STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU NGADE BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
SKRIPSI
OLEH : AFRIZAL HAMID
45 13 042 008
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2018
STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU NGADE BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
KOTA TERNATE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)
OLEH : AFRIZAL HAMID
45 13 042 008
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2018
STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU NGADE BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
Oleh : Afrizal Hamid NIM :4513 042008
ABSTRAK
Penelitian Bertujuan Untuk Mendeskripsikan a.)Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata Danau Ngade b.)Bagaimana strategi pendekatan partisipasi
masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
Penelitian ini Merupakan penelitian dengan jenis studi kasus,Subyek Peneletian ini adalah Masyarakat sekitar kawasan wisata Danau Ngade.Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian yang dibantu dengan pedoman obesrvasi,Interview,dan dokumentasi.
Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa : a.) Tingkat partisipasi dalam pengembangan objek wisata Danau Ngade relatif tinggi, dengan melihat bentuk partisipasi dalam pengembangan obyek wisata Danau Ngade berupa bentuk Tenaga, Pikiran/Ide, Sumbangan, dan pemberian Informasi. b.) terdapat beberapa strategi untuk pendekatan partisipasi masyarakat, akan tetapi strategi yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah strategi SO (melihat kekuatan dan memanfaatkan peluang) yang terdapat pada matriks SWOT. Dengan melihat skore yang di dapat dari tabel analisis faktor internal dan ekstrnal, dan dimasukan pada gambar model posisi skore pendekatan, sehingga dapat ditarik bahwa strategi SO merupakan strategi pendekatan partisipasi masyarakat yang di prioritaskan dalam pengembangan objek wisata Danau Ngade.
Kata Kunci :Pengembangan Pariwisata.Partisipasi Masyarakat.Pariwisata berbasis masyarakat
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis Panjatkan Kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rakhmat dan Taufik-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini berjudul
“Studi Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Berbasis Partisipasi Masyarakat Kota Ternate”, diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu ( S1 ) pada Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini, banyak mendapatkan hambatan dan rintangan, namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga permasalahan itu dapat dilalui.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Ir.Jufriadi.MSP.IAP selaku pembimbing I, dan Bapak Ilham Yahya.ST.MSP.IAP selaku dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran serta kesabaran dalam membimbing penulis mulai dari persiapan penelitian hingga akhir penulisan.
Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh yang telah banyak membantu dalam rangka menyelesaikan skripsi ini :
1. Ibu Dekan Fakultas Teknik, Para Pembantu Dekan beserta staf Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
2. Bapak Ketua , Sekretaris, Dosen dan Staf Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
3. Orang tua tercinta,Ayah saya Hamid Abdullah dan Ibu saya Enny Ahe serta segenap keluarga saya yang telah memberikan bantuan baik moril dan materil dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Serta segenap rekan-rekan mahasiswa Perencanaan Wilayah Dan Kota yang dengan sabarnya menemani dan membantu dalam penelitian ini.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis diterima sebagai amal ibadah dan mendapat limpahan rakhmat yang berlipat ganda dari ALLAH SWT.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati beserta segala rasa hormat, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Makassar, 26 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
ABSTRAK... BAB I PENDAHULUAN xi A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Pembahasan ... 7 F. Sistematika Penulisan ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
A. Batasan Pengertian Judul ... 9
B. Kajian Pustaka ... 10
1.Pariwisata ... 10
2.Pengembangan ... 13
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembanagan Pariwisata ... 14
D. Pengelolaan Danau Bagi Pembanguanan Kepariwistaan ... 15
1.Pengertian Danau... 15
2.Kawasan Sekitar Danau ... 16
3.Klasifikasi Danau ... 16
4.Pembagian Kawasan Wisata Danau ... 17
E. Tinjauan Partisipasi Masyarakat ... 17
1.Pendekatan Partisipatif ... 20
2.Bentuk dan Peran Serta Masyarakat ... 21
F. Kebijakan Sektor Pariwisata ... 22
1.Pariwisata Indonesia ... 22
2.Pariwisata Kota Ternate ... 25
G. Kerangka Pikir ... BAB III METODE PENELITIAN 27 A. Lokasi Penelitian ... 28
B. WaktuPenelitian ... 28
C. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 29
1. Populasi Penelitian ... 29
2. Sampel Penelitian ... 29
D. Jenis Dan sumber Data ... 32
1. Jenis Data ... 32
2. Sumber data ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Variabel Penelitian... 35
G. Metode Analisis ... 36
1. Analisis Secara Deskriptif ... 37
2. Analisis SWOT ... 37
H. Definisi Operasional Penelitian ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44 A. GAMBARAN UMUM KOTA TERNATE ... 47
1. Letak Geografis dan Administrasi... 47
2. Iklim dan Curah Hujan ... 51
3. Topografi ... 51
B. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TERNATE SELATAN ... 52
1. Letak Geografis dan Administrasi... 52
2. Iklim dan Topografi ... 3. Perkembangan Penduduk Kecamatan 54 Ternate Selatan ... 5
C. GAMBARAN UMUM KELURAHAN NGADE ... 55 1. Letak Geografis dan Administrasi... 55
2. Topografi ... 57
3. Hidrologi ... 57
4. Iklim ... 58
5. Geologi dan Jenis Tanah ... 58
6. Pola Penggunaan Lahan ... 58
7. Kependudukan ... 59
8. Sosial Budaya ... 61
9. Aksesbilitas ... 62
10. Utilitas Kawasan ... 63 D. DANAU NGADE... 65
1. Karakteristik Fisik Danau ... 2. Keadaan Sarana dan Prasarana Kawasan 65 Danau Ngade ... 69
3. Jenis-jenis Wisata di Danau Ngade ... 71 4. Potensi Pembangunan kawasan ... 72 5. Karakteristik Wisatawan ... 73 6. Pendapat Pengunjung dan Masyarakat tentang
Pengembangan Wisata Danau Ngade ... 7 7. Informasi dan Promosi ...
E. DATA DAN ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU NGADE BERBASIS PARTISIPASI
MASYARAKAT ...
77
1. Analisis Fisik Kawasan Penegembangan ...
2. Aksesbilitas Kawasan Danau Ngade Terhadap
78
Pengembnagannya ... 80 3. Analisis Potensi Kawasan Wisata Danau Ngade ...
4. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
81
Pengembangan Kawasan Danau Ngade ...
5. Kionsep Partisipasi Masyarkat Dalam Pengembangan
82
Obyek Wisata Danau Ngade ...
6. Strategi Pendekatan Partisipasi Masyarkat dalam Dalam Pengembangan Obyek Wisata Danau Ngade
95
(analisis swot bagi pendekatan masyarakat) ...
BAB V PENUTUP
98
A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKALampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Skripsi tahun 2018 ...
Tabel 3.2. Variabel Penelitian ... 36 Tabel 3.3. Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS) ... 40 Tabel 3.4. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS) ... 41 Tabel 3.5. Model Matriks Analisis SWOT ...
Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Ternate Berdasarkan
43
Administrasi Kecamatan tahun 2017 ... 48 Tabel 4.2. Kelas Lereng dan Bentuk Wilayah Kelurahan Ngade .... 57 Tabel 4.3. Pola Penggunaan Lahan Kelurahan Ngade ... 58 Tabel 4.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Kelurahan Ngade ...
Tabel 4.5. Struktur Penduduk Kelurahan Ngade Menurut
59
Umur dan Jenis Kelamin ... 60 Tabel 4.6. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian ...
Tabel 4.7. Jumlah Kunjung Wisatawan Ke Kawasan Danau
61
Ngade Kelurahan Ngade di tahun 2017 ...
Tabel 4.8. Umur Pengunjung Pada Kawasan Wisata Danau
73
Ngade Tahun 2017 ...
Tabel 4.9. Presepsi Pengunjung Terhadap Pengembangan
74
Danau Ngade Berdasarkan Hasil Kuesioner ...
Tabel 4.10. Presepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Danau
76
Ngade Berdasarkan Hasil Kuesioner ...
Tabel 4.11. Pendapat Masyarakat Tentang Perlunya Partisipasi Masyarkat Dalam Pengembangan Obyek Wisata
77
Dana Ngade ... 82 Tabel 4.12. Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga ... 83 Tabel 4.13 Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Pikiran ... 86 Tabel 4.14 Partisipasi Masyrakat dalam Bentuk Sumbangan
Dana ... 87 Tabel 4.15. Jumlah Masyarakat yang Berpartisipasi ...
Tabel 4.16. Faktor Yang mempengarui Kurangnya tingkat
88
partisipasi masyarakat ... 90 Tabel 4.17. Faktor Keterbatasan Waktu ...
Tabel 4.18. Jumlah Sampel yang bersedia dan tidak Bersedia berpartisipasi Terhadap Pengembangan Kawasan
91
Dana Ngade ... 93 Tabel 4.19. Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 101
Tabel 4.20. Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 102 Tabel 4.21. Analisis Matriks SWOT Kawasan Wisata
Danau Ngade ... 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. LuasWilayah Menurut Kecamatan di
Kota Ternate ... 48
Gambar 4.2. Peta Administrasi Kota Ternate ... 50
Gambar 4.3. Peta Potensi Pariwisata Di Kota Ternate ... 51
Gambar 4.4. Peta Administrasi Kecamatan Ternate Selatan .. 53
Gambar .4.5 Peta Administrasi Kelurahan Ngade ... 56
Gambar 4.6. Peta Lokasi Kawasan Wisata Danau Ngade ... 67
Gambar 4.7. Panorama Kawasan Wisata Danau Ngade ... 68
Gambar 4.8. Bagan Pendekatan Partisipasi Masyarakat ... 97
Gambar 4.9. Model Posisi Skore pendektatan Masyarakat ... 105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sektor pariwisata dewasa ini semakin penting artinya, sebab mampu meningkatkan pandapatan devisa negara dan pendapatan asli daerah (PAD) tetapi juga memperluas kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat luas serta dalam rangka memperkenalkan budaya alam yang ada.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 70% peraiaran dan 30% daratan. Keselurahan wilayah perairan pedalaman, teritorial dan laut lepas
merupakan ekosistem (mata rantai kehidupan) dengan kekayaan sumber daya alam yang sebenarnya sangat potensial untuk dimanfaatkan secara optimal sebagai sarana pariwisata pada umumnya dan pariwisata tepian pada khususnya.
Industri pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai alternatif kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang dapat diunggulkan. Kondisi ideal tersebut dapat dicapai dengan kemampuan politik pemerintah yang dapat memberi landasan hukum, serta kesadaran masyarakat untuk dapat berintegrasi serta melibatkan diri sebagai bagian dari proses dalam menghasilkan produksi unggulan dalam seluruh industri kegiatan pariwisata.
Idealnya suatu daerah wisata, akan disebut sebagai “Daerah Tujuan Wisata” apabila, memiliki atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan wisata yang menakjubkan seperti gunung lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, cuaca, udara dan lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam sekitarnya. Disamping itu, ada pula faktor penunjang untuk Daerah Tujuan Wisata yaitu fasilitas pendukung (cinderamata, pramuwisata, toko dan sebagainya) infrastruktural (jalan, air bersih, komunikasi dan sebagainya). Selain itu juga atraksi wisata dapat berupa budaya hasil cipta manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, arsitektur kuno, peninggalan purbakala dan sebagainya. Atraksi yang di katakan harmonis menarik dan mengagumkan dengan kata lain berbagai ragam keindahan alam dan peninggalan purbakala serta seni tari atau hiburan eksotis sebaiknya dipentaskan dalam suatu paket penyajian yang ditangani secara baik.
Propinsi Maluku Utara memiliki potensi kepariwisataan yang sangat potensial untuk mendapatkan perhatian dalam proses pembangunannya termasuk didalamnya melakukan perencanaan salama setiap proses pengambilan keputusan untuk merencanakan setiap program pembangunan
pariwisata, dalam lingkup kepariwisataan Nasional visi pengembangan yang diemban oleh propinsi Maluku Utara adalah destinasi wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara dengan
menonjolkan aspek warisan budaya, kekayaan tradisi maritim, obyek wisata tepian dan keanaka ragaman flora dan fauna yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka peranan industri pariwisata untuk mendukung pengembangan kepariwisataan Maluku Utara sangat diperlukan.Atraksi yang ditawarkan di Kota Ternate juga beragam, mulai dari pegunungan, laut, pulau, danau, budaya dan sejarah. Sehingga dapat diklasifikasikan dalam jenis wisata alam, budaya dan sejarah serta tirta yang tersebar dibeberapa kecamatan, tetapi tidak semua daerah memiliki peluang yang menonjol untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Peluang tersebut dimungkinkan untuk dilaksanakan suatu perencanaan dan pengembangan yang berorientasi pada sifat yang spesifik, sebagaimana
karakteristik yang dikembangkan dengan tetap memperhatikan aspek budaya dan sosial ekonomi terlebih pada aspek lingkungannya. Mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan masyarakat serta masyarakat setempat sebagai upaya pelestarian tata cara hidup yang harus dihormati (Pendit,N.S, 1987 : 8).
Berhasilnya pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila, tergantung pada partisipasi masyarakat seluruh rakyat Indonesia serta sikap mental, tekad dan semangat ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta seluruh rakyat Indonesia.
kebanyakan Perencanaan atau Pengembangan Pariwisata, masyarakat sering kali dilihat sekedar sebagai konsumen yang pasif. Memang mereka diberi tempat untuk aktivitas kehidupan, kerja, rekreasi, belanja dan bermukim, akan tetapi kurang diberi peluang untuk ikut dalam proses penentuan kebijakan dan perencanaan maupun Pengembangannya.
Padahal, sebagai mahluk yang berakal dan berbudaya, manusia membutuhkan rasa penguasaan dan pengawasan (A sense mastery and control) terhadap habitat dan
lingkungannya. Rasa tersebut merupakan faktor mendasar dalam menumbuhkan rasa memliki untuk kemudian mempertahankan atau melestarikan. Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan nasional adalah sejauh mana rakyat berperan serta dalam proses
pembangunan tersebut.
Danau Ngade merupakan salah satu Objek Wisata yang terdapat di Kota Ternate Kecamatan Ternate Selatan di Kelurahan Ngade, danau ini mempunyai kedalaman 23 M dan luas 4 Ha, kawasan Wisata ini berjarak 8 Km dari Pusat Kota. Potensi yang dimiliki yaitu berupa bentangan alam pegunungan disekitar danau, adanya pohon pelindung pada tepi danau serta air danau yang jernih. Danau Ngade juga sebenarnya dapat digunakan untuk atraksi seperti ski air, renang, dan perahu dayung. Keberadaan Danau Ngade sebagai Obyek Wisata, di
karenakan Pemandangan panorama yang bersifat alamiah, di samping itu lokasi Danau Ngade juga di jadikan sebagai tempat budi daya ikan Mas yang dikelolah langsung oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan, sehingga atraksi yang ditawarkan Danau Ngade termasuk memancing ikan.
Potensi-potensi tersebut belum sepenuhnya dapat dikembangkan, ini dikarenakan keterbatasan dana pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah lebih mengembangkan objek wisata lain dari pada objek wisata Danau Ngade, ini di sebabkan potensi objek wisata Danau Ngade yang belum teridentifikasi secara keseluruhan oleh pemerintah setempat. Dilihat dari hal tersebut, masyarakat sebagai Stakeholder kurang terlibat atau di berikan peluang untuk
mengembangkan objek wisata Danau Ngade. Sehingga masyarakat merasa terisolasi. hal Ini sangat kontras dengan tujuan dari pembangunan kepariwisataan Kota Ternate, yaitu mengembangkan Pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisiplener dan partisipasi dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, sosial budaya, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Sehingga, Objek Wisata Danau Ngade yang pada dasarnya mempunyai potensi, tidak akan berkembang, terpelihara dan tidak akan menjadi industri pariwisata yang ideal.
Menurut Diana Conyers dalam Huraerah (2008 : 104) bahwa paritisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. Dari landasan teori tersebut sehingga Objek Wisata Danau Ngade menjadi kurang di promosikan dan tidak tersosialisasi.
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, menjelaskan mengenai peran serta masyarakat pasal 30 ayat (1,2) menyatakan bahwa (1) masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan, (2) dalam rangka proses pengambilan keputusan pemerintah harus dapat mengikutsertakan masyarakat melalui penyampaian saran, pendapat, pertimbangan.
Sehingga diperlukannya kampanye sadar wisata yaitu meningkatkan partisipasi, menggalang sikap prilaku, meningkatkan mutu produk dan memantapkan citra pariwisata dengan sapta pesona yaitu : (1) Keamanan, (2) Ketertiban, (3) Kebersihan, (4) Keindahan, (5) Kesejukan, (6) Keramah-tamahan, dan (7) Kenang-kenangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam pengembangan objek wisata Danau Ngade, perlu menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat, sehingga diperlukan suatu strategi dalam pengembangan dengan pendekatan partisipasi masyarakat. Apabila Pemerintah dan Masyarakat saling berinteraksi dalam pengembangan Objek Wisata Danau Ngade, maka dengan sendirinya kawasan wisata Danau Ngade ini akan berkembang dan meningkatkan pemasukan bagi pemerintah terutama untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Ternate serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat karena potensi atau atraksi yang dimiliki.
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diidentifikasi yakni :
1. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
2. Bagaimana strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
C.
TujuanDilihat dari Rumusan Masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengidentifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade
2. Untuk merumuskan strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Danau Ngade.
D.
Manfaat Penelitian1. Untuk menerangkan betapa pentingnya masyarakat dalam suatu perencanaan atau pengembangan Objek wisata.
2. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan kawasan obyek wisata Danau Ngade.
3. Sebagai bahan informasi dan kajian bagi Pemerintah Kota Ternate bahwa masyarakat juga harus dilibatkan dalam mengembangkan obyek wisata Danau Ngade.
E.
Ruang Lingkup Pembahasan 1. Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup wilayah penelitian ini adalah di fokuskan pada wilayah lokasi Penelitian Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Kota
Ternate Kecamatan Ternate Selatan Kelurahan Ngade.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembahasan penelitian ini dibatasi pada pembahasan terkait Studi Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Kota Ternate Kecamatan Ternate Selatan Kelurahan Ngade Bebasis
Partisipasi Masyarakat.
F.
Sistematika PenulisanAdapun sistematika penulisan dalam laporan ini sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah serta
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri atas pengertian tinjauan pariwisata, tinjauan obyek wisata, pengertian dan klasifikasi danau serta tinjauan partisipasi masyarakat
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan lebih jelas tentang lokasi penelitian dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, pengolahan data, teknik analisis data, variabel penelitian, definisi
operasional serta kerangka pemikiran.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang gambaran umum Kota Ternate, gambaran umum terhadap wilayah studi, tinjauan umum kondisi masyarakat, serta karakteristik Danau Ngade, Menguraikan tentang analsis tingkat partisipasi masyarakat, analisis konsep strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata Danau Ngade
BAB V : PENUTUP
Pada bagian ini merupakan penutup dari keseluruhan rangkaian permasalahan yang telah dikemukakan terdiri dari kesimpulan dan saran mengenai studi kasus yang di ambil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Batasan Pengertian Judul
Pentingnya pemahaman akan istilah-istilah pokok dalam kepariwisataan dimaksudkan agar ada kesamaan dan kesatuaan bahasa sehingga akan memudahkan hal-hal yang berkaitan dengan pendalaman tentang maksud pariwisata. Disamping itu di perliukan kesamaan pengertian guna memudahkan komunikasi dan menghilangkan persepsi yang berbeda dalam pembangunan.
Istilah-istilah kepariwisataan yang digunakan oleh para ahli dan organisasi dalam berbagai literatyr masih berbeda. Namun dengan telah dimilikinya,undang-undang No. 9. Tahun 1990.
tentang kepariwisataan, perbedaan pengertian pokok dapat dijadikan pedoman.
Kemudian dari pada itu pengertian Studi Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Berbasis Partisipasi Masyarakat Kota Ternate dapat diartikan secara etimologi dan epistemelogy sebagai berikut : a. Secara Etimologi :
1. Pengembangan yaitu memajukan atau memperbaiki dan meningkatkan sesuatu yang sudah ada (Johara, 1986:68).
2. Kawasan adalah suatu wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budidaya. (UU RI No.26 Tentang penataan ruang 2007 : 4)
3. Wisata berasal dari kata sansekerta yang berarti perjalanan atau disebut dengan travel dalam bahasa inggris (Yoeti A. Oka, 1982:20)
4. Danau adalah ekositem perairan yang tidak mengalir, atau genangan air yang luas dan terbentuknya secara alami, fluktasi airnya kecil, kedalamannya dangkal sampai sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir kedalam atau keluar perairan dan terisolasi dari laut. Fandeli (1995 : 220)
5. Danau Ngade adalah objek wisata danau yang menawarkan atraksi pemandangan panorama alam yang terletak di Kelurahan Ngade Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate.
6. Berbasis adalah suatu landasan yang menjadi pokok pemikiran dalam melakukan suatu kegiatan.
7. Partisipasi adalah ikut serta, pengikut sertaan atau mengambil bagian. (Davis dalam Maria 2000 : 10)
8. Masyarakat adalah pengumpulan manusia yang banyak yang bersatu dengan cara tertentu oleh karena adanya hasrat – hasrat kemasyarakatan yang sama/bersama. (Prof.
Dr. M. Cholil Mansyur, SH)
b. Secara Epistemelogy :
Studi Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Berbasis Partisipasi
Masyarakat adalah Studi dalam menjustifikasi strategi dari pengembangan kawasan wisata Danau Ngade berdasarkan peran serta masyarakat.
B. Kajian Pustaka 1) Pariwisata
Menurut pengertian yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Dalam pengertian lain pariwisata (tourism) adalah seorang dapat melakukan perjalanan dengan berbagai cara karena alasannya berbeda-beda pula.
Pariwisata secara etimologis berasal dari kata “ Pari “ yang berarti berputar –putar dan
“Wisata” yang berarti perjalanan. Atas dasar itu maka pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berputar–putar dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti A.Oka,1982 :103).
Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa defenisi sebagai berikut : 1. Menurut A.S.Burkart dan S.Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang atau sementara
dalam jangka waktu pendek ketujuan-tujuan diluat tempat dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka, selama tinggal ditempattempat tujuan tersebut. (Soekadijo,2000:3)
2. Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K.Krapf. pariwisata dapat didefenisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat, dengan syarat bahwa bahwa mereka tinggal untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. (Soekadijo,2000:12)
3. Menurut World Tourism Organisastion (WTO). Pariwisata adalah kegiatan seseorang yang berpergian ke atau tinggal disuatu tempat diluar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya. (Kaseke,1999).
Sementara itu wisatawan menurut F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan rumah kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut. (Pendit N. S. 1994 : 37).
Berdasarkan maksud dan tujuan seseorang melakukan perjalanan wisata Oka A.Yoeti (1980:155), mengemukakan ada beberapa jenis dan macam dari pariwisata yaitu :
1. Berdasarkan obyek yang dikunjungi maupun maksud wisatawan mengunjungi daerah tersebut.
a. Wisata Budaya berupa kekayaan budaya setempat dan merupakan obyek wisata utama.
b. Wisata Alam berupa keindahan dan keunikan alam menjadi obyek wisata utama.
c. Wisata Agro berupa obyek wisata yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
d. Wisata Buru yaitu wisata utamanya adalah hewan-hewan hutan perburuan.
2. Berdasarkan atas maksud bepergiaan wisatawan, pariwisata dibedakan atas:
a. Wisata Rekreasi untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental wisatawan, mendapatkan kesempatan untuk bersenang-senang, santai serta menghilangkan kebosanan dan kelelahan kerja sehari-hari.
b. Wisata Ilmu untuk memperkaya informasi dan pengetahuan tentang obyek wisata yang dikunjungi (Sejarah, budaya dan sebagainya).
c. Wisata Medis untuk kebutuhan perawatan di daerah-daerah yang mempunyai fasilitas penyembuhan seperti sumber air panas dan sumber air belerang.
d. Wisata Olah Raga untuk melakukan kegiatan olah raga seperti mendaki gunung, berburu binatang, memancing, berselancar dan menyelam.
e. Wisata Konvensi untuk melakukan kegaitan pertemuanpertemuan ilmiah, politik, kongres, seminar dan pertemuaan lainnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka adapun pengembangan kata- katanya sebagai berikut :
1. Wisata : Perjalanan
2. Wisatawan : Orang yang melakukan perjalanan 3. Para Wisata : Perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat
ketempat lain
4. Pariwisatawan : Orang yang melakukan perjalanan tour 5. Para Pari Wisatawan : Orang-oraang yang melakukan
perjalanan tour.
6. Ke-Pariwisata-an : Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata.
2) Pengembangan
Menurut Johara, (1986:2) bahwa pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang ada sedangkan pembangunan adalah mengadakan atau membuat sesuatu yang belum ada. Kedua istilah ini sekarang sering digunakan untuk maksud yang sama, pengembangan dan pembangunan sosial ekonomi dan pembangunan.
Pengembangan atau pembangunan itu dapat mempunyai skala nasional, regional dan lokal : 1. Pengembangan/pembangunan nasional meliputi seluruh negara dengan tekanan pada
perekonomian
2. Pengembangan/pembangunan regional meliputi seluruh wilayah dan mempunyai tekanan utama pada perekonomian dan tekanan pada kedua fisik.
3. Pengembangan/pembangunan lokal, meliputi kawasan kecil dengan tekanan pada keadaan fisik.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata
Obyek wisata yang ditawarkan dapat berupa obyek-obyek yang alami maupun obyek buatan manusia. Obyek-obyek alami meliputi antara lain:
a. Iklim berupa udara yang bersih, suhu yang nyaman, sinar matahari yang cukup
b. Pemandangan alam yang meliputi panorama pegunungan yang indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk yang unik, air terjun, gunung berapi, gua dan lain sebagainya.
c. Wisata rimba berupa tumbuhan khas, hewan perburuan, kemungkinan memancing, taman suaka dan binatang buas.
d. Sumber air kesehatan misalnya sumber air mineral, sumber air panas untuk penyembuhan penyakit dan sebagainya.
Menurut H. Robinson (1976) (Dalam Ikhsan M. 2002) mengatakan bahwa dalam pengembangan pariwisata ada enam elemen utama sebagai pembentuk daya tarik wisata suatu daerah, yaitu:
1. Cuaca; merupakan satu ciri khusus pada pariwisata karena cuaca yang sejuk dan nyaman dengan iklim yang konstan menyebabkan daya tarik bagi wisatawan.
2. Pemandangan; merupakan atraksi wisata yang menyebabkan faktor daya tarik bagi para wisatawan.
3. Fasilitas; terdiri dari dua jenis yaitu :
- Alam berupa atraksi pantai, kemungkinan berenang dilaut/danau, memancing dan pemandangan alam dan lainlain.
- Buatan manusia yang merupakan hiburan atau pertunjukanpertunjukan serta fasilitas-fasilitas yang memenuhi kebutuhan khusus para wisatawan.
4. Faktor sejarah dan budaya; berupa peninggalan sejarah atau seni budaya zaman dahulu.
5. Aksesibilitas; semakin mudah suatu kawasan/lokasi wisata dapat dicapai, semakin tinggi pula kemungkinan untuk dikunjungi wisatwan.
6. Akomodasi; menyangkut tempat meginap dan makan.
D. Pengelolaan Danau Bagi Pembangunan Kepariwisataan 1) Pengertian Danau
Danau adalah ekositem perairan yang tidak mengalir, atau genangan air yang luas dan terbentuknya secara alami, fluktasi airnya kecil, kedalamannya dangkal sampai sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir kedalam atau keluar perairan dan terisolasi dari laut. Fandeli (1995 : 220)
Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan. Bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya Untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar danau diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup dan bermukim manusia. Ruang dan tanah di sekitar kawasan ini dirombak untuk
menampung berbagai bentuk kegiatan manusia seperti permukiman, prasarana jalan, saluran limbah rumah tangga, tanah pertanian, rekreasi dan sebagainya.
2) Kawasan Sekitar Danau.
Kawasan sekitar danau adalah kawasan yang berada pada sekitar daerah aliran danau yang berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di sekitar daerah tersebut.
Tujuan perlindungan adalah melindungi danau atau waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau atau waduk.
Kriteria kawasan sekitar danau atau waduk adalah daratan sekelilingi tepi danau atau waduk yang memilki lebar proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk, dengan lebar 50100 meter diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat.
3) Klasifikasi Danau
Danau dapat diklasifiaksikan menurut beberapa faktor, antara lain fungsi maupun bentuknya :
1. Fungsi danau secara umum yakni dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor pembangunan
2. Bentuk danau dan klasifikasinya :
a. Danau berbentuk Bundar, umumnya merupakan bentuk kawah, misalnya Danau Grati b. Danau berbentuk Elips misalnya Danau Toba
c. Danau Denritik, umumnya terbentuk karena proses patahan kawah disuatu tempat sehingga membentuk genangan
d. Danau berbentuk Tapal Kuda, terbentuk karena aliran sungai terputus.
3. Luas permukaan air
Berdasarkan luas permukaan airnya danau dikategorikan menjadi sangat luas, luas, sedang, kecil dan sangat kecil.
4. Kesuburan perairan
Berdasarkan pada kesuburannya danau dapat dikelompokkan menjadi perairan Oligotrofik (kurang subur), perairan Mesotrofik (agak subur), perairan Eutrofik (sangat subur).
4) Pembagian Kawasan Wisata Danau
Secara umum perairan danau dapat dibagi menjadi beberapa kawasan yang perlu untuk diklafikasikan antara lain :
1. Kawasan Bahaya, kawasan yang tertutup untuk kegiatan kepentingan umum
2. Kawasan Suaka, kawasan yang tertutup untuk kepentingan perikanan dan kegiatan lainnya yang dapat mengganggu kelestarian ikan
3. Kawasan Usaha, daerah kegiatan produksi perikanan, baik yang berupa usaha penangkapan atau budidaya ikan
4. Kawasan Bebas, daerah untuk berbagai kegiatan yang tidak mengganggu kelestarian sumberdaya perairan dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan, perhubungan air dan kepariwisataan
5. Kawasan Pariwisata, daerah rekreasi air seperti sky, renang, dan lainnya
E. Tinjauan Partisipasi Masyarakat
Secara umum partisipasi didefinisikan dengan ikut serta, pengikut sertaan atau
mengambil bagian. “The taking part in one or more phases of the process” atau peran serta berarti mengambil bagian dalam suatu tahap atau lebih dari suatu proses, dan proses yang dimaksud disini tentunya adalah pembangunan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Davis dalam Maria (2000 : 10) mengemukakan bahwa peran serta “as mental and emotional involvement of person in a group situation wich encourages him to contribute group goal and share responsibility in them”. Dalam pengertian ini dapat dijabarkan dalam tiga arti pokok yaitu;
a. Peran serta merupakan keterlibatan mental dan emosional.
b. Peran serta menghendaki adanya kontribusi terhadap kepentingan atau tujuan.
c. Peran serta merupakan tanggung jawab terhadap kelompok.
Pengertian yang sama dikemukakan oleh Davis dan Newstrom dalam iksan, (2002 : 15);
bahwa peran serta sebagai keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut.
Ada tiga gagasan penting yang terkandung dalam pengertian di atas antara lain :
1. Keterlibatan; peran serta berarti adanya keterlibatan mental dan emosional dan bukan saja aktifitas fisik. Keterlibatan ini bersifat psikologis, sehingga seseorang yang berperan serta terlibat emosinya dan bukan terlibat karena tugas yang diemban.
2. Kontribusi; motivasi orang-orang yang berperan serta adalah dapat memberikan kontribusi. Mereka yang diberikan kesempatan untuk menyalurkan inisiatif dan kreatifitasnya guna mencapai tujuan organisasi.
3. Tanggung jawab; bahwa peran serta mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktifitas kelompok. Disini terjadi proses sosial, orang-orang yang menjadi terlibat sendiri dalam organisasi pada akhirnya merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya
Wujud dari peran serta dapat dinyatakan dalam bentuk tenaga, uang (materi), atau pikiran. Bobot dari masing-masing wujud peran serta berbeda-beda dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya, dan juga berbeda dari suatu jenis atau sifat kegiatan (pembangunan) ke kegiatan yang lain. Seringkali wujud dari peran serta ini juga dapat menunjukan kelas atau golongan sosial dari partisipan, kelas atau golongan sosial bawah pada umumnya mewujudkan peran serta mereka dalam bentuk tenaga, sedangkan wujud uang dan atau materi dan pikiran merupakan bentuk peran serta kelompok
menengah ke atas.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka wujud peran serta yang diharapkan dari masyarakat dalam konteks ini adalah kesadaran masyarakat secara umum dari semua golongan/lapisan masyarakat. Kesadaran dalam memahami arti dari Pengembangan Pariwisata dalam hal ini Wisata Danau Ngade.
Bila dikaitkan dengan penataan ruang, maka tujuan peran serta masyarakat adalah :
• Meningkatkan mutu proses dan produk penataan ruang;
• Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat memahami pentingnya pemanfaatan tanah, air, laut, dan udara serta sumber daya alam lainnya demi terciptanya tertib ruang;
• Menciptakan mekanisme keterbukaan tentang kebijaksanaan penataan ruang;
• Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam penataan ruang terutama membantu memberikan informasi tentang pelanggaran pemanfaatan ruang;
• Menjamin pelibatan secara aktif peran serta masyarakat dalam kegiatan penataan ruang dengan hak dan kewajibannya. Dengan melihat UU penataan ruang nomor 26 tahun 2007 pasal 65 yang berisikan :
1. Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat.
2. Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan, antara lain, melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan bentuk peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
1) Pendekatan Partisipatif
Esensi pendekatan partisipatif bagi pengembangan masyarakat secara implisit terangkum dalam puisi karya Lau Tze, seorang pujangga klasik Cina. "Pergi dan temuilah masyarakatmu, hiduplah dan tinggallah bersama mereka, cintai dan berkaryalah bersama mereka. Mulailah dari apa yang telah mereka miliki, buat rencana lalu bangunlah rencana itu dari apa yang mereka ketahui, sampai akhirnya, ketika pekerjaan usai, mereka akan berkata:
"Kamilah yang telah mengerjakannya."
Usaha-usaha penerapan pendekatan partisipatif di Indonesia telah memunculkan beragam persepsi dan interpretasi yang berbeda-beda tentang arti partisipasi. Persepsi dan interpretasi yang berkembang selama ini bahwa:
• Masyarakat bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatankegiatan dari program yang telah ditetapkan pemerintah,
• Anggota masyarakat ikut menghadiri pertemuan-pertemuan perencanaan, pelaksanaan dan pengkajian ulang proyek, namun kehadiran mereka sebatas sebagai pendengar semata,
• Anggota masyarakat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan tentang cara melaksanakan sebuah proyek dan ikut menyediakan bantuan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proyek tersebut,
Anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam semua tahapan proses pengambilan keputusan, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/monitoring sebuah program
2) Bentuk dan Peran Serta Masyarakat Yang Dibutuhkan Dalam Pengembangan Pariwisata
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, dan kebudayaan dan di tiap daerah mempunyai adat-istiadat serta ciriciri yang berlainan pula. Dengan adanya perbedaan tersebut maka bentuk peran serta atau partisipasi masyarakat tiap daerah dalam penataan ruang akan tidak sama, namun kiat yang terkandung dalam keikutsertaannya dapat
dikatakan sama yaitu mensukseskan pembangunan daerah maupun nasional.
Peran serta masyarakat itu sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang berbeda karena keadaan alam, kemampuan berpikir dan budaya hidupnya. Menurut Hamijoyo dan Iskandar, yang di kutip Pasaribu dan Simanjuntak dalam Huraerah (2008 : 102-103) mengatakan bahwa ada beberapa bentuk partisipasi, anatara lain :
a. Partisipasi Buah Pikiran/Ide, yang diberikan partisipan pada ajang sono, pertemuan atau rapat.
b. Partisipasi Tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan orang lain, dan sebagainya.
c. Partisipasi Harta Benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan orang lain, dan sebagainya.
d. Partisipasi Keterampilan dan Kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usahan dan industri
e. Partisipasi Sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban, misalnya turut arisan, koperasi layad (dalam peristiwa kematian), kondangan (dalam peristiwa pernikahan)
Sedangkan sulaiman dalam Huraerah (2008 : 103) membagi bentuk-bentuk partisipasi sosial dalam lima macam, yaitu :
1. Partisipasi secara langsung dalam bentuk kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka.
2. Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang dalam kegiatan patisipastori, dana, dan sarana sebaiknya datang dari dalam masyarakat sendiri. Kalaupun terpaksa diperlukan dari luar, hanya bersifat sementara dan sebagai umpan.
3. Partisipasi dalam bentuk dukungan.
4. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
5. Partisipasi representatif dengan memberikan kepercayaan dan mandat kepada wakil- wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia.
F. Kebijakan Sektor Pariwisata 1) Pariwisata Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata di Asia. Keaneka ragam budaya, serta sumber daya alam yang sangat variatif merupakan modal yang potensial untuk pengembangan pariwisata. Karena alasan tersebut sehingga dalam upaya mengembangkan pariwisata di Indonesia telah diratifikasi dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 2000-2010 yang mana disebut bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan untuk menghasilkan devisa.
Sektor pariwisata harus dikembangkan oleh pemerintah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebab dengan adanya sektor pariwisata mampu menciptakan lapangan kerja, dengan demikian maka logis akan menyerap banyak tenaga kerja dengan upah standar, oleh karena itu sehingga berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah dan swasta diantaranya promosi daerah tujuan wisata, pembangunan fasilitas pendukung pariwisata sampai pada pembagian wilayah pengembangan pariwisata nasional.
Kebijakan Pemerintah dalam Peran serta masyarakat yaitu Relevansinya dengan peran serta masyarakat, ada beberapa kebijakan telah dilaksanakan seperti: (1) Kebijaksanaan lepas tangan, (2) Kebijaksanaan pembatasan, dan (3) Kebijaksanaan pendukung (Muhaimin dalam iksan, 2002 : 20).
1. Kebijaksanaan Lepas Tangan
Dalam kebijaksanaan ini, pemerintah secara resmi tidak mempunyai kegiatan atau program pembangunan dan tidak mengalokasikan dana. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemerintah bersikap pasif.
Ada beberapa alasan yang diambil oleh pemerintah untuk memilih kebijaksnaan ini yaitu; pemerintah tidak memiliki dana yang cukup dan bahkan pemerintah ingin
mengurangi atau meniadakan perannya sendiri dalam usaha pembangunan. Oleh karena itu masyarakat diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif dan gagasan sendiri dalam proses pembangunan, sikap yang demikian itu dapat mendorong dan memupuk rasa tanggungjawab dan rasa memiliki terhadap pembangunan; dan dalam praktek, usaha ini akan menggunakan mekanisme yang pada gilirannya masyarakat berperan serta karena didorong oleh rasa memiliki dan tanggungjawab bersama.
2. Kebijaksanaan Pembatasan
Disini pemerintah bertindak aktif sebagai penanggung jawab usaha pembangunan.
Sebagai penanggungjawab, pemerintah hanya mempunyai peran untuk merencanakan, memobilisasi dana, melaksanakan pengelolaan dan pengendalian serta akhirnya memonitor, mengevaluasi dan memelihara hasil pembangunan. Pengambilan
keputusan, perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan yang pada umumnya ditetapkan oleh pemerintah sendiri. Oleh karena itu masyarakat berada dalam keadaan pasif bahkan seringkali menjadi “lawan” pemerintah dan dalam banyak kasus
masyarakat bahkan tidak mempunyai hak apapun.
3. Kebijaksanaan Mendukung
Kebijaksanaan mendukung didasarkan pada :
a. Kepercayaan bahwa masyarakat mempunyai potensi yang lekat dan oleh karena itu perlu dikaitkan dengan proses pembangunan nasional.
b. Pengakuan akan potensi yang dimiliki oleh masyarakat untuk membangun dirinya sendiri, baik berupa finansial maupun sosial.
c. Pengakuan bahwa pembangunan dengan melibatkan masyarakat bisa lebih murah.
Alasan yang dikemukakan pemerintah untuk memilih kebijaksanaan ini adalah adanya potensi yang terpendam dalam masyarakat serta kelangkaan dana dan daya yang ada pada pemerintah. Kebijaksanaan ini juga disebut kebijaksanaan yang partisipatif karena pintu partisipatif/peran serta dibuka lebar bagi masyarakat untuk bekerjasama dengan pemerintah.
Kondisi yang harmonis dan ideal seharusnya pemerintah bersama masyarakat berperan dalam mengerahkan dana dan daya yang ada karena itu ada penyebaran tanggungjawab dan rasa memiliki bersama. Pemerintah berperan menyediakan peraturan, memberikan
bimbingan serta mendorong masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan.
2) Pariwisata Kota Ternate
Otonomi daerah telah dilaksanakan sejak tanggal 1 januari 2001, merupakan momentum yang pertama kali terjadi di Negara ini, dimana daerah diberikan kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
Pemerintah Kota Ternate merumuskan beberapa konsep pembangunan kepariwisataan dengan tujuan serta sasaran sebagai berikut:
a. Tujuan dari pembangunan kepariwisataan Kota Ternate antara lain sebagai berikut:
- Mengembangkan Pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisiplener dan partisipasi dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, sosial budaya, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.
- Menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional ternate sebagai wahana bagi pengembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya ketingkat nasional maupun luar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadikan wahana persahabatan.
b. Sasaran Pembangunan kepariwisataan Kota Ternate Sasaran pembangunan kepariwisataan Kota Ternate adalah:
- Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan, yang dilaksanakan sejalan dengan upaya memelihara nilai – nilai budaya, penataan kawasan pesisir dan kelestarian lingkungan hidup, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
- Pengembangan pengenalan obyek dan daya tarik wisata melalui kegiatan promosi dan pemasaran, pemeliharaan budaya daerah, pemeliharaan benda – benda dan khasanah bersejarah, pemeliharaan keindahan panorama alam, penggalian dan inventarisasi obyek – obyek wisata yang ditunjang dengan promosi yang memadai.
- Peningkatan kualitas dan kelancaran pelayanan serta kenyamanan wiraswasta melalui pendidikan dan pelatihan, peyediaan sarana dan prasarana yang semakin baik, peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan.
- Iklim usaha yang kondusif dibidang kepariwisataan diupayakan melalui kemudahan pengurusan perijinan, bantuan permodalan dan kesempatan usaha, penyusunan rencana umum tata ruang kawasan pengembangan pariwisata merupakan sumber informasi dan koordinasi pembangunan kepariwisataan, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai seperti Dana pembangunan, infrastruktur, jaringan jalan, kelistrikan, penyediaan air bersih, komunikasi dan informasi serta akomodasi.
G. KERANGKA PIKIR
JUDUL
Studi Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade Berbasis Partisipasi Masyarakat Kota Ternate
Kesimpulan
Strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata Danau Ngade .
Tujuan
mengidentifikasi tingkat Untuk
partisipasi masyarakat dalam wisata pengembangan kawasan
Danau Ngade
Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat partisipasi Pengembangan Terhadap
Mayarakat
Kawasan Wisata Danau Ngade
Alat Analisis
Analisis deskriptif kualitatif.
Tujuan
Untuk merumuskan strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan wisata Danau Ngade
Rumusan Masalah
Bagaimana strategi pendekatan partisipasi Masyarakat dalam pengembangan wisata Danau Ngade
Alat Analisis
Analisis SWOT - Eksternal - Internal Latar Belakang
1Objek Wisata Danau Ngade mempunyai potensi untuk dikembangkan.
2Dalam pengembangan objek wisata Danau Ngade, masyarakat sebagai stakeholder kurang terlibat sepenuhnya dalam pembangunan dan pengembangan Objek Wisata Danau Ngade
3Belum adanya strategi pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Danau Ngade.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara dengan lokasi penelitian di Kelurahan Ngade Kecamatan Ternate Selatan..
Dengan pertimbangan pemilihan lokasi adalah:
1. Mempunyai keaslian dan keunikan Panorama Alam.
2. Lokasinya sangat strategis untuk dikembangkan karena Tingkat Aksesibilitas yang terjangkau.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilaksanakan mulai bulan Desember 2017 sampai dengan Bulan Maret 2018.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Skripsi Tahun 2018
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Asistensi Bab (1,2,3) 2 Persiapan Survey Lapangan
3 Pelaksanaan Survey Lapangan
4 Penginputan Data Hasil Survey
5 Asistensi Bab (4 dan 5)
6
Pembuatan Daftar Isi, Tabel, dan Gambar
7 Print Skripsi 8 Penjilitan Skripsi
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi ialah semua nilai baik hasil penghitungan maupun pengukuran baik
kualitatif maupun kuantitatif. Populasi dalam penelitian harus disebut secara tersurat yaitu yang berkenan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicangkup.
Tujuan diadakan populasi ialah agar kita dapat membentuk besarnya anggota sample yang diambil dari anggota populasi yang tidak terbatas (tak terhingga) maka penelitian ini disebut dengan sample totall atau sensus.
Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang datang berkunjung, pada Pertengahan tahun 2017 yang berkunjung sebanyak 125 jiwa/Hari dan Masyarakat Kelurahan Ngade pada tahun 2017 sebanyak 3.989 Jiwa.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan kumpulan sebagian dari obyek atau individu yang akan diteliti yang dapat mewakili populasi. Berdasarkan populasi data maka teknik pengambilan sampel diambil secara acak (Sampel
Random)
Adapun pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (1960) yaitu :,
N
n =
1 + N (e)2 Dimana :
n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi
e : Batas kesalahan penelitian yang diinginkan (Sumber : Sevilla, 2006:161)
Dalam penelitian ini, sampel yang di gunakan ada dua macam sampel antara lain sampel untuk Wisatawan/Pengunjung dan sampel untuk Masyarakat.
Sampel untuk wisatawan dengan jumlah populasi sebanyak 125 jiwa dengan batas kesalahan yang diinginkan adalah 20%, dengan acuan bahwa untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 % Gay (1976) dalam Sevilla (2006 : 163)
n =
n =
125 n = n = 21 orang
Tujuan pengambilan sampel pengunjung adalah untuk mengetahui sejauh mana perlunya pengembangan Kawasan Danau Ngade.
Sampel untuk masyarakat dengan jumlah populasi 3.989 jiwa dengan batas kesalahan 10%
n =
n =
n =
40.89 n = 95 orang
Tujuan pengambilan sampel Masyarakat adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Danau Ngade sebagai obyek wisata.
Masyarakat yang di jadikan sampel di bagi per RT dan di Kelurahan Ngade terdapat 7 RT sehingga dari 95 sampel di bagi 7 RT adalah 13 responden di masing-masing RT dan setiap responden di ambil batasan umur dari
19 – 55 tahun, dengan melihat jenis pekerjaannya.
.
D. Jenis Dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk bukan angka atau menjelaskan secara deskripsi tentang kondisi lokasi penelitian secara umum.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang menjelaskan kondisi lokasi penelitian dengan tabulasi angka-angka yang dapat di kalkulasikan untuk mengetahui nilai yang diinginkan.
2. Sumber Data
Sumber data yang yang menjadi input penelitian ini adalah:
a. Data Primer yaitu, data yang diperoleh atau dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan dalam hal pencatatan data dengan melihat langsung keadaan sebenarnya menyangkut halhal yang relevan dengan permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini, dan wawancara langsung terhadap tokoh masyarakat, ketua pemuda dan lurah Ngade. Serta melalui angket / kuisioner seperti :
Data karakteristik masyarakat Kelurahan yang meliputi tingkat partisipasi dan tanggapan terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Danau Ngade.
b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh melalui instansi-instansi terkait baik dalam bentuk tabulasi maupun deskriptif, Jenis data yang dimaksud ialah :
• Kondisi fisik : mencakup letak geografis, topografi, kelerengan, kondisi iklim, geologi, hidrologi dan Pola penggunaan lahan.
• Aksesibilitas : mencakup kondisi jalan dan akses menuju kelokasi.
• Data Demografi : Mencakup Jumlah penduduk, jumlah pengunjung, kepadatan penduduk dan mata pencaharian penduduk.
• Data sosial Budaya : Mencakup adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
• Prasarana dan sarana : Meliputi jenis dan penyebaran fasilitas dan utilitas berupa jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan telekomunikasi, hotel/penginapan, restoran/rumah makan, dan transportasi.
• Informasi dan promosi : meliputi informasi formal dan informal.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : observasi atau pengamatan lapangan, interview, dokumentasi yang terdapat di Kelurahan Sanua.
1) Metode observasi adalah kegiatan pengamatan langsung yang di lakukan di lokasi penelitian yang dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi lokasi penelitian. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap dalam dokumentasi- dokumentasi.
2) Metode interview adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan proses tanya jawab secara langsung dengan informan kunci. Proses tanya jawab bersifat tidak terstruktur, tetapi informan yang di interview merupakan informan yang mengerti dan paham
dalam penelitian ini.
3) Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data dengan melakukan melihat, mendokumentasikan,dan mencatat segala sesuatu yang terkait dengan objek penelitian di Kelurahan Ngade
Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, variabel
adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang nilainya dapat berubah-ubah.
Dalam penelitian ini untuk memudahkan penulis dalam mengkaji dan menganalisis apa yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini, maka variabel yang di gunakan dalam penelitian ini ialah :
X = Bentuk tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
X1 = Tahap Pengembangan X2 = Tahap Pelakasanaan X3 = Tahap Evaluasi
Y =Strrategi partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
No Variabel Indikator
1. (X) Tingkat Partispasi
Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan
Danau Ngade
1. Tingkat Partisipasi 2. Bentuk Partisipasi
2. (X1) Tahap Pengembangan
1. Partisipasi Masyarakat 2. Peran Dalam
Pengembangan
3. (X2) Tahap Pelaksanaan 1. Tingkat Kesadaran 2. Keaktifan Kerja
4. (X3) Tahap Evaluasi 1. Kendala yang di hadapi
Tabel 3.2 Variabel Penilitian
G. Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses mengurutkan data-data yang dan
mengorganisasikan sesuai dengan pola dan kategori suatu uraian data dasar sehingga dapat ditemukan sebuah hipotesis kerja dan disesuaikan dengan data. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilaksanakan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan sesuai pengumpulan data dalam periode tertentu pada saat wawancara, penelitian sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Adapun metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, dapat disusun strategi-strategi untuk “PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISAYA DANAU
NGADE”, maka ada beberapa alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.:
1. Analisis Secara Deskriptif : yaitu analisis yang memaparkan data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder.
2. Analisis SWOT : Instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis, juga analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahan- kelemahan
(weaknesses), dan secara eksternal akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan ancaman-ancaman (threats).
Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang antara lain :
a. Kekuatan (strengths) adalah faktor internal sebagai pendorong untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan wisata Danau
Ngade
b. Kelemahan (weaknesses) adalah mengidentifikasi faktor internal
yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
c. Peluang (oppotunities) adalah faktor eksternal yang mendukung untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan wisata Danau
Ngade
d. Ancaman (threats) adalah mengidentifikasi faktor eksternal yang
akan mempengaruhi pencapaian tujuan pengembangan kawasan wisata Danau Ngade
Analisis Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal (IFAS – EFAS)
1. Masukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada Tabel IFAS kolom Susun 5 sampai dengan 10 faktor dari kekuatan, kelemahan (Freddy Rangkuti, 2001 : 22) 2. Berikan bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,00 (Diklat Spama, 2000 : 13). Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pengaruh posisi strategis (Freddy Rangkuti, 2001 : 22)
3. Berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kodisi kawasan pariwisata bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari 1 sampai dengan 4 dengan membandingkan terhadap rata-rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya jika kelemahan besar sekali (dibanding dengan rata-rata pesaing sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendah/di bawah rata-rata pesaing-pesaingnya nilainya 4.
4. Kalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0 (lemah).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi kawasan pariwisata yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana kawasan pariwisata bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan kawasan pariwisata ini dengan objek wisata lainnya dalam kelompok wisata yang sama.
Tabel Model Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3.3 (Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai Kekuatan :
(faktor-faktor yang menjadi kekuatan)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor dari kekuatan)
Jumlah (Jumlah bobot kekuatan)
(Jumlah nilai kekuatan)
(Jumlah bobot X nilai kekuatan)
Kelemahan :
(faktor-faktor yang menjadi kelemahan)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor dari kelemahan)
Jumlah (Jumlah bobot kelemahan)
(Jumlah nilai kelemahan)
(Jumlah bobot X nilai kelemahan)
Sumber : F Rangkuti, 2001
Tabel Model Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 3.4
Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS) Faktor-Faktor
Strategis
Bobot Nilai Bobot x Nilai
Peluang :
(faktor-faktor yang menjadi peluang)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap
faktor dari peluang)
Jumlah (Jumlah bobot peluang)
(Jumlah nilai peluang)
(Jumlah bobot X nilai peluang) Ancaman :
(faktor-faktor yang menjadi ancaman)
(Professional Judgement)
(Professional Judgement)
(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor dari ancaman)
Jumlah
(Jumlah bobot ancaman)
(Jumlah nilai ancaman)
(Jumlah bobot X nilai ancaman) Sumber : F Rangkuti, 2001
Matriks Swot adalah matrik yang menginteraksikan faktor strategis internal dan eksternal. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman (eksternal) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki (Freddy Rangkuti, 2001:31).
Hasil dari interaksi faktor strategis internal dengan eksternal menghasilkan alternatif- alternatif strategi. Matrik SWOT menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan didasarkan hasil analisis SWOT (Purnomo, Zulkieflimansyah, 1996:87).
Strategi SO adalah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan/mengoptimalkan
kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Sedang strategi WO adalah strategi yang digunakan seoptimal mungkin untuk meminimalisir kelemahan.
Strategi ST adalah strategi yang digunakan dengan memanfatkan/mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman. Strategi WT adalah Strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir/menghidari ancaman.
Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT yang menghasilkan berupa Srtategi SO, WO, ST, WT. Alternatif strategi yang dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis matrik SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2001:31-32) strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
- Strategi SO :
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya.
- Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
- Strategi WT
Strategi ini didasarakan pada kegiatan usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancam