• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Metode Penelitian

Sumber yang penulis wawancarai antara lain Bapak Muhammad Sis (Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat) yang ditemui di Jalan Karantina Gang Jambu Kecamatan Tanjung Pura (rumah narasumber). Setelah menganalisis dan mengkritisi sumber-sumber yang diperoleh, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah mencoba menafsirkan sumber-sumber yang dikritisi serta menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh penulis, guna mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

15 Hasil temu bual bersama En. Abul Hasan Sazali (64 tahun), Bendahari Badan Kemakmuran Masjid Azizi di Masjid Azizi. Bagi bahagian luar bangunan Masjid Azizi, terdapat pagar (di bahagian utama bangunan Masjid Azizi dan halaman luar masjid), padang, tempat letak kereta, makam, menara (bahagian timur masjid), Perpustakaan Tengku Amir Hamzah (bahagian timur masjid), rumah mandian (selatan masjid) dan Bedug (atas menara).

Kerangka Berpikir

KONDISI GEOGRAFIS DAN HISTORIS

Sejarah Kesultanan Langkat

8 Panitia Peringatan 100 Tahun Jama'iyah Mahmudiyah Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Sosial dan Pendidikan Jama'iyah. 10 Panitia Peringatan 100 Tahun Jama'iyah Mahmudiyah Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Pendidikan dan Ormas Jama'iyah Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, 34.

Sejarah Masjid Azizi

Sebelum Masjid Azizi berdiri megah tepat di depan kuburan (sekarang menjadi tempat parkir), Sultan Musa terlebih dahulu membangun rumah suluk dari kayu dan papan beratap genteng sebagai tempat beribadah dan menuntut ilmu Islam. 20Gerbang ini dulunya berada di depan kantor Koramil Tanjung Pura Kabupaten Langkat (2018) saat ini dan khusus dibuat untuk pintu masuk bahan bangunan Masjid Azizi yang didatangkan dari luar negeri. Selain faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, berdirinya Masjid Azizi juga didukung oleh berbagai faktor sosial budaya, agama, dan ekonomi Kesultanan Langkat pada saat itu.

Kemakmuran Masjid Azizi di Serambi Utara Masjid Azizi, lihat juga Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 141. lihat juga Ryzka Dwi Kurnia, Sistem Pemerintahan Kesultanan Langkat, Jurnal Analytica Islamica, Vol. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor sosial budaya, agama, dan ekonomi mempunyai peranan penting dalam mendorong berdirinya Masjid Azizi. Selain itu, Masjid Azizi merupakan bukti nyata sejarah dinamis Kesultanan Langkat yang luar biasa.

Selain itu, perlu diketahui bahwa pembangunan Masjid Azizi pada awalnya (1902 M) tidak memiliki menara. DESKRIPSI ARSITEKTUR BANGUNAN MASJID AZIZI Secara umum, setiap bangunan seperti bangunan masjid mempunyai dua komponen utama yaitu eksterior dan interior.

Eksterior Masjid Azizi

Pertama di kawasan bangunan masjid utama (bersimen), kedua di luar kawasan masjid. Makam keturunan Sultan Langkat, yang terdapat di tapak bandar atau di halaman masjid, berada di dalam makam (cungkup). Antaranya makam Tengku Tahura Alautiah Bin Tengku Amir Hamzah, Tengku Kalamiah Binti Sultan Mahmud, Tengku Salamah Aziz Binti Sultan Abdul Aziz, Tengku Murad Aziz Bin Sultan Musa, Tengku Iskandar Hil Ali Abdul Aziz Rahmadsyah Al Haj bin Tengku Murad Aziz, Tengku Poetera Aziz bin Tengku Abdul Aziz, Tengku Daud Aziz bin Tengku Abdul Aziz, Tengku Yahya bin Sultan Musa, Tengku Muhammad Kamal bin Sultan Mahmud, Sultan Abdul Aziz bin Sultan Musa, Sultan Mahmud bin Sultan Musa, Sultan Musa.

Makam ini berbentuk seperti makam pada umumnya, yaitu berwarna putih dan berundak serta terbuat dari keramik. Masjid Azizi juga dilengkapi dengan menara yang terletak di bagian timur laut masjid. Menara masjid ini berbentuk segi delapan dengan tinggi 35 meter dan luas 6 meter serta berjumlah 121 anak tangga (dari atas ke tengah 65 dan dari bawah ke tengah 56) sedangkan pondasi menara mempunyai kedalaman sebesar 4 meter dengan pengecoran dan menggunakan besi ukuran 12 x 6 inchi. 2 Selain itu terdapat drum dan cungkup kecil di puncak menara.

2 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54 tahun), pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat di kediamannya di Tanjung Pura Kabupaten Langkat. 6) Pusat Perpustakaan Tengku Amir Hamzah. Aula perpustakaan ini menampung buku-buku dan karya sastra lainnya karya Tengku Amir Hamzah.

Interior Masjid Azizi

Fondasi Masjid Azizi sedalam empat meter dan lebar dua meter di luar pagar koya (dalam masjid). 4) Dinding. Dinding Masjid Azizi terbuat dari beton dengan warna dasar luarnya kuning dan onamnya mendapat warna hijau. Masjid Azizi memiliki mimbar6 yang berada di dalam masjid terbuat dari bahan kayu jati import dari Turki.

Struktur kubah ini menggunakan rangka besi tembaga yang disandarkan pada setiap sudut dinding berbentuk oktagon, kubah Masjid Azizi disalut atau ditutup dengan kayu damar. Seperti di masjid-masjid umumnya, masjid Azizi ini juga dilengkapi dengan mihrab berukuran 2 meter lebar dan 2 meter panjang serta 4 meter tinggi.8 Dilengkapi dengan hiasan dan tumbuhan kaligrafi. 7 Hasil temu bual bersama En. Abul Sazali Hasan (64 tahun), seorang bendahara Masjid Azizi dan anak saudaranya di aula Masjid Azizi, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

9 Hasil wawancara dengan Bpk. Muhammad Sis (54 tahun), staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat di Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan hasil wawancara dengan Bapak. Abul Sazali Hasan (64 tahun), bendahara Masjid Azizi di serambi Masjid Azizi Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. 11 Abdul Aqier Zin, op., dikutip, hal., 32 dan hasil wawancara dengan bapak. Muhammad Sis (54 tahun), staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat di Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan hasil wawancara dengan Bapak. Abul Sazali Hasan (64 tahun), bendahara Masjid Azizi di lobi Masjid Azizi, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Ragam Hias

3 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Sazali (umur 64) Bendahara Badan Kenaziran Masji Azizi di Serambi Utara Masjid Azizi Pangkalan Brandan. Hal ini membenarkan pernyataan Badan Kemakmuran Masjid Azizi (BKM) bahwa masjid ini memiliki unsur arsitektur Gotik. 36 Hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA, (umur 57), Sejarawan Langkat dan mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat di Brandan dan Andrie Suparman, Analisis Penerapan Ornamen bernuansa Malaysia pada Masjid Azizi Tanjung Pura, 6 .

Bentuk mihrab masjid Azizi mirip dengan mihrab yang biasa digunakan pada bangunan masjid di Afrika, Spanyol, dan Turki (lihat Lampiran I, gambar 48). Pelabuhan ini terletak kurang lebih + 2,5 KM dari lokasi Masjid Azizi (seberang kantor Koramil Tanjung Pura sekarang). Ada pula akulturasi budaya di fasilitas tersebut, begitu pula akulturasi budaya di fasilitas Masjid Azizi.

Beragamnya akulturasi budaya yang mempengaruhi bangunan Masjid Azizi menggambarkan kekayaan seni arsitektur yang dimilikinya. Andrie Suparman, Analisis Penerapan Ornamen Melayu Pada Masjid Azizi Tanjung Pura, (Medan: Universitas Sumatera Utara).

ANALISIS BAGIAN ARSITEKTUR BANGUNAN

Analisis Lingkungan

Hasil analisis kontekstual yang diperoleh dari bangunan Masjid Azizi yang dibangun di atas tanah seluas 21.000 meter persegi dengan luas pembangunan 845 meter persegi (lihat Lampiran I, gambar 49), menunjukkan bahwa lokasi Bangunan Masjid ini terletak dekat dengan kawasan pusat pemerintahan Kesultanan Langkat pada masa pemerintahan Sultan Musa pada masa awal berdirinya. Lokasi didirikannya masjid ini awalnya merupakan tempat kajian Islam pada masa Sultan Musa (tempat parkir sekarang). Dari tempat inilah didirikan Masjid Azizi sebagai pusat ibadah dan kajian Islam, yang diharapkan semakin besar dan bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, di sekitar masjid ini terdapat beberapa bangunan seperti Pusat Perpustakaan Tengku Amir Hamzah (di sebelah timur bangunan utama masjid), tempat pemakaman keturunan Sultan (di sebelah barat masjid), para pejuang dan rakyat jelata. Masjid ini juga berbatasan langsung dengan jalan Raya Medan-Aceh. Awalnya madrasah ini didirikan khusus sebagai tempat pembibitan bagi para imam yang akan menjadi imam dan penyempurna kajian di Masjid Azizi. Hal ini juga disebabkan oleh titah Sultan yang menyatakan hanya alumni madrasah yang boleh menjadi imam di Masjid Azizi.

Kemudian, tidak jauh dari lokasi masjid ini, dahulunya terdapat sebuah pelabuhan yang berfungsi sebagai pintu keluar masuk kapal-kapal yang membawa bahan-bahan pembinaan Masjid Azizi yang datang dari luar negara dengan kapasiti beberapa ratus tan. Bangunan ini dilengkapi dengan dua lapisan pagar segi empat tepat, yang sengaja dibuat untuk menghias dan menambah kemewahan Masjid Azizi.

Akulturasi Budaya

Pada awalnya lokasi Masjid Azizi merupakan tempat berdirinya rumah mistik yang sering digunakan sebagai tempat pengajaran agama Islam kepada Sultan Musa, keluarga kerajaan dan masyarakat sekitar. Ornamen Masjid Azizi banyak mengandung unsur ornamen Melayu, Gotik, Turki, Arab, Cina, Spanyol, dan Persia. Beragamnya ornamen, corak dan bentuk bangunan Masjid Azizi yang mengadopsi ciri khas negara luar Indonesia menunjukkan akulturasi budaya bangunan yang telah berlangsung.

Ngomong-ngomong, secara umum bangunan Masjid Azizi dari luar menyerupai bangunan di India. Saran saya untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian berkelanjutan untuk menggali potensi arkeologi pada bangunan Masjid Azizi agar jejak sejarah Masjid Azizi terdokumentasi secara ilmiah agar nilai-nilai sejarah tidak luntur mengikuti arus globalisasi. Maulana Ahadi Arifin, Analisis Kaligrafi dan Ornamen Pada Masjid Azizi Tanjung Pura Kabupaten Langkat Ditinjau dari Jenisnya, (Skripsi, Medan: Universitas Negeri Medan, 2016), http://digilib.unimed.ac.id/1961/ .

Abdullah Afifuddin (Salah satu Syekh yang pernah menjadi Imam Masjid Azizi di Masjid Azizi Tanjung Pura. Masjid Azizi juga mempunyai 3 buah kubah anak yang dibuat menyerupai kubah pada masjid-masjid di India dan kubah-kubah kecil pada setiap tiangnya.

PENUTUP

Saran

Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Budaya dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 1 April 2004, wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/346/322 Lia Nuralia, kaligrafi Islam di dinding masjid kuno. Meyga Fitri Handayani Nasution dan Dharma Widya, Jurnal RUAS, Pelestarian Kawasan Tanjung Pura Sebagai Properti Wisata di Kabupaten Langkat, Volume 12, No.

Subhan Afifi, Jurnal Ilmu Komunikasi, Identifikasi Program Corporate Social Responsibility di Pangkalan Brandan Terkait Rencana Pendirian Pabrik Sodium Ligno Sulfanot, Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014, 137 http://jurnal .upnykac. id/index.php /komunikasi/artikel/vie w/374. 2011 lib.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata-20232943.pdf Cut Azmah, Attahilah dkk., Alternatif Kubah Sebagai Simbol. Masjid dan Pengaruhnya Terhadap Desain Masjid di Indonesia, (Pertemuan Ilmiah IPLB Universitas Mlikussaleh, 2016 http://temuilmiah.iplbi.or.id/alternatif-kubah-.

Wawancara dengan Bpk. Muhammad Sis (54 tahun), staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Wawancara dengan Bpk. Zainal Arifin AKA (56 tahun), sejarawan Langkat, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat di Pangkalan Brandan. Mimbar dari masjid kuno di Türkiye (Sumber: http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=338278) Ornamen.

Gambar 1. Tampak pagar mengelilingi bangunan masjid
Gambar 1. Tampak pagar mengelilingi bangunan masjid

Gambar

Gambar 1. Tampak pagar mengelilingi bangunan masjid
Gambar 3. Halaman Luar Masjid
Gambar 5. Pemakaman Sultan
Gambar 8. Balai Pustaka T.Amir Hamzah
+7

Referensi

Dokumen terkait

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR : 2928/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/M/I/2020 TENTANG STATUS AKREDITASI DAN PERINGKAT TERAKREDITASI PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH