Rachmawati, 2009).

Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibat kehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Untuk mengetahui tingkat kekeruhan air (turbiditas) digunakan alat ukur yang disebut turbidimeter.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat di bidang elektronika dan instrumentasi telah memungkinkan diciptakannya alat-alat ukur yang bekerja secara digital.

1.3 Monografi Bahan

A. Mucilago Gum Arab

Nama bahan : Gummi Acaciae (FI edisi IV hal 423) Pemerian : Tidak berbau

Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit,; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

B. Na Lauril Sulfat

Nama bahan : Natrium lauril sulfat (FI edisi IV hal 595) Rumus kimia : CH2 (CH2)10CH3 OSO3 Na

BM : 288,38 g/mol

Pemerian : Hablur, kecil, berwarna putih atau kuning mudah, agak berbau khas

Kelarutan : Mudah larut dalam air membentuk larutan opalesen

C. Gelatin

Nama Bahan : Gelatinum (FI edisi III hal 265-266)

(3)

Pemerian : Lembaran, kepingan, serbuk atau butiran; tidak berwarna atau kekuningan pucat; bau dan rasa lemah

Kelarutan : Jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak, rangsur-angsur menyerap air 5 sampai 10 kali bobotnya; larut dalam air panas jika didinginkan terbentuk gudir; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P dan air, jika dipanaskan lebih mudah larut; larut dalam asam asetat P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik D. FeCI3

Nama Bahan : Besi (II) Klorida (FI edisi V hal 1695) Rumus Kimia : FeCI3

Berat Molekul : 482,19 Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga, dan garam hidrat yang telah terpengaruhi oleh kelembapan

Kelarutan : Larut dalam larutan beropalensi berwarna jingga.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik E. NaCI

Nama bahan : Natrium klorida (FI edisi III) Rumus kimia : NaCL

BM : 58,44 g/mol

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih;

tidak berbau; rasa asin

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol p; sukar larut dalam etanol (95%)

F. Alkohol

Nama Bahan : Etanol (FI edisi V hal 399-400) Rumus Kimia : C2H6O

Berat molekul : 46,07 Struktur Kimia :

(4)

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, berbau khas dan menimbulkan rasa terbakar dilidah, mudah menguap bahkan pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 mudah terbakar

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis dicampur dengan semua pelarut organik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api 1.4 Alat dan Bahan

 Alat

- Neraca Analitik - Viskometer Broolfield - Labu Ukur

- Timbangan Analitik - Tissue Mortir dan Stamper - Cawan Porselin

- Buret

 Bahan

- Mucilago Gum Arab 35%

- Larutan Na Lauril Sulfat 0,1%

- Gelatin 5%

- Larutan FeCl3 0,25%

- Larutan NaCl 20%

- Alkohol - Air Es

1.5 Penimbangan Bahan

1. 100 ml Mucilago Gum 35%

(5)

= × 100 ml = 35 gram

2. 100 ml Na Lauril Sulfat 0,1%

= × 100 ml = 0,1 gram

3. 100 ml FeCl3 0,25%

= × 100 ml = 0,25 gram

4. 100 ml FeCl3 0,5%

= × 100 ml = 0,5 gram

5. 100 ml Gelatin 5%

= × 100 ml = 5 gram

6. 100 ml Gelatin 10%

= × 100 ml = 10 gram

1.6 Prosedur Kerja

A. Pembuatan Larutan Kolloid

Pembuatan larutan mucilago gum arab 35% sebanyak 100ml

Pembuatan larutan natrium lauril sulfat 0,1% sebanyak 100ml

Pembuatan larutan FeCl3 0,25% dan 0,5% sebanyak 100ml

Pembuatan larutan gelatin 5% dan 10% sebanyak 100ml

(6)

B. Viskositas Kolloid

C. Pengaruh Elektrolit Terhadap Kolloid 1. Titrasi larutan kolloid dengan NaCl 20%

2. Titrasi campuran larutan FeCl3 0,25% dan larutan gelatin 5% dengan NaCl 20%

Diambil 20 ml larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer Disiapkan Viskometer Brookfield, masukkan larutan kolloid FeCl3 0.25%

kedalam beaker glass

Jalankan Viscomete, lakukan pengecekan dan catat hasilnya

Ulangi percobaan B1-B2 pada sampel FeCl3 0,5%, gelatin 5% dan 10%

Diambil 20ml Gub Arab 35%, masukkan kedalam erlenmeyer

Dititrasi dengan larutan NaCl 20%, catat perubahan tiap 2ml pada tabel pengamatan ada tidaknya endapan)

Dicatat pada penambahan berapa ml terdapat endapan

Ulangi percobaan 1a-1c pada sampel Na Lauril Sulfat 0,1%, FeCl3 0,25%, dan 0,5%, larutan gelatin 5% dan 10%

(7)

D. Pengaruh alkohol terhadap kolloid

1. Titrasi larutan gelatin 5% dan 10% dengan alkohol 96%

Diambil 10 mL larutan gelatin 5%, dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Dititrasi dengan larutan alkohol 96%

Dicatat pada penambahan berapa ml terjadi endapan

Ulangi percobaan 1a -1c pada sampel larutan gelatin 10%

E . Reversibilitas kolloid

Diambil 10 mL larutan gum Arab 35%, diuapkan hingga kering Diambil 5 ml larutan gelatin 10%, dimasukkan ke dalam erlenmeyer (1a),

aduk hingga homogen

Dititrasi dengan larutan NaCl 20%, catat perubahan tiap 2 ml pada tabel pengamatan (ada tidaknya endapan)

Dicatat pada penambahan berapa ml terjadi perubahan

Ulangi percobaan 2a - 2d untuk campuran FeCl3 0,5% dan gelatin 10%

(8)

Diukur 10 ml air dingin, dicampurkan pada hasil pengeringan

Diamati perubahan yang terjadi, catat hasilnya pada tabel pengamatan

Ulangi percobaan E1 - E3 pada sampel larutan Na Lauril Sulfat 0,1%, FeCl3 0,25% dan dan 0,5%, gelatin 5% dan 10%

Referensi

Dokumen terkait

ppm dimasukkan ke dalam masing-masing erlenmeyer 50 mL yang telah diisi oleh adsorben sebanyak 0,008 E, serta dimasulftan pula 10 mL larutan sampel pada masing-masing

 Setelah dingin masukkan larutan NaOH ke dalam labu takar ukuran 1000 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas.  Segera pindahkan larutan ke dalam botol reagen tutup plastik