• Tidak ada hasil yang ditemukan

K3-2019-MARLIN ARISKA.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "K3-2019-MARLIN ARISKA.pdf"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berkaitan dengan penggunaan lingkungan kerja, penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu upaya untuk melindungi atau Penggunaan alat pelindung diri harus dilakukan karena terdapat temuan bahaya pada perusahaan di Indonesia yaitu 60%. Penggunaan alat pelindung diri merupakan kebutuhan mendesak, terutama di lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, seperti konstruksi.

Salah satu peraturan perundang-undangan mengenai alat pelindung diri adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 08/MEN/VII/2010, disebutkan dalam pasal 2 ayat 3, bahwa “Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disediakan oleh pemberi kerja secara cuma-cuma (4). Hasil observasi awal yang dilakukan pada proyek LRT (Light Rail Transit) Cawang 2 pada Februari 2019 menunjukkan bahwa pekerja yang melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan kepatuhan menggunakan alat pelindung diri yang tidak lengkap, seperti sarung tangan pelindung , tali dagu, pelindung mata, masker, helm safety, sedangkan pekerjaan dapat menyebabkan kecelakaan pada karyawan itu sendiri Beberapa kali terlihat bahwa supervisor atau safety man dan safety woman tidak memberi peringatan ketika melihat pekerja yang tidak mematuhi penggunaan dari peralatan pelindung.

Mengingat pentingnya penggunaan alat pelindung diri dan akibat jika pekerja lalai menggunakan alat pelindung diri yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja dalam bekerja serta pentingnya peran pengawasan yang harus dilakukan oleh petugas keselamatan secara berkala, perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi staf proyek LRT (Light Rail Transit) Cawang 2 Tahun 2019”.

Perumusan Masalah

Hal ini mengindikasikan kurangnya pengawasan oleh petugas keselamatan lapangan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pengawasan

  • Ciri Pengawasan yang Baik
  • Tujuan Pengawasan
  • Tahapan dalam Pengawasan
  • Jenis Pengawasan

Pengawasan harus dilakukan secara berkala atau sesering mungkin agar jika terjadi kondisi berbahaya atau aktivitas yang tidak aman dapat segera diketahui dan dilakukan upaya untuk memperbaikinya. Pengawasan dilakukan dalam 3 tahap, dimulai dengan penetapan standar dan metode penilaian, evaluasi kinerja pelaksanaan dan perbaikan. Alat ukur atau standar yang ditetapkan dapat berupa rencana kerja, program kerja dan peraturan yang berlaku.

Penilaian adalah kegiatan membandingkan hasil pekerjaan dengan standar atau alat ukur yang telah ditetapkan sebelumnya untuk melihat apakah pelaksanaan pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar tersebut. Pengawasan ini dapat berupa inspeksi langsung, pengamatan di tempat dan laporan di tempat, yang juga berarti keputusan disampaikan di tempat jika diperlukan. Karena semakin kompleksnya tugas seorang manajer, pengawasan langsung tidak selalu dapat dilakukan dan justru sering dilakukan dengan pengawasan tidak langsung.

Kelemahan bentuk pengawasan ini adalah hanya dibuat laporan yang baik dalam laporan yang menyenangkan hati atasan.

Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

  • Determinan Perilaku
  • Alat Pelindung Diri (APD)
  • Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
  • Peraturan Perundangan Mengenai APD

Pengertian alat pelindung diri (APD) adalah perlindungan keselamatan kerja melalui upaya teknis yang menjamin tempat, mesin, peralatan lingkungan kerja harus diutamakan. Namun, terkadang risiko kecelakaan tidak dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja pada saat melakukan pekerjaan yang berpotensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja.

Alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan risiko dan kemungkinan risiko pekerjaan agar efektif dalam melindungi pekerja sebagai penggunanya.(9). Sedangkan menurut Tarwaka (2008), alat pelindung diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan terpapar potensi bahaya lingkungan kerja hingga kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. 21). . Tujuan dari alat pelindung diri adalah untuk melindungi pekerja dari bahaya yang mungkin terjadi saat melakukan pekerjaan.

Fungsi Alat Pelindung Kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, benturan, jatuh atau tertimpa benda tajam atau benda keras yang beterbangan atau meluncur di udara, terkena radiasi panas, api, percikan bahan kimia, mikroorganisme ( mikroorganisme) dan suhu ekstrim. Fungsi Alat Pelindung Mata dan Wajah adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dan wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel udara, percikan dari benda kecil, panas atau uap panas, radiasi elektromagnetik pengion dan non pengion. radiasi, pancaran cahaya, tumbukan atau tumbukan dari benda keras atau benda tajam. Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari goggle (kacamata), goggle, pelindung wajah (face shield), masker selam dan kacamata dalam satuan (full face mask).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan masker adalah: cara pemakaian yang benar, jenis dan jenis kotoran yang harus dihindari serta lama pemakaian alat tersebut Fungsi alat dan alat pelindung pernafasan adalah untuk melindungi alat yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan menyalurkan udara bersih dan sehat atau menyaring kontaminasi produk kimia, mikroorganisme, partikel berupa debu. Fungsi pelindung kaki adalah untuk melindungi kaki agar tidak terjepit atau terbentur benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, paparan suhu ekstrim, paparan bahan kimia berbahaya, dan tergelincir. Salah satu karakteristik tenaga kerja adalah faktor usia yang mempengaruhi perilaku patuh saat menggunakan alat pelindung diri.

Penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja merupakan kewajiban bagi setiap orang di area kerja. 25 c) Pasal 6, ayat 1, menyatakan bahwa pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya dan risikonya.

Kerangka Teori

METODOLOGI PENELITIAN

  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis
  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Definisi Operasional
  • Sumber Data Penelitian
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Instrumen Penelitian
    • Uji Validitas
    • Uji Realibilitas
  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan dan Analisis Data
    • Pengolahan Data
    • Analisis Data
  • Jadwal Penelitian

Data yang diperoleh berupa data hubungan pengawasan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja proyek LRT (Light Rail Transit) 2 Cawang tahun 2019. Kuesioner digunakan untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri. Alat Pelindung Diri bagi pekerja proyek LRT (Light Rail Transit) ) 2 Cawang tahun 2019. Untuk variabel kepatuhan penggunaan alat pelindung diri terdapat 10 pertanyaan dengan jawaban menggunakan skala Guttman yaitu ya dan tidak.

Penelitian ini dimaksudkan untuk meninjau pengawasan terkait penggunaan alat pelindung diri pada pekerja LRT (Light Rail Transit) 2 proyek Cawang sebanyak 41 orang. Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pekerja yang diisi oleh responden yang menjadi sampel survei mengenai pengendalian dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pekerja proyek LRT (Light Rail Transit) 2 Cawang, sebagai sebanyak 41 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu hubungan antara kontrol dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri dengan menggunakan uji chi-square dengan metode crossover.

Pada penelitian ini digunakan nilai Prevalence Ratio (PR), nilai Prevalence Ratio (PR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang disebabkan oleh variabel independen yaitu pengendalian variabel dependen, pertimbangan penggunaan APD. Dari hasil statistik dengan menggunakan chi square didapatkan nilai p = 0,011 (p value < 0,05) artinya ada hubungan antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol yang rendah merupakan faktor risiko penggunaan alat pelindung diri oleh pekerja.

Pengamatan di lapangan, pengawas kurang tegas dalam mengawasi pekerja yang berperilaku tidak sesuai dengan penggunaan alat pelindung diri. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa semakin rendah pengawasan yang dilakukan maka semakin tinggi perilaku pekerja yang tidak mematuhi penggunaan Alat Pelindung Diri di tempat kerja. Saran untuk penelitian selanjutnya diperlukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang lebih banyak untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri di tempat kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui “Hubungan pengawasan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di PT.

Tabel 3.1. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profile Perusahaan

Lakukan persiapan untuk pekerjaan perakitan, seperti pemasangan alat pengangkat pada derek, penopang dan semua aksesori untuk segmen. Lakukan persiapan untuk pekerjaan ereksi, seperti perlengkapan pengangkat yang dirancang untuk mesin derek, perangkat pendongkrak pada konveyor, pelat pelindung untuk crawler sleeper, dan perangkat pengikat sementara. Segmen penghubung menggunakan sistem prategang sementara dan pengikat balok yang akan menahan segmen setelah roda gigi pengangkat dilepas dari segmen.

Alat pelindung diri dapat digunakan jika penanggulangan teknis dan administratif telah dilaksanakan tetapi tidak sepenuhnya mengendalikan bahaya sehingga risiko tetap tinggi. Untuk itu, alat pelindung diri menjadi cara penting terakhir dalam pengendalian bahaya, mengingat sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki banyak risiko tinggi. Namun jika penggunaan alat pelindung diri tidak tepat, maka alat pelindung diri yang digunakan tidak akan berfungsi dengan baik dan maksimal untuk melindungi pekerja sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan tabel di atas, hasil penelitian tentang hubungan antara pengawasan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri menunjukkan bahwa 23 responden dengan pengawasan rendah, 19 responden berperilaku tidak patuh dan 4 responden berperilaku patuh, sedangkan 18 responden dengan pengawasan tinggi. . terdapat 8 responden yang berperilaku tidak patuh dan 10 responden yang berperilaku patuh. Nilai rasio pencegahan sebesar 1,859 dengan selang kepercayaan 95%, artinya pengawasan yang rendah memiliki rasio kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja 1,859 kali lebih besar dibandingkan dengan pengawasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja di PT.

49 2) Memberikan peringatan atau hukuman yang tegas kepada pekerja yang tidak mematuhi aturan untuk menggunakan alat pelindung diri. Hubungan pelaksanaan program K3 dengan kepatuhan penggunaan APD oleh pekerja konstruksi pada pembangunan gedung parkir Bandara Ahmad Yani Semarang. Sumber : Jurnal Riset Wibowo, A. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penanganan Alat Pelindung Diri Di Area Pertambangan Unit Usaha Pertambangan Emas Pongkor PT Antam Tbk Kabupaten Bogor Tahun 2010.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan  Kepatuhan APD pada PT. X Tahun 2019
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan APD pada PT. X Tahun 2019

Visi dan Misi Perusahaan

Kebijkan K3LL Perusahaan

Hasil Penilaian

Hasil Analisis Univariat

  • Distribusi Frekuensi Responden

Hasil Analisis Bivariat

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

PENDAHULUAN Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang memiliki nilai persentase pekerja yang tidak menggunakan alat keselamatan sebanyak-banyaknya. Salah satu industri tepung kelapa di Sulawesi Utara adalah PT Tropica untuk perlindungan tenaga kerja. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Pendekatan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Tidak Aman. Assalamualaikum wr wb, saya Marlin Ariska, Mahasiswa D4 Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, STIKes Binawan Jakarta.

Apakah Anda mengamati penggunaan APD (sarung tangan, masker, pelindung mata, tutup kepala, celemek/celemek) selama bekerja.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori  Sumber: Teori Lawrence Green (1980)  Keterangan:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Tabel 3.3 Coding  3) Entry Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : ANALISIS PERSEPSI PEKERJA TERHADAP FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

terhadap kedisiplinan pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri di PT.

Mengingat akibat jangka panjang yang ditimbulkan apabila para tenaga kerja tidak memakai masker dapat membahayakan kesehatan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mngetahui

Mengingat akibat jangka panjang yang ditimbulkan apabila para pegawai pengamplasan tidak memakai masker dapat membahayakan kesehatan, maka perlu dilakukan penelitian

Diharapkan pekerja dapat memahami efek yang akan ditimbulkan dari Alat Pelindung Diri (APD) jika tidak digunakan ditempat kerja, sehingga pekerja lebih perduli

Perusahaan juga diharuskan memberikan demonstrasi pada karyawan tentang pentingnya pemakaian APD ( Alat Pelindung Diri ) dan pentingnya keselamatan kerja bagi

Alat Kelengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Alat pelindung diri) memang masih terbatas. Hal ini merupakan hambatan dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam bertani/berkebun untuk melindungi keselamatan